cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Cancer
ISSN : 19783744     EISSN : 23556811     DOI : -
Core Subject : Health,
The Indonesian Journal of Cancer (official journal of the Dharmais Cancer Center Hospital) is a peer-reviewed, quarterly, open access journal. Submissions are reviewed under a broad scope of topics relevant to experimental and clinical cancer research. The journal publishes original research articles, case reports, systematic literature reviews, and letters to the editor under the following categories: Cancer prevention, diagnosis, surgery, systemic therapy, radiotherapy, paliative therapy, and molecular biology.
Arjuna Subject : -
Articles 448 Documents
“Cerebral Salt-Wasting Syndrome” pada Leukemia Limfoblastik Akut Lubis, Bidasari; Agustian, Leon; Rosdiana, Nelly; -, Rusdidjas
Indonesian Journal of Cancer Vol 2, No 4 (2008): Oct - Dec 2008
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.493 KB)

Abstract

Pada pasien leukemia limfoblastik akut (LLA), cerebral salt-wasting (CSW) syndrome dapat terjadi disebabkan renal salt-wasting karena gangguan reabsorbsi natrium di tubulus ginjal, yang mungkin dimediasi oleh brain natriuretic hormone / peptide. Hiponatremi pada CSW syndrome berhubungan dengan peningkatan eksresi natrium urin, peningkatan volume urin, hipovolemia, kadar asam urat normal atau meningkat, kadar vasopresin berkurang dan konsentrasi atrial natriuretic peptide meningkat.Laporan kasus ini seorang anak laki-laki usia 7 tahun yang menderita LLA dan CSW syndrome. Kami mendiskusikan tentang kesulitan dalam menegakkan diagnosis, efek dari hiponatremia, dan tatalaksana untuk menjaga kadar natrium darah dalam batas normal.Tatalaksana meliputi koreksi dengan NaCl 3 % intravena dan pemberian kapsul garam. Diperlukan pemantauan kadar natrium darah yang ketat dan gejala CSW syndrome.Kata Kunci: cerebral salt-ivasting syndrome, leukemia limfoblastik akut.
Breast Cancer and Malignant Melanoma Preoperative Lymphoscintigraphy in “Dharmais” Cancer Hospital -, Kardinah; Haryono, Samuel; Suzzana, Evelina; Suriadiredja, Aida
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 4 (2007): Oct - Dec 2007
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.578 KB)

Abstract

Pemeriksaan limfoskintigrafi sebagai pemetaan kelenjar getah bening preoperatif telah banyak diteliti khususnya pada pasien kanker payudara dan melanoma maligna sebagai bagian dari prosedur sentinel node. Prosedur ini telah diterapkan pula di RS. Kanker "Dharmais" dimana dilakukan injeksi isotop preoperatif, injeksi blue dye dan penggunaan gamma probe intraoperatif.Dilaporkan 48 pasien kanker payudara dan 5 pasien melanoma maligna yang menjalani prosedur limfoskintigrafi. Sebanyak 75.7% dari 37 pasien breast conserving treatment ditemukan positif limfoskintigrafi sedangkan seluruh pasien melanoma maligna didapatkan hasil positif limfoskintigrafi. Dengan menggunakan blue dye dan gamma probe intraoperatif, sentinel node dapat diidentifikasi walaupun hasil limfoskintigrafi negatif. Preoperatif limfoskintigrafi merupakan komplemen prosedur sentinel node dimana hasil pemetaannya akan memberikan arahan saat operasi.Kata kunci: kanker payudara, melanoma maligna, limfoskintigrafi, sentinel node, blue dye, gamma probe, breast conserving treatment
Hubungan Antara Coping Style dan Anticipatory Grief pada Orangtua dari Anak Dengan Diagnosis Kanker di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Rahmania, Qisthi; Tuheteru, Edi Setiawan
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.576 KB)

Abstract

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi permasalahan, tidak terkecuali ancaman kematian. Kematian dapat terjadi secara tiba-tiba ataupun tidak. Cara penanganan pada kematian mendadak dan kematian yang telah dipersiapkan (misalnya: pasien penyakit kronis) tentu juga berbeda. Pasien penyakit kronis dan keluarga akan dihadapkan pada fenomena anticipatory grief. Terdapat tiga macam model dalam menghadapi permasalahan, yaitu problem-focused coping, emotion-focused coping, dan religious-focused coping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara strategi coping dan anticipatory grief pada orangtua dari anak yang didiagnosis kanker sehingga diharapkan dapat menjadi pertimbangan pihak rumah sakit untuk menyediakan tenaga profesional yang secara khusus menangani mekanisme coping orangtua. Sampel penelitian ini berjumlah 55 orangtua yang memiliki anak dengan diagnosis kanker pada rentang usia tersebar antara 20-61 tahun. Sampel penelitian adalah orangtua dari anak dengan diagnosis kanker yang berada di ruang rawat inap Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Hasil yang didapat adalah adanya hubungan yang positif antara emotion focused coping (r= 0,347, p< 0,05) dan religious focused coping (r= 0,289, p< 0,05) dengan anticipatory grief, namun tidak terdapat hubungan pada problem-focused coping.Katakunci: coping, anticipatory grief, penyakit kronis
Cryotherapy and LEEP OCVIYANTI, DWIANA
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

https://www.scribd.com/doc/43601453/Cryotherapy-and-LEEP
Pelayanan Paliatif dan Hospice Home Care Yayasan Kanker Indonesia Drijatsiwi, Utari
Indonesian Journal of Cancer Vol 2, No 5 (2008): Workshop 2008
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan Paliatif dan Hospice Home Care Yayasan Kanker Indonesia full text: http://www.scribd.com/doc/45151583/Pelayanan-Paliatif-dan-Hospice-Home-Care-Yayasan-Kanker-Indonesia
Prostate Specific Antigen (PSA) Inisial ? 100 ng/ml Menggambarkan Stadium Lanjut dan Rendahnya Survival Kanker Prostat Santoso, Rahmat; Umbas, Rainy; Mochtar, Chaidir Arif
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 2 (2011): Apr - Jun 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.426 KB)

Abstract

Prostate Specific Antigen (PSA) merupakan marker yang penting dalam diagnosis, follow up, dan menentukan prognosis kanker prostat. Penggunaan PSA sebagai skrining telah menurunkan kejadian kanker prostat stadium lanjut saat terdiagnosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara PSA inisial dengan stadium dansurvival pada semua pasien kanker prostat yang berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Kanker "Dharmais" (RSKD) pada periode 1995-2007. Pada penelitian ini kami membagi PSA inisial menjadi dua kelompok: kelompok 1, PSA inisial 0-99 ng/ml; dan kelompok 2, PSA inisial > 100 ng/ml.Selama periode Januari sampai Desember 2007, terdapat 610 kasus kanker prostat, rerata PSA inisial adalah 387,48 ng/ml. Sebagian besar pasien dengan PSA inisial 0-99 ng/ml (53,4%). Kejadian stadium IV pada kelompok PSA inisial > 100 ng/ml lebih tinggi dibandingkan kelompok PSA insial 0-99 ng/ml (p<0,05). Demikian juga terhadapsurvival, rerata survival pada kelompok 2 lebih rendah dibandingkan kelompok 1 (p<0,05). Pada stadium IV reratasurvival lebih rendah pada kelompok PSA inisial > 100 ng/ml, namun perbedaan itu tidak bermakna secara statistik (p>0,05).Kesimpulan: Semakin tinggi PSA inisial semakin tinggi stadium dan semakin rendah survival kanker prostat, sedangkan pada stadium lanjut (stadium IV) tidak terdapat hubungan yang bermakna antara PSA inisial dengansurvival.Kata kunci: Insiden, petanda tumor
Tata Laksana Kanker Payudara Relaps KURNIAWAN, ANDREE; PRAYOGO, NUGROHO
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 2 (2012): Apr - Jun 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita di berbagai negara. Insiden kasar di Eropa 109.8/100000 dan mortalitasnya 28.4/100000. Data di Indonesia menduduki peringkat pertama kanker pada wanita dengan insiden 36.2/100000 dan angka mortalitasnya 18.6/100000. Deteksi dini dan terapi adjuvan yang maju menyebabkan angka mortalitas menurun tajam, namun kejadian relaps masih cukup sering terjadi. Angka dari kepustakaan Barat bervariasi, dari 5-30%. Faktor yang memengaruhi relaps di antaranya jenis operasi, keterlibatan kelenjar getah bening regional, dan subtipe dari kanker payudara. Kecurigaan klinis relaps harus dikonfirmasi dengan pencitraan dan diusahakan untuk mendapatkan jaringan patologi. Hal itu perlu didukung dengan pemeriksaan darah, pencitraan, status reseptor hormonal, HER2, dan marker proliferasi. Tata laksana secara umum diterapi seperti tumor primer yang baru dengan tujuan kuratif dan tata laksana secara spesifik berdasarkan subtipe dari kanker payudara yang meliputi terapi hormonal, anti-HER2, kemoterapi, terapi target yang baru seperti lapatinib, antiangiogenesis seperti bevacizumab dan sunitinib.Kata kunci: kanker payudara, relaps
Ekspresi Heat Shock Protein 70 (HSP-70) dan P53 Mutan sebagai Faktor Prediksi Operabilitas Pasca-kemoterapi Neoajuvan pada Kanker Serviks IIB SIMANJUNTAK, ROY YUSTIN; ASKANDAR, BRAHMANA; FAUZIAH, DYAH
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Tujuan: untuk mengetahui ekspresi HSP-70 dan p53 mutan dalam memprediksi respons operabilitas (pra-operatif) pada penderita kanker serviks IIB yang mendapatkan kemoterapi neoajuvan Paclitaxel-Platinum. Metode: penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan kasus kontrol. Ekspresi p53 mutan dan HSP 70 diperiksa dengan pengecatan imunohistokimia pada 40 potongan biopsi jaringan pasien kanker serviks IIB yang memenuhi kriteria inkluasi, yang melakukan pengobatan di RSUD dr. Soetomo, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, mulai Desember 2006 hingga Juli 2011. Kriteria inklusi meliputi ukuran tumor ? 4 cm, telah dievaluasi operabilitas melalui pemeriksaan klinis dan mendapatkan kemoterapi neoajuvan Paclitaxel-Platinum (setiap 3 minggu selama 3 siklus).Hasil: dari penelitian ini didapatkan total sampel sebanyak 40 pasien yang mendapat kemoterapi neoajuvan Paclitaxel- Platinum. Dari 40 sampel tersebut, 22 (55%) pasien kanker serviks IIB memberikan respons inoperable dan 18 (45%) pasien memberikan respons operabel. Ekspresi p53 mutan terbanyak menunjukkan hasil ekspresi negatif, dengan rentang skor 0-1, yaitu sebanyak 33 (82,5%) penderita. Ekspresi positif didapatkan pada 7 (17,5%) penderita dan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan (p 0,48; OR: 0,55 (CI 95%:0,11- 2,87)). Jumlah ekspresi HSP 70 yang positif dan negatif menunjukkan jumlah yang sama besarnya, baik pada luaran inoperabel maupun operabel, masing-masing 11 (50,0%) dan 9 (50,0%), dengan p=1,00, OR: 1,00 (CI 95%:0,289-3,48). Hubungan antara ekspresi p53 dan HSP 70 dengan operabilitas post kemoterapi neoajuvan Paclitaxel-Platinum dianalisa dengan uji Chi-square.Kesimpulannya, ekspresi HSP 70 dan p53 mutan tidak dapat memprediksi respons operabilitas pada pasien kanker serviks IIB yang mendapatkan kemoterapi neoajuvan Paclitaxel-Platinum.Kata kunci: Kanker serviks stadium IIB, kemoterapi neoajuvan Paclitaxel- Platinum, operabilitas pasca-kemoterapi neoajuvan.
Perbedaan Ekspresi Foxp3+ dan Cd8+ Tumor Infiltrating Lymphocytes Karsinoma Payudara pada Berbagai Stadium T Indiralia, Anisia; Rahniayu, Alphania; Mustokoweni, Sjahjenny
Indonesian Journal of Cancer Vol 12, No 1 (2018): Jan - Mar
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1269.433 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v12i1.549

Abstract

Background: Breast carcinoma, the most common malignancy in women, are often accompanied by tumor infiltrating lymphocytes (TIL) which has controversial clinical relevance. TIL is thought to reflect the host’s immune response to malignant tumors. FOXP3, specific biomarker of Treg, is an important transcription factors that develops and functions in the maintenance of self tolerance, including inhibition of CD8+ cytotoxic T cell function. Aim: To analyze the differences and the correlation between FOXP3+ and CD8+ TIL in breast carcinoma with different T staging. Methods: An analytical observational research, performed on 44 paraffin block of breast carcinoma of various stages T (AJCC 7th ed) in anatomical pathology installation of RSUD Dr. Soetomo, used FOXP3+ and CD8+ antibodies. The immunoexpression are evaluated on stromal area, then analyzed statistically, period January 1, 2014 – December 31, 2016. Result: Showed significant differences in FOXP3+ expression between T1-T4, T2-T3, T2-T4, T3-T4. There were significant differences in CD8+ expression between T2-T3, T2-T4. There is a correlation between the expression of FOXP3+ and CD8+ in T1 and all T (p < 0.05). Conclusion: There was significant difference in FOXP3+ and CD8+ TIL of breast carcinoma with increasing T stage. There was correlation between FOXP3+ and CD8+ TIL expression of breast carcinoma at all T and T1 stage. ABSTRAKPendahuluan: Karsinoma payudara adalah keganasan terbanyak wanita dan sering didapatkan adanya tumor infiltrating lymphocytes (TIL) dengan relevansi klinis yang masih kontroversial. TIL sering dianggap mencerminkan respon imun inang terhadap tumor ganas. FOXP3, biomarker spesifik Treg, merupakan faktor transkripsi yang penting dalam perkembangan dan berfungsi dalam pemeliharaan self tolerance, termasuk penghambatan fungsi sel T sitotoksik CD8+. Metode: Penelitian observasional analitik terhadap 44 sampel blok parafin karsinoma payudara berbagai stadium T (AJCC edisi ketujuh) di instalasi Patologi Anatomi RSUD Dr. Soetomo Surabaya menggunakan antibodi FOXP3 dan CD8, dihitung pada area stroma tumor, kemudian dilakukan uji statistik periode 1 Januari 2014 – 31 Desember 2016. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna ekspresi FOXP3+ antara T1 dan T4, T2 dan T3, T2 dan T4, T3 dan T4. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi CD8+ antara T2 dan T3, T2 dan T4. Terdapat korelasi antara tingginya ekspresi FOXP3+ dengan tinginya ekspresi CD8+ pada T1 dan semua T (p < 0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna ekspresi FOXP3+ dan CD8+ TIL karsinoma payudara dengan meningkatnya stadium T. Terdapat korelasi antara ekspresi FOXP3+ dan CD8+ TIL karsinoma payudara pada semua stadium T dan T1.
Analisis Cost-Effectiveness Seftazidim Generik pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Jakarta, 2012 SYAFHAN, NADIA FARHANAH; SAPTANINGSIH, AGUSDINI BANUN; PERTIWI, MUTIARA JEANY RAHAYU
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 3 (2016): July - September 2016
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1789.358 KB)

Abstract

ABSTRACTAdministration of ceftazidime shortened duration of neutropenia and hospitalization days in breast cancer patients who had infection after myelosupressive chemotherapy. Cost-effectiveness analysis (CEA) as one of pharmacoeconomic methods was important to determine treatment attaining effect for lower cost. The aim of this study was to comparethe total direct medical cost and effectiveness, which was measured from length-of-stay (LOS), of generic ceftazidime A and B usage, and to decide which ceftazidime that was more cost-effective in early-stage and late-stage breast cancer patients at National Cancer Center Dharmais Hospital Jakarta year 2012. The study design was non-experimental withcomparative study retrospectively on secondary data from medical records and administrative data in 2012. Samples were taken by using total sampling method. The number of samples were 9 patients, which included 7 patients with generic ceftazidime A and 2 patients with generic ceftazidime B. The total direct medical cost of generic ceftazidime A in early-stage and late-stage breast cancer patients, respectively Rp 15.930.407,45 and Rp 15.962.519,25, were higher than generic B, respectively Rp 6.716.225,21 and Rp 7.147.956,92. Median LOS of generic A ceftazidime in early-stage and late-stage breast cancer patients, respectively 7 days and 10 days, were longer than generic B, respectively 3 days and 4 days. According to CEA result, generic ceftazidime B was more cost-effective than generic A.ABSTRAKPemberian seftazidim dapat mempersingkat durasi neutropenia dan lama hari rawat inap pada pasien kanker payudara yang mengalami infeksi setelah kemoterapi mielosupresif. Analisis cost-effectiveness merupakan salah satu metode farmakoekonomi yang penting untuk menentukan obat efektif dengan biaya yang lebih rendah. Penelitian dilakukan untuk membandingkan total biaya medis langsung dan efektivitas yang dilihat dari lama hari rawat penggunaan seftazidim generik A dan B, serta menentukan seftazidim yang lebih cost-effective pada pasien kanker payudara stadium awal dan lanjut di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Jakarta, 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah studi komparatif secara retrospektif terhadap data rekam medis dan administrasi tahun 2012. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Jumlah pasien yang dilibatkan dalam analisis 9 pasien, yaitu 7 pasien menggunakan seftazidim generik A dan 2 pasien menggunakan seftazidim generik B. Median total biaya medis langsung kelompok generik A pada pasien kanker stadium awal maupun lanjut berturut-turut sebesar Rp 15.930.407,45 dan Rp 15.962.519,25 lebih tinggi dibanding generik B, berturut-turut sebesar Rp 6.716.225,21 dan Rp 7.147.956,92. Median lama hari rawat kelompok generik A pada pasien kanker stadium awal maupun lanjut berturut-turut 7 hari dan 10 hari, lebih panjang dibanding generik B, berturut-turut 3 hari dan 4 hari. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa seftazidim generik B lebih cost-effective dibanding generik A.

Filter by Year

2007 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 4 (2018): October-December Vol 12, No 3 (2018): July-September Vol 12, No 2 (2018): April-June Vol 12, No 1 (2018): Jan - Mar Vol 11, No 4 (2017): October- December 2017 Vol 11, No 3 (2017): July - September 2017 Vol 11, No 2 (2017): April - June Vol 11, No 1 (2017): Jan-Mar Vol 10, No 4 (2016): October - December 2016 Vol 10, No 3 (2016): July - September 2016 Vol 10, No 2 (2016): April - June 2016 Vol 10, No 1 (2016): Jan - Mar 2016 Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015 Vol 9, No 3 (2015): Jul - Sept 2015 Vol 9, No 2 (2015): April-Juni 2015 Vol 9, No 1 (2015): Jan - Mar 2015 Vol 8, No 4 (2014): Oct - Dec 2014 Vol 8, No 3 (2014): Jul - Sep 2014 Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014 Vol 8, No 1 (2014): Jan - Mar 2014 Vol 7, No 4 (2013): Oct - Dec 2013 Vol 7, No 3 (2013): Jul - Sep 2013 Vol 7, No 2 (2013): Apr - Jun 2013 Vol 7, No 1 (2013): Jan - Mar 2013 Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012 Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012 Vol 6, No 2 (2012): Apr - Jun 2012 Vol 6, No 1 (2012): Jan - Mar 2012 Vol 5, No 4 (2011): Oct - Dec 2011 Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011 Vol 5, No 2 (2011): Apr - Jun 2011 Vol 5, No 1 (2011): Jan - Mar 2011 Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010 Vol 4, No 4 (2010): Oct - Dec 2010 Vol 4, No 3 (2010): Jul - Sep 2010 Vol 4, No 2 (2010): Apr - Jun 2010 Vol 4, No 1 (2010): Jan - Mar 2010 Vol 3, No 5 (2009): Workshops 2009 Vol 3, No 4 (2009): Oct - Dec 2009 Vol 3, No 3 (2009): Jul - Sep 2009 Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009 Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009 Vol 2, No 5 (2008): Workshop 2008 Vol 2, No 4 (2008): Oct - Dec 2008 Vol 2, No 3 (2008): Jul - Sep 2008 Vol 2, No 2 (2008): Apr - Jun 2008 Vol 2, No 1 (2008): Jan - Mar 2008 Vol 1, No 4 (2007): Oct - Dec 2007 Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007 Vol 1, No 2 (2007): Apr - Jun 2007 Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007 More Issue