Claim Missing Document
Check
Articles

PEER SUPPORT GROUP AS A MODEL FOR IMPROVING BEHAVIOR OF HYPERTENSION RISK AND COMPLICATION CONTROL Azinar, Muhammad; Azam, Mahalul; Sugiharto, Sugiharto
JHE (Journal of Health Education) Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang cooperate with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jhe.v4i1.24192

Abstract

Background: Based on Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar) 2013 data, the prevalence of hypertension in Indonesia was high (26.5%). It means that 1 in 4 people suffer from hypertension. Based on a preliminary study conducted by researchers in November 2017 at the Primary Healthcare Center (PHC) of Kalongan, it was found that 67% of hypertensive patients did not recognize risk factors, signs and symptoms of hypertension. Results of examinations and report at the PHC and Non-communicable Disease (NCD) Surveillance (Posbindu) in the working area of ?? PHC of Kalongan in 2017, that Kawengen village was a village with the highest number of hypertension cases from 6 villages in their working area. Peer Support Group is a form of empowerment innovation that can be applied to.  Methods: This study was pre-experimental with one group pretest-posttest design. The study population was all hypertensive patients in Kawengen village. Sample was determined purposively, obtained by 61 people. The research instrument was the pretest and posttest questionnaire. Data analysis was performed by McNemar test. Results: Peer Support Group model can improve knowledge (p value 0.031), behavior (p value 0.008), risk and complication control practices (p value 0.012). Risk and complication control behavior is an effort that can be implemented to reduce hypertension cases in the community. Conclusion: Peer Support Group is one of community empowerment models, especially for patients which can increase knowledge, change behavior, and improve risk and complication control practices among hypertensive patients as participant of Peer Support Group. 
Care Support Education: Optimization Model of Communication Change Behavior in Female Sex Workers Azinar, Muhammad; Fibriana, Arulita Ika; Matahari, Ratu; Nisa, Alfiana Ainun
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i1.24993

Abstract

Female Sex Workers (FSW) are a group of populations at high risk of transmitting HIV/AIDS. In Indonesia, it is predicted that more than 50% of FSW suffer from sexually transmitted diseases (STDs), as well as in the district of Batang, Central Java, the most cases of HIV/AIDS in FSW. The main causes are weak sexual negotiation skills and economic reasons. The model of behavior change is the main key in decreasing cases of HIV/AIDS transmission. The Care Support Education (CSE) model is an innovative community-based behavior change communication. This research is pre experimental research with one group pretest posttest design. The population is FSW in Batang district localization totaling 123 people. Samples were taken by purposive sampling of 57 people. Test the effect of applying the CSE model on behavior change was analyzed using the Mc Nemar test. Condom use in risky sexual behavior among FSWs was still low (15.8%). Factors that influence it are knowledge, attitudes, perceptions of vulnerability, seriousness, benefits, negotiation capabilities and customer support. The application of the CSE model can significantly increase knowledge (p value 0.00006), attitude (0.0001), condom negotiation skills (0.000001) and practise of using condoms (0.000005).
Pengembangan Model Pendidik Komunitas dalam Upaya Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS di Lokalisasi Banyu Putih Kabupaten Batang Azam, Mahalul; Azinar, Muhammad
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 12, No 2 (2014): December 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v12i2.10308

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan WPS dalam melakukan negosiasi kondom terhadap pelanggan serta Pendidik Komunitas mampu meningkatkan angka konsistensi penggunaan kondom di kalangan WPS dampingannya.Pengembangan model pendidik komunitas di lokalisasi dengan bentuk pelatihan ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan WPS terkait kesehatan reproduksi, PMS dan HIV/AIDS, untuk merubah sikap WPS terhadap penggunaan kondom,  meningkatkan skill WPS dalam negosiasi kondom serta meningkatkan praktik penggunaan kondom pada WPS ataupun pelangggannya.
POS KELUARGA SIAGA UNTUK RISK MAPPING DAN MICRO COUNSELING KEHAMILAN RISIKO TINGGI DI DAERAH PEDESAAN KABUPATEN KENDAL Azinar, Muhammad; Wahyuningsih, Anik Setyo
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 16, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v16i2.17559

Abstract

Target penurunan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102/100.000 kelahiran hidup belum tercapai belum tercapai sampai berakhirnya MDGs tahun 2015. Dalam dua tahun terakhir, kasus kematian ibu di kabupaten Kendal meningkat. Pada tahun 2015 terjadi 23 kasus, naik dari tahun sebelumnya yaitu 19 kasus. Wilayah Singorojo merupakan wilayah yang belum bisa menekan kasus kematian ibu secara signifikan. Dua tahun terakhir terjadi 2 kasus kematian ibu. Penyebab utamanya adalah perdarahan, hipertensi dan anemia. Faktor yang memperberat terjadinya kematian ibu. Kondisi geografis, sosiokultural, letak serta wilayah yang masih pedesaan dan jauh dari pusat layanan kesehatan rujukan turut berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu. Pemetaan awal oleh Tim Pengabdi diketahui bahwa faktor risiko gangguan kehamilan dan komplikasi persalinan banyak terjadi di desa Singorojo kecamatan Singorojo kabupaten Kendal. Deteksi dini terhadap faktor risiko gangguan kehamilan menjadi informasi yang wajib diketahui oleh setiap ibu hamil dan masyarakat sejak sedini mungkin untuk menurunkan jumlah kasus kematian ibu khususnya di wilayah pedesaan.Pemerintah telah melakukan upaya menurunkan kematian ibu melalui peran Bidan Desa. Namun, keterbatasan jumlah Bidan dan cakupan wilayah yang cukup luas menjadi kendala dalam memberikan informasi secara komprehensif kepada ibu hamil. Pos Keluarga Siaga menjadi alternatif solusi permasalahan tersebut. Melalui peningkatan peran serta masyarakat khususnya Kader Posyandu, Pos Keluarga Siaga ini dapat menjadi wadah edukasi, pemetaan kehamilan berisiko (risk mapping) sekaligus menjadi media untuk melakukan konseling (micro counseling) terhadap ibu hamil berisiko. Melalui kegiatan Pos Keluarga Siaga di wilayah pedesaan ini, Kader telah mampu melakukan kegiatan pemetaan kehamilan berisiko, terampil menggunakan instrumen surveilans factor risiko kehamilan, serta memahami seluruh isian yang ada dalam instrumen tersebut. Kader juga telah mampu melakukan interpretasi hasil pemetaan menurut skor risiko kehamilan. Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Kader di masing-masing wilayah di desa Singorojo, diketahui hasil bahwa dari 69 ibu hamil yang telah diidentifikasi melalui kegiatan surveilans kehamilan berisiko diketahui 31,88% (22 orang) di antaranya masuk dalam kategori kehamilan risiko tinggi (KRT), dan terdapat 6 ibu hamil (8,69%) dalam kategori risiko sangat tinggi.
Peran Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular Ramadhanty, Hauna Anja; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No Special 4 (2020): HIGEIA: December 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4iSpecial 4.34842

Abstract

ABSTRAK Jumlah angka kunjungan posbindu PTM di Melati 4 menunjukkan lebih unggul dibandingkan posbindu lainnya, yaitu sebanyak 248 kunjungan pada tahun 2018. Sedangkan untuk angka kunjungan yang ada di Posbindu Kelurahan Sendangguwo yaitu sebanyak 56 kunjungan pada tahun 2018. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pemberdayaan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular, dengan membandingkan dua posbindu yang terbilang baik dan buruk. Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan survei deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 16 orang yang terdiri dari 9 informan utama dan 7 informan triangulasi. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara terkait evaluasi pemberdayaan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular dengan proses analisi data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada segi input, diantaranya beberapa kader belum pernah mengikuti pelatihan, dana bersifat mandiri, sosialisasi dilakukan di daerah yang ramai, Sedangkan untuk pelaksanaannya di Posbindu Kelurahan Sendangguwo masih belum sesuai dengan buku pedoman Kemenkes, sedangkan untuk Posbindu Melati 4 hanya terdapat beberapa kendala. Monitoring dan evaluasi belum rutin dilaksanakan. Dinas Kesehatan Kota Semarang belum melakukan penetapan target khusus untuk pelaksanaan posbindu, hanya saja harapannya dapat aktif terlaksana dengan baik. Saran untuk Puskesmas Krobokan dan Puskesmas Kedungmundu yaitu melakukan evaluasi rutin posbindu terutama kader, dan masyarakat. Kata kunci:Posbindu, Evaluasi, Pemberdayaan, Pencegahan. ABSTRACT The number of PTB posbindu visits in Melati 4 shows that it is superior to other posbindu, namely as many as 248 visits in 2018. As for the number of visits in Posbindu, Sendangguwo Subdistrict, there were 56 visits in 2018. The purpose of this study was to determine the empowerment evaluation of integrated post of non-communicable diseases, by comparing two posbindu that are considered good and bad . This type of research is a type of qualitative research with a descriptive survey approach. Informants in this study were 16 people consisting of 9 main informants and 7 triangulation informants. Sampling using purposive sampling Data collection techniques in this study were through interviews and documentation. The instrument used in this study was an interview guide related to the evaluation of the empowerment of integrated post of non-communicable diseases with data analysis processes, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions and verification. The results showed that in terms of input, including some cadres who had never attended training, the funds were independent, socialization was carried out in a crowded area, whereas for the implementation in Posbindu Kelurahan Sendangguwo was still not in accordance with the Ministry of Health handbook, while for Posbindu Melati 4 there were only a few obstacles. Monitoring and evaluation has not been routinely carried out. Semarang City Health Office has not set specific targets for the implementation of the postbindu, only the hope is that it can be actively carried out well. Suggestions for the Krobokan Health Center and the Kedungmundu Health Center are to conduct routine evaluations of the Posbindu, especially cadres, and the community. Keywords: Posbindu, evaluation, program, prevention
Penyuluhan Kesehatan melalui Media Video Explainer Berbasis Sparkol Videoscribe terhadap Pengetahuan Ibu Hamimah, Hamimah; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 4 (2020): HIGEIA: October 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i4.35562

Abstract

ABSTRAK Prevalensi balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kota Semarang pada tahun 2017 yakni sejumlah 18,6%, terdiri dari 163 balita kategori pendek (z-score TB/U < -2,00 SD) dan balita sangat pendek (z-score TB/U < -3,00 SD) sejumlah 49 balita. Angka ini menempati urutan pertama prevalensi stunting terbanyak di Kota Semarang. 78 orang dari jumlah tersebut yang mengalami stunting adalah anak bawah dua tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah pengaruh penyuluhan kesehatan melalui media video explainer berbasis Sparkol Videoscribe terhadap pengetahuan ibu tentang stunting di wilayah kerja Puskesmas Poncol. Jenis penelitian ini adalah Pre-experiment dengan rancangan One Grup Pretest Posttest Design. Pengembangan media menggunakan Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Penilaian media video dilakukan oleh ahli media dan ahli gizi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 0-23 bulan sejumlah 232 orang dari 9 kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Poncol. Intrumen penelitian berupa lembar penilaian media dan lembar Pre test dan Post test. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dengan perangkat SPSS 23. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan pengetahuan ibu tentang stunting sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan melalui media video explainer berbasis Sparkol Videoscribe yaitu nilai signifikansi p = 0,000 (p-value <0,05). ABSTRACT Prevalence of stunting toddlers in the working area of Primary Healthcare of Poncol Semarang City in 2017 was 18.6%, consisting of 163 short category toddlers (z-score TB / U <-2.00 SD) and very short toddlers (z-score TB / U <-3.00 SD) with total 49 toddlers. This number ranks first in the highest prevalence of stunting in the Semarang City. In addition, 78 of those toodlers stunting were children under two years. The purpose of this study was to know is there any determine an effect of Health Education with Video Explainer Based on Sparkol Videoscribe on Mother's Knowledge of Stunting (Case Study in Primary Healthcare Center of Poncol Semarang City). This research was Pre-experiment with One Group Pretest Posttest Design. Media development uses the ADDIE Model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Assesment of video media by media experts and nutritionists. The sample were mothers with children aged 0-23 months totaling 232 people from 9 villages in the working area of ​​Poncol Primary Healthcare Center. Research instruments were media assessment sheets and Pre test and Post test sheets. Data were analyzed using the Wilcoxon test with SPSS 23. The results showed that there were differences in mother’s knowledge about stunting before and after Health Education with Video Explainer Based on Sparkol Videoscribe, with significance value p = 0,000 (p-value <0.05).
Perilaku Pencegahan Penularan HIV/AIDS pada Wanita Pekerja Seks (WPS) Usia Remaja Ni'matutstsania, Lu'luk; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 5 No 1 (2021): HIGEIA: January 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v5i1.40041

Abstract

Abstrak Jumlah kasus AIDS di Kabupaten Batang tahun 2017 sebanyak 34 kasus, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 32 kasus. Wanita Pekerja Seks (WPS) merupakan kasus tertinggi berdasarkan jenis pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku pencegahan WPS usia remaja terhadap penularan penyakit HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian ini adalah wanita pekerja seks usia remaja dengan jumlah 6 informan. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dan sikap mengenai HIV/AIDS cukup baik, tetapi praktiknya masih buruk. Semua informan merasa pekerjaan mereka berisiko tinggi namun ada kepercayaan jika meminum jamu dapat mencegah IMS dan HIV/AIDS. Hambatan yang dirasakan yaitu tidak adanya stok kondom gratis, sulit melakukan negosiasi kondom, pengaruh alkohol, dan adanya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan skrining IMS dan tes VCT. Saran untuk LSM dan layanan kesehatan yaitu memperluas intervensi tentang bahaya serta upaya pencegahan penularan HIV/AIDS kepada WPS. Abstract The number of AIDS cases in Batang Regency in 2017 was found as many as 34 cases, increased when compared to 2016 as many as 32 cases. Female Sex Workers (FSW) is the highest case by type of work. The purpose of this study is to determine the description of the behavior of adolescent FSW prevention towards transmission of HIV/AIDS. This study uses a qualitative. The informant determination uses purposive sampling techniques. The informants of this study are 6 female teenage sex workers. The results show the knowledge and the attitude of HIV/AIDS is quite good, but the practice is still bad. All informants feel their work risk is high but there is a belief that taking herbal medicine can prevent STIs and HIV/AIDS. The perceived obstacles are the absence of free condom stock, the difficulties in negotiating condoms, the influence of alcohol, and the costs involved in screening for STIs and VCT testing. Suggestions for NGOs and health services are to expand interventions on hazards and efforts to prevent transmission of HIV/AIDS to Female Sex Workers (FSW).
Praktik Terapi Antiretroviral pada Anak Penderita HIV/AIDS Hapsari, Triana Ayu; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 1 No 2 (2017): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak penderita HIV/AIDS di Grobogan tahun 2012-2015 adalah 32 anak, pada tahun 2012 terdiri 4, 2013 sebanyak 8, 2014 sebanyak 13, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 7 anak. Anak yang bertahan hidup dari tahun 2012 sampai 2015 sebanyak 28 anak karena anak patuh dalam konsumsi ARV. Jumlah anak yang meninggal dari tahun 2012-2015 sebanyak 4 anak, disebabkan anak tersebut kurang patuh terhadap terapi ARV dan kurangnya dukungan dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktik terapi ARV pada ODHA Anak yang dilakukan oleh keluarga di Kabupaten Grobogan, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan penelitian adalah keluarga yang merawat ODHA Anak dengan jumlah 6 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, semua informan (6 Informan 100%) memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS yang cukup baik, keluarga dari ODHA Anak bersikap baik, dukungan yang diberikan berupa nasehat agar anak rutin melakukan terapi. Semua informan merasa dukungan dari Petugas Kesehatan cukup baik, berupa nasehat dan memberikan reward pada anak, agar anak tetap patuh melakukan terapi ARV. Simpulan penelitian ini yaitu semua informan memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang HIV/AIDS dan dukungan baik didapatkan oleh ODHA Anak dari keluarga dan petugas kesehatan. Kata Kunci: HIV/AIDS pada Anak, Terapi ARV Children with HIV/AIDS in Grobogan from 2012-2015 were 32 children with age 0-15 years old. In 2012 were 4, 2013 were 8, 2014 were 13, and in 2015 were 7 children. Children who can survive in 2012-2015 was 28 children because their adherence of ARV. Children who died with HIV/AIDS was 4 children, based on the results of the study children are less obedient of ARV becase they had not good support from their families. The purpose of this study is to describe practice overview of ARV therapy committed by families in Grobogan regency for children with HIV/AIDS, using descriptive qualitative method. The research’s informant was family who take care of child ODHAs which consists of 6 children. Technique of collecting data in this study was in-depth interview. The result of this study showed that all of the informants had good knowledge about HIV/AIDS. The informants explained that family from child ODHAs shows good attitude and supported children by giving an advice so that they took routine therapy. The whole informants felt that health service’s support is good by giving advices and rewards so that children obediently took ARV therapy. The conclusion is all informants have good knowledge about HIV/AIDS and child ODHAs got good supports from their family and health service. Keywords: HIV/AIDS in children, ARV therapy
Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja Amalia, Elisa Happy; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 1 No 1 (2017): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan tidak diinginkan merupakan termonilogi yang biasa dipakai untuk memberi istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita yang bersangkutan. Salah satu faktor penyebab terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja adalah perilaku seksual remaja yang berisiko. Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Kota Madiun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Kota Madiun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dan kasus tersebut terjadi maksimal 2 tahun sebelum tahun penelitian yaitu antara tahun 2013-2015. Jumlah subjek penelitian 4 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja adalah perilaku seksual pranikah yang beresiko, pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas, sikap remaja terhadap seksualitas yang permisif, akses media informasi tentang pornografi, sikap orang tua, dan perilaku teman dekat. Saran untuk orangtua yaitu lebih menjalin kedekatan dengan anak dengan cara mengajak anak untuk sharing atau berdiskusi tentang kegiatan sehari-hari maupun permasalah di sekolah serta meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya yang menginjak usia remaja sedangkan saran untuk Dinas Pendidikan Kota Madiun adalah mencanangkan kebijakan baru berkaitan dengan pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja. Kata Kunci: Faktor yang mempengaruhi, Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja Unwanted pregnancy is a common terminology to refer a pregnancy that is unwanted by the woman. This study aims at revealing and describing the factors which hinfluence the occurrence of unwanted pregnancy in adolescents in Madiun City.The study employed qualitative approach. The subjects were adolescents who experienced unwanted pregnancies and the cases occurred up to 2 years before the study, between 2013 to 2015. There were 4 people serving as research subjects. The technique of data collection was depth interview. The results show that the cause of unwanted pregnancy inrisky sexual behavior, lack of knowledge about reproductive health and sexuality, attitudes toward sexual permissiveness, media access on pornography information, parental attitude who are less concerned with their children, peer relationship, and adolescent sexual behavior which is at risk.. Factor which associated unwanted pregnancy are informant inrisky sexual behavior, lack of knowledge about reproductive health and sexuality, attitudes toward sexual permissiveness, media access on pornography information, parental attitude who are less concerned with their children, peer relationship, parental attitude who are less concerned with their children and adolescent sexual behavior Keyword: Factors, unwanted pregnancies
Kepesertaan Masyarakat dalam Jaminan Kesehatan Nasional secara Mandiri Kusumaningrum, Andita; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 1 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah berjalan tiga tahun, namun peserta di Kecamatan Ungaran Barat baru berjumlah 28.673 jiwa. Kecamatan Ungaran Barat merupakan kecamatan dengan cakupan kepesertaan JKN terendah di Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepesertaan masyarakat dalam JKN secara mandiri. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Jenis penelitian ini analitik observasional dengan desain cross sectional. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan (p=0,008), penghasilan (p=0,010), pengetahuan (p=0,002), persepsi JKN (p=0,010), dan dukungan keluarga (p=0,008) berhubungan dengan kepesertaan JKN secara mandiri. Sedangkan jumlah anggota keluarga (p=0,583), pekerjaan (p=0,285), dan paparan informasi (p=0,190) tidak berhubungan dengan kepesertaan JKN secara mandiri. Simpulan penelitian ini adalah tingkat pendidikan, penghasilan, pengetahuan, persepsi, dan dukungan keluarga berhubungan dengan kepesesertaan JKN mandiri. Abstract National Health Insurence (NHI) program has been run for three years, however participants in subdistrict of West Ungaran has been just 28.673 people. West Ungaran was a subdistrict that has the lowest scope of NHI participants in Semarang district. The purpose of this research was to find out the factors related to participation of society in NHI independently. This study was conducted in 2017. The kind of this research was observational analysis with cross sectional design. The data were analysed by chi square test. The result of this research proved that education level (p=0,008), income (p=0,010), knowledge (p=0,002), perception (p=0,010), and family supports (p=0,008) were related to the participation of NHI independently. Meanwhile the number of family member (p=0,583), occupation (p=0,285), and the explanation information (p=0,190) were not related to the participation of NHI independently. The conclusions of this study were education level, income, knowledge, perception, and family supports related to the the participation of NHI independently Keyword : Independent participant, NHI