cover
Contact Name
Firdaus
Contact Email
firdaus@unsiq.ac.id
Phone
+6282220833323
Journal Mail Official
firdaus@unsiq.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Kalibeber, Km3, Mojotengah, Wonosobo
Location
Kab. wonosobo,
Jawa tengah
INDONESIA
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ
ISSN : -     EISSN : 26152789     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ is dedicated to all science practitioners about studies and research of science. Various topics that can be accepted in this proceeding are: - Physics Education - Chemistry Education - Biology Education - Media Development and Learning Model - Evaluation and Assessment of learning - Applied physics - Applied chemistry - Applied Biology - Science-Al Qur’an
Articles 75 Documents
INTEGRASI SAINS ISLAMI BIDANG PENDIDIKAN MEMBENTUK KARAKTER POSITIF DI ERA DIGITAL Sarwi Sarwi
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel difokuskan untuk merumuskan ilmu pengetahuan islami dan strategi membentuk karakter peserta didik pada era digital. Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dan menganalisis hasil-hasil penelitian penulis.Artikel ini ditujukan kepada dosen, guru, pemerhati pendidikan, dan calon guru.Sains islami adalah hasil interaksi filsafat islami dan sains yang bersumber dari ayat-ayat Kauniyyah dan ayat-ayat Qur'aniyyah yang dicirikan teologi Islam. Sains islami dapat dihasilkan dan atau ditemukan oleh ilmuwan yang belatar belakang muslim dan non muslim, yang berlandaskan kandungan Al Quran dan Al Hadits. Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) melahirkan Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang menerapkan sistem full time school merupakan salah satu alternatif solusi dari keresahan masyarakat tentang lembaga yang islami.Pendidikan karakter efektif diintegrasikan melalui berbagai mata pelajaran yang diajarkan di kelas dan melalui kegiatan ko-ekstrakurikuler di sekolah.Nilai-nilai karakter yang dapat diinternalisasikan ke dalam diri peserta didik yakni nilai-nilai dari dunia simbolik, empirik, estetik, etik, sinnoetik, dan sinoptik. Tujuan akhir yang dicapai dari proses internalisasi adalah pembentukan kepribadian peserta didik yang utuh. Maknanya kepribadian itu dibentuk dari aspek intelektual, emosional, dan spiritual, maka dijamin akan melahirkan karakter terpuji. Penyelenggaraan LPIT dengan kurikulum terpadu untuk membentuk kepribadian yang sempurna (kamil) menjadi solusi dalam mengatasi masalah pendidikan di era digital.
INTEGRASI NILAI-NILAI ETIKA DALAM PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MEMBANGUN KARAKTER GENERASI ERA DIGITAL ABAD 21 Suciati Suciati
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era globalisasi dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini digambarkan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi tekhnologi memberi kemudahan-kemudahan dan percepatan, sehingga pekerjaan manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Di sisi lain, iklim keterbukaan era global dan kecanggihan tekhnologi telah menggeser nilai-nilai budaya lokal dan mendorong ke arah terjadinya degradasi moral seperti yang kita saksikan dalam kehidupan nyata akhir-akhir ini. Sementara sains (Fisika, Biologi, Kimia) dengan karakteristik keilmuannya berhubungan erat dengan kehidupan, fenomena alam semesta, serta hakikat pembelajarannya yang mengedepankan 4 domain: sikap, proses, produk, serta tekhnologi sebagai bentuk aplikasi dari sains, eksistensinya menjadi sangat penting terutama untuk mengembangkan nilai-nilai sikap ilmiah seperti: kejujuran, keuletan, tanggung jawab, disiplin, rasa ingin tahu, dll. sebagaimana sikap yang dimiliki oleh seorang ilmuwan (scientist). Mengintegrasi nilai-nilai etika dalam pembelajaran sains adalah alternatif solusi yang strategis untuk mengatasi terjadinya degradasi moral di masyarakat maupun di lingkungan pendidikan. Pengintegrasian nilai-nilai karakter di tingkat pendidikan formal (formal education) dapat dimulai dalam pembelajaran intrakurikuler di tingkat kelas maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan sekolah, pendidikan keluarga (informal education), serta pendidikan di lingkungan masyarakat (non-formal education). Integrasi karakter dalam pembelajaran sains selaras dengan pendekatan saintifik yang diamanahkan dalam Kurikulum 2013 yang meliputi 5 hal: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Keberhasilan pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran sains, tidak lepas dari peran guru sains sebagai faktor kunci. Untuk menghadapi tantangan “peserta didik zaman now” dengan segala pencirinya, guru harus menyesuaikan diri menjadi “guru sains zaman now” dengan segala konsekuensinya terutama dalam hal paradigma mengajarnya termasuk: menentukan metode, media, penilaian, sumber bahan ajar, dll. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ sebagai salah satu institusi pencetak guru sains (khususnya guru Fisika), seyogianya bersiap diri agar mampu memberi kontribusi nyata dalam menyiapkan guru Fisika masa depan yang profesional.
INTEGRASI AL-QUR’AN DAN SAINS (BASIS KARAKTER ALAMIYAH DAN ILMIYAH) Muchotob Hamzah
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an adalah Kalamullah, sedangkan Sains dan teknologi adalah peungkapan fiqh kosmos (alam). Umat Islam di seluruh dunia menjadikan fiqh sebagai bagian terdekat dalam kehidupan keberagamaan mereka. Karena fiqh yang di masa kini merupakan separasi dari ilmu keisalaman itu, secara historisbercampur dalam berbagai bidang. Istilah “fiqh” yang secara leksikal berarti “faham”itu, mencakup semua bidang kehidupan seperti fiqh teologi (faham akan akidah ng benar), fiqh ibadah, fiqh politik, fiqh ekonomi, fiqh sosial, fiqh budaya, fiqh sains dan fiqh teknologi.Hal ini dibuktikan bahwa Imam Hanafi menamakan kitabnya yang salah satu topiknya berupa teologi, ia namakan Al-Fiqh al-Akbar. Pada era modern, para ulama sering membaginya ke dalam aqidah (teologi), syari’ah (fiqh-hukum dalam tanda kutip) dan akhlak (karakter dalam tanda petik) yang merepresentasikan hadits Nabi tentang iman, islam dan ihsan. Berbicara kaitan fiqh dengan sains dan teknologi, Ali Sodiqin menulis: “Hampir semua praktek keagamaan umat Islam berpedoman pada ketentuan fiqh. Padahal fiqh merupakan hasil ijtihad fuqaha yang terbuka bagi perubahan dan bahkan juga perbedaan. Salah satu yang menjadi penyebab perubahan dan perbedaan dalam ketentuan fiqh adalah konsep ’illat. Keberadaan ’illat menentukan ada atau tidaknya suatu hukum, sehingga elaborasi tentang ’illat hukum menjadi penting untuk dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi dapat menjadi ’illat bagi perubahan hukum. Hukum yang diputuskan para ulama klasik dan pertengahan dapat berubah atau tidak lagi efektif karena adanya kemajuan sains dan teknologi. Penemuan baru dapat menjadi ’illat bagi hukum baru. Konsep majlis, safar, dan iddah, misalnya, perlu direinterpretasi karena kemajuan teknologi informasi dan transportasi. Oleh karena itu, perlu pengembangan konsep ’illat yang selaras dengan tujuan pembentukan hukum atau maqashid asy-syari’ah. ’Illat hukum harus dapat membuat hukum yang ditetapkan membawa maslahah dan relevan dengan kemajuan peradaban, untuk menjaga fleksibilitas dan signifikansi fiqh dengan realitas kehidupan. Proses ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan ijtihad, dengan memadukan antara metode istimbat (deduktif) dan metode istiqra’ (induktif). Model ijtihadnya tergantung pada persoalan yang dihadapi, apakah menggunakan model tarjihi intiqa’i atau ibdai insyai.” Dari kutipan di atas membuktikan bahwa tanpa ‘illat, hukum selain hukum dalam ibadah akan sangat sulit dan nyaris tidak akan dapat disimpulkan. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan tentang ‘illat merupakan hal yang sangat urgensi dalam penetapan hukum. ‘illat, sangat berkaitan dengan maqashid as-syari’ah, dan maqashid as-syari’ah akan sangat berkaitan dengan penelitian dan perkembangan sains dan teknologi. Dengan integrasi Al-Qur’an dan sains, karakter akan memiliki basis dalam diri seseorang secara alamiyah & ilmiyah. Pada hakikatnya penciptaan manusia telah didisain bersesuaian dengan keduanya.
MEDIA PEMBELAJARAN ANDROID UNTUK MENINGKATKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) DAN SIKAP TERBUKA Nugroho Prasetya Adi; Rattiwizal Alpin Yulianto; Suparno Suparno
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan media pembelajaran android yang layak untuk pembelajaran fisika di SMA, 2) menguji efektivitas media pembelajaran android dalam meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan Sikap Terbuka siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan metode R&D dengan model 4D yang meliputi tahap 1) Define, 2) Design, 3) Develop, 4) Disseminate. Produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran android. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar penilaian media pembelajaran, lembar penilaian HOTS, angket sikap terbuka, dan angket respon siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah aiken V untuk melihat kualitas produk, dan analisis effect size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah dihasilkan produk media pembelajaran android yang: 1) layak digunakan untuk meningkatkan HOTS dan sikap terbuka dengan kategori sangat baik berdasarkan penilaian ahli dan guru, serta kategori baik berdasarkan respon siswa, dan 2) efektif untuk meningkatkan HOTS dan sikap terbuka siswa secara signifikan berdasarkan analisis effect size.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS XI IPA (Studi Kasus Siswa Kelas XI IPA Di SMAN 1 Kalasan, Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta) Zendi Dermawan; Suciati Suciati; Widha Sunarno
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan berpikir ilmiah merupakan suatu kompetensi yang penting untuk dimiliki pada siswa karena kemampuan ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan di era abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir ilmiah siswa SMAN 1 Kalasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel penelitian ini diambil secara purposive sampling pada kelas XI IPA 1 sejumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan tes berpikir ilmiah yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda yang dikembangkan berdasarkan aspek kemampuan berpikir ilmiah meliputi: inquiry, analisis, inferensi dan argumentasi. Soal yang digunakan dalam penelitian ini telah tervalidasi baik secara internal maupun eksternal. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kemampuan berpikir ilmiah siswa masih rendah dengan skor rata-rata sebesar 50,28. Hasil pengukuran pada aspek inquiry didapatkan skor rata-rata sebesar 47,72, aspek analisis sebesar 48,80, aspek inferensi sebesar 51,42 dan aspek argumentasi sebesar 60,71. Hasil penelitian ini memberikan informasi awal kemampuan berpikir ilmiah siswa di SMAN 1 Kalasan Kabupaten Yogyakarta masih rendah sehingga diharapkan guru mampu merancang proses kegiatan pembelajaran yang dapat memberdayakan kemampuan berpikir ilmiah siswa.
PROFIL KEMAMPUAN AWAL LITERASI INFORMASI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA Rumpoko Azis Mubaroq; Jeffry Handhika
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Informasi merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan yang dapat diakses tanpa batas. Pemahaman akan informasi dan berbagai aksesnya yang disebut literasi informasi penting untuk dikuasai siswa. Peningkatan kemampuan literasi informasi juga sesuai dengan sistem Kurikulum 2013 yang mengorientasikan student centered learning atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Melalui penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal literasi informasi siswa SMA pada pembelajaran fisika serta evaluasi yang sudah diterapkan sekolah untuk mengukur literasi informasi siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan angket (kuesioner). Data dan informasi yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lapangan masih kurang adanya perhatian terhadap literasi informasi. Selain itu, evaluasi pembelajaran juga belum mengarah pada literasi informasi. Hasil angket menunjukkan bahwa sebenarnya kemampuan literasi informasi siswa sudah berada pada kategori baik. Namun demikian, secara umum menunjukkan perlu adanya tindak lanjut terkait penilaian, evaluasi, dan pengambilan kebijakan terkait literasi informasi. Salah satu yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan instrumen literasi informasi dalam pembelajaran fisika.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TURI, SLEMAN (Studi Kasus Sekolah Daerah Pegunungan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Aisyah Ferra Anggraini; Suciati Suciati; Maridi Maridi
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berpikir ilmiah dilihat sebagai kemampuan individu dalam mencari ilmu dengan penalaran induktif dan deduktif untuk memikirkan sebuah jawaban melalui identifikasi serta mengeksplorasi penyelidikan ilmiah terhadap fakta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Turi, Sleman yang meliputi aspek inquiry, aspek analisis, aspek inferensi, dan aspek argumentasi. Pengumpulan data dilakukan melalui tes kemampuan berpikir ilmiah dan wawancara. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 1 yang berjumlah 30 siswa di SMA Negeri 1 Turi, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di daerah pegunungan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang diperoleh diuji menggunakan statistika deskriptif. Berdasarkan hasil uji, diperoleh data pada masing-masing skor aspek, yaitu: (1) aspek inquiry: 101; (2) aspek analisis: 88; (3) aspek inferensi: 125; dan (4) aspek argumentasi: 56. Total yang diperoleh dari ke-empat aspek yaitu sebesar 370 dengan rata-rata skor nilai 50. Skor nilai yang didapat menunjukkan bahwa kemampuan berpikir ilmiah siswa masih tergolong rendah.
IMPLEMENTASI OUTDOOR STUDY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 2 BAKAL Yunita Dewi Safitri
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses belajar mengajar IPA kelas V SDN 2 Bakal, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Bakal setelah menggunakan metode outdoor study, untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Bakal. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design dengan Nonequivalent Control Group. Siswa dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol. Kedua kelompok diberi pretest dan posttest. Siswa kelompok eksperimen diberi pembelajaran dengan metode outdoor study, sedangkan kelompok kontrol diberi pembelajaran dengan metode konvensional. Populasinya adalah seluruh siswa SDN 2 Bakal, sedangkan sampelnya adalah kelas V SDN 2 Bakal. Teknik sampling menggunakan nonprobability sampling. Hasil analisis menunjukkan thitung = 0,28 > ttabel = 0,205. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA. Persentase peningkatan hasil belajar sebesar 34,3% dengan <g>hitung = 0,7 yang berarti kategori peningkatan belajar sedang.
CERITA FIKSI SEBAGAI BACAAN PENGAYAAN PEMBELAJARAN SAINS DI SEKOLAH Yusuf Amin Nugroho
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sastra dan sains sebenarnya bukanlah dua kutub yang terpisah dan bertolak belakang. Keduanya semestinya saling mengisi dan berjalan beriringan, termasuk dalam pembelajaran sains di sekolah. Cerita fiksi dapat dijadikan sebagai bacaan pengayaan sains yang menarik. Di saat guru kesulitan menemukan dan menentukan bahan pembelajaran pengayaan sains yang tepat cerita fiksi bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan. Sebagai bahan bacaan pengayaan sains, cerita fiksi tentulah sangat menarik karena cenderung diminati siswa ketimbang buku non-fiksi. Selain itu, ceria fiksi juga punya beberapa kelebihan, yakni memperkaya wawasan dan pengetauan, memberikan pelajaran moral dan membentuk karakter, juga mengasah imajinasi yang dibutuhkan dalam pengembangan sains. Namun demikian, tidak semua karya fiksi dapat dijadikan sebagai bahan bacaan pengayaan sains. Guru mesti terlebih dulu mengetahui karya fiksi cocok, meliputi unsur keterbacaan, tema dan isi cerita, dan panjang tulisan.
PANDANGAN FILSAFAT PRAGMATIS JOHN DEWEY DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN FISIKA Siti Sarah
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

John Dewey merupakan salah satu tokoh filsafat pragamatis, yaitu paham yang berusaha menengahi tradisi empiris dan tradisi idealis, dan menghubungkan hal yang sangat berarti dalam keduanya. Khusus dalam hal pendidikan, pandangan pragmatis John Dewey menyatakan bahwa pendidikan diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang saat ini muncul sehingga metode yang disarankan digunakan dalam pembelajaran adalah problem solving dan learning by doing. Melalui penggunaan metode problem solving dan learning by doing mengisyaratkan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang tidak memiliki akhir dan berlakunya rekonstruksi pengalaman. Secara khusus, implikasifilsafat pragmatisme John Dewey dalam bidang pendidikan fisikadi Indonesia berdasarkan kurikulum yang berlaku adalah penggunaan metode problem solving dan learning by doing yang digunakan untuk menghadapi kehidupan mendatang. Hal ini sangat sesuai dengan pola pembelajaran fisika berdasarkan kurikukum pendidikan yang saat ini berlaku di Indonesia.