cover
Contact Name
Agus Chalid
Contact Email
gulid.p@gmail.com
Phone
+6285220013654
Journal Mail Official
gmhc.unisba@gmail.com
Editorial Address
Jalan Hariangbanga No. 2, Tamansari, Bandung 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Global Medical and Health Communication
ISSN : 23019123     EISSN : 24605441     DOI : https://doi.org/10.29313/gmhc
Core Subject : Health, Science,
Global Medical and Health Communication is a journal that publishes research articles on medical and health published every 4 (four) months (April, August, and December). Articles are original research that needs to be disseminated and written in English. Subjects suitable for publication include but are not limited to the following fields of anesthesiology and intensive care, biochemistry, biomolecular, cardiovascular, child health, dentistry, dermatology and venerology, endocrinology, environmental health, epidemiology, geriatric, hematology, histology, histopathology, immunology, internal medicine, nursing sciences, midwifery, nutrition, nutrition and metabolism, obstetrics and gynecology, occupational health, oncology, ophthalmology, oral biology, orthopedics and traumatology, otorhinolaryngology, pharmacology, pharmacy, preventive medicine, public health, pulmonology, radiology, and reproductive health.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2019)" : 12 Documents clear
Reproductive Health Problems in Adolescents in Banten Province Ismiyati Ismiyati; Udin Sabarudin; Tuti Wahmurti A. Sapiie; Farid Husin; Susi Susanah; Deni Kurniadi Sunjaya
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.142 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.3060

Abstract

Teenagers are the next generation that needs to be the center of attention. Physical and mental development in adolescents occurs rapidly. The process of changing times with free association arises causing debate about their reproductive health. The purpose of this study was to determine the reproductive health problems of adolescents in Banten province. This study used a qualitative design and constructivism paradigm. The research method was using the in-depth interview guideline instrument with 11 informants conducted in Banten province in January−June 2017. Qualitative data analysis using content analysis. The results showed that environmental factors such as family, relationships, health workers, and the availability of prostitution practice were trigger teenagers' problems. The environment did not support them to learn about sexuality makes them seek information from sources that cannot be justified. This practice made adolescents have inappropriate knowledge about adolescent reproductive health. The availability of prostitution practice was a unique highlight for those who can channel their curiosity in fulfilling their sexual desires. In conclusions, adolescent reproductive health problems in Banten province consisted of premarital sex behavior, teenage pregnancy, teenage marriage, youth delivery, sexually transmitted diseases, and abnormal sexual behavior. These problems arise due to factors of knowledge, environment, and family economic status. PERMASALAHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI PROVINSI BANTENRemaja merupakan generasi penerus yang perlu menjadi pusat perhatian. Perkembangan fisik dan mental pada remaja terjadi secara pesat. Proses perubahan zaman dengan pergaulan bebas memicu timbulnya permasalahan kesehatan reproduksi pada mereka. Tujuan penelitian ini mengetahui permasalahan kesehatan reproduksi remaja di Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dan paradigma konstruktivisme. Metode penelitian menggunakan instrumen wawancara mendalam kepada 11 informan yang dilakukan di Provinsi Banten pada bulan Januari–Juni 2017. Analisis data kualitatif menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti keluarga, pergaulan, tenaga kesehatan, dan ketersediaan tempat prostitusi memicu permasalahan remaja. Lingkungan yang tidak mendukung mereka untuk belajar tentang seksualitas membuat mereka mencari informasi dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal tersebut membuat remaja memiliki pengetahuan yang tidak tepat tentang kesehatan reproduksi remaja. Ketersediaan tempat-tempat prostitusi menjadi sorotan khusus bagi mereka yang dapat menyalurkan keingintahuan mereka dalam memenuhi hasrat seksualitas. Simpulan, permasalahan kesehatan reproduksi remaja di Provinsi Banten terdiri atas perilaku seks pranikah, kehamilan remaja, pernikahan remaja, persalinan remaja, penyakit seksual, dan perilaku seks menyimpang. Permasalahan tersebut muncul karena faktor lingkungan, pengetahuan, dan ekonomi keluarga.
Soyghurt Supernatant on Mouse Embryonic Fibroblast (MEF) Cell Uci Ary Lantika; Astrid Feinisa Khairani
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.215 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.3245

Abstract

Yogurt is a functional food developed with various modifications in the fermentation process. Replacing animal milk into soymilk as raw material is one approach. Yogurt has a good effect on human health. Probiotic and bioactive compounds in yogurt can inhibit cell proliferation and stimulate apoptosis on the cancer cell line. However, there is no report about the effect of yogurt on a normal cell. This research was conducted to examine the impact of soyghurt supernatant intervention toward the viability of mouse embryonic fibroblast (MEF) cell. The is an in vitro study using MEF cell isolated from 10th days gestational age mice embryo conducted at Microbiology Laboratorium and Cell Culture and Cytogenetic Laboratory, Universitas Padjadjaran, Bandung in November 2018–January 2019. Soyghurt made from soymilk fermented by Lactobacillus bulgaricus ATCC 11842. The number of the bacterial colony calculated by total plate count (TPC) method and pH calculated by pH meter. Soyghurt supernatant was made from soyghurt and then intervened into MEF cells by 1–20% concentration. The cell viability showed in the 50% inhibitory concentration (IC50) analysis. The intervention of soyghurt supernatant at 1–20% concentration showed there was no proliferation inhibition until 50% population (IC50). However, from the morphology analysis, there was MEF cell morphology alteration on the group given soyghurt supernatant with >12.5% concentration. Counter mechanism effect from soymilk fermentation by probiotic could be the driver for this result. In conclusion, soyghurt supernatant intervention at 1–20% concentration did not have a cytotoxic effect on MEF cell, but enhancement of soyghurt supernatant concentration can increase cytotoxic potential. SUPERNATAN SOYGHURT PADA SEL MOUSE EMBRYONIC FIBROBLAST (MEF)Yoghurt merupakan functional food yang dikembangkan dengan berbagai modifikasi dalam proses pembuatannya. Mengganti susu hewan dengan susu kedelai sebagai bahan baku adalah salah satunya. Yoghurt memiliki efek yang baik bagi kesehatan manusia. Senyawa probiotik dan bioaktif pada yoghurt dapat menginhibisi proliferasi sel dan menstimulasi apoptosis pada sel lini kanker. Akan tetapi, tidak terdapat laporan mengenai efek yoghurt pada sel normal. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh intervensi supernatan soyghurt terhadap viabilitas sel mouse embryonic fibroblast (MEF). Ini adalah penelitian in vitro menggunakan sel MEF yang diisolasi dari embrio tikus hari ke-10 usia kebuntingan yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Kultur Sel dan Sitogenetika, Universitas Padjadjaran, Bandung pada November 2018–Januari 2019. Soyghurt dibuat dari susu kedelai yang difermentasi oleh Lactobacillus bulgaricus ATCC 11842. Jumlah koloni bakteri dihitung dengan metode total plate count (TPC) dan pH diukur dengan pH meter. Supernatan soyghurt dibuat dari soyghurt dan kemudian diintervensi ke dalam sel MEF dengan konsentrasi 1–20%. Viabilitas sel ditunjukkan dalam analisis penghambatan 50% (IC50). Pemberian supernatan soyghurt konsentrasi 1–20% menunjukkan tidak terdapat inhibisi proliferasi 50% (IC50). Namun, dari analisis morfologi, terdapat perubahan morfologi sel MEF pada kelompok yang diberi supernatan soyghurt dengan konsentrasi >12,5%. Efek mekanisme yang saling meniadakan dari fermentasi susu kedelai dengan probiotik diduga menjadi mekanisme hasil dari penelitian ini. Simpulan, intervensi supernatan soyghurt pada konsentrasi 1–20% tidak memiliki efek sitotoksik pada sel MEF, namun peningkatan konsentrasi supernatan soyghurt dapat meningkatkan potensi sitotoksik.
Effect of Physical Activity and Vitamin D Status on Geriatrics Obesity Rivan Virlando Suryadinata; Amelia Lorensia; Elisabeth Carolina Tangkilisan
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.51 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.2916

Abstract

Vitamin D levels in the body are decreased in tropical countries. This may be due to a decrease in physical activity, age and obesity to be a risk factor for decreased vitamin D levels. This study aims to determine differences in the level of physical activity in geriatrics obesity and non-obesity to vitamin D. This research method is observational with case-control study design. The study was conducted at Public Health Center Taman, Sidoarjo district, East Java in March–July 2017. Geriatric were grouped into 2 groups of obese and non-obese by using body mass index (BMI) calculations. Respondents were given a questionnaire to assess the level of physical activity and vitamin D status. Furthermore, an assessment of physical activity and vitamin D status were performed on each respondent. The first questionnaire was given to 30 people for the validity test (r>0.361) and reliability test (Cronbach alpha=0.731). The results showed no significant differences in physical activity levels between the two groups (chi-square, p=0.883). The assessment of vitamin D status can be seen as a significant difference (chi-square, p=o.o42). In conclusion, geriatrics with obesity and non-obesity had similar levels of physical activity, but vitamin D status in obesity tended to be lower than non-obese. PENGARUH AKTIVITAS FISIK DAN STATUS VITAMIN D TERHADAP OBESITAS GERIATRIKadar vitamin D dalam tubuh semakin menurun di negara yang beriklim tropis. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan aktivitas fisik, usia, dan obesitas menjadi faktor risiko penurunan kadar vitamin D. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan tingkat aktivitas fisik pada geriatri obesitas dan nonobesitas terhadap status vitamin D. Metode penelitian ini adalah observational dengan desain penelitian kasus kontrol. Penelitian dilakukan di Puskesmas Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada bulan Maret–Juli 2017. Responden geriatri dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan untuk dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok obesitas dan nonobesitas dengan menggunakan perhitungan indeks massa tubuh (IMT). Responden diberikan kuesioner untuk menilai tingkat aktivitas fisik dan status vitamin D. Selanjutnya, dilakukan penilaian aktivitas fisik dan status vitamin D pada tiap-tiap responden. Kuesioner telah diberikan kepada 30 orang untuk dilakukan uji validitas (r>0,361) dan uji reliabilitas (Cronbach alfa=0,731). Hasil penelitian memperlihatkan tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik yang signifikan antara kedua kelompok (chi-kuadrat, p=0,883). Pada penilaian status vitamin D dapat terlihat perbedaan yang signifikan (chi-kuadrat, p=0,042). Simpulan, geriatri dengan obesitas dan nonobesitas memiliki tingkat aktivitas fisik yang sama, sedangkan kadar vitamin D pada obesitas cenderung lebih rendah dibanding dengan nonobesitas.
The Effect of Kerokan to Liver Function of Hepatitis B Patients Nur Adiba Hanum; Ismalayani Ismalayani; Rahmad Aswin Juliansyah; Syokumawena Syokumawena; Marta Pastari; Hanna Sari Widya Kusuma; Yukko Arinta
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.331 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.3397

Abstract

Kerokan is an alternative therapy done by rubbing and pressing the skin surface using oil and a blunt object. This treatment has a hepatoprotective effect as it increases heme oxygenase-1, an essential enzyme in heme catabolism. In hepatitis B, heme oxygenase-1 plays a vital role to fight oxidative stress. Hence the damage on liver cells can be reduced or even prevented. Damaged cells indicate by the production of aspartate aminotransferase (AST/SGOT) and alanine aminotransferase (ALT/SGPT) enzymes that accumulated in the bloodstream. This study aimed to investigate the effect of kerokan to liver function by analyzing SGOT and SGPT levels in hepatitis B patients. These were an experimental study with a pre-test post-test control group design conducted in the public health center in Palembang in October 2016. Statistical analysis used the unpaired t test and paired. The research subjects were 30 patients with inactive carrier and chronic hepatitis B. The levels of SGOT and SGPT were determined using the IFCC method. The levels of SGOT in control (19.53±3.44 U/L) and treatment group (20.46±4.53 U/L, Δ=0.93) after 24–48 hours were not statistically different (p=0.53). Also, the levels of SGPT in control (18.66±5.40 U/L) and treatment group (19.80±9.25 U/L, Δ=1.13) after 24–48 hours were also not statistically different (p=0.68) as well. In conclusion, the liver cells of inactive carrier and chronic hepatitis B patients were not damaged (necrosis) after kerokan therapy, and the levels of SGOT and SGPT were still in the normal range. EFEK KEROKAN TERHADAP FUNGSI HEPAR PASIEN HEPATITIS BKerokan merupakan terapi alternatif yang dilakukan dengan menggosok dan menekan permukaan kulit menggunakan minyak dan benda tumpul. Pengobatan ini bersifat hepatoprotektif, yaitu meningkatkan produksi enzim heme oxygenase-1 dalam katabolisme heme. Pada hepatitis B, heme oxygenase-1 berperan penting dalam menangkal radikal bebas sehingga dapat mengurangi atau mencegah kerusakan sel hepar. Kerusakan sel hepar diindikasikan oleh produksi enzim aspartate aminotransferase (AST/SGOT) dan alanine aminotransferase (ALT/SGPT) yang terakumulasi dalam pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kerokan pada fungsi hepar dengan menganalisis kadar SGOT dan SGPT pada pasien hepatitis B. Penelitian eksperimental ini menggunakan desain pre-test post-test control group yang dilakukan di puskesmas di Palembang pada Oktober 2016. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan dan tidak berpasangan. Subjek penelitian meliputi 30 pasien inactive carrier dan kronik hepatitis B. Kadar SGOT dan SGPT diukur dengan menggunakan metode IFCC. Kadar SGOT pada kontrol (19,53±3,44 U/L) dan grup perlakuan (20,46±4,53 U/L; Δ=0,93) setelah 24–48 jam tidak terdapat perbedaan signifikan (p=0,53). Selain itu, kadar SGPT pada kontrol (18,66±5,40 U/L) dan grup perlakuan (19,80±9,25 U/L; Δ=1,13) setelah 24–48 jam tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,68). Simpulan, sel hepar pada pasien inactive carrier dan kronik hepatitis B tidak mengalami kerusakan setelah terapi kerokan, serta kadar SGOT dan SGPT tetap dalam kondisi normal.
The Use Reproductive Health Game (KEPO Game) on Female Adolescent’s Five Dimensions Satisfaction Sri Susilawati; Farid Husin; Firman Fuad Wirakusumah; Meita Dhamayanti; Herry Herman; Ruswana Anwar; Nanan Sekarwana
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.453 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.2966

Abstract

The adolescent’s reproductive health is the major problem that should take into consideration. To solve this problem, it needs an alternative strategy by using a media, reproductive health/kesehatan reproduksi (KEPO) game, in Android smartphone. The aim is analyzing the effect of KEPO game on the five dimensions of female adolescent’s satisfaction. The research method was quasi-experiment, and the research design used pre-test post-test with control group design. The sampling technique used simple random sampling. The subject was 64 respondents of female student age of 12−15 years old in public junior high school in Bandung city. The respondents divided into two groups, the first one treated by KEPO game is 32 students of Public Junior High School 50 Bandung, while the control group was 32 students of Public Junior High School 8 Bandung, get counseling from Ujungberung Indah Public Health Center; the entire research conducted in April−May 2017. Research result shows the percentage differential of satisfaction average score improvement on both groups. The treatment group produces percentage of content 14.6%, display 23.6%, accuracy 11.4%, easiness 12.4%, and correctness 17%. In the other hand, control group produces content 5%, display 3%, accuracy 4.3%, easiness 2.8%, and correctness 4.7% with a p value for each indicator was p<0.05 on the intervention group and p<0.05 on the control one. Entirely, it known that adolescent’s satisfaction from those five aspects in using KEPO game has a matter differential p<0.05, with satisfied percentage, was 84%. In conclusion, there was an effect of KEPO game on the five dimensions of female adolescent’s satisfaction. PENGARUH PENGGUNAAN GIM KESEHATAN REPRODUKSI (KEPO) TERHADAP LIMA DIMENSI KEPUASAN REMAJA PEREMPUANKesehatan reproduksi remaja merupakan masalah utama yang harus diperhatikan sehingga untuk mengatasi ketidakpuasan remaja, diperlukan strategi alternatif, yaitu gim kesehatan reproduksi (KEPO) menggunakan smartphone Android. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh gim KEPO terhadap lima dimensi kepuasan remaja perempuan. Metode penelitian adalah quasi-experiment dan desain penelitian menggunakan pre-test post-test with control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Subjek penelitian adalah 64 responden siswa perempuan usia 12–15 tahun SMP Negeri di Kota Bandung. Responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan menggunakan gim KEPO sebanyak 32 siswa SMP Negeri 50 Bandung, sedangkan kelompok kontrol menerima penyuluhan dari Puskesmas Ujungberung Indah sebanyak 32 siswa SMP Negeri 8 Bandung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April–Mei 2017. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan persentase peningkatan nilai rerata kepuasan pada kedua kelompok. Kelompok perlakuan menghasilkan persentase konten 14,6%, tampilan 23,6%, akurasi 11,4%, kemudahan 12,4%, dan ketepatan 17%. Di sisi lain, kelompok kontrol menghasilkan konten 5%, tampilan 3%, akurasi 4,3%, kemudahan 2,8%, dan ketepatan 4,7% dengan nilai p untuk setiap indikator sebesar p<0,05 pada kelompok intervensi dan p>0,05 kelompok kontrol. Secara keseluruhan, diketahui bahwa kepuasan remaja dari kelima aspek kepuasan dalam menggunakan gim KEPO memiliki perbedaan yang bermakna p<0,05 dengan persentase puas 84%. Simpulan, terdapat pengaruh penggunaan gim KEPO terhadap lima dimensi kepuasan remaja perempuan.
Prescription Writing Errors in Clinical Clerkship among Medical Students Raden Anita Indriyanti; Fajar Awalia Yulianto; Yuke Andriane
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.885 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.4069

Abstract

Prescription is an instruction written by a medical practitioner to give a drug or device for a patient. The proper prescription will contribute to speedy recovery or healing process for the patient. Clinical clerkship must have an excellent competency to choose the right medication and prescribe the appropriate drugs or therapy. This study aims to analyze the common error in prescription's writing in clinical clerkship among medical students at their final examination to be a medical doctor. This study used the analytic method to 609 sheets of prescription from 180 clerkship students in their last try out on objective structured clinical examination (OSCE) at the Faculty of Medicine Universitas Islam Bandung in March 2018. Analyzed the component that every prescription should have, which consists of patient identity, superscription, inscription, subscription, and signatures. The result showed that more than half of the clerkship students made an error in subscription (50.25%) and signatures items (55.83%), while most of them had written down properly the patient identity (77.5%), superscription (83.74%), and inscription (78.98%). As a result, with more than half error in a prescription written in subscription and signature item, the failure of giving adequate therapy will cause a low recovery or healing process to the patients. Moreover, it may harm or cause death to the patients. In conclusion, more than half of medical students made common errors in prescription's writing. KESALAHAN PENULISAN RESEP PADA MAHASISWA KOASISTENSI FAKULTAS KEDOKTERANResep merupakan instruksi yang ditulis oleh tenaga medis untuk memberikan obat atau seperangkat alat kepada pasien. Peresepan yang tepat akan membawa proses pemulihan dan penyembuhan terhadap pasien. Mahasiswa kedokteran yang menjalankan masa koasisten harus memiliki kompetensi yang baik untuk memilih dan menuliskan terapi yang sesuai. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesalahan umum dalam penulisan resep pada mahasiswa kedokteran yang akan menghadapi ujian akhir untuk menjadi seorang dokter. Penelitian ini menggunakan metode analitik terhadap 609 lembar resep dari 180 mahasiswa kedokteran yang sedang melaksanakan try out akhir objective structured clinical examination (OSCE) di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung pada Maret 2018. Dianalisis setiap komponen yang harus ada dalam penulisan resep, yaitu identitas pasien, superskripsi, inskripsi, subskripsi, dan signature. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah mahasiswa melakukan kesalahan pada item subskripsi (50,25%) dan signature (55,83%), sedangkan sebagian besar sudah menulis dengan baik pada item identitas pasien (77,5%), superskripsi (83,74%), dan inskripsi (78,98%). Akibatnya, dengan lebih dari setengah jumlah kesalahan dalam penulisan item subskripsi dan signature maka kegagalan dalam memberikan terapi yang adekuat dapat menyebabkan angka kesembuhan yang rendah, terlebih lagi dapat menimbulkan bahaya bahkan kematian terhadap pasien. Simpulan, lebih dari setengah mahasiswa kedokteran melakukan kesalahan umum dalam penulisan resep.
Community Knowledge and Behavior in the Utilization of Medicinal Plants in Cikoneng Village Bandung District Santun Bhekti Rahimah; Yuktiana Kharisma; Eka Nurhayati; Yuniarti Yuniarti; Shenny Dianathasari Santoso; Muhammad Faridza
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.908 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.3214

Abstract

The industry of the traditional medicinal made from medicinal plants was currently growing. Effortless cultivation and utilization of medicinal plants were an important step to preserve the traditional medicine of Indonesia. Cikoneng village had abundant natural potential and is an assisted village of the researchers' institution located at the foot of Manglayang mountain Bandung district. Therefore, the researchers implemented the intervention program to educate and socialize the use of medicinal plants to the community of Cikoneng village. After the intervention program, the assessment of the level of knowledge and perceptions of people in the behavior of treatment by medicinal plants utilized was carried out. This study aims to assess the increase in knowledge and perceptions of people in the behavior of cultivation and treatment by using medicinal plants in Cikoneng village. The study used an intervention program and questionnaire with 35 respondents conducted on 22 August–23 September 2016. The results showed that after the intervention program, the level of knowledge of the Cikoneng village community regarding medicinal plants was right. The entire people of Cikoneng village is willing to take advantage of medicinal plants in maintaining family health and will begin to cultivate them in the smallest scope (family). In conclusion, there is an increase in people's knowledge and perception of the behavior of cultivation and treatment by utilizing medicinal plants in Cikoneng village. PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DI KAMPUNG CIKONENG KABUPATEN BANDUNGIndustri obat tradisional berbahan baku tanaman obat saat ini semakin berkembang. Upaya budidaya dan pemanfaatan tanaman obat yang optimal merupakan langkah penting untuk menjaga kelestarian obat tradisional Indonesia. Kampung Cikoneng mempunyai potensi alam yang melimpah dan merupakan desa binaan institusi peneliti yang terletak di kaki Gunung Manglayang Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan program intervensi untuk mengedukasi dan menyosialisasikan pemanfaatan tanaman obat kepada masyarakat Kampung Cikoneng. Pada akhir program intervensi, dilakukan penilaian tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang perilaku pengobatan dengan tanaman obat. Penelitian ini bertujuan menilai peningkatan pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang perilaku budidaya dan pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat di Kampung Cikoneng. Penelitian menggunakan program intervensi dan kuesioner dengan jumlah responden 35 orang yang dilaksanakan pada 22 Agustus–23 September 2016. Hasil memperlihatkan bahwa setelah program intervensi, tingkat pengetahuan masyarakat Kampung Cikoneng mengenai tanaman obat adalah baik. Seluruh masyarakat Kampung Cikoneng bersedia memanfaatkan tanaman obat dalam menjaga kesehatan keluarga dan akan mulai membudidayakannya dalam lingkup yang paling kecil (keluarga). Simpulan, terdapat peningkatan pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang perilaku pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat di Kampung Cikoneng.
Validation of Patient Perception Instruments for Junior Doctor Performance: a Factor Analysis Mia Kusmiati; Rafidah Bahari; Noor Aini Abdul Hamid; Suhaila Sanip; Ova Emilia
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.57 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.4611

Abstract

The patient is an essential stakeholder within the medical healthcare system and an important stakeholder of the medical education program. The patients should be able to assess the performance of junior doctors in general practitioner residency to ensure their competency. Some instruments of patient assessment are available, but they do not adapt to local needs and context. This study aims to validate newly developed evaluation instruments from the patient’s perspective against the performance of a junior doctor in a teaching hospital. Fifty patients from outpatient clinics of internal medicine of two teaching hospital Faculty of Medicine Universitas Islam Bandung were selected to fill out the questionnaire in September–October 2018. The tool consists of 20 items and used a 4-point Likert scale of strongly disagree, disagree, agree, and strongly agree. The SPSS version 21 have used to extract the data as the principal axis factoring of analysis. Oblimin rotation method was applied with Kaiser normalization to simplify and describe the data structure. The detailed analysis identified five factors based on the initial eigenvalue >1. Patient perception instruments of junior doctor performance (PIJDP) showed that five constructs extracted explained 81.27% of the variance of them. Constructs were namely: humanism, responsibility-accountability, communication-empathy, altruism, and pleasant manner. Construct validity achieved after the PIJDP run fifteen times, and consistency internal with Cronbach’s alpha was 0.95. In conclusions, the PIJDP could be used to assess the performance of junior doctors and could make a novel contribution to the development of medical education. VALIDASI INSTRUMEN PERSEPSI PASIEN TERHADAP KINERJA DOKTER MUDA: SEBUAH ANALISIS FAKTORPasien merupakan stakeholder kunci dalam sistem pelayanan kesehatan dan stakeholder penting dalam program pendidikan kedokteran. Pasien dapat menilai kinerja dokter muda dalam pemagangan umum untuk memastikan kompetensi mereka. Beberapa instrumen penilaian pasien sudah dibuat, namun mereka tidak diadaptasi terhadap kebutuhan dan konteks lokal. Penelitian ini bertujuan memvalidasi instrumen evaluasi yang baru dikembangkan menurut perspektif pasien terhadap kinerja dokter muda di rumah sakit pendidikan. Lima puluh pasien dari klinik rawat jalan penyakit dalam dua rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung dipilih untuk mengisi kuesioner pada September–Oktober 2018. Kuesioner berisi 20 item yang menggunakan Skala Likert empat poin dari sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. SPSS versi 21 digunakan untuk menganalisis data melalui principal axis factoring. Metode rotasi oblimin dengan normalisasi Kaiser diaplikasikan untuk menyederhanakan dan menjelaskan struktur data. Hasil analisis mengidentifikasi lima faktor berdasar atas eigenvalue awal >1. Instrument persepsi pasien terhadap kinerja dokter muda (PIJDP) menggambarkan 5 construct yang diekstraksi sebesar 81,27% dari varian indikator dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Faktor tersebut adalah humanisme, tanggung jawab-akuntabilitas, komunikasi-empati, altruisme, dan sifat menyenangkan. Kesahihan construct dicapai setelah PIJDP diulang lima belas kali dan konsistensi internal dengan Cronbach’s alpha sebesar 0,95. Simpulan, PIJDP dapat digunakan untuk menilai kinerja dokter muda dan dapat memberi kontribusi baru dalam pengembangan pendidikan kedokteran.
The Effect of Mixed-Fruit Juice on Uterine Contractions and Cervical Dilatation During the First Stage of Delivery Bellia Loranthifolia Martasari; Wisnu Cahyadi; Gaga Irawan Nugraha; Farid Husin; Hadi Susiarno; Yudi Mulyana Hidayat; Mieke Hemiawati Satari
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.214 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.2908

Abstract

Energy imbalance in delivery can inhibit the action of glycolytic enzymes and interfere with chemical reactions in muscle cells. These nuisances may interfere with uterine contractions that obstruct cervical dilatation. Therefore, mothers require a nutritional alternative which is practical, generates energy quickly and supplies glucose needed for uterine contractions. These can be fulfilled with a mixed-fruit juice beverage. Mixed-fruit juice consists of fruits, Tunisian dates, honey, and red beans. This study aims to analyze the effect of the mixed-fruit extract on uterine contraction and cervical dilatation during the first stage of delivery. This study used a randomized controlled trial design. The target population was all the mothers who would give birth in Bandung city in March−April 2017. The samples of this study were the gravida <4 who would give birth at the Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar/PONED (Basic Emergency Obstetric and Neonatal Care/BEONC) Puskesmas (Public Health Center) Ibrahim Ajie, Puter, Garuda, Pagarsih, and Padasuka, consisting of 30 subjects as the treatment group and other 30 subjects as the control group. Uterine contractions and cervical dilatation were measured clinically and recorded on partograph. The analysis of data was done using the chi-square test, independent t test, and Mann-Whitney test. The results showed that there was the effect of mix-juice on the frequency, the duration and the intensity of uterine contractions and cervical dilatation with p value<0.05 and relative risk (RR) values respectively of 1.3, 3.3, 2.6, 1.7. In conclusion, consuming mixed-fruit juice during the first stage of delivery give a significant impact on the progress of uterine contractions and cervical dilatation.PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN MIX JUICE TERHADAP KONTRAKSI UTERUS DAN PEMBUKAAN SERVIKS SELAMA KALA I PERSALINANKetidakseimbangan energi saat persalinan dapat menghambat kerja enzim glikolitik dan mengganggu reaksi kimia dalam sel otot sehingga dapat menghambat kontraksi otot dan pembukaan serviks. Perlu alternatif nutrisi ibu bersalin yang praktis, cepat menghasilkan energi, dan memberikan asupan glukosa yang dibutuhkan untuk kontraksi uterus dalam bentuk minuman mix juice. Mix juice ini mengandung buah-buahan, kurma tunisia, madu, dan kacang merah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian minuman mix juice terhadap kontraksi uterus dan pembukaan serviks selama kala I persalinan. Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial. Populasi target adalah semua ibu yang akan melahirkan di Kota Bandung pada bulan Maret−April 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah gravida <4 yang akan melahirkan di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar (PONED) Ibrahim Ajie, Puter, Garuda, Pagarsih, dan Padasuka, yaitu 30 subjek pada kelompok perlakuan dan 30 subjek pada kelompok kontrol. Kontraksi uterus dan pembukaan serviks diukur secara klinis dan dicatat pada partograf. Analisis data menggunakan uji chi-kuadrat, uji t independen, dan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian didapatkan pengaruh pemberian minuman mix juice terhadap frekuensi, lama dan intensitas kontraksi uterus, serta pembukaan serviks dengan nilai p<0,05 dan nilai RR masing-masing sebesar 1,3; 3,3; 2,6; 1,7. Simpulan, pemberian minuman mix juice selama kala I persalinan berpengaruh terhadap kemajuan kontraksi uterus dan pembukaan serviks.
Effects of Metformin, Avocado Seed, and Diabetic Ingredients Infusion to Weight and Fasting Blood Glucose on Sucrose Diet Rats Diana Krisanti Jasaputra; Teresa Liliana Wargasetia; Elizabeth Elizabeth
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.279 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.2917

Abstract

Metformin, an oral hypoglycemic drug which has metabolic effects and weight loss after 6–9 months; however, after 18 months, these effects disappear. Oral hypoglycemic drugs with no effect on raising the weight are needed. The objective of the study is comparing the effects of metformin, avocado seed infusion (AS), and diabetic ingredients/DI (green chiretta, Java tea, and bitter grapes) in increasing weight and fasting blood glucose of rats with sucrose diet. The research was conduct at the Pharmacology Laboratory, Faculty of Medicine Universitas Kristen Maranatha in February–August 2017. The results showed that metformin within six weeks reduced weight (75.55%) compared to control (+) with a hypercaloric diet (114.36%). Metformin and hypercaloric diet in rats for 14 weeks showed a 125.66% increase in weight, higher than control (+) (114.36%), although not significant (p>0.05). Weight in rats with hypercaloric and AS diet for 14 weeks was 94.30% and 81.68% in DI was lower than control (+) (114.36%), but not significant (p>0.05). Fasting blood glucose (FBG) of dietary hypercaloric rats and metformin was 123.75 mg/dL, higher than control (+), which was 85.75 mg/dL (p<0.01), whereas FBG infusion of AS and DI during 14 weeks: 85.75 mg/dL, and 99.50 mg/dL, not significant to control (+) (p>0.05). In conclusions, metformin increased rats body weight even though not significantly and fasting blood glucose in rats fed a hypercaloric diet for 14 weeks, while avocado seed infusion and diabetec ingredients infusion did not. EFEK METFORMIN, INFUSI BIJI ALPUKAT, DAN INFUSI RAMUAN DIABETES TERHADAP BERAT BADAN DAN GLUKOSA DARAH PUASA PADA TIKUS DIET SUKROSAMetformin, obat hipoglikemik oral berefek metabolik dan menurunkan berat badan (BB) setelah 6–9 bulan, namun setelah 18 bulan efek ini hilang. Diperlukan obat hipoglikemik oral yang tidak berefek meningkatkan BB. Tujuan penelitian ini membandingkan efek metformin, infusi biji alpukat (BA), dan infusi ramuan diabetes/RD (sambiloto, kumis kucing, dan bratawali) dalam meningkatkan BB dan glukosa darah puasa pada tikus diet sukrosa. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha periode Februari–Agustus 2017. Hasil penelitian menunjukkan metformin dalam waktu 6 minggu mengurangi penambahan BB (75,55%) dibanding dengan kontrol (+) diet hiperkalori (114,36%). Pemberian metformin dan diet hiperkalori pada tikus selama 14 minggu menunjukkan kenaikan BB 125,66%, lebih tinggi dibanding dengan kontrol (+) (114,36%), walaupun tidak signifikan (p>0,05). Berat badan pada tikus dengan diet hiperkalori dan infusi BA selama 14 minggu adalah 94,30% dan  RD 81,68%, lebih rendah dibanding dengan kontrol (+) (114,36%), namun tidak signifikan (p>0,05). Glukosa darah puasa (GDP) tikus diet hiperkalori dan metformin adalah 123,75 mg/dL, lebih tinggi dibanding dengan kontrol (+) 85,75 mg/dL (p<0,01), sedangkan GDP infusi BA dan RD selama 14 minggu adalah 85,75 mg/dL dan 99,50 mg/dL, tidak signifikan terhadap GDP kontrol (+) (p>0,05). Simpulan, metformin meningkatkan berat badan tikus walau tidak signifikan dan meningkatkan glukosa darah puasa pada tikus diet hiperkalori selama 14 minggu, sedangkan infusi biji alpukat dan ramuan diabetes tidak.

Page 1 of 2 | Total Record : 12