cover
Contact Name
Johanes Hasugian
Contact Email
johaneswhasugian@gmail.com
Phone
+6285265222617
Journal Mail Official
johaneswhasugian@gmail.com
Editorial Address
johaneswhasugian@gmail.com
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : 27216020     EISSN : 2721432X     DOI : 10.46305
Core Subject : Religion, Education,
IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan pendidikan agama Kristen, dengan nomor ISSN: 2721-432X (online), ISSN: 2721-6020 (print), yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara, Medan. Focus dan Scope penelitian IMMANUEL adalah: Teologi Biblikal Teologi Sistematika Teologi Praktika Pendidikan Agama Kristen IMMANUEL menerima artikel dari dosen dan para praktisi teologi yang ahli di bidangnya, dari segala institusi teologi yang ada, baik dari dalam maupun luar negeri. Artikel yang telah memenuhi persyaratan akan dinilai kelayakannya oleh reviewer yang ahli di bidangnya melalui proses double blind-review. IMMANUEL terbit dua kali dalam satu tahun, April dan Oktober
Articles 60 Documents
Kajian Hermeneutis tentang Karunia-Karunia Roh dalam Jemaat Korintus Agus Surya
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.169

Abstract

Corinth's context of having the gifts of the Spirit did not necessarily make the city without problems. The existence of the gifts of the Spirit is not denied by some previous authors that the Corinthians had all the gift. However, the researcher sees that it creates new problems when interpreted politically for the sake of certain interests or even oneself.  Purpose of this study is to explore the hermeneutics of the text and the social conditions of the gifts of the Spirit in Corinthians, especially the phenomenon of the Corinthians. Based on this qualitative research, the researcher used literature review techniques from primary sources and secondary sources. The gifts of the Spirit conveyed by Paul are a sign that awareness of them is important. However, prioritizing humanity remains a priority scale for covenant people or the people of God. The basis and conclusion of the gifts of the Spirit is something common without labels. They are complementary to each other as the body of Christ without any judgment on what comes first in another. AbstrakKonteks jemaat Korintus sebagai pengguna dan penerima manfaat karunia-karunia Roh, tidak serta merta membuat kota tersebut menuju pada nir-masalah. Keberadaan karunia-karunia Roh tersebut tidak disangkal oleh beberapa peneliti sebelumnya bahwa jemaat Korintus memiliki keseluruhan karunia. Namun, peneliti melihat justru menimbulkan masalah baru ketika ditafsir politis demi kepentingan tertentu atau bahkan diri sendiri. Tujuan penelitian ini untuk menelusuri hermeneutika teks dan kondisi sosial atas karunia-karunia Roh dalam teks Korintus, khususnya fenomena jemaat Korintus. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik penelusuran literatur review dari sumber primer dan sekunder. Karunia-karunia Roh yang disampaikan oleh Paulus, menjadi sebuah penanda bahwa kesadaran atas-nya menjadi penting. Namun, mengutamakan kemanusiaan tetap menjadi skala prioritas bagi umat perjanjian atau umat Allah. Pendasaran sekaligus kesimpulan atas karunia-karunia Roh merupakan sesuatu yang biasa tanpa label. Ia merupakan tubuh Kristus yang saling melengkapi tanpa adanya penilaian atas apa yang menjadi terutama di antara yang lain. 
Pendampingan Pastoral dengan Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) kepada Kelompok Remaja yang Kecanduan Internet Frisca Sri Wulan Hulu; Jungjungan Simorangkir; May Rauli Simamora
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.152

Abstract

The purpose of this study was to provide pastoral assistance using the Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Approach to a group of teenagers who are addicted to the internet at GKPI Pearaja Tarutung. The research methodology used is a qualitative method with a pastoral case study approach. In this study, mentoring was carried out for 5 GKPI Peraraja Tarutung youth who had the highest scores out of 13 teenagers who were internet addicted. Pastoral assistance with the CBT Approach using Self Management techniques is very suitable for dealing with cases of teenagers who are addicted to the internet. The findings of this study, adolescents who are addicted to the internet experience withdrawal symptoms when they do not play the internet (experiencing dysphoric), use the internet excessively, use the internet as a way to get rid of and escape from problems, are tempted to access the internet, and fail to stop/restrain internet use. (lack of self control). As the final result of this study, adolescents can manage themselves against internet use so that they can reduce and change their cognition and behavior due to their addiction to the internet for the better and more positive. AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pendampingan pastoral dengan Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) kepada kelompok remaja yang kecanduan internet di GKPI Pearaja Tarutung. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan metode studi kasus pastoral. Dalam penelitian ini pendampingan dilakukan kepada 5 remaja GKPI Peraraja Tarutung yang memiliki skor tertinggi dari 13 remaja yang termasuk kacanduan internet. Pendampingan pastoral dengan pendekatan CBT menggunakan teknik Self Management sangat cocok untuk menangani kasus remaja yang kecanduan internet. Temuan penelitian ini, remaja yang kecanduan internet mengalami gejala penarikan saat tidak bermain internet (mengalami dysphoric), menggunakan internet secara berlebihan, penggunaan internet sebagai cara untuk menghilangkan dan melarikan diri dari masalah, tergoda untuk mengakses internet, dan gagal untuk menghentikan/mengekang penggunaan internet (kurang kontrol diri). Sebagai hasil akhir dari penelitian ini remaja dapat mengelola dirinya terhadap penggunaan internet sehingga dapat menurunkan dan mengubah kognitif dan perilaku akibat kecanduannya dengan internet menjadi baik dan lebih positif.
Perspektif Kristen tentang Sikap dan Perilaku Bapak dalam Membimbing Anak di Era Disrupsi Berdasarkan Surat Efesus 6:4 serta Implikasinya pada Masa Kini Jannes Eduard Sirait
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.168

Abstract

The purpose of this study is to explain the attitudes and behavior of fathers in guiding their children according to Ephesians 6:4. The main problem of this research is that many fathers in Christian families do not yet have attitudes and behaviors that are inconsistent with Bible principles in guiding children. The failure of the father in guiding the child has a negative impact on the development of morals, temperament and character. The research methodology used is descriptive analysis. Research data comes from various literature relevant to the research topic. The final findings of the research include theological patterns and perspectives that are useful for parents in mentoring. The conclusion of the research, namely: there are a number of attitude and behavior skills that must be possessed by fathers in guiding their children. Fathers must act and behave correctly in front of their children and become true idols. Therefore, gentlemen need to continuously improve their soft skills in order to become reliable mentors. AbstrakTujuan penelitian ini adalah menjelaskan sikap dan perilaku bapak dalam membimbing anaknya menurut Efesus 6:4. Masalah utama penelitian ini bahwa bapak-bapak keluarga Kristen banyak yang belum memiliki sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip Alkitab dalam membimbing anak. Kegagalan bapak dalam membimbing anak berdampak buruk bagi perkembangan moral, perangai dan karakter. Metodologi penelitian yang digunakan adalah analisis diskriptif. Data penelitian bersumber dari berbagai literatur yang relevan dengan topic penelitian. Temuan akhir      penelitian mencakup pola teologis dan perspektif yang bermanfaat bagi orang tua dalam pembimbingan. Kesimpulan penelitian, yaitu: terdapat sejumlah keterampilan sikap dan perilaku yang harus dimiliki bapak-bapak dalam membimbing anak-anaknya. Bapak-bapak harus bersikap dan berperilaku benar di hadapan anak-anaknya serta menjadi idola sejati. Oleh karena itu, bapak-bapak perlu meningkatkan soft skill secara kontinu agar dapat menjadi pembimbing yang handal.
Peran Allah Tritunggal dalam Karya Keselamatan: Sebuah Refleksi Teologis Efesus 1:3–14 Muner Daliman
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.179

Abstract

The work of salvation is often something that is discussed and debated by believers, and the main points often focus on Christ's work on Golgotha. But the work of salvation is actually the role of the Triune God. This is stated in Paul's teachings, especially the book of Ephesians. This article will take a study from the Book of Ephesians to detail the work of each person of the Triune God in bringing about the salvation of believers. Exegetical methods and literature studies are used to interpret the passage of Ephesians 1:3-14. The research results show the work of each of the Persons of the Triune God in realizing salvation for humans as a soteriology that is trinitarian, christocentric and pneumatic-eschatological. AbstrakKarya keselamatan sering menjadi hal yang dibicarakan dan diperdebatkan oleh orang percaya, dan poin utamanya sering menitikberatkan karya Kristus di Golgota.  Namun karya keselamatan sesungguhnya merupakan peran dari Allah Tritunggal.  Hal ini tertuang dalam ajaran Paulus, khususnya kitab Efesus.  Artikel ini akan mengambil kajian dari Kitab Efesus untuk memerinci karya dari setiap pribadi dari Allah Tritunggal dalam mewujudkan keselamatan orang percaya. Metode eksegetis dan studi pustaka digunakan untuk menafsirkan bagian nats Efesus 1:3-14. Hasil penelitian menunjukkan karya dari masing-masing Pribadi dari Allah Tritunggal tersebut dalam mewujudkan keselamatan bagi manusia sebagai sebuah soteriologi yang bersifat trinitarian, kristosentris dan pneumatis-eskatologis.
Implementasi Filsafat Pragmatisme William James dalam Proses Pendidikan Agama Kristen Go Heeng; Yunardi Kristian Zega; Remegises Danial Yohanis Pandie; Kariaman Gea
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.155

Abstract

The purpose of writing this article is to discuss William James's philosophy of pragmatism and its implementation in the process of Christian religious education. This paper refers to the framework of William James's philosophical theory and its urgency for education, specifically Christian religious education. James emphasizes the importance of the practical application of ideas and concepts, and that the value of an idea can be measured by its practical consequences in action. James also emphasized the importance of experience in the learning process, and that experience should be used as a starting point in achieving a deeper understanding. By using the literature study method, researchers found that William James' theory can be implemented in the process of Christian religious education because it provides learning experiences through values that are democratic, social and changes in learning patterns through learning methods, the role of the teacher, the role of students and the contextual curriculum.  AbstrakTujuan penulisan artikel ini adalah membahas filsafat pragmatisme William James dan implementasinya dalam proses pendidikan agama Kristen. Tulisan ini mengacu pada kerangka teori filsafat William James dan urgensinya bagi pendidikan, secara khusus pendidikan agama Kristen. James menekankan pentingnya aplikasi praktis dari gagasan dan konsep, dan bahwa nilai dari sebuah gagasan dapat diukur oleh konsekuensi praktiknya dalam tindakan. James juga menekankan pentingnya pengalaman dalam proses pembelajaran, dan bahwa pengalaman harus dijadikan sebagai titik awal dalam mencapai pemahaman yang lebih dalam. Dengan menggunakan metode studi pustaka, peneliti menemukan bahwa teori William James dapat di implementasikan dalam proses pendidikan agama Kristen karena memberikan pengalaman belajar melalui nilai-nilai yang bersifat demokratis, sosial dan perubahan pola belajar melalui metode belajar, peran guru, peran siswa serta kurikulum kontekstual.
Civic Virtue dalam Pendidikan Kristen guna Memperkuat Etika Digital di Era 4.0 Silvia Rahmelia; Chris Apandie
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.154

Abstract

Along with changes in citizens’ socio-cultural order due to disruption era in industrial revolution 4.0, civic virtue as a part of citizens’ character internalization needs to be strengthened in order to established digital ethics in the 4.0 era. It could be implemented through citizenship education in Higher Education, but also deemed necessary in Christian education through general way so that citizens well to continue to prioritize civic virtues/ethical responses as Christians. The purpose of internalizing civic virtue in Christian education to established digital ethics in the 4.0 era will discuss the following propositions civic virtue in the digital era (internet of things) and civic virtue in Christian education. This study uses library research. It is hoped that this thought construction could strengthen Indonesian citizens’ mindset on the praxis by the virtues from God. Thus, citizens can be consistent in implementing the principles of reason and values when dealing with all the challenges resulting from the sophistication of industrial technology 4.0. AbstrakSeiring dengan berubahnya tatanan sosial budaya warga negara akibat disrupsi di era revolusi industri 4.0, civic virtue sebagai bagian dari internalisasi karakter warga negara perlu diperkuat dalam penerapan etika digital di era 4.0. Penguatan dapat dilakukan tidak hanya melalui pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, namun juga dipandang perlu dalam pendidikan Kristen secara umum sehingga warga negara dapat tetap mengedepankan adab-adab kewarganegaraan sebagai umat Kristiani. Tujuan internalisasi civic virtue dalam pendidikan Kristen guna memperkuat penerapan etika digital di era 4.0 akan membahas proposisi civic virtue di era digital (internet of things) dan adab kewarganegaraan (civic virtue) dalam pendidikan Kristen. Kajian ini menggunakan studi kepustakaan. Diharapkan konstruksi pemikiran ini dapat memperkuat pola pikir warga negara Indonesia pada praksis nilai-nilai kebajikan yang berasal dari Tuhan. Dengan demikian, warga negara dapat konsisten dalam mengimplementasikan prinsip nalar dan nilai ketika berhadapan dengan segala tantangan yang dihasilkan dari kecanggihan teknologi industri 4.0.
Konflik dan Resolusi Konflik Pembangunan Gedung Ibadah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Lasiana Kota Kupang Joy Ferdinand Ludji; Rudolf Weindra Sagala; Bartolomeus Diaz Nainggolan
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.167

Abstract

Conflict in church life provides opportunities for the emergence of evil forces that can bring the church to defeat. However, conflicts can actually be handled effectively if effective conflict handling patterns are applied. This study analyzes conflicts and conflict resolusions in the construction of the Seventh Day Adventist Church (GMAHK) worship building in Lasiana Kupang City. In this study researchers used qualitative methods using descriptive approaches from anthropology, ethnography and law. The impact of the conflict that occurs will result in the loss of harmonization in social life and the fading of social relations between communities. With the deliberation and negotiation of establishing a cooperative relationship, the community no longer objects to the establishment of the GMAHK Lasiana worship building, because the community believes that tolerance is important, brotherly love needs to be maintained as a binder for cross-denominational Christian congregations. AbstrakKonflik dalam kehidupan bergereja memberikan peluang munculnya kuasa kejahatan yang dapat membawa gereja ke dalam suatu kekalahan. Akan tetapi, konflik itu sesungguhnya dapat ditangani secara efektif bila diterapkan pola penanganan konflik yang efektif pula. Penelitian ini menganalisis konflik dan resolusi konflik pembangunan Gedung ibadah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Lasiana Kota Kupang. Dalam studi ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dari antropologi, etnografi dan hukum. Dampak dari konflik yang terjadi akan mengakibatkan hilangnya harmonisasi dalam berkehidupan bermasyarakat dan lunturnya hubungan sosial antar masyarakat. Dengan adanya musyawarah dan negosiasi menjalin hubungan kerjasama, maka masyarakat tidak lagi merasa keberatan dengan adanya pendirian gedung ibadah GMAHK Lasiana, karena masyarakat percaya bahwa toleransi itu penting, kasih persaudaraan perlu dijaga sebagai pengikat jemaat Kristen lintas denominasi.
Refleksi Teologis Matius 19:4-6: Meneguhkan Kembali Komitmen Kesatuan Suami Isteri melalui Pengajaran Konseling Pernikahan Helen Farida Latif
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.162

Abstract

Building a strong commitment in marriage and family is a very important condition for maintaining the integrity of marriage and household. However, there is no denying that having a commitment that nothing but death can separate husband and wife in the last decade has faced very tough challenges. Commitment to unity in a husband and wife relationship tends to decline and break down, not even a few husband and wife divorce. The rise in divorce cases in this decade and the vulgar examples of divorce cases from public figures and prominent people who claim to be believers in Christ have set a very bad example for married couples and for generations to come. The factual issue of the increase in divorce cases in the last decade is examined using a qualitative approach. The use of descriptive methods with literature related to the commitment to the unity of husband and wife and the view of the Bible based on Matthew 19:4-6 to provide a clear picture of biblical marriage so that it can provide guidance for married couples to reaffirm their broken marriage commitments and to build commitment strong marriage in the future. AbstrakMembangun sebuah komitmen yang kuat dalam pernikahan dan keluarga menjadi syarat yang sangat penting demi menjaga keutuhan pernikahan dan rumah tangga. Namun, tidak dapat disangkal, memiliki komitmen sampai tak seorang pun kecuali kematian yang dapat memisahkan pasangan suami dan isteri pada dekade terakhir ini menghadapi tantangan yang sangat berat. Komitmen kesatuan dalam hubungan suami isteri cenderung mengalami kemerosotan dan kerusakan, bahkan tidak sedikit suami isteri yang bercerai. Meningkatnya kasus perceraian dalam dasawarsa ini dan vulgarnya contoh-contoh kasus perceraian tokoh masyarakat dan orang-orang terkemuka yang mengaku sebagai orang percaya kepada Kristus telah menjadi keteladanan yang sangat buruk bagi pasangan-pasangan suami isteri dan bagi generasi berikutnya. Persoalan faktual terjadinya peningkatan kasus perceraian pada dekade terakhir ini diteliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode deskriptif dengan literatur terkait komitmen kesatuan pasangan suami isteri  dan pandangan Alkitab berdasarkan Matius 19:4-6 untuk memberikan gambaran yang jelas terkait pernikahan yang alkitabiah agar dapat memberikan tuntunan bagi pasangan suami isteri guna meneguhkan kembali komitmen pernikahan mereka yang rusak dan untuk membangun komitmen pernikahan yang kokoh ke depannya.
Pengaruh Engagement Learning dan Kecerdasan Emosional terhadap Pembentukan Karakter Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Injili Abdi Allah Lidia Susanti; Anna Mahdalena Riung; Yonathan Mujianto
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.137

Abstract

Engagement learning can be an alternative to an effective learning approach, namely by involving students to focus on the learning process, in addition to training, developing learning abilities, potential students, practicing to think critically and being responsive to information received. Another factor is the emotional intelligence of students so that students have the ability to think and make the right decisions in solving problems. The purpose of this study was to see the effect of engagement learning and emotional intelligence on the formation of student character. This study used a quantitative method: ex post facto non-probability sampling with 40 students from the Sekolah Tinggi Teologi Injili Abdi Allah as participants. The results of the analysis in this study, with a significance level of 5%. The determination test shows that there is an effect of engagement learning and emotional intelligence on the formation of student character by 45.2%. AbstrakEngagement learning dapat menjadi alternatif pendekatan pembelajaran yang efektif, yaitu dengan melibatkan peserta didik fokus pada proses pembelajaran, selain itu untuk melatih, mengembangkan kemampuan belajar, potensi peserta didik, berlatih untuk berpikir kritis serta tanggap terhadap informasi yang diterima. Faktor lainnya adalah kecerdasan emosional peserta didik sehingga peserta didik mempunyai kesanggupan berpikir dan mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh engagement learning dan kecerdasan emosional terhadap pembentukan karakter mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif: ex post facto-non propability sampling dengan partisipan 40 mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Injili Abdi Allah. Hasil analisa pada penelitian ini, dengan taraf signifikansi 5%. Uji determinasi menunjukkan adanya pengaruh engagement learning dan kecerdasan emosional terhadap pembentukan karakter mahasiswa sebesar 45,2 %.
Membangun Sikap Toleransi dalam Bingkai Pendidikan Kristiani bagi Anak Usia Dini dalam Keluarga Sugijanti Supit
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v2i2.12

Abstract

This study aims to examine a task to maintain harmonious cooperation between religions that arises from the many acts of intolerance that lead to a culture of arbitrariness, rebellion, chaos, and radicalism among the Indonesian people. The solution is to teach young children to be tolerant of their families. This study examines how Christian families help grow and build tolerance values in young children. The methodology used is a qualitative descriptive approach. The data obtained comes from a review of the selected bibliography and some analysis of research findings related to the urgency of the value of tolerance as a Christian religious education lesson in the family for early childhood.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji suatu tugas untuk menjaga kerjasama yang harmonis diantara agama-agama yang timbul dari banyaknya tindakan intoleran yang mengarah pada budaya kesewenang-wenangan, pemberontakan, kekacauan dan radikal di kalangan bangsa Indonesia. Solusinya adalah dengan mengajarkan anak usia dini untuk menjadi toleran dalam keluarga mereka. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana keluarga kristiani membantu menumbuhkan dan membangun nilai toleransi pada anak usia dini. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif.  Data-data yang didapat bersumber dari kajian daftar pustaka yang sudah diseleksi dan beberapa analisa dari temuan-temuan penelitian terkait urgensi nilai toleransi sebagai pembelajaran Pendidikan agama Kristen dalam keluarga bagi anak usia dini.