Claim Missing Document
Check
Articles

Kemampuan Ekstrak Buah Pare terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti Dheasabel, Gita; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 2 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v2i2.20866

Abstract

Abstrak Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor pembawa virus dengue yang dapat menularkan penyakit DBD dengan angka kesakitan mencapai 50,75/100.000 penduduk tahun 2015. Usaha untuk mengurangi dampak negatif insektisida kimia dapat dilakukan dengan pengendalian alternative dengan menggunakan insektisida nabati. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis daya bunuh ekstrak buah pare terhadap nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni dengan desain post test only control group design dengan lima varian konsentrasi ekstrak sebesar 13%, 19%, 27%, 40%, dan 59% dengan lima kali pengulangan. Hasil uji kruskal wallis menunjukkan adanya perbedaan rata-rata jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi ekstrak buah pare, ditunjukkan dengan nilai signifikansi p=0,001 (p<0,05). Analisis probit didapatkan LC50 pada konsentrasi 24,41% dan LC90 pada konsentrasi 70,54%. Simpulan penelitian ini yaitu ekstrak buah pare memiliki efek insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti. Abstract The mosquito of Aedes aegypti is the vector of the dengue virus can transmit the disease through bites DBD. The popular control in a society is by using chemical insecticides. The use of chemical insecticides can lead to continuous resistance of mosquitoes. The efforts to reduce the negative impact of chemical insecticides can be controlled with an insecticides plant. This control can be done by using materials that came from plant, one of them namely bitter melon (Momordica charantia L). The purpose of this research is to analyze the kill power of bitter melon extracts against the mosquito of Aedes aegypti. This type of research is pure experiment with the design of the post test only control group design with five variants of extract concentration of 13%, 19%, 27%, 40%, and 59% with five repetitions. A kruskal wallis test result showed a difference in thye average number of deaths the mosquito of Aedes agypti in various concentration of bitter melon extract, indicated by the value of significance p=0,001 (p<0,05). The probit analysis obtained LC50 at 24,41% concentration and LC90 at 70,54% concentratin. The summary of this research, namely bitter melon extracts has the effect of insecticide against the mosquito of Aedes aegypti. Keywords: Aedes aegypti, insecticide, bitter melon
Youth Centre Model Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja di Daerah Tinggi Kehamilan Berisiko Azinar, Muhammad; Fibriana, Arulita Ika
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 4 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v2i4.26801

Abstract

Abstrak Jumlah kasus kematian ibu di kabupaten Kendal pada tahun 2015 sebanyak 23 kasus, tahun 2016 19 kasus, dan tahun 2017 naik menjadi 25 kasus. Desa Singorojo adalah desa yang dalam 3 tahun terakhir memiliki trend kenaikan kasus kehamilan risiko tinggi yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Youth Centre Model dalam meningkatkan pengetahuan sikap remaja di daerah kehamilan berisiko tinggi. Penelitian ini dirancang dengan desain pre-eksperimental research dengan one group pretest-posttest design yang dianalisis secara kuantitatif. Populasi penelitian adalah remaja di desa Singorojo kabupaten Kendal. Sampel ditentukan secara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji beda dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menujukkan edukasi sebaya yang dilakukan oleh Kader Youth Centre yang telah diberi pelatihan telah mampu meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja khususnya terkait seksualitas dan kehamilan berisiko tinggi (p value 0,001). Selain itu juga dapat meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya pendewasaan usia perkawinan melalui perubahan sikap remaja (p value 0,002). Simpulan menunjukkan Youth Centre dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada siswa remaja. Abstract The number of maternal mortality cases in Kendal district in 2015 reached 23 cases, in 2016 were 19 cases, and in 2017 were 25 cases. Singorojo village was a village that in the last 3 years had a significant upward trend in cases. This study aimed to determine the effectiveness of the Youth Center Model in increasing the knowledge of the attitudes of adolescents in high risk pregnancy areas. This study was designed with a pre-experimental research design with one pretest-posttest design group analyzed quantitatively. The study population was adolescents in Singorojo village, Kendal district. Sampling technique used purposive sampling. Data analysis was used a different test and Wilcoxon test. The results of a complete peer education study conducted by Youth Center Cadres who had been given training had been able to improve adolescent health knowledge with high sexuality and pregnancy (p value 0.001). In addition, it could also increase teenagers' awareness of the importance of marriage awareness for adolescent girls (p value 0.002). Conclusion showed that Youth Center can increase knowledge and awareness of adolescent students. Keyword : Youth Centre, Knowledge, Atitude, Risky Pregnancy
Pencarian Pengobatan Krioterapi pada Wanita IVA Positif Indriana, Maria; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 3 No 3 (2019): HIGEIA: July 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v3i3.28889

Abstract

Abstrak IVA positif merupakan ditemukannya bercak putih (acetowhite) pada ephitelium serviks. Krioterapi merupakan pengobatan dengan menghancurkan sel abnormal. Di Kota Semarang ada 50 wanita IVA positif yang dirujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan untuk mendapatkan pengobatan. Dari 50 wanita IVA Positif, 14 diantaranya melakukan pengobatan Krioterapi dan 36 diantaranya melakukan pengobatan sendiri, beberapa tidak melakukan rujukan atau pengobatan meski ada keluhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pencarian pengobatan Krioterapi pada wanita IVA positif. Jenis penelitian ini analitik observasional dengan desain cross-sectional yang melibatkan 50 sampel. Instrumen yang digunakan dengan angket. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan (p=0,003), keyakinan terhadap Krioterapi (p=0,045), ketersediaan pengobatan Krioterapi (p=0,006) dan tidak ada hubungan antara pendidikan (p=0,099), status pekerjaan (p=0,211), pendapatan (p=1,000), akses layanan Krioterapi (p=0,746) dan penilaian kesehatan yang dirasakan (p=1,000) dengan pencarian pengobatan Krioterapi pada wanita IVA positif. Saran untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan kajian penelitian kualitatif untuk mendapatkan informasi yang lebih detail terkait pencarian pengobatan Krioterapi pada wanita IVA Positif. Abstract Positive VIA is the incidence of white patches (acetowhite) in the cervical epithelium. Cryotherapy is a treatment by destroying abnormal cells. In Semarang City there were 50 positive VIA women who were referred to advanced health facilities to get treatment. Of the 50 positive VIA women, 14 of them did Cryotherapy treatment and 36 of them did self-medication, some did not take referrals or treatment despite complaints. The purpose of this study was to determine the factors associated with the search for cryotherapy treatment for IVA positive women. This type of research was observational analytic with a cross-sectional design involving 50 samples. Instruments used with questionnaires. Data analysis using Chi-square test. The results showed a relationship between knowledge (p=0.003), confidence in cryotherapy (p=0.045), availability of cryotherapy treatment (p=0.006) and no relationship between education (p=0.099), employment status (p=0.211), income (p=1,000), access to cryotherapy services (p=0.746) and perceived health assessment (p=1,000) with the search for cryotherapy treatment for VIA positive women. Suggestions for future researchers can use qualitative research studies to obtain more detailed information regarding the search for cryotherapy for Positive VIA women.
Peran Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular Ramadhanty, Hauna Anja; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No Special 4 (2020): HIGEIA: December 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4iSpecial 4.34842

Abstract

ABSTRAK Jumlah angka kunjungan posbindu PTM di Melati 4 menunjukkan lebih unggul dibandingkan posbindu lainnya, yaitu sebanyak 248 kunjungan pada tahun 2018. Sedangkan untuk angka kunjungan yang ada di Posbindu Kelurahan Sendangguwo yaitu sebanyak 56 kunjungan pada tahun 2018. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pemberdayaan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular, dengan membandingkan dua posbindu yang terbilang baik dan buruk. Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan survei deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 16 orang yang terdiri dari 9 informan utama dan 7 informan triangulasi. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara terkait evaluasi pemberdayaan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular dengan proses analisi data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada segi input, diantaranya beberapa kader belum pernah mengikuti pelatihan, dana bersifat mandiri, sosialisasi dilakukan di daerah yang ramai, Sedangkan untuk pelaksanaannya di Posbindu Kelurahan Sendangguwo masih belum sesuai dengan buku pedoman Kemenkes, sedangkan untuk Posbindu Melati 4 hanya terdapat beberapa kendala. Monitoring dan evaluasi belum rutin dilaksanakan. Dinas Kesehatan Kota Semarang belum melakukan penetapan target khusus untuk pelaksanaan posbindu, hanya saja harapannya dapat aktif terlaksana dengan baik. Saran untuk Puskesmas Krobokan dan Puskesmas Kedungmundu yaitu melakukan evaluasi rutin posbindu terutama kader, dan masyarakat. Kata kunci:Posbindu, Evaluasi, Pemberdayaan, Pencegahan. ABSTRACT The number of PTB posbindu visits in Melati 4 shows that it is superior to other posbindu, namely as many as 248 visits in 2018. As for the number of visits in Posbindu, Sendangguwo Subdistrict, there were 56 visits in 2018. The purpose of this study was to determine the empowerment evaluation of integrated post of non-communicable diseases, by comparing two posbindu that are considered good and bad . This type of research is a type of qualitative research with a descriptive survey approach. Informants in this study were 16 people consisting of 9 main informants and 7 triangulation informants. Sampling using purposive sampling Data collection techniques in this study were through interviews and documentation. The instrument used in this study was an interview guide related to the evaluation of the empowerment of integrated post of non-communicable diseases with data analysis processes, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions and verification. The results showed that in terms of input, including some cadres who had never attended training, the funds were independent, socialization was carried out in a crowded area, whereas for the implementation in Posbindu Kelurahan Sendangguwo was still not in accordance with the Ministry of Health handbook, while for Posbindu Melati 4 there were only a few obstacles. Monitoring and evaluation has not been routinely carried out. Semarang City Health Office has not set specific targets for the implementation of the postbindu, only the hope is that it can be actively carried out well. Suggestions for the Krobokan Health Center and the Kedungmundu Health Center are to conduct routine evaluations of the Posbindu, especially cadres, and the community. Keywords: Posbindu, evaluation, program, prevention
Penyuluhan Kesehatan melalui Media Video Explainer Berbasis Sparkol Videoscribe terhadap Pengetahuan Ibu Hamimah, Hamimah; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 4 (2020): HIGEIA: October 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i4.35562

Abstract

ABSTRAK Prevalensi balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kota Semarang pada tahun 2017 yakni sejumlah 18,6%, terdiri dari 163 balita kategori pendek (z-score TB/U < -2,00 SD) dan balita sangat pendek (z-score TB/U < -3,00 SD) sejumlah 49 balita. Angka ini menempati urutan pertama prevalensi stunting terbanyak di Kota Semarang. 78 orang dari jumlah tersebut yang mengalami stunting adalah anak bawah dua tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah pengaruh penyuluhan kesehatan melalui media video explainer berbasis Sparkol Videoscribe terhadap pengetahuan ibu tentang stunting di wilayah kerja Puskesmas Poncol. Jenis penelitian ini adalah Pre-experiment dengan rancangan One Grup Pretest Posttest Design. Pengembangan media menggunakan Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Penilaian media video dilakukan oleh ahli media dan ahli gizi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 0-23 bulan sejumlah 232 orang dari 9 kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Poncol. Intrumen penelitian berupa lembar penilaian media dan lembar Pre test dan Post test. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dengan perangkat SPSS 23. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan pengetahuan ibu tentang stunting sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan melalui media video explainer berbasis Sparkol Videoscribe yaitu nilai signifikansi p = 0,000 (p-value <0,05). ABSTRACT Prevalence of stunting toddlers in the working area of Primary Healthcare of Poncol Semarang City in 2017 was 18.6%, consisting of 163 short category toddlers (z-score TB / U <-2.00 SD) and very short toddlers (z-score TB / U <-3.00 SD) with total 49 toddlers. This number ranks first in the highest prevalence of stunting in the Semarang City. In addition, 78 of those toodlers stunting were children under two years. The purpose of this study was to know is there any determine an effect of Health Education with Video Explainer Based on Sparkol Videoscribe on Mother's Knowledge of Stunting (Case Study in Primary Healthcare Center of Poncol Semarang City). This research was Pre-experiment with One Group Pretest Posttest Design. Media development uses the ADDIE Model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Assesment of video media by media experts and nutritionists. The sample were mothers with children aged 0-23 months totaling 232 people from 9 villages in the working area of ​​Poncol Primary Healthcare Center. Research instruments were media assessment sheets and Pre test and Post test sheets. Data were analyzed using the Wilcoxon test with SPSS 23. The results showed that there were differences in mother’s knowledge about stunting before and after Health Education with Video Explainer Based on Sparkol Videoscribe, with significance value p = 0,000 (p-value <0.05).
Perilaku Pencegahan Penularan HIV/AIDS pada Wanita Pekerja Seks (WPS) Usia Remaja Ni'matutstsania, Lu'luk; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 5 No 1 (2021): HIGEIA: January 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v5i1.40041

Abstract

Abstrak Jumlah kasus AIDS di Kabupaten Batang tahun 2017 sebanyak 34 kasus, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 32 kasus. Wanita Pekerja Seks (WPS) merupakan kasus tertinggi berdasarkan jenis pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku pencegahan WPS usia remaja terhadap penularan penyakit HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian ini adalah wanita pekerja seks usia remaja dengan jumlah 6 informan. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dan sikap mengenai HIV/AIDS cukup baik, tetapi praktiknya masih buruk. Semua informan merasa pekerjaan mereka berisiko tinggi namun ada kepercayaan jika meminum jamu dapat mencegah IMS dan HIV/AIDS. Hambatan yang dirasakan yaitu tidak adanya stok kondom gratis, sulit melakukan negosiasi kondom, pengaruh alkohol, dan adanya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan skrining IMS dan tes VCT. Saran untuk LSM dan layanan kesehatan yaitu memperluas intervensi tentang bahaya serta upaya pencegahan penularan HIV/AIDS kepada WPS. Abstract The number of AIDS cases in Batang Regency in 2017 was found as many as 34 cases, increased when compared to 2016 as many as 32 cases. Female Sex Workers (FSW) is the highest case by type of work. The purpose of this study is to determine the description of the behavior of adolescent FSW prevention towards transmission of HIV/AIDS. This study uses a qualitative. The informant determination uses purposive sampling techniques. The informants of this study are 6 female teenage sex workers. The results show the knowledge and the attitude of HIV/AIDS is quite good, but the practice is still bad. All informants feel their work risk is high but there is a belief that taking herbal medicine can prevent STIs and HIV/AIDS. The perceived obstacles are the absence of free condom stock, the difficulties in negotiating condoms, the influence of alcohol, and the costs involved in screening for STIs and VCT testing. Suggestions for NGOs and health services are to expand interventions on hazards and efforts to prevent transmission of HIV/AIDS to Female Sex Workers (FSW).
Pernikahan Usia Remaja dan Risiko terhadap Kejadian BBLR di Kabupaten Kendal Widyastuti, Asti; Azinar, Muhammad
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 5 No 4 (2021): HIGEIA: Oktober 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v5i4.50194

Abstract

Abstrak Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan menyatakan bahwa batas minimal usia menikah baik pria maupun wanita adalah 19 tahun. Wanita yang menikah di usia kurang dari 19 tahun berakibat mengalami kehamilan remaja dan berisiko melahirkan bayi BBLR. Berdasarkan data statistik pemuda Jawa Tengah, pada tahun 2019 di terdapat 40,45% pemuda di Kabupaten Kendal melakukan perkawinan. Kasus BBLR di Kabupaten Kendal tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 3,2% dari tahun 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pernikahan usia remaja dan risiko terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan data sekunder sebanyak 579 data kelahiran primigravida tahun 2020-2021 di Kabupaten Kendal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p value variabel <0,05 (p = 0,001). Terdapat 18,92% remaja yang menikah pada saat usia <19 tahun melahirkan bayi dengan kondisi berat lahir <2500 gram atau BBLR. Simpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara pernikahan usia remaja dengan kejadian BBLR. Abstract Based on the Law of the Republic of Indonesia Number 16 of 2019 concerning Marriage, minimum age for marriage is 19 years. Women who marry at the age of less than 19 years are risk of giving birth to LBW. Based on Central Java youth statistics, in 2019 there were 40.45% of youth in Kendal Regency married. LBW cases in Kendal in 2019 increased by 3.2% from 2018. The purpose of this study was to determine association between adolescent marriage and the risk of LBW in Kendal Regency. This study used a crosssectional design with a quantitative approach and used secondary data of 579 primigravida births in 2020-2021 in Kendal Regency. The results of this study indicate that the p value of variable <0.05 (p = 0.001). There were 18.92% of adolescents who married at the age of <19 years gave birth to a baby with birth weight condition <2500 grams or LBW. The conclusion of this study is there is an association between adolescent marriage and the LBW. Keywords: Low Birth Weight, Teenage Marriage
EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 SECARA DARING UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN COVID-19 PADA MAHASISWA Indarjo, Sofwan; Budiono, Irwan; Azinar, Muhammad; Fauzi, Lukman; Gardyna, Zahra Amalia; Nugrahani, Anna; Istighfaroh, Maulina
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 5 No 3 (2021): HIGEIA: Juli 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v5i3.50543

Abstract

ABSTRAK Persentase mahasiswa Jurusan IKM FIK UNNES yang memahami dan menjalankan protokol kesehatan sebesar 69%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pengetahuan COVID-19 pada mahasiswa setelah diberikan edukasi pencegahan COVID-19. Studi ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest design. Responden penelitian ini adalah 286 mahasiswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Pemberian edukasi sebanyak 6 kali selama 6 minggu. Data pretest dan pottest dianalisis dengan uji t berpasangan. Skor pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi pertama hingga keenam menunjukkan adanya perbedaan (nilai p<0,01). Skor pengetahuan sebelum edukasi sebesar 44,12+12,52 meningkat menjadi 60,74+11,69 setelah edukasi. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada skor pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi pencegahan COVID-19 secara daring pada mahasiswa. ABSTRACT The percentage of students who understand and implement health protocols was 69%. The purpose of this study was to determine changes in knowledge of COVID-19 in students after being given education on prevention of COVID-19. This study was a quasi-experimental design with one group pretest posttest design. The respondents of this study were 286 students who were selected by simple random sampling technique. Health education was given 6 times for 6 weeks. Pretest and pottest data were analyzed by paired t-test. Knowledge scores before and after the first to sixth education showed a difference (p value <0.01). Knowledge score before education was 44.12+12.52 increased to 60.74+11.69 after education. The conclusion of this study was that there was a significant difference in knowledge scores before and after online COVID-19 prevention education among students.
SMS REMINDER UNTUK PENINGKATAN PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS DAN IMS Kiswanti, Anis; Azinar, Muhammad
Journal of Health Education Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Semarang cooperate with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jhe.v2i1.18814

Abstract

Latar Belakang: Informasi tentang HIV/AIDS dan IMS diperlukan WPS di Lokalisasi Banyuputih Kabupaten Batang. Menurut jenis pekerjaan di Kabupaten Batang tahun 2015, pekerja seks menduduki urutan pertama dengan jumlah kasus 52 orang. Berdasarkan studi pendahuluan, terdapat 66,95% WPS atau pelanggannya yang menggunakan kondom.Metode: Jenis penelitian ini yaitu action research. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 55, dengan intervensi pemberian SMS reminder. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji t berpasangan dan wilcoxon.Hasil: Hasil penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi pada pengetahuan (nilai p: 0,04) dan sikap (nilai p: 0,02) serta tidak ada perbedaan praktik penggunaan kondom antara sebelum dan sesudah intervensi (nilai p: 0,47).Simpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi SMS reminder dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap. Adapun pada praktik penggunaan kondom, SMS reminder dapat berpengaruh apabila didukung dengan adanya sarana-prasarana yang memadai serta dukungan dari pihak lain.
PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS Marlinda, Yetik; Azinar, Muhammad
Journal of Health Education Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Semarang cooperate with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jhe.v2i2.22620

Abstract

Latar Belakang: Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mempunyai peran penting dalam rantai penularan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran perilaku dalam pencegahan penularan HIV/AIDS pada ODHA di Kota Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik snowball sampling. Informan penelitian adalah ODHA dengan jumlah 3 orang yang telah memiliki pasangan tetap (suami-istri). Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan HIV/AIDS pada informan sudah baik. Semua informan merasa sangat berisiko tinggi jika terinfeksi HIV/AIDS dan akan merasa dikucilkan oleh masyarakat jika terinfeksi HIV/AIDS. Hambatan yang dirasakan terkait ARV adalah rasa lupa mengkonsumsi serta ada efek samping ARV yang dirasakan. Seluruh informan sudah melakukan pemeriksaan VCT. Apabila ingin memiliki keturunan, informan mengkonsultasikannya ke dokter. Pemakaian kondom sudah konsisten pada pasangan ODHA, namun ketika berencana memiliki anak, kondom akan dilepas. Simpulan: Perilaku pencegahan penularan HIV/ AIDS pada ODHA di Kota Semarang sudah dilakukan dengan baik.