cover
Contact Name
I KETUT MUDITE ADNYANE
Contact Email
adnyane@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
acta.vet.indones@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ACTA VETERINARIA INDONESIANA
ISSN : 23373207     EISSN : 23374373     DOI : -
Core Subject : Health,
Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Acta Veterinaria Indonesiana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Januari dan Juli. [ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373]
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019" : 8 Documents clear
Induksi dan Purifikasi Antibodi Anti-Coxiella burnetii untuk Deteksi Post Mortem Q Fever pada Ruminansia Nina Herlina; Agus Setiyono; Vetnizah Juniantito; Syahruddin Said
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.669 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.1-10

Abstract

Q fever merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif Coxiella burnetii dan terdistribusi luas di seluruh dunia. Gejala klinis pada hewan ternak bersifat tidak konsisten dan tidak spesifik. Metode imunohistokimia telah digunakan untuk mendiagnosis kasus Q fever pada hewan ternak. Antibodi yang digunakan untuk metode imunohistokimia masih tergolong mahal dan harus diimpor dari negara lain sehingga produksi antibodi menjadi peluang. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi antibodi poliklonal anti-C.burnetii dan mengkarakterisasi antibodi tersebut untuk mendeteksi antigen pada organ limpa, paru-paru, dan hati sapi dari Rumah Potong Hewan (RPH) di Medan yang sebelumnya telah dikonfirmasi positif C.burnetii. C. burnetii strain Nine Mile (NM) dan Complete Freund’s Adjuvant (CFA) digunakan untuk menginduksi antibodi pada dua ekor kelinci New Zealand White (NZW) jantan berumur 10-16 minggu. Boosting dilakukan menggunakan immunogen yang sama dengan Incomplete Freund’s Adjuvant (IFA) pada hari ke-14 pascainduksi. Pemanenan serum dilakukan pada hari ke- 24 pascainduksi. Purifikasi serum dilakukan menggunakan dua tahapan, yaitu presipitasi dengan ammonium sulfat saturasi 35% dan filtrasi gel dengan matriks Sephadex G-75. Konsentrasi akhir antibodi yang diperoleh adalah sebesar 11,3 μg μL-1. Sodium Dodecyl Sulfate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis (SDS PAGE) dan Western Blot digunakan untuk mengkarakterisasi antibodi yang diproduksi. Selanjutnya dilakukan pewarnaan imunohistokimia menggunakan antibodi tersebut dan sebanyak 90% limpa, 100% paru, dan 100% hati bersifat imunoreaktif yang ditandai dengan warna kecokelatan pada sitoplasma makrofag. Hasil ini menunjukkan bahwa antibodi yang telah dipurifikasi tersebut mampu mendeteksi antigen C. burnetii pada ruminansia.
Ragam Jenis dan Aktivitas Mengisap Darah Lalat Stomoxys spp di Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Bogor Wendi Afriyanda; Upik Kesumawati Hadi; Susi Soviana
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.505 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.37-45

Abstract

Keberadaan Stomoxys spp (lalat kandang) pada peternakan sapi perah memiliki dampak negatif seperti penurunan produktivitas susu dan bobot badan, dan sebagai vektor penularan patogen penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan aktivitas mengisap darah lalat kandang. Lalat dikoleksi dengan menggunakan vavoa trap yang ditempatkan di luar peternakan sapi perah dan juga dilakukan pengamatan aktivitas mengisap darah lalat pada tubuh sapi selama 12 jam (06.00-18.00). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat spesies dari genus Stomoxys, yaitu, Stomoxys calcitrans (90.5%), S. sitiens (5,05%), S. indicus (3,57%), dan S. bengalensis (0,88%). Aktivitas mengisap darah lalat Stomoxys spp sangat berfluktuasi di setiap jam pengamatan, mulai pukul 06.00-07.00 WIB, kemudian meningkat pada setiap jam, dan puncak aktivitas mengisap darah pada pukul 15.00-16.00 WIB. Hasil uji korelasi Pearson antara curah hujan dan aktivitas mengisap darah Stomoxys spp menunjukkan korelasi yang tinggi, tetapi tidak signifikan (R-0,922 dan nilai p=0,253>0,05) karena waktu penelitian tidak lama.
Evaluasi Status Reproduksi Domba Garut Jantan Tipe Tangkas Surya Kusuma Wijaya; Ligaya ITA Tumbelaka; Iman Supriatna; Daisy Tambajong
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.527 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.55-63

Abstract

Domba garut merupakan salah satu aset plasma nutfah Jawa Barat yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber daging. Domba garut memiliki keunikan tersendiri, terutama untuk jenis garut jantan tipe tangkas, sebagai daya tarik wisata daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan antara ukuran fisik domba garut jantan tipe tangkas, yaitu bobot badan, lingkar skrotum, dan produksi semen dengan status reproduksi domba jantan. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur hewan coba secara fisik pada kelompok umur 3 bulan, 6-12 bulan, 13-18 bulan, 19-24 bulan, dan 36-48 bulan. Evaluasi semen dilakukan pada semua kelompok umur. Pemilihan domba jantan garut tipe tangkas didasarkan pada sifat kualitatif dan kuantitatif. Sifat kualitatif (bentuk tanduk) yang dipilih oleh petani ialah gayor (44,44%), ngabendo (33,33%), leang (16,67%), dan ngagolong tali (5,56%). Sifat kuantitatif meliputi bobot badan, lingkar skrotum, dan panjang skrotum pada domba jantan, yang meningkat sampai kelompok usia 18-24 bulan. Evaluasi semen menunjukkan nilai tertinggi ditemukan pada kelompok usia 18-24 bulan. Bentuk tanduk tipe tangkas tidak memiliki korelasi dengan bobot badan, lingkar skrotum, dan panjang skrotum garut jantan secara statistik.
Respons dan Karakteristik Estrus setelah Sinkronisasi Estrus dengan Cloprostenol pada Sapi Friesian Holstein Musthamin Balumbi; Iman Supriatna; Mohamad Agus Setiadi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1206.465 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.29-36

Abstract

Penelitian tentang sinkronisasi estrus pada sapi perah Friesian Holstein (FH) menggunakan cloprostenol telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respons dan karakteristik estrus serta pengukuran nilai hambatan arus listrik lendir vagina. Penelitian dilakukan pada 20 ekor sapi FH dengan dua perlakuan injeksi cloprostenol, yaitu injeksi tunggal dengan keberadaan corpus luteum dan injeksi ganda dengan selang waktu injeksi 11 hari. Pengamatan estrus dan pengukuran lendir dilakukan lima hari berturut-turut setelah injeksi cloprostenol yang terakhir. Parameter pengukuran yang diamati meliputi respons, onset, dan durasi estrus, serta nilai hambatan arus listrik lendir vagina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi ganda menghasilkan respons estrus yang lebih baik dibandingkan injeksi tunggal (90% vs 70%), dengan onset estrus lebih pendek (47,55 jam vs 53,28 jam), dan durasi estrus lebih pendek (24,85 jam vs 23,55 jam). Data hambatan arus listrik lendir vagina pada kelompok injeksi ganda lebih rendah dibandingkan dengan injeksi tunggal (187,77 vs 192,14), dengan pola tinggi sebelum estrus, rendah pada saat estrus, dan tinggi kembali setelah estrus, baik pada kelompok injeksi tunggal maupun injeksi ganda. Dapat disimpulkan bahwa respons estrus pada kelompok injeksi ganda lebih baik dibandingkan dengan kelompok injeksi tunggal.
Lesio Aterosklerosis pada Arteri Iliak Monyet Ekor Panjang sebagai Hewan Model Peripheral Arterial Disease (PAD) Sri Rahmatul Laila; Dewi Apri Astuti; Irma Herawati Suparto; Ekowati Handharyani; Dondin Sajuthi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.568 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.17-22

Abstract

Aterosklerosis pada arteri iliak berkaitan dengan kejadian peripheral arterial disease (PAD) pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lesio aterosklerosis pada arteri iliak sebagai salah satu faktor penyebab PAD. Penelitian ini menggunakan sembilan monyet ekor panjang jantan dewasa dari 3 kelompok respons yang diberi pakan aterogenik IPB-1 selama 2 tahun. Arteri common iliak diambil pada saat nekropsi, diproses menjadi slaid histologi dan diwarnai dengan Verhoeff van Giesson (VVG). Keparahan lesio dikategorikan sebagai grade I sampai VI dan dianalisis secara deskriptif. Area lesio ditentukan melalui panjang lamina elastik interna (PLEI), area intima (AI), serta ketebalan maksimum intima (KIM) dan dianalisis dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan 55,56% monyet membentuk lesio plak aterosklerosis (grade IV sampai VI) yang mana mereka berasal dari kelompok intermediet dan hiper-responsif. Kelompok hiper-responsif menunjukkan AI dan KMI paling tinggi (0,979 mm2; 0,352 mm) diikuti kelompok intermediet (0,372 mm2; 0,237 mm) dan kelompok hipo-responsif (0,049 mm2; 0,052 mm) (P<0,05). Hasil ini menunjukkan semakin tinggi kolesterol plasma, semakin luas area lesio yang terbentuk. Keseluruhan hasil mendukung bahwa monyet yang diberi pakan aterogenik IPB-1 selama 2 tahun mampu membentuk lesio plak aterosklerosis pada arteri common iliak, dan berpotensi sebagai hewan model PAD, kecuali kelompok hipo-responsif.
Reaksi Transfusi pada Kucing Hipoalbuminemia yang Diinfus dengan Human Serum Albumin 20% Putu Devi Jayanti; Julitha Dewitri Merthayasa; Soedarmanto Indarjulianto; Anggi Novita Sari; Dwi Cahyo Budi Setiawan; Agustina Dwi Wijayanti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.216 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.11-16

Abstract

Hipoalbuminemia umum terjadi pada hewan sakit yang dapat memperburuk kesembuhan beberapa penyakit karena berkorelasi dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Infus human serum albumin 20% digunakan sebagai terapi suportif pada kasus hipoalbuminemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi transfusi yang dihasilkan pada kucing hipoalbuminemia yang diinfus human serum albumin 20% berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan pengamatan tanda klinis. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kucing berbagai ras, dewasa umur 1-3 tahun, jantan maupun betina dengan kondisi hipoalbuminemia. Dilakukan pengambilan darah sebelum terapi dan penghitungan defisit kadar albumin. Larutan human serum albumin 20% diberikan melalui infus intravena dengan dosis tunggal selama 4-5 jam. Volume albumin yang diberikan dihitung menggunakan modifikasi rumus dan metode Hackner. Data hasil pengamatan reaksi transfusi yang dihasilkan pada kucing hipoalbuminemia dianalisis secara deskriptif. Pada kucing terjadi reaksi transfusi segera yang meliputi terjadinya peningkatan suhu rektal, aritmia jantung, ritme napas ireguler, tremor, dan kelemahan, yang umumnya teramati pada 1 jam pertama selama infus. Sementara itu, reaksi transfusi tertunda meliputi penurunan nafsu makan, kelemahan, edema perifer, erithema, kepincangan, ultikaria, lesi kulit, diare, dan inflamasi perivaskuler. Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi infus human serum albumin 20% menghasilkan reaksi transfusi segera maupun tertunda yang teramati pada 8 ekor kucing. Tidak ditemui adanya reaksi merugikan yang parah selama aplikasi infus human serum albumin 20%.
Fiksasi Internal secara Terbuka Fraktur Bilateral Pelvis pada Anjing Erwin Erwin; . Amiruddin; . Rusli; . Etriwati; Mustafa Sabri; Mulyadi Adam; Cut Erika Ramadhana; Afif Yuda Kusuma
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.449 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.23-28

Abstract

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh trauma. Anjing ras Yorkshire berumur 2,8 tahun dengan bobot badan 2,6 kg menunjukkan gejala klinis tidak bisa berdiri, kedua ekstremitas posterior mengalami diplegic lameness dan anjing hanya bertumpu dengan ekstremitas anterior. Anamnesis dengan pemilik hewan mengatakan anjingnya mengalami trauma akibat tertimpa tangga. Hasil pemeriksaan radiografi dengan posisi hewan right lateral dan ventro dorsal menunjukkan fraktur bilateral pelvis berbentuk oblique pada tulang ilium. Penanganan yang dilakukan adalah dengan metode open reduction internal fixation menggunakan bone plate 2.0 veterinary cuttable plate (VCP) dengan screw 2.0 mm cortical non-self-tapping pada kedua sisi tulang ilium. Hari ke-3 setelah tindakan bedah, pasien mulai dibantu untuk berjalan sebagai upaya melatih pergerakan ekstremitas posterior. Satu minggu setelah bedah, pasien sudah bisa berjalan dan menunjukkan perkembangan yang baik. Penanganan bilateral fraktur pelvis berbentuk oblique pada bagian ilium dapat ditangani dengan bone plate dan screw.
Kualitas Spermatozoa dalam Modifikasi Pengencer Ringer Laktat Kuning Telur dengan Tambahan Astaxanthin dan Glutathione pada Tiga Jenis Ayam Lokal Nila Pratiwi; Tuty Laswardi Yusuf; Iis Arifiantini; Cece Sumantri
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.149 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.46-54

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek antioksidan astaxanthin dan glutathione dalam pengencer Ringer Laktat Kuning Telur (RL-KT) pada kualitas semen cair ayam merawang, SK kedu, dan kampung. Masing-masing 5 ekor ayam merawang, SK kedu, dan kampung, berumur 1-1,5 tahun digunakan sebagai sumber semen. Penelitian ini terdiri atas 2 tahap: (I) penelitian pertama bertujuan untuk menentukan dosis terbaik antioksoidan astaxanthin (0,004 %, 0,005 %) dan glutathione (0,007%, 0,008 %) pada motilitas spermatozoa dengan menggunakan lima ekor ayam merawang. (II) penelitian kedua bertujuan menguji dosis antioksidan terbaik yang didapatkan dari penelitian pertama pada motilitas dan viabilitas spermatozoa pada 3 jenis ayam lokal. Hasil penelitian pertama menunjukkan tidak ada perbedaan pengaruh antara dosis astaxanthin dan glutathione dalam pengencer RL-KT yang disimpan selama 60 jam, namun spermatozoa pada dosis astaxanthin 0,004% (3900±3,3%) menunjukkan motilitas yang lebih baik sehingga digunakan pada penelitian kedua. Hasil penelitian kedua menunjukkan bahwa penambahan astaxanthin 0,004% dapat mempertahankan motilitas spermatozoa yang disimpan sampai 36 jam pada ayam SK kedu (40,10±1,33%) dan kampung (41,03±2,44%) dan 24 jam pada ayam merawang (46,41±4,42%). Viabilitas spermatozoa pada ketiga jenis ayam tergolong tinggi, yaitu berkisar antara 59,37±5,65% sampai 65,35±6,25%. Dari data yang diperoleh, volume dan konsentrasi spermatozoa ayam merawang lebih tinggi dibandingkan SK kedu dan kampung. Semen diketahui mampu bertahan dalam waktu 36 jam pada pengencer RL-KT dengan penambahan astaxanthin 0,004% dengan motilitas mencapai 40%. Pengencer RL-KT yang ditambahkan astaxanthin 0,004% menghasilkan rata-rata fertilitas spermatozoa sebesar 87%.

Page 1 of 1 | Total Record : 8