Claim Missing Document
Check
Articles

Perilaku dan Pemahaman Masyarakat Pemelihara Anjing terhadap Risiko Rabies di Kabupaten Karangasem, Bali Nurrohman, Fahmi Galuh; Batan, I Wayan; Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (5) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.197 KB)

Abstract

Rabies merupakan salah satu penyakit pada hewan yang bersifat zoonosis dan ditularkan melalui luka gigitan hewan terutama anjing yang terinfeksi rabies. Penyakit strategis nasional ini telah menular ke Kabupaten Karangasem, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan pemahaman masyarakat pemelihara anjing terhadap risiko rabies di Kabupaten Karangasem, Bali. Penelitian ini menggunakan 200 responden masyarakat pemelihara anjing di delapan desa Kabupaten Karangasem yang terbagi menjadi empat desa yang pernah dan empat desa yang belum dilaporkan terjadi kasus rabies. Kepada setiap responden ditanyakan sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan berupa kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pemeliharaan anjing masyarakat desa yang belum dilaporkan terjadi kasus rabies 48% dilepas dengan persentase pengetahuan bahaya rabies dan ciri-ciri anjing rabies sebesar 78% , sementara masyarakat di desa yang pernah dilaporkan terjadi kasus rabies 71 % anjingnya dilepas dan 70% masyarakat pemelihara anjing mengetahui tentang bahaya rabies dan ciri-ciri anjing rabies. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan anjing masyarakat desa di Kabupaten Karangasem sebagian besar dilepas dan pengetahuan masyarakat tentang rabies baik, namun kesadaran terhadap risiko rabies masih kurang.
Kejadian Pincang pada Sapi Bali Akibat Trauma Terkait Proses Transportasi Ke Pasar Hewan Beringkit ruroh, Mas; Pemayun, I Gusti Agung Gde Putra; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (2) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.183 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian observasi kejadian pincang pada sapi bali akibat trauma terkait proses transportasi di Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, Badung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada dan tidaknya kejadian pincang pada sapi bali yang dipasarkan di Pasar Hewan Beringkit dan untuk mengetahui bagian kaki sapi bali yang sering mengalami kepincangan. Pengamatan dilakukan sebanyak 12 kali pada setiap hari pasar (Rabu dan Minggu) dan hari Prapasar (Selasa dan Sabtu) tepat di depan dermaga dan di lanjutkan di delapan los Pasar Hewan Beringkit. Sapi bali yang mengalami kepincangan didata dan dokumentasikan, selanjutnya meminta informasi kepada peternak pemilik sapi bali tersebut terkait anamnesis dan kejadian pincang. Hasil penelitian menunjukan dari 6.881 ekor sapi bali terdapat empat kejadian pincang pada sapi bali yang dipasarkan di Pasar Hewan Beringkit, yang disebabkan karena proses transportasi. Dari kajian ini disimpulkan bahwa para peternak pada umumnya sudah mengetahui cara penanganan sapi untuk mencegah kejadian pincang akibat trauma terkait transportasi.
Identifikasi Kelainan dan Kerusakan Gigi Sapi Bali Sukaratha, Elpira; Suatha, I Ketut; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (5) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.126 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kelainan dan kerusakan gigi sapi bali, karena tidak banyak penelitian tentang kelainan dan kerusakan gigi. Penelitian dilaksanakan di Rumah Potong Hewan Pesanggaran, Denpasar, Bali. Diamati 100 pasang tulang mandibula sapi bali, 92 pasang dari sapi betina dan delapan pasang dari sapi jantan. Sampel diambil secara acak, dengan umur dari 1,5-2,0 tahun (I1), 2,0–2,5 tahun (I2), 3 tahun (I3), 3,5-4,0 tahun (I4) dan lebih dari empat tahun (lebih dari I4).Kelainan gigi adalah keadaan yang menyimpang dari kebiasaan dan kerusakan adalah gigi yang sudah tidak baik atau utuh lagi. Hasil penelitian menemukan adanya 12 kelainan dan kerusakan gigi. Kelainan tersebut antara lain gigi gergaji (92%), gigi landai (10%), gigi susu tersisa (15%), gigi susu tersisa (13%), gigi aus (44%), gigi gunting (91%), gigi bergelombang (6%), gigi tangga (18%), gigi jumlah berlebih (1%), gigi tanggal (4%), gigi patah (31%) dan karang gigi (81%). Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah pada sapi bali terjadi kelainan dan kerusakan pada gigi, dengan kelainan dan kerusakan yang menonjol adalah kejadian gigi gergaji dan gigi gunting.
Kelengkungan (Kurvatura) Tanduk (Silak) yang Menyimpang pada Sapi Bali Nealma, Minda; Batan, I Wayan; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (2) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2012.105 KB)

Abstract

Masyarakat Bali mengenali kelengkungan tanduk sapi bali dengan nama silak bajeg, silak cono, silak pendang, silak congklok, dan silak manggulgangsa. Tidak semua kelengkungan tanduk sapi bali bisa dikelompokkan kedalam silak tanduk tersebut.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap silak tanduk  menyimpang pada sapi bali yang ditemukan pada sapi bali. Penelitian ini menggunakan sampel 1000 ekor sapi bali dewasa, yang terdiri dari 500 pasang tanduk sapi bali jantan dan 500 pasang tanduk sapi bali betina. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati langsung tanduk sapi bali. Pengamatan dilakukan selama bulan Oktober-November 2012 dikota Denpasar (Desa Serangan, Desa Pemongan, Desa Padang Galak Sanur, Desa Panjer, Desa Meregaya) dan Kabupaten Badung (Desa Kuta,dan Desa Mengwi Tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sapi bali jantan silak tanduk yang menyimpang (0,3%) dan silak tanduk yang menyimpang pada sapi betina (7,4%). Sapi bali dengan silak tanduk normal ditemukan berupa tanduk silak bajeg pada sapi jantan  (26,5%), dan sapi betina (8,1%), tanduk silak cono pada sapi jantan (11,7%), dan pada sapi betina (2,8%), tanduk silak congklok pada jantan (1%), tanduk silak pendang pada jantan (10,2%), dan pada sapi betina (0,9%), tanduk silak manggulgangsa pada betina (27,2%), tanduk silak anoa pada sapi jantan (0,3%), dan pada sapi betina (3,6%). Silak menyimpang pada sapi bali ditemukan keberadaannya, dan penyimpangan tersebut lebih banyak ditemukan pada sapi bali betina. 
Korelasi dan Penyebaran Kejadian Rabies pada Anjing dan Manusia di Kabupaten Klungkung Bali Tahun 2010-2014 Pratama, Rendi Tegar; Batan, I Wayan; Nindhia, Tjokorda Sari
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (3) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.48 KB)

Abstract

Rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit virus yang disebabkan oleh genus Lyssavirus dari famili Rhabdoviridae bersifat akut serta sangat berbahaya dan mengakibatkan kematian karena mampu menginfeksi sistem saraf pusat yakni otak dan sumsum tulang belakang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kawasan rabies, penyebaran rabies dan korelasi antara kejadian rabies pada anjing dan manusia di Kabupaten Klungkung tahun 2010-2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Untuk mengetahui hubungan kejadian rabies pada anjing dan manusia dilakukan uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan uji korelasi Spearman diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang searah antara kejadian rabies pada anjing dan manusia. Dari uji Spearman yang dilakukan nilai koefisiensi yang diperoleh adalah 0,468 dengan nilai signifikansi 0,037.
Sebaran Umur Korban Gigitan Anjing Diduga Berpenyakit Rabies pada Manusia di Bali Iffandi, Calvin; Batan, I Wayan; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (1) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.391 KB)

Abstract

rabies termasuk penyakit zoonosis yang menyerang susunan saraf pusat serta dapat menyebabkan kematian. Kasus kematian akibat gigitan anjing rabies pada manusia di Bali dari Oktober 2008 sampai Februari 2011 adalah sebanyak 122 orang. Sebaran umur dari 122 orang korban gigitan akibat penyakit rabies bervariasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari beberapa instansi seperti Dinas Peternakan Kabupaten dan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi Bali, dan BBVet Denpasar. Survey lapangan dilakukan dengan wawancara terhadap sejumlah keluarga korban rabies di Provinsi Bali. Data tersebut ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban gigitan hewan pembawa rabies (anjing) yang paling banyak berumur 41-50 tahun. Umur 81-90 tahun merupakan umur yang paling sedikit tergigit oleh hewan pembawa rabies (anjing). Untuk memperkecil jumlah korban penyakit rabies perlu digalakkan program vaksinasi secara berkala, pengontrolan terhadap populasi anjing, serta memberikan penyuluhan ke masyarakat luas tentang bahaya penularan penyakit rabies.
Karakteristik Simpul Tali Telusuk Sapi Bali dan Tali Keluh Sapi FAKHIDATUL ILMI, FERDANIAR; BATAN, I WAYAN; SOMA, I GEDE
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (3) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.887 KB)

Abstract

Penanganan ternak sapi membutuhkan keterampilan. Sapi adalah ternak bertubuh besar yang memiliki tenaga lebih kuat daripada manusia, memiliki tanduk yang bisa membahayakan bagi keselamatan orang yang menangani, mempunyai kemampuan menendang, serta memiliki tubuh yang berlipat ganda bobotnya dibandingkan dengan peternak. Penggunaan tali telusuk untuk merestrain sapi bali bagi masyarakat Bali bermata pencaharian sebagai peternak merupakan hal yang lumrah, begitu pula penggunaan tali keluh sapi di Jawa.
Persebaran Spasial Rabies Sapi Bali dan Kerugian Ekonomi yang Ditimbulkannya di Ungasan, Kutuh, dan Peminge yanah, Rasdi; Batan, I Wayan; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (5) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.008 KB)

Abstract

Di Desa Ungasan, Badung merupakan tempat awal terjadinya rabies pada manusia, empat warga dilaporankan meninggal, dua di antaranya positif rabies. Berdasarkan informasi dari masyarakat Desa Kutuh tentang sapi milik warga, banyak yang mati dengan tanda gejala rabies bersamaan dengan kejadian rabies pada anjing dan manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa banyak kerugian yang dialami peternak yang sapinya mati terkena penyakit yang diduga rabies, dan untuk mengetahui sebaran rabies di daerah Ungasan, kutuh, dan peminge. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung ke tempat kejadian yaitu di Desa Ungasan, Desa Kutuh, dan Desa Peminge dengan menggunakan metode studi retrospektif. Data yang diambil dari para peternak sapi yang sapinya mati dengan gejala rabies periode 2008-2011. Data hasil questionaires open ended kemudian dicatat, ditabulasikan, dianalisis, dan didokumentasikan. Bersamaan dengan itu ditentukan 12 titik lokasi daerah tertular rabies di tiga Desa yakni Desa Ungasan, Desa Kutuh, dan Desa Peminge. Dengan menggunakan “Global Position System”. Wilayah tertular rabies di Semenanjung Badung, berdasarkan lokasi ditemukan sapi tertular rabies seluas 9,6 km². kemudian disesuaikan dengan skala peta. Simpulan yang dapat ditarik adalah sapi bali di daerah Ungasan, Kutuh, dan Peminge telah tertular rabies, serta kerugian yang di alami oleh peternak dari tiga desa tersebut cukup besar, dengan total kerugian (Rp 82.800.000) dari 36 ekor sapi bali yang mati diduga rabies
Laporan Kasus: Rickets pada Anak Anjing Hasil Persilangan Hutagaol, Wanda Della Oktarin; Soma, I Gede; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (6) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.037 KB)

Abstract

Anjing kasus adalah anjing persilangan berjenis kelamin jantan dan berumur empat bulan. Anjing susah berjalan dan pada pemeriksaan klinis teramati bahwa kedua kaki depan anjing mengalami kebengkokan asimetris. Setelah dilakukan pemeriksaan radiologi/sinar x teramati ada kelainan bentuk pada os radius ulna sebelah kanan yang tidak bersendi dengan baik pada os carpal dan juga terdapat fraktur pada os ulnadistal kanan. Selain itu ditemukan juga cacing gilik pada feses anjing. Anjing kasus didiagnosis mengalami rickets. Berdasarkan pertimbangan umur dan kondisi anjing, diberikan obat cacing pyrantelpamoat (Caniverm® 20 mg/kg (diberikan0,5 tab atau 72 mg) tiga bulan dan terapi suportif berupa preparat kalsium(Kalvidog®) 100mg/ekordengan dosis 1 tab setiap hariserta minyak ikan (Tunghai® Fish Oil Capsules) dengan dosis 1 kapsul perhari selama sebulan. Terapi fisik juga diaplikasikan dengan cara anjing diajak berjalan pada pagi hari guna mendapat sinar ultraviolet dan diberi latihan seperti berenang minimal dua kali seminggu. Edukasi kepada pemilik untuk mengganti pakan diet rumahan dengan pakan komersil guna mencukupi kebutuhan nutrisi anjing. Setelah seminggu pengobatan anjing sudah dapat berjalan walaupun formasitas kedua kaki tidak akan kembali normal.
Jenis Ular dan Sebarannya di Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali HERBERT, -; BATAN, I WAYAN; ROMPIS, AIDA LOUISE TENDEN
Indonesia Medicus Veterinus Vol.1 (1) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.15 KB)

Abstract

Penelitian untuk mengetahui jenis ular dan sebarannya di wilayah Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali telah dilakukan dengan metode observasi langsung (Visual Encounter Survey) dengan cara menjelajah dan mengidentifikasi ular pada habitat yang dikelompokkan menjadi enam: (i) semak belukar, (ii) jalan, (iii) hutan pantai, (iv) hutan bakau, (v) pekarangan dan (vi) dalam tanah; di 5 lokasi: (i) Kelurahan Benoa dan (ii) Kelurahan Jimbaran; (iii) Desa Kutuh, (iv) Desa Pecatu dan (v) Desa Ungasan. Observasi dilakukan selama 45 hari (21 Mei 2011 sampai dengan 5 Juli 2011) pada tiga waktu berbeda yaitu: (i) pukul 11.00-12.00 WITA; (ii) pukul 18.00-19.00 WITA; dan (iii) pukul 21.00-22.00 WITA.Sebelas spesies ular berhasil diidentifikasi yaitu: Ahaetulla prasina, Cerberus rynchops, Dendrelaphis pictus, Lycodon aulicus capucinus, Ptyas korros, Phyton reticulatus, Ramphotyphlops braminus, Trimeresurus albolabris insularis, Naja sputatrix, Laticauda colubrina, dan Laticauda laticaudata; dengan sebaran 7 spesies ditemukan di Kelurahan Benoa; 8 spesies di Kelurahan Jimbaran; sedangkan di Desa Kutuh, Desa Pecatu, dan Desa Ungasan masing-masing lokasi satu spesies ular. Selama penelitian telah berhasil dikumpulkan 134 data pengamatan; dari 134 pengamatan peluang ditemukannya ular di wilayah Kecamatan Kuta Selatan adalah 33.8% sementara 66.2% tidak ditemukannya ular. Berdasarkan habitatnya, 4 spesies ular (A. prasina, C. rynchops, P. reticulatus dan P. korros) ditemukan di hutan bakau dan di jalan (D. pictus, T. albolabris insularis, L. aulicus capucinus, dan P. korros); dua spesies ditemukan di semak belukar (A. prasina, dan D. pictus), pantai (L. colubrina dan L. laticaudata), dan pekarangan (D. pictus dan N. sputatrix); sedangkan dalam tanah satu spesies (R. braminus). Berdasarkan waktu observasi, sebagian besar (35.0%) spesies ular ditemukan pada pukul 11.00-12.00 WITA, kemudian malam hari pukul 21.00-22.00 WITA (19.0%), sedangkan pada pagi hari (11.00-12.00 WITA) peluang menemukan ular relatif sedikit (8.0%). Secara umum wilayah Kecamatan Kuta Selatan masih merupakan wilayah daya dukung bagi keberanekaragaman spesies ular dan merupakan indikator lingkungan ekologi yang baik.
Co-Authors - HERBERT Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abriansyah, Mohammad Ghaiz Adryani Ris Agung, Mochamad Bale Aida Lousie Tenden Rompis Aisjiah Girinda Amar Wira Annas Farhani Apsari, Ni Wayan Diah Archie Leander Maslim Arief Boediono Azizah, Hidayatul Betharia Criselda Fanggidae Bibiana W Lay BIBIANA W LAY Budiartawan, I Komang Alit Calvin Iffandi Calvin Iffandi Calvin Iffandi Dayanti, Marissa Divia Diana Mustikawati Ekowati Handayani Eldarya Envisari Depari Elpira Sukaratha, Elpira Emy Sapta Budiari Eustokia Yulisa Madu, Eustokia Yulisa FERDANIAR FAKHIDATUL ILMI Findri Andriani, Findri Florensia, Dheadora Hendro Sukoco Herbert . Herbert . Hernomoadi Hoeminto Humaira, Sarah Hutagaol, Wanda Della Oktarin I Gede Soma I Gusti Agung Gede Putra Pemayun I Gusti Made Krisna Erawan I Ketut Gunata I Ketut Suada I Ketut Suatha I Made Kardena I Made Suma Anthara i Nengah Wandia I Nyoman Suarsana I Nyoman Suartha I Putu Cahyadi Putra, I Putu Cahyadi I Putu Gede Yudhi Arjentinia I Putu Sampurna I Wayan Syartama Hadi Nugraha Ihtifazhuddini, Fiqi Manaya Tibyana imam sobari Imam Sobari Indrawan, Hieronimus INNA RAKHMAWATI Ita Djuwita Kadek Karang Agustina Kakang, Dorteany Mayani Ketut Adnyane Mudite Kusumaning Arumsari Wimbavitrati Lestari, Devi Latifah Puji Luh Putu Listriani Wistawan Made Santi Purwitasari Mahindra, Aditya Try Margaretha, Aloysiana Mas ruroh, Mas Minda Nealma Natalia, Grace Kristin Ni Nyoman Sutiati Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Sri Wiyanti Nicolas Yarisetouw, Nicolas Nining Handayani Nining Handhayani Novianti, Syinthia Arya Nugraha, Elisabeth Yulia Nur Liliana Puri Prihatiningsih Nurrohman, Fahmi Galuh NURUL FAIZAH Nurul Faiziah Nurul Faiziah Nurul Masyita, Nurul Paramita, Putu Wahyuni PRANSIKA EKSY YONITA Pratama, Rendi Tegar Putra, Widihantoro Gunawan Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Putu Wirat Rasdi yanah Rasdiyanah . Rasdiyanah . Ridwan, Isabella Anjari Riesta, Baiq Deby Aprila Sadipun, Elizabeth Liliane Sayu Raka Padma Wulan Sari Septianingsih, Rayni Silaban, Root Elisa Sri Kayati Widiastuti, Sri Kayati Sri Kayati Widyastuti Sri Milfa Sri Milfa Sri Wahyuningsih Supar - Supar . Suwartama, Beny Takariyanti, Dzikri Nurma'rifah Tama, Kevin Tri Tjokorda Sari Nindhia Utami, IGA Monica Rizki Wahono Esti Prasetyaningtyas Wahono Esti PrasetyoningtyaserB Wirawan, I Gede Yundari, Yundari Yunita Lestyorini Yunita Lestyorini