Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik ITS

Desain Pabrik Sodium Karbonat Dari CO2 Flue Gas Pabrik Semen Muhammad Fadlan Minallah; Fadlilatul Taufany; Ali Altway
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.902 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22475

Abstract

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan energi di Indonesia selama beberapa tahunn terakhir ini, semakin juga meningkatkan bertambahnya gas rumah kaca yang dihasilkan. Gas rumah kaca (GRK) yang terdiri dari CO2, CH4, N2O, HCFC, dan CFC serta uap air (H2O), dimana yang menjadi sumber utama terjadinya pemasan global. Terutama pada pabrik yang menghasilkan GRK itu sendiri selama proses produksi, seperti pabrik semen 15.107.267 ton, pabrik produksi kapur 3.688.147 ton, dan pabrik kaca/gelas 170.000 ton. Prospek soda abu (nama pasar sodium karbonat) di Indonesia masih dalam kondisi baik karena kebutuhan komoditas ini semakin bertambah dengan rate 3,4% pertahun untuk industri kapur, industri gelas, dan industri keramik. Selama ini kebutuhan soda abu di Indonesia masih dipenuhi dengan adanya impor dari negara lain, karena belum adanya produsen natrium karbonat di dalam negeri yang menjadikan komoditas ini sebagai produk utama dari pabriknya. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Kabupaten Tuban, JawaTimur dengan estimasi waktu mulai produksi pada tahun 2017. Penentuan lokasi pabrik berdasarkan pada sumber bahan baku. Hal ini karena bahan baku yang digunakan adalah flue gas dari pabrik semen. Untuk menemuhi kebutuhan akan sodium karbonat kapasitas produk sodium karbonat ini sebesar 86,37 ton/jam. Pabrik beroperasi selama 24 jam per hari dengan hari kerja 330 hari per tahun. Proses pembuatan soda abu dengan proses karbonasi terdiri dari empat unit proses, yaitu dust removal unit, absorption unit, crystalization unit, dan soda ash unit. Dari analisa perhitungan ekonomi didapat Investasi Rp79.285.526.850, IRR sebesar 26%, POT selama 4,39 tahun, dan NPV positif 15 tahun sebesar Rp589.068.911.634. Umur dari pabrik ini diperkirakan selama 15 tahun dengan masa periode pembangunannya selama 2 tahun di mana operasi pabrik ini 330 hari/tahun.
Pra-Desain Pabrik Bioetanol dari Bagasse Endah Prasetyo Rini; Nur Aini Nadhifah; Ali Altway; Susianto Susianto
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.313 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46045

Abstract

Bioetanol merupakan suatu produk yang dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar yang berasal dari suber alam.  Salah satu bahan pembuatan bioetanol adalah bagasse. Bagasse merupakan sumber biomasa yang berasal dari limbah pabrik gula. Bagasse mengandung banyak selulosa dan sedikit lignin yang potensial untuk bahan pembuatan bioetanol. Kelebihan dari bioetanol yaitu aman digunakan sebagai bahan bakar, memiliki titik nyala tiga kali lebih tinggi dibandingkan bensin, dan emisi hidrokarbon sedikit. Pabrik bioetanol dari bagasse ini terdiri dari 3 proses utama yaitu: Pre-Treatment dimana dalam proses ini lignin akan dilarutkan dengan NaOH dan pemecahan selulosa menjadi glukosa dengan H2SO4, fermentasi untuk mengubah glukosa menjadi etanol, dan dehidrasi untuk memurnikan etanol. Pabrik ini beroperasi secara kontinyu 24 jam selama 330 hari dengan kapasitas produksi 96.792 kL/tahun. Analisa perhitungan ekonomi didapatkan IRR 18%/tahun, Pay Out Time (POT) 7,06 tahun, dan Break Event Point (BEP) 32,07%.
Studi Proses Pemisahan Bitumen dari Asbuton dengan Proses Hot Water Menggunakan Bahan Pelarut Kerosin dan Larutan Surfaktan Mochamad Sidiq; Surya Rachmadani; Ali Altway; Siti Nurkhamidah
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.254 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.3567

Abstract

Penelitian ini merupakan studi proses pemisahan bitumen dari asbuton dengan proses hot water menggunakan bahan pelarut kerosin dan larutan surfaktan. Asbuton adalah aspal alam yang terdeposit dalam batuan dengan kadar bitumen antara 15-30% yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara dengan jumlah deposit aspal sebesar 677juta ton. Bitumen dapat digunakan sebagai campuran aspal minyak untuk pembangunan dan pemeliharaan sarana infrastruktur berupa jalan raya. Salah satu cara pemisahan bitumen dari mineral adalah dengan proses hot water menggunakan bahan pelarut kerosin dan larutan surfaktan. Sistem yang ditinjau dalam penelitian ini adalah tangki berpengaduk berbentuk silinder dengan kapasitar 2000cm2. Dalam penelitian ini akan ditinjau pengaruh dari penambahan ratio larutan surfaktan/asbuton dan penambahan kerosin terhadap %recovery bitumen. Proses ekstraksi dilakukan selama 20 menit dengan suhu proses 90oC dan kecepatan putar pengaduk 1500 rpm. Hasil proses ini akan terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas terdiri dari larutan bitumen (kerosin dan bitumen), lapisan tengah terdiri dari air, larutan surfaktan dan mineral murni yang terpisah, dan lapisan bawah terdiri dari asbuton yang tidak terekstrak, kerosin dan sedikit air. Lapisan paling atas di ambil dan dilakukan analisa densitasnya untuk diketahui konsentrasi bitumennya. Sehingga dapat dihitung %recovery bitumen yang dihasilkan. Lapisan paling atas dipisahkan dan dianalisa konsentrasi bitumennya dengan mengukur densitasnya. Dari hasil eksperimen diperoleh kesimpulan bahwa (%) recovery bitumen tertinggi adalah pada penambahan kerosin 50% dan 0,1% konsentrasi larutan surfaktan 35 % sebesar 80,797%.
STUDI PEMISAHAN BITUMEN DARI ASBUTON MENGGUNAKAN MEDIA AIR PANAS DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN SODIUM DODECYL SULFATE (SDS) DAN SODIUM CARBONATE (Na2CO3) Afri Dwijatmiko; Aditya Akhmad Sony; Susianto Susianto; Ali Altway
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.987 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24334

Abstract

Asbuton adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Asbuton dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pengganti aspal minyak setelah bitumen dipisahkan dari mineralnya. Penelitian proses pemisahan bitumen dari asbuton menggunakan hot water process telah dilakukan, tetapi bitumen yang terambil kurang maksimal. Interfacial tension merupakan parameter penting dalam proses pemisahan bitumen menggunakan hot water process disamping viskositas bitumen. Untuk meningkatkan perolehan bitumen, maka perlu dilakukan modifikasi sifat permukaan bitumen. Modifikasi sifat permukaan bitumen dilakukan dengan penambahan surfaktan. Pada penelitian ini, jenis surfaktan yang digunakan adalah surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) yang berfungsi sebagai wetting agent untuk menurunkan tegangan permukaan antara bitumen dengan mineral. Fokus dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan wetting agent terhadap jumlah larutan total, konsentrasi surfaktan dan pengaruh temperatur terhadap persen (%) recovery bitumen. Proses pemisahan bitumen dari asbuton dalam metode ini dilakukan melalui dua proses utama, yakni proses mixing dan digesting. Kedua proses ini dilakukan pada sebuah tangki berpengaduk disc turbine dan empat buah  baffle. Proses mixing preheating dilakukan dengan cara mengaduk asbuton dengan solar yang memiliki perbandingan 40 : 60 terhadap massa total 1000 gram pada 1100 rpm dengan suhu 60, 70, 80, dan 90oC selama 30 menit. Selanjutnya dilakukan proses digesting dengan mengaduk campuran solar-asbuton dengan wetting agent, yang berupa larutan surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (SDS)-Na2CO3 sebesar 25% terhadap massa total campuran sebesar 1000 gram pada 1700 rpm dengan suhu 60, 70, 80, dan 90oC selama 30 menit. Konsentrasi larutan surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) yang akan digunakan sebesar 0.125%, 0.25% , 0.375% dan 0.5% (% massa) dan konsentrasi Na2CO3 sebesar 0.25%, 0.5%, 0.75% dan 1% (% massa). Produk proses digesting kemudian dipisahkan secara gravitasi dalam beaker glass dengan menambahkan air sehingga terbentuk tiga lapisan. Lapisan teratas yang merupakan larutan bitumen-solar, ditimbang berat dan diukur densitasnya untuk mengetahui persen (%) recovery yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa % recovery bitumen mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya temperatur dan meningkatnya konsentrasi Na2CO3. Sedangkan % recovery bitumen mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya konsentrasi surfaktan SDS hingga konsentrasi 0.375%, lalu mengalami penurunan pada konsentrasi SDS 0.5%. Hasil akhir yang diperoleh adalah % recovery bitumen yang tertinggi diperoleh sebesar 91.92% pada suhu 90oC dengan konsentrasi Na2CO3 1% dan konsentrasi surfaktan SDS 0.375%.
Pra Desain Pabrik Poly-L-Lactic Acid dari Tetes Tebu Eriska Wahyu Kusuma; Ayu Larasati; Siti Nurkhamidah; Ali Altway
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.492 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46997

Abstract

Poly-L-Lactic Acid atau disingkat PLLA merupakan termoplastik biodegradable turunan dari sumber daya terbarukan. Kebutuhan dunia akan plastik yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh plastik. Hal ini membuat PLLA menjadi alternatif pengganti plastik petroleum-based untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan bioplastik dalam negeri dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang pabrik PLLA dengan kapasitas 20.000 ton/tahun dengan memanfaatkan limbah tetes tebu yang dihasilkan oleh pabrik gula sebagai bahan baku. Pabrik direncanakan berdiri pada tahun 2020 di Lampung Tengah, Sumatera Selatan.  Proses pembuatan PLLA dilakukan melalui tiga tahap, yakni proses produksi asam laktat, pemurnian asam laktat, dan polimerisasi asam laktat. Tahap produksi asam laktat dilakukan dengan proses fermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus delbrueckii subsp. delbrueckii selama 26 jam pada kondisi 42oC, tekanan atmosfir, dan pH 6,9. Tahap pemurnian dilakukan hingga asam laktat mencapai kemurnian 99% dalam kolom distilasi reaktif. Tahap polimerisasi asam laktat dilakukan dengan metode ring-opening-polymerization. Untuk mendirikan pabrik PLLA dari limbah tetes tebu ini diperlukan modal tetap (FCI) sebesar Rp 926.811.877.912,00 dan modal kerja (WCI) sebesar 92.681,187.791,00. Dari perhitungan analisa ekonomi didapatkan nilai Pay Out Time (POT) 5,13 tahun dengan Break Event Point (BEP) sebesar 45,6% dan Internal Rate of Returm (IRR) sebesar 13,19%.
Pemanfaatan Gas Alam sebagai LPG (Liquified Petroleum Gas) Samuel Sembiring; Ruben Leonardo Panjaitan; Susianto Susianto; Ali Altway
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.005 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.47079

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah. Salah satunya adalah gas alam. Berdasarkan data Direktorat Jendral Minyak dan Gas Alam Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per tanggal 1 Januari 2017 cadangan gas alam mencapai 142,72 TCF. Gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk, salah satunya diolah menjadi Liquefied Petroleum Gas (LPG). Oleh karena itu akan didirikan pabrik LPG pada tahun 2021 di Bontang, Kalimantan Timur dipilih dikarenakan besarnya potensi gas alam yang tersedia, sumber energi, iklim dan beberapa aspek lain yang sangat mendukung untuk didirikannya pabrik LPG di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik LPG dari gas alam ini direncanakan terdiri dari 4 unit utama, yaitu Acid Gas Removal  Unit, Dehidration Unit, Refrigration Propane Unit, dan Fractination Unit. Pabrik direncanakan beroperasi secara kontinyu 24 jam selama 330 hari pertahun dengan kapasitas produksi sebesar 98.712 ton LPG/tahun. Jumlah gas alam yang dibutuhkan sebagai bahan baku sebesar 1,6 juta ton per tahun. Total modal investasi sebesar Rp 2.586.262.350.491. Hasil penjualan per tahun sebesar Rp 1.988.889.225.300. Sehingga diperoleh Internal Rate of Return 29,88%, Pay Out Time selama 5,6 tahun dan Break Even Point 29,76%.
Pra Desain Pabrik Triacetin (Triacetyl Glycerol) dari Produk Samping Produksi Biodiesel (Crude Glycerol) Dwi Arimbi Wardaningrum; Muhammad Iqbal Fauzie; Susianto Susianto; Ali Altway
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56094

Abstract

Salah satu produk turunan gliserol yakni triacetin. Kegunaan triacetin sendiri cukup banyak di kalangan industri, baik industri makanan maupun non makanan. Kegunaan triacetin banyak digunakan sebagai penambah aroma, platisizer, pelarut, bahan aditif bahan bakar untuk mengurangi knocking pada mesin (menaikkan nilai oktan), serta dapat digunakan sebagai zat aditif untuk biodiesel. Di Indonesia masih belum ada pabrik triacetin sehingga nilai produksi dan ekspor triacetin kosong atau tidak ada dan nilai impor sebesar 46.000 ton/tahun. Pabrik direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2023 dengan kapasitas sebesar 46.000 ton/tahun dengan tujuan mensubstitusi nilai impor yang ada. Lokasi pendirian pabrik berada di Dumai, Riau. Produksi triacetin dari gliserol dilakukan melalui tiga tahap, yaitu pre-treatment, esterifikasi, dan purifikasi. Di bagian pre-treatment, crude glycerol memasuki flash tower, lalu dilanjutkan  memasuki kolom distilasi untuk dimurnikan hingga 99,99% gliserol. Di bagian esterifikasi, gliserol dan asam asetat dialirkan menuju reaktor esterifikasi R-210. Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah reaksi esterifikasi antara gliserol dengan asam asetat berlebih membentuk monoacetin, diacetin, dan triacetin dengan menggunakan katalis Amberlyst-15. Jenis reaktor yang digunakan adalah Batch. Setelah 4 jam reaksi, dihasilkan konversi 100% dengan menghasilkan 2% monoacetin, 54% diacetin, dan 44% triacetin. Kemudian, hasil reaksi esterifikasi diumpankan menuju proses selanjutnya yaitu decanter dan dua kolom distilasi untuk dilakukan pemurnian dengan pemisahan menjadi produk utama triacetin dan produk samping diacetin. Dengan estimasi umur pabrik 20 tahun, dapat diketahui internal rate of return (IRR) sebesar 18,36%, pay out time (POT) 6,5 tahun dan break even point (BEP) sebesar 29,57 %.
Pra Desain Pabrik Garam Farmasi dari Air Laut dengan Metode Multiple Effect Evaporator Ragilia Rahma Maulidia; Wahyu Adinda Larasati; Ali Altway; Fadlilatul Taufany
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.94236

Abstract

Garam banyak digunakan oleh beberapa industri, salah satunya pada industri farmasi yang dibutuhkan untuk bahan-bahan medis dan obat-obatan. Garam farmasi memiliki kualitas yang paling tinggi diantara garam yang lainnya yaitu memiliki kadar NaCl >99,5%. Garam farmasi tersebut dapat diperoleh dari air laut yang tersedia banyak di Indonesia. Proses yang digunakan dalam pembuatan garam farmasi yaitu dengan menggunakan multiple effect evaporator. Proses pembuatan garam farmasi dari air laut dibagi menjadi 3 unit proses, yaitu unit pemurnian, unit pengkristalan dan pengeringan, dan unit pengendalian produk. Dari hasil proses didapatkan garam farmasi dengan kemurnian 99,6%. Hasil terssebut sesuai dengan standart menurut Farmakope Indonesia (FI) Edisi IV bahwa kemurnian garam farmasi adalah 99,5%. Pabrik garam farmasi berkapasitas produksi sebesar 9000 ton/tahun. Lokasi pendirian pabrik pengolahan garam farmasi direncanakan di Desa Tamansareh, Kabupaten Sampang, Madura. Dengan kapasitas tersebut dan desai umur pabrik selama 10 tahun, didapatkan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 14,79% yang dimana nilainya lebih besar dari bunga pinjaman bank sebesar 8%. Kemudian didapatkan Pay Out Time (POT) sebesar 5,71 tahun dan Break Even Point (BEP) sebesar 20,91%.
Pra Desain Pabrik di-(Palmitic Carboxyethyl) Hydroxyethyl Methyl Ammonium Methyl Sulfate (Esterquats) Surfaktan Berbasis Fatty Acid Fadlilatul Taufany; Merisa Veronika Suparto; Nadhifa Auria Andini; Ali Altway
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.122207

Abstract

Surfaktan (Surface Active Agent) merupakan molekul kimia dengan karakteristik yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara dua fasa cairan berbeda berdasarkan sifat kepolarannya. Esterquat adalah senyawa surfaktan kationik berbahan baku minyak kelapa sawit yang mengandung ion amonium kuaterner sebagai bagian hidrofilik-nya. Esterquat secara signifikan telah menggantikan surfaktan pendahuluya (dimethyl disteril) karena memiliki karakteristik yang lebih mudah terurai secara hayati dan menunjukkan tingkat toksisitas yang rendah. Esterquat dapat digunakan sebagai bahan aktif pelembut (softener) dan produk personal care, diproduksi dengan cara proses esterifikasi dan kuartenerisasi. Pabrik Di-(Palmitic Carboxyethyl) Hydroxyethyl Methyl Ammonium Methyl Sulfate (Esterquat) Surfaktan Berbasis Fatty acid direncanakan dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton per tahun didirikan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara karena dekat dengan sumber bahan baku, tersedianya fasilitas penunjang, transportasi dan tenaga kerja. Berdasarkan analisa neraca massa dan neraca energi, pabrik ini membutuhkan bahan baku Fatty acid 2111,03 sebanyak kg/jam, triethanolamine sebanyak 667,49 kg.jam, HPA sebanyak 4,22 kg/jam, DMS sebanyak 533,31 kg/jam, dan IPA sebanyak 277,6 kg/jam. Sedangkan untuk low pressure steam sebanyak 103,184 kg/jam, medium pressure steam sebanyak 468,39 kg/jam, dan cooling water sebanyak 34966,59 kg/jam. Pengolahan fatty acid menjadi esterquat melalui 2 tahap reaksi utama, yaitu tahap esterifikasi dan tahap quaternisasi. Tahap esterifikasi merupakan tahap pembentukan esteramine dari reaksi antara fatty acid dan triethanolamine pada reaktor batch dengan tingkat konversi mencapai 99% yang beroperasi dengan tekanan 0,2 bar dan temperatur 170°C. Sedangkan tahap quaternisasi merupakan tahap pembuatan esteramine secara batch dari reaksi esteramine dan dimetil sulfat (DMS) reaktor batch untuk mencapai konversi reaksi 91,4%. Hasil dari tahap quaternisasi merupakan esterquat dengan konsentrasi 84% w/w. Pabrik ini membutuhkan investasi awal Rp 828.939.202.144 dimana setelah proses konstruksi 2 tahun dan produksi 15 tahun, didapatkan nilai IRR 17.580%, Pay Out Time 5.86 tahun, dan WACC sebesar 9,318%.
Pra Desain Pabrik Minyak Kayu Putih Dari Daun Kayu Putih Abdul Hafid; Muhammad Alraedi Syukharial; Ali Altway; Fadlilatul Taufany
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023): IN PRESS
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.121577

Abstract

Kebutuhan minyak kayu putih di Indonesia sangatlah besar, hal ini dapat dilihat dari data konsumsi minyak kayu putih di Indonesia. Kebutuhan tersebut sebagian besar dipenuhi dengan impor dari negara lain. Indonesia merupakan negara yang potensi kekayaan alam yang banyak seharusnya dapat memproduksi minyak kayu putih sendiri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang sangat besar. Melihat permintaan minyak kayu putih yang sangat besar dan belum dapat dicukupi dari produksi dalam negeri, dibuat rancangan pra desain pabrik minyak kayu putih dengan kapasitas produksi sebesari 60 ton/tahun. Melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan meninjau ketersediaan bahan baku, pemasaran, sumber energi listrik dan air, sumber tenaga kerja, aksesabilitas dan fasilitas transportasi, hukum dan peraturan, iklim dan topografi, lokasi untuk mendirikan pabrik terpilih yaitu berada di Indramayu, Jawa Baray. Raw material yang digunakan pada produksi minyak kayu putih yaitu daun kayu putih. Produksi minyak kayu putih meliputi beb erapa proses diantaranya, proses steam distillation, condensation, decantation, dan, vacuum distillation. Steam dihasilkan dari boiler dengan bahan bakar briket yang didapat dari hasil pengolahan limbah daun kayu putih pada proses steam distillation. Analisa ekonomi dilakukan dengan asumsi modal awal yaitu 60% modal sendiri dan 40% modal pinjaman, masa konstruksi 2 tahun, laju inflasi 3% per tahun, bunga bank 8% per tahun. Dari analisa ekonomi yang telah dilakukan hasil dari Total Capital Investment (TCI) sebesar $922.191, Working Capital Investment (WCI) Rp. 1.877.495.732 ; Fixed Capital Investment (FCI) Rp. 12.450.709.153,00; Total Production Cost (TPC) Rp. 61.249.357.68; Internal Rate of Return (IRR) 16,17% ; Pay Out Time (POT) 6,23 tahun; dan Break Even Point (BEP) 29,15.
Co-Authors Abdul Hafid Abubakar Tuhuloula Achmad Roesyadi Adi Soeprijanto Aditya Akhmad Sony Afan Hamzah, Afan Afri Dwijatmiko Aisyah Alifatul Altway, Saidah Anggraheny, Nurul Annasit Annasit Atha Pahlevi Ayu Larasati Azka Afuza Bayu Yusuf Budhikarjono, Kuswandi Kusno Dwi Arimbi Wardaningrum Eldira Nindri Wena Endah Prasetyo Rini Eriska Wahyu Kusuma Erlinda Ningsih, Erlinda Fadillatul Taufany Fadlilatul Taufany Faris Adrian Firsta Hardiyanto Gissa Navira Sevie Haqqyana Haqqyana Harahap, A. H. Hendi Riesta Mulya Istiyanie, Dewi Istiyanie, Dewi Junety Monde Juwari Juwari K Kusnaryo K Kuswandi Karnila Willard Koatlely Serpara Kusnarjo Kusnarjo Kuswandi Kuswandi Kuswandi Kuswandi Kuswandi Kuswandi Lailatul Qadariyah Lailatul Qomariyah, Lailatul Lily Pudjiastuti, Lily Ling Ling M Rachimoellah M Rachimoellah Mahfud Mahfud Mahfud Mahfud Margono Margono Medya Ayunda Fitri Merisa Veronika Suparto Meydita, A. D. Miftah Imam Maarif Mochamad Sidiq Muhammad Alraedi Syukharial Muhammad Anshorulloh Mukhlish Muhammad Fadlan Minallah Muhammad Iqbal Musfil AS Nabila Farras Balqis Nadhifa Auria Andini Nonot Soewarno Nora Amelia Novitrie Novitrie, Nora Amelia Nuniek Hendrianie Nur Aini Nadhifah Nur Ihda Farihatin Nisa Nur Ihda Farikhatin Nisa Nur Ihda Farikhatin Nisa Nurkhamidah, Siti Palupi, A. E. Prapti Ira Kumala Sari R. Darmawan Darmawan Rachmaniah, Orchidea Ragilia Rahma Maulidia Renanto Handogo Rendra Panca Anugraha Ruben Leonardo Panjaitan Salasa Ariq Sungkono Samuel Sembiring Siti Machmudah Siti Nurchamidah Siti Nurkamidah Siti Zullaikah Sri Rachmania Juliastuti Sugeng Winardi Suhadi Suhadi Suhadi Suprapto Suprapto Suprapto Suprapto Surya Rachmadani Susianto S Susianto Susianto Susianto Susianto Tantular Nurtono Tri Widjaja Tri Widjaja Trisna Kumala Dhaniswara W Widiyastuti Wahyu Adinda Larasati Widiyastuti Winardi, S. Winardi, Sugeng Wulansari, Dessy Yeni Rahmawati, Yeni Yosita Dyah Anindita Yunita D Indrasari Zulfahmi Hawali