Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Creative Research in Engineering (CERIE)

Efek Perlakuan Panas (Heat Treatment) pada Besi Cor Kelabu terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Nugroho Tri Atmoko; Moch Chamim; Subiyati Subiyati; Bambang Hari Priyambodo
Creative Research in Engineering Vol 1, No 2 (2021): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.562 KB) | DOI: 10.30595/cerie.v1i2.10847

Abstract

Besi tuang yang digunakan sebagai bahan dasar pada industri otomotif dan manufaktur mengharuskan memiliki sifat mekanik dan karakteristik yang perlu disesuaikan dengan sifat dan tujuan aplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sebelum dan sesudah proses perlakuan panas terhadap sifat mekanik dan struktur mikro material besi cor untuk industri otomotif dan manufaktur. Penelitian ini menggunakan 3 macam metode proses perlakuan panas yaitu annealing , normalizing , dan quenching. Spesimen akan dibakar di dalam furnace chamber menggunakan temperatur 850 °C dan waktu penahanan 20 menit sampai spesimen benar-benar teraustenisasi. Untuk analisis pengaruh proses perlakuan panas besi cor, dilakukan uji struktur mikro dan pengukuran kekerasan mikro. Hasil penelitian ini bahwa perbedaan proses perlakuan panas akan mempengaruhi sifat struktural dan mekanik dimana metode annealing pada besi cor akan menyebabkan penurunan kekerasan, hal ini disebabkan fasa ferit yang semakin mendominasi matriks. Metode quenching akan menyebabkan peningkatan kekerasan yang signifikan sebesar 104% sehingga material yang diquenching sesuai untuk diaplikasikan pada bagian-bagian yang memerlukan getas seperti roda gigi, guide rail, dll.
Pengaruh Penambahan Isolator Terhadap Distribusi Temperatur dan Nyala Efektif Api Pada Tungku Gasifikasi Tipe Downdraft Agus Jamaldi; Nugroho Tri Atmoko; Arif Hidayat Purwono; Edy Suryono
Creative Research in Engineering Vol 1, No 2 (2021): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.906 KB) | DOI: 10.30595/cerie.v1i2.10845

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan isolator terhadap kinerja tungku gasifikasi tipe downdraft . Tiga bahan isolator yang digunakan yaitu serbuk batu bata, serbuk batu padas dan pasir. Parameter utama yang digunakan sebagai tolok ukur kinerja tungku gasifikasi yaitu suhu pembakaran dan durasi  nyala  api  yang dihasilkan dari bahan  bakar  biomassa . Biomassa yang digunakan dalam penelitian ini adalah  sekam padi. Penelitian dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan pengujian kinerja tungku gasifikasi tanpa menggunakan isolator. Tahap kedua yaitu dilakukan pengujian dengan menggunakan isolator  yang dipasang pada dinding  tungku gasifikasi. Hasil pengujian tungku tanpa isolator didapatkan temperatur rata-rata nyala api sebesar 272 °C dan nyala efektif  api  selama 5 3  menit . Pengujian dengan penambahan isolator didapatkan suhu rata-rata nyala api  dengan bahan  serbuk batu bata sebesar 506°C dengan isolator suhu 102°C dan nyala efektif  api  selama 54 menit. Untuk serbuk batu padas suhu rata-rata nyala api  sebesar 484°C dengan isolator suhu 134°C dan nyala efektif  api  selama 53 menit. Sedangkan isolator pasir temperature rata-rata nyala api  sebesar 466°C, temperature isolator 146°C dan nyala efektif  api  selama 52 menit. Berdasarkan  hasil penelitian yang dilakukan  maka kinerja tungku gasifikasi dengan menggunakan isolator meningkat dibandingkan tungku tanpa isolator . I solator serbuk batu bata meningkat kan kinerja  tungku gasifikasi  sebesar 90,2% sedangkan untuk serbuk batu padas dan pasir masing-masing sebesar 83,2% dan 77,6%. Hasil ini menunjukkan bahwa serbuk batu bata merupakan isolator yang paling optimal dibandingkan dengan serbuk batu padas dan pasir. 
Efek Perbaikan Las Berulang (Multilayer Repair Welding) pada Baja Carbon SS400 terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Burhanudin Burhanudin; Moch Chamim; Fatimah Nur Hidayah; Bagus Radiant Utomo; Radik Syamsul Erfan; Nugroho Tri Atmoko
Creative Research in Engineering Vol 2, No 1 (2022): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/cerie.v2i1.14050

Abstract

Salah satu metode untuk menghilangkan cacat pada hasil pengelasan adalah dengan melakukan perbaikan las ( repair welding ). Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi karakteristik material baja carbon tipe SS400 sebelum dan sebelum mengalami perbaikan las (repair welding). Pengelasan dilakukan menggunakan metode Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan elektroda jenis LB-52U E7016 yang memiliki diameter 2,6 mm. Sebelum dilakukan perbaikanlas ( repair welding ), dilakukan pengelasan lapisan ( multilayer weld ing ) pada spesimen sebanyak tiga kali lapisan yakni lapisan rootpass , hotpassdan caping. Kemudian spesimen yang telah mengalami pengelasan berlapis ( multilayer welding ) dilakukan perbaikan las ( repair welding ) pada daerah kawah lasan ( weld ). Spesimen selanjutnya dianalisa terhadap perubahan struktur mikro menggunakan pengujian morfologi berupa foto mikro serta sifat mekanik menggunakan uji kekerasan Vickers disetiap daerah lasan yakni logam induk ( base metal ), Heat Affected Zone (HAZ) dan daerah pengelasan ( weld ) pada spesimen sebelum dan sebelum perbaikan las berulang ( pengelasan perbaikan multilayer ).Hasil dari Analisis menunjukkan bahwa struktur mikro spesimen sebelum dan sebelum perbaikan las terdapat 2 fasa yang terlihat yakni fasa ferit dan fasa perlit. Pada daerah base metal fasa ferit lebih mendominasi dengan batas butir yang cenderung besar pada spesimen sebelum dan sebelum perbaikan las. Sedangkan pada daerah HAZ terlihat pengkasaran butir ( grain
Efek Perbaikan Las Berulang (Multilayer Repair Welding) pada Baja Carbon SS400 terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Burhanudin Burhanudin; Moch Chamim; Fatimah Nur Hidayah; Bagus Radiant Utomo; Radik Syamsul Erfan; Nugroho Tri Atmoko
Creative Research in Engineering Vol 2, No 1 (2022): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/cerie.v2i1.13899

Abstract

Salah satu cara untuk menghilangkan cacat las adalah dengan memperbaiki las. Penelitian ini akan menyajikan karakteristik material baja karbon tipe SS400 sebelum dan sebelum menjalani proses perbaikan pengelasan. Pengelasan dilakukan dengan menggunakan metode Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan elektroda tipe LB-52U E7016 yang memiliki diameter 2,6 mm. Sebelum dilakukan pengelasan, menjalani pengelasan multilayer tiga kali yaitu rootpass, layer dan caping.Setelah dilakukan perbaikan lasan, spesimen dianalisa perubahan struktur mikronya dengan pengujian morfologi berupa foto mikro dan sifat mekanik menggunakan uji kekerasan Vickers pada setiap bagian zona pengelasan yaitu logam dasar Heat Affected Zone (HAZ) dan area pengelasan pada spesimen sebelum dan sebelum pengelasan perbaikan multilayer. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada struktur mikro benda uji sebelum dan sebelum dilakukan perbaikan las terdapat 2 fasa yang tampak yaitu fasa ferit dan fasa perlit. Pada logam dasar fasa ferit mendominasi dengan batas butir yang cenderung besar pada benda uji sebelum dan sebelum dilakukan las. Sementara itu, di wilayah HAZ terlihat butirannya kasar.Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar. Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada las yaitu 177,53 HVN pada saat benda uji belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167,06 HVN. yaitu fase ferit dan fase perlit. Pada logam dasar fasa ferit mendominasi dengan batas butir yang cenderung besar pada benda uji sebelum dan sebelum dilakukan las. Sementara itu, di wilayah HAZ terlihat butirannya kasar. Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar.Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada las yaitu 177,53 HVN pada saat benda uji belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167,06 HVN. yaitu fase ferit dan fase perlit. Pada logam dasar fasa ferit mendominasi dengan batas butir yang cenderung besar pada benda uji sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan las. Sementara itu, di wilayah HAZ terlihat butiran kasar. Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar. Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada lasan yaitu 177,53 HVN pada saat spesimen belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167,06 HVN. di wilayah HAZ terlihat butiran kasar. Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar. Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada las yaitu 177,53 HVN pada saat benda uji belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167,06 HVN. di wilayah HAZ terlihat butiran kasar. Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar. Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada las yaitu 177,53 HVN pada saat benda uji belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167.06 HVN.