cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 175 Documents clear
PERBANDINGAN RERATA PENGETAHUAN GURU DAN MURID SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN TENTANG KEKERASAN ANAK DI SEKOLAH SEBELUM DAN SETELAH SEMINAR PEMBERDAYAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH Nur Aini; Sigit Kirana Lintang Bhima; Tuntas Dhanardhono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.626 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15598

Abstract

Latar belakang : Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk tindakan atau pelakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional. Upaya melakukan pencegahan daan penanganan kasus kekerasan terhadap anak, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam berbagai bentuk lembaga atau organisasi sosial seperti sekolah. Selain program pencegahan, sekolah juga harus melaksanakan program penanganan kekerasan. Untuk berjalannya program-program tersebut, maka perlu kebijakan sekolah yang bebas dari segala bentuk kekerasan yaitu dengan cara mengaktifkan Usaha Kesehatan Sekolah yang disusun dan disosialisasikan bersama anak didik.Tujuan : Mengetahui pengetahuan guru dan murid Sekolah Menenegah Atas dan kejuruan tentang kekerasan anak di sekolah sebelum dan setelah seminar pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental one group pretest post test design. Untuk mengetahui normalitas menggunakan dengan uji Saphiro-Wilk, kemudian untuk uji hipotesisnya menggunakan uji Wilcoxon.Hasil : Rata-rata nilai pretest responden tentang kekerasan sebesar 78.00 dan rata-rata nilai post test responden tentang kekerasan 87.11. Untuk pengetahuan tetang Usaha Kesehatan Sekolah, rata-rata nilai pretest responden sebesar 74.66, naik menjadi 86.44. Selanjutnya di lakukan uji beda berpasangan Wilcoxon antara pre dan post didapatkan nilai p = 0,000, karena p < 0.05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna.Kesimpulan : ada perbedaan bermakna antara pengetahuan guru dan murid Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di kota Semarang sebelum dan sesudah seminar tentang program pemberdayaan program ke sekolah.
PENGARUH PEMBERIAN MERKURI PER ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS GINJAL TIKUS WISTAR Andre Wiguna; Hadi Hadi; Siti Amarwati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.769 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14236

Abstract

Latar Belakang : Merkuri merupakan logam berat yang sangat berbahaya, namun banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Merkuri terdapat dalam bentuk elemental, inorganik, dan organik. Kasus keracunan merkuri sudah lama ditemukan. Paparan merkuri merusak banyak organ, termasuk ginjal. Ginjal, khususnya tubulus proksimal, merupakan tempat utama akumulasi merkuri klorida (jenis merkuri inorganik).Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian merkuri klorida per oral terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus Wistar.Metode : Penelitian eksperimental post test only control group design selama 14 hari dengan sampel 27 ekor tikus Wistar jantan dibagi secara acak menjadi kelompok kontrol (tidak diberi merkuri klorida), perlakuan 10 mg/kgBB, dan perlakuan 20 mg/kgBB. Tiap kelompok terdiri dari 9 ekor tikus. Pada hari ke-15 dilakukan terminasi, ginjal diambil, preparat diproses, dicat dengan Hematoksilin-Eosin, dan diamati dengan perbesaran 400 kali. Dinilai derajat kerusakan tubulus proksimal: normal, ringan (dilatasi tubulus), sedang (degenerasi albuminosa), dan berat (nekrosis sel tubulus).Hasil : Normal, kerusakan ringan, kerusakan sedang, dan kerusakan berat berturut-turut: kontrol: 0, 33,3%, 66,7%, 0 ; perlakuan 10 mg/kgBB: 0, 0, 33,3%, 66,7% ; perlakuan 20 mg/kgBB: 0, 0, 0, 100%. Rerata derajat kerusakan histopatologi semakin meningkat dari kontrol sampai perlakuan 20 mg/kgBB. Analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis didapatkan perbedaan bermakna (p<0,001) dilanjutkan uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan bermakna antara kontrol dengan perlakuan 10 mg/kgBB (p=0,002) dan kontrol dengan perlakuan 20 mg/kgBB (p<0,001). Perlakuan 10 mg/kgBB dengan perlakuan 20 mg/kgBB terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p=0,065).Simpulan : Pemberian merkuri klorida per oral berpengaruh menyebabkan perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus Wistar.
HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA BAKTERIAL VAGINOSIS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL Salsabella Indriana P.; Widyawati Widyawati; Desy Armalina
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.487 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15941

Abstract

Latar belakang : Keputihan merupakan hal yang sering dialami oleh wanita usia subur di Indonesia. Keputihan dapat bersifat fisiologisa dan patologis. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh banyak hal salah satunya bakterial vaginosis (BV). BV dapat disebabkan oleh beragam hal mulai dari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat, kurang menjaga kebersihan daerah kemaluan, penggunaan kontrasepsi, dan sebagainya. Pada penelitian ini dilakukan analisa hubungan antara terjadinya bakterial vaginosis dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.Metode : Penelitian ini adalah penelitian analitik korelatif dengan rancangan cross sectional dengan sampel 51 wanita pasien Puskesmas Mangkang usia 20-30tahun pengguna kontrasepsi hormonal. Data merupakan data primer dengan pemeriksaan sekret/duh vagina yang kemudian dicat dengan pengecatan gram dan dibaca di Laboratorium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Kariadi. Analisis secara analitik korelatif menggunakan rancangan chi-square, dengan derajat kemaknaan p<0,05.Hasil penelitian : Kontrasepsi hormonal yang paling sering digunakan adalah jenis suntik (66.7%) kemudian disusul jenis pil (25.5%) dan yang terakhir adalah jenis implan (7,8%). Dari data tersebut didaptkan hasil p= 0,972 yang berarti tidak ada hubungan antara terjadinya bakterial vaginosis dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.Kesimpulan : Kontrasepsi hormonal yang paling sering digunakan adalah jenis suntik (66.7%). Tidak terdapat hubungan antara kejadian bakterial vaginosis dengan penggunaan kontrasepsi hormonal.
HUBUNGAN ANTARA DISLIPIDEMIA DENGAN STATUS PENYAKIT ARTERI PERIFER (PAP) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 TERKONTROL SEDANG Eka Aryani; Heri-Nugroho Heri-Nugroho; Ani Margawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.733 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14339

Abstract

Latar Belakang: Penyakit arteri perifer adalah gangguan suplai darah ke ekstremitas atas atau bawah karena obstruksi yang disebabkan aterosklerosis. Pasien PAP memiliki risiko yang lebih besar terhadap kematian akibat stroke, infark miokard dan serangan jantung. Diabetes melitus dan dislipidemia merupakan faktor risiko PAP yang sering ditemukan. Belum terdapat penelitian mengenai hubungan dislipidemia dengan status PAP pada pasien DM tipe II terkontrol sedang.Tujuan: Membuktikan hubungan antara dislipidemia dengan status PAP pada pasien DM tipe II terkontrol sedang.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang menggunakan cara consecutive sampling. Diperoleh 30 subjek dengan DM tipe II terkontrol sedang, 21 subjek dislipidemia, 9 subjek tanpa dislipidemia dalam rentang usia 46-71 tahun. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Status PAP ditentukan dengan pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) menggunakan stetoskop saat istirahat dan post exercise jika diperlukan. Uji statistik dilakukan menggunakan uji Chi-Square, uji independent t test dan uji regresi logistik.Hasil: Didapatkan 12 subjek dengan PAP positif (40%). Uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara status dislipidemia dengan status PAP pada pasien DM tipe II terkontrol sedang (p<0,025). Uji independent t test menunjukkan terdapat perbedaan antara kadar total cholesterol, LDL, HDL, dan trigliserid pada subjek dengan PAP positif dan negatif. Mayoritas subjek mengkonsumsi obat DM secara teratur dan beberapa subjek menderita hipertensi.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara dislipidemia dengan status PAP pada pasien DMT2 terkontrol sedang.
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK KOMBINASI PARASETAMOL DAN TRAMADOL TERHADAP KADAR UREUM SERUM TIKUS WISTAR Intan Ayuningtyas Hapsari; Taufik Eko Nugroho
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.549 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14480

Abstract

Latar Belakang : Parasetamol dan tramadol merupakan kombinasi obat analgesik yang umum digunakan. Penggunaan bersamaan terbukti dapat memberikan efek analgesik dengan risiko efek samping lebih rendah. Namun, penggunaan parasetamol dan tramadol jangka waktu panjang dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya disfungsi ginjal.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol terhadap kadar ureum serum tikus wistar.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post- Test Only Control Group Design. Sampel adalah 28 ekor tikus wistar jantan dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. Kelompok I tidak diberi parasetamol dan tramadol (kontrol), Kelompok II diberi parasetamol dosis 9 mg, Kelompok III diberi tramadol 0,9 mg, dan Kelompok IV diberi kombinasi parasetamol dosis 9 mg dan tramadol dosis 0,9 mg. Pemberian dilakukan secara oral dengan sonde lambung 3 kali sehari selama 14 hari. Hari ke 15 tiap tikus dibius dan diambil darahnya melalui pembuluh darah retroorbita. Kadar urea kemudian akan diukur menggunakan metode standar. Data yang didapatkan di analisa menggunakan uji One-Way ANOVA dan uji Post-Hoc.Hasil : Tidak terdapat kenaikan nilai rerata kadar ureum dari kontrol terhadap perlakuan 1, 2 dan 3 yang signifikan. Pada uji One-Way ANOVA tidak didapatkan perbedaan yang signifikan (p=0,81) antara semua kelompok. Pada uji Post-Hock juga tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada kontrol terhadap perlakuan 1 (p=0,52), kontrol terhadap perlakuan 2 (p=0,36), kontrol terhadap perlakuan 3 (p=0,62), perlakuan 1 terhadap perlakuan 2 (p=0,77), perlakuan 1 terhadap perlakuan 3 (p=0,88), dan perlakuan 2 terhadap perlakuan 3 (p=0,66).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan kenaikan kadar ureum serum yang bermakna antara pemberian kombinasi parasetamol dan tramadol dibandingkan dengan kelompok kontrol.
PERBANDINGAN PENGARUH LARI RUTIN DENGAN LARI RUTIN DITAMBAH LATIHAN OTOT INTI TERHADAP LINGKAR PINGGANG PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP Musdalifa Maftuhatul Janna Hae; Darmawati Ayu Indraswari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.943 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15496

Abstract

Latar belakang : Obesitas sentral, yang merupakan kumpulan lemak berlebih pada daerah abdomen, berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), obesitas adalah 1 dari 10 risiko kesehatan yang dapat dicegah. Lingkar pinggang dianggap sebagai metode antropometri yang berkorelasi dengan lemak viseral pada obesitas. Untuk mencegah obesitas diperlukan olahraga di antaranya adalah lari dan latihan otot inti. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh lari rutin dan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap lingkar pinggang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitianeksperimentaldengan rancangan two group pre and post-test design. Jumlah subjek 26 orang yang diperoleh dengan cara purposive sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diberi perlakuan lari selama 30 menit dan kelompok 2 diberi perlakuan lari selama 30 menit ditambah latihan otot inti, selama 8 minggu. Uji normlitas yang digunakan adalah Shapiro wilk. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t berpasangan dan uji beda yang digunakan adalah ANOVA.Hasil bermakna jika p<0,05.Hasil : Pada kelompok 1 tidak didapatkan perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah diberi perlakuan (p=0,217). Sedangkan pada kelompok 2 didapatkan perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah diberi perlakuan (p=0,031). Tidak didapatkan perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok 1 dan kelompok 2 (p=0,230).Kesimpulan : Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan bermakna antara pengaruh lari rutin dengan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap lingkar pinggang.
PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK Aldora Putri Tammy; Moh. Asrofil Anam
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14216

Abstract

LatarBelakang : Pneumonia hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan anak utama di Negara berkembang. Hipoksemia merupakan salah satu penyebab utama kegagalan terapi di rumahsakit.Tujuan :Membuktikan adannya perbedaan saturasi oksigen awal masuk terhadap luaran pneumonia pada anak.Metod e: Penelitian obsevarsional dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan subyek penelitian adalah pasien pneumonia anak usia 2- 59 bulan yang didapat dari rekam medis tahun 2014-2015 di RSUP dr. Kariadi Semarang. Saturasi oksigen awal masuk dinilai dan dilihat hubungan dengan luaran pneumonia berupa responterapi, lama rawat, dan status of discharge.Data dianalisis denganuji Chi Square, uji Fisher, dan Mann-Whitney.Hasil : Jumlah sampel adalah 78 pasien pneumonia anak yang terbagi menjadi dua kelompok, 26 pasien dengan saturasi oksigen <95% dan 52 pasien dengan saturasi oksigen >=95%. Penelitian ini menunjukan bahwa saturasi oksigen awal masuk tidak memiliki hubungan bermakna dengan respon terapi (p=0,113) dan status of discharge (p=1), namun memiliki hubungan bermakna dengan lama rawat (p=0,043).Simpulan : Saturasi oksigen awal masuk memiliki hubungan dengan lama rawat, namun tidak memiliki hubungan dengan respon terapi dan status of discharge.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Ricca Angelina Ethel; Widodo Sarjana AS; Muchlis A.U Sofro
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.471 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15910

Abstract

Latar Belakang : Infeksi virus HIV menjadi bagian dari penyakit kronis yang menimbulkan tekanan psikologis yang tinggi dan rasa cemas pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Kecemasan pada ODHA lebih tinggi dibandingkan orang pada umumnya yang dapat menurunkan kualitas hidup.Tujuan : Mengetahui dan menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling pada 94 pasien HIV/AIDS yang menjalani rawat jalan di Poli Penyakit Tropik dan Infeksi RSUP Dr.Kariadi. Selanjutnya dilakukan pengukuran tingkat kecemasan menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), sedangkan kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF. Data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis dengan uji chi-square.Hasil : Prevalensi gangguan cemas sebesar 16% pada pasien HIV/AIDS. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan domain fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan (p=0,731; 0,691; 0,202; 0,710). Usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan jumlah CD4 tidak berhubungan dengan kualitas hidup pada setiap domain. Namun, terdapat hubungan bermakna antara lama menderita terhadap kualitas hidup domain psikologis (p=0,004).Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup. Terdapat hubungan bermakna antara lama menderita dengan kualitas hidup pada domain psikologis pasien HIV/AIDS RSUP Dr. Kariadi.
LAJU TRANSPOR MUKOSILIAR MUKOSA NASAL PADA PETUGAS SPBU Darryl Samuel Salim; Awal Prasetyo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.867 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14260

Abstract

Latar Belakang : Uap BBM mengandung benzena, toluen, etilbenzena, xylene (BTEX) yang merupakan zat-zat iritan. Paparan zat iritan pada mukosa hidung akan menyebabkan kerusakan pada sistem trampor mukosiliar hidung. Petugas SPBU di Indonesia terpapar zat-zat iritan tersebut selama mereka bekerja. Pengaruh pekerjaan sebagai operator SBPU serta pengaruh lama bekerja terhadap sistem transpor mukosiliar hidung belum diketahui.Tujuan : Mengetahui perbedaan kecepatan TMSH (transpor mukosiliar hidung) antara pekerjaan sebagai petugas SPBU dan lama bekerja.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan age matched case control. Sampel penelitian adalah 18 orang petugas SPBU di sekitar Tembalang Semarang dan 18 orang mahasiswa dan petugas di FK Undip Tembalang Semarang sebagai kelompok kontrol. Waktu TMSH diukur dengan menggunakan uji sakarin. Normalitas data diuji dengan Saphiro-Wilk. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney.Hasil : Rata-rata waktu TMSH pada petugas SPBU adalah 1222.56 detik dan pada bukan petugas SPBU adalah 892.33 detik. Pada uji Mann-Whitney waktu TMSH pada petugas dan bukan petugas didapatkan perbedaan bermakna (p=0.001), sedangkan tidak didapatkan perbedaan bermakna (p=0.075) pada waktu TMSH dibandingkan dengan lama bekerja.Kesimpulan : Terdapat perbedaan waktu TMSH pada petugas SPBU dan tidak terdapat perbedaan laju TMSH dibandingkan dengan lama bekerja.
PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH Yudha Adidarma Marhaendra; Edwin Basyar; Ari Adrianto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.303 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.16032

Abstract

Latar Belakang : Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda-tanda vital yang digunakan seorang dokter sebagai landasan untuk mendiagnosa dan menerapi seorang pasien. Pengukuran darah yang akurat sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi status hemodinamik pasien dan mendiagnosa penyakit. Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic. Dewasa ini peneliti menemukan berbagai macam tensimeter, seperti tensimeter dinding dan tensimeter standing portable, yang mana kedua tensimeter tersebut letaknya tidak sejajar dengan jantung.Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh letak tensimeter terhadap tekanan sistolik dan tekanan diastolik darahMetode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain cross-sectional. Subjek penelitian sebanyak 50 mahasiswa berusia 20-22tahun. Dilakukan pengukuran dengan letak tensimeter sejajar jantung dan diatas jantung masing-masing sebanyak 3 kali, diambil nilai rata-rata hasil pengukuran kemudian data diolah dengan menggunakan uji t berpasanganHasil Penelitian : Hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: Tekanan darah sistolik antara letak tensimeter sejajar jantung vs diatas jantung (111,88 ± 12,91 vs 111,68 ± 11,86 mmHg) dan : Tekanan darah distolik antara letak tensimeter sejajar jantung vs diatas jantung (65,38 ± 6,64 vs 65,06 ± 6,8 mmHg). Dari hasil uji t berpasangan didapatkan hasil 0,835 untuk tekanan sistolik, dan didapatkan hasil 0,649 untuk tekanan diastolik, dimana keduanya menunjukan hasil yang tidak bermakna (p>0,05)Kesimpulan : Tidak ada pengaruh letak tensimeter terhadap tekanan sistolik dan diastolik darah.

Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue