Hendi Bowoputro
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 51 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PEMILIHAN MODA ANTARA TRAVEL DENGAN BUS EKSEKUTIF CITRA TRANS RUTE KOTA MADIUN - MALANG R.A.A.G.S, Syafalia; Ghifari, Reza Iqbal; Bowoputro, Hendi; K, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pergerakan penumpang dengan menggunakan angkutan travel dari Kota Madiun menuju Kota Malang semakin meningkat sehingga pertambahan jumlah kendaraan pribadi di jalan ikut meningkat dan menimbulkan kepadatan di jalan raya. Alternatif angkutan yang bisa digunakan calon penumpang dari Kota Madiun menuju Kota Malang melalui Kota Batu tanpa perlu berpindah bus di terminal Kota Jombang yaitu bus  eksekutif citra trans yang melayani penumpang dari Kota Magetan sampai ke Kota Malang melalui Pujon, Kota Batu. Bus citra trans memiliki fasilitas seperti televisi, Air Conditioner (AC), Wireless Fidelity (Wi-Fi), dan CCTV di dalam bus yang menjaga keamanan para penumpang. Sayangnya, dengan fasilitas yang cukup lengkap dan harga yang lebih terjangkau dari angkutan travel jumlah peminat bus citra trans belum maksimal. Objek yang diteliti adalah penumpang travel dengan jumlah sampel sebanyak 271 responden yang diperoleh menggunakan rumus Slovin, dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan serta kuisioner dengan teknik penyusunan Stated Preference yang memiliki atribut biaya perjalanan, waktu tempuh dan frekuensi keberangkatan per hari dari angkutan travel dan bus citra trans. Nilai Ability to Pay (ATP), dan Willingness to Pay (WTP) yang diperoleh dari kuisioner yang telah disebarkan dibandingkan dengan tarif yang berlaku sekarang. Hasil studi dapat diketahui karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan dari penumpang travel Madiun-Malang. Nilai ATP rata-rata responden sebesar Rp79.864,71 dan WTP rata-rata responden untuk angkutan travel Rp75.627,54 serta WTP rata-rata untuk bus citra trans Rp53.376,38 dalam satu kali perjalanan. Dengan demikian nilai ATP dan WTP penumpang lebih rendah dari tarif yang berlaku saat ini. Hasil dari pemodelan pemilihan angkutan travel dan bus citra trans adalah sebagai berikut: Selisih biaya perjalanan 2. Selisih waktu tempuh3. Selisih frekuensi keberangkatan per hariKata Kunci: angkutan travel, bus citra trans, ATP, WTP, Stated Preference
KAJIAN LAIK FUNGSI JALAN (Studi Kasus pada Jalan Provinsi Nomor Ruas 171 Pare - Kediri Km 8 - Km 22) M, Jundina Syifa’ul; F, Bestananda; Bowoputro, Hendi; Djakfar, Ludfi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruas jalan di Kabupaten Kediri sebagian besar belum teruji laik fungsi salah satunya yaitu ruas jalan Pare - Kediri Km 8 - Km 22. Menurut data Polres Kabupaten Kediri bahwa pada tahun 2013 jumlah peristiwa kecelakaan tiap bulannya dirata - rata yaitu 18 kejadian. Demi mengurangi jumlah kecelakaan, tidak mungkin dilakukan dengan cara mengurangi keinginan untuk melakukan perjalanan. Sesuatu yang memungkinkan adalah dengan cara melaksanakan uji dan evaluasi serta penetapan laik fungsi jalan agar tercipta jalan yang memenuhi ketentuan keselamatan, kelancaran, ekonomis, dan ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui kategori kelaikan fungsi teknis Ruas Jalan Pare - Kediri Km 8 - Km 22 berdasarkan parameter perencanaan laik fungsi jalan, dan (2) Mengetahui tindak lanjut yang perlu dilakukan apabila Ruas Jalan Pare -Kediri Km 8 - Km 22 belum memenuhi kategori kelaikan jalan secara teknis. Pengambilan data di lapangan menggunakan Metode Uji dengan cara pengamatan dan pengukuran kondisi ruas jalan Pare - Kediri Km 8 - Km 22 terhadap standar teknis, meliputi: (1) teknis geometrik jalan; (2) teknis struktur perkerasan jalan; (3) teknis struktur bangunan pelengkap jalan; (4) teknis pemanfaatan bagian - bagian jalan; (5) teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas; (6) teknis perlengkapan yang terkait langsung dengan pengguna jalan maupun yang tidak terkait langsung dengan pengguna jalan. Dari hasil uji lapangan dilakukan analisis laik fungsi jalan secara teknis menggunakan  Metode Evaluasi yaitu membandingkan dengan parameter perencanaan laik fungsi jalan (Peraturan Menteri Nomor: 11/PRT/M/2010 dan Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan Tahun 2012). Hasil analisis kelaikan fungsi jalan pada ruas jalan Pare - Kediri Km 8 - Km 22 yaitu laik fungsi bersyarat dengan rekomendasi (LS). Tindak lanjut yang dilakukan pada ruas jalan Pare - Kediri Km 8 – Km 22 yaitu dengan memberikan rekomendasi sesuai dengan kondisi fisik lingkungan jalan yang dapat memenuhi ketentuan keselamatan, kelancaran, ekonomis, dan ramah lingkungan. Kata kunci: Ruas Jalan Kediri, Laik Fungsi Jalan, Standar Teknis
KAJIAN KINERJA PELAYANAN MODA TRANSPORTASI ONLINE RODA DUA LAYANAN KOTA MALANG Priskila Dorothy, Ayu Anisa,; Djakfar, Ludfi; Bowoputro, Hendi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Go-Jek adalah moda transportasi online roda dua yang berkembang pesat di masyarakat saat ini. Sebagai moda transportasi baru tentunya terjadi berbagai permasalahan. Sehingga topik yang dipilih untuk penelitian ini adalah Go-Jek. Untuk itu, tujuan dari kajian ini adalah (1) mengetahui tingkat pelayanan dari Go-Jek, (2) mengetahui tarif ideal Go-Jek per km nya.Untuk mencapai tujuan diatas maka digunakan (1) metode Importance Performance Analysis (IPA), (2) Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP), dan Willingness To Pay (WTP). Sebelum menggunakan metode diatas, dilakukan survei terlebih dahulu dengan jumlah sampel 300 responden. Sampel ini terdiri dari 150 pengguna dan 150 driver Go-Jek.Berdasarkan analisis IPA terdapat 2 variabel yang perlu ditingkatkan kinerjanya yaitu mengemudikan kendaraan dengan baik, serta mentaati tata tertib lalu lintas. Dimana variabel ini masuk pada kuadran I yang dianggap penting oleh pengguna, namun pelayanan yang diberikan Go-Jek masih kurang. Berdasarkan nilai ATP dan WTP didapatkan hasil tarif sebesar Rp 1.200,- dan tarif yang berlaku saat ini sebesar Rp 1.600,-. Tarif yang berlaku saat ini lebih tinggi dibanding tarif yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan pengguna Go-Jek.Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan ini adalah dengan memberikan sanksi tegas terhadap driver Go-Jek apabila terdapat keluhan dari pengguna. Sanksi ini bertujuan agar driver Go-Jek lebih mentaati peraturan berkendara yang baik. Sedangkan untuk menentukan tarif ideal harus memperhatikan kemampuan dan kemauan penumpang untuk membayar, sehingga tarif yang berlaku saat ini perlu dievaluasi kembali.   Kata kunci : Go-Jek, Importance Performance Analysis (IPA), Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP), Willingness To Pay (WTP), tingkat kinerja pelayanan.
STUDI PENENTUAN LOKASI DAN KEBUTUHAN FASILITAS STASIUN PADA RENCANA PEMBANGUNAN LIGHT RAIL TRANSIT KOTA MANADO M. Fahmi Lutfi, Bagus Akbar M. ,; Djakfar, Ludfi; Bowoputro, Hendi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan manusia untuk berpindah dari satu tempat menuju tempat lain membutuhkan suatu moda transportasi yang handal dengan biaya perjalanan yang murah dan waktu perjalanan yang cepat. Salah satu kota yang memiliki potensi untuk dilakukan pembangunan infrastruktur transportasi perkotaan berbasis massal untuk mengatasi persoalan kemacetan yang terjadi adalah Kota Manado. Pemerintah Kota Manado telah menetapkan  rencana pembangunan kereta LRT dengan trase  yang menghubungkan Kecamatan Malalayang dengan Bandara Sam Ratulangi. Untuk mendukung rencana pembangunan tersebut, perlu dilakukan studi mengenai lokasi stasiun, potensi penumpang, waktu operasional, dan kebutuhan fasilitas stasiun. Data yang dibutuhkan pada saat survei adalah volume jumlah kendaraan yang melintas, Jumlah dan lokasi  naik turun penumpang angkutan umum, dan karakteristik pergerakan  pelaku perjalanan .Data yang diperlukan dapat diperoleh melalui Survei yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi survei traffic counting yang dilakukan selama 1 hari, survei Road Side Interview selama 3 hari , dan survei angkutan umum dinamis selama 1 hari. Wilayah studi ini bertempatan pada jalan utama di Jln. RW Mongisidipada Kecamatan Malalayang. Standar yang digunakan dalam perencanaan stasiun LRT ada tiga , dari Indonesia yaitu Buku Standarisasi Stasiun Indonesia, dari Jepang yaitu Standar JICA , dan dari Edmonton  yaitu ETS.Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden melakukan perjalanan dengan maksud bekerja sebesar 54% dengan tingkat frekuensi perjalanan setiap hari sebanyak 37% dari jumlah responden. Lokasi ideal Stasiun LRT sejumlah 6 titik lokasi stasiun yakni Stasiun Terminal Malalayang, Stasiun RS. Kandou, Stasiun Bahu Mall, Stasiun Manado Town Square, Stasiun Megamas Mall, dan Stasiun Pusat Kota. Jumlahpotensi  penumpang pada arah Malalayang – Pusat Kota dalam sehari adalah sebanyak  25351  penumpang. Jam puncak terjadi pada pukul 07.00 hingga 08.00 dengan jumlah penumpang sebanyak 2214 penumpang. Sedangkan pada arah Pusat Kota – Malalayang sebanyak 21748 penumpang. Jam puncak terjadi pada pukul 18.00 hingga 19.00 dengan jumlah penumpang sebanyak 2005 penumpang. Waktu operasional direncanakan mulai pukul 05.00 WITA hingga pukul 21.00 WITA dengan headway pada jam sibuk 11 menit. Jumlah kereta LRT yang beroperasi adalah 6 kereta.  Stasiun menggunakan tipe Elevated Station adalah Stasiun Pusat Kota, Stasiun Megamas Mall, Stasiun Manado Town Square, dan Stasiun Bahu Mall. Adapun untuk stasiun dengan tipe Ground Level Station adalah Stasiun Terminal Malalayang dan Stasiun RS.Kandou. Luas stasiun yang dibutuhkan yaitu ±832 m2 untuk Elevated Station dan ±1600 m2 untuk Ground Level Station.   Kata Kunci: Transportasi, Light Rail Transit, Stasiun, Penumpang, Manado
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERABUT KELAPA TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN ASPAL PORUS Syaviq, Muhammad Fahrus; Arifin, M. Zainul; Bowoputro, Hendi; Djakfar, Ludfi; Ambarwati, Lasmini
Rekayasa Sipil Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2018.012.02.3

Abstract

Porous asphalt is a solution to avoid puddles on the road because it has a pore large enough to drain the surface water. However, porous asphalt has low stability, so it is necessary to improve the Marshall stability on a porous asphalt mixture. The purpose of this research is to know the optimum composition of the asphalt content, the coconut fiber content and the coconut fiber length and to determine whether or not there is an effect of adding coconut fiber to the Marshall properties on a porous asphalt mixture. In this study, the treatment used is by making porous asphalt mixture with a variation of the asphalt content of 4%, 5% and 6% and a variation of the coconut fiber content of 0.5%, 0.75% and 1% and a variation of the coconut fiber length of 2.5 mm 5 mm and 7.5 mm to determine the optimum composition of the porous asphalt mixture. The gradation standard used in this study is the Australian Asphalt Gradient Standard and for its specifications using the Marshall characteristics of the Australian Standard (AAPA). Using the response surface method, the optimum value for the asphalt content is 4% and the optimum value of the coconut fiber is 0.75%. The addition of coconut fiber was able to increase the MQ value by 119% from 112.56 kg / mm to 246.64 kg / mm and the stability value 61.56% from 388.32 kg to 627.38 kg. However, the addition of coconut fibers decrease the VIM rate by 18.6% from 20.27% to 18.6% and the flow value by 20% from 3.24 mm to 2.7 mm. These values meet the requirements of porous asphalt?s Marshall characteristics for Australian gradation standard. It is necessary to do a further research using other gradation standard.
PERENCANAAN JUMLAH GARDU PADA TOL PASURUAN-PROBOLINGGO Khairul Arifin, Devina Candra Puspita Rini,; Djakfar, Ludfi; Bowoputro, Hendi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan tol Pasuruan-Probolinggo dibangun guna meningkatkan perekonomian di wilayah Jawa Timur. Sebelum pembangunan, diperlukan analisis tarif tol ideal berdasarkan sudut pandang pengguna serta analisis potensi pengguna jalan eksisting yang berpindah ke jalan tol dan juga diperlukan perencanaan jumlah gardu tol ideal agar sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum. Penelitian ini menggunakan metode Ability to Pay-Willingness to Pay untuk menentukan besar tarif tol. Selain itu, juga menggunakan metode Stated Preference untuk mengetahui besarnya perpindahan moda. Untuk mencari jumlah gardu ideal menggunakan perbandingan antara tingkat kedatangan dengan tingkat pelayanan gardu tol. Sedangkan model antrian First in First Out digunakan untuk menganalisis sistem pelayanan gardu tol. Berdasarkan hasil analisis, tarif tol ideal (Rp/km) adalah sebesar Rp 870 (golongan I), Rp 1.305 (golongan II), Rp 1.305 (golongan III), Rp 1.740 (golongan IV), dan Rp 1.740 (golongan V).  Penentuan tarif tol tersebut berdasarkan hasil perhitungan penghasilan (revenue) tertinggi yakni sebesar Rp9.953.100/km per hari.  Potensi pengguna jalan yang akan beralih menggunakan jalan tol Pasuruan-Probolinggo seksi IV secara berturut-turut pada tahun 2021, 2025, 2030, 2035, dan 2040 untuk kendaraan golongan I adalah 9200, 11393, 14883, 19443, dan 25399 kendaraan/hari; potensi kendaraaan golongan II adalah sebesar 1776, 2199, 2837, 3753, dan 4902 kendaraan/hari; potensi kendaraaan golongan III adalah sebesar 330, 409, 535, 698, dan 912 kendaraan/hari.  Perhitungan jumlah gardu tol disesuaikan dengan perhitungan potensi pengguna jalan tol Pasuruan-Probolinggo seksi IV pada tahun 2025, 2030, 2035, dan 2040 dengan tingkat kedatangan kendaraan 1541, 2012, 2629, dan 3434 kendaraan/jam.  Maka, jumlah gardu ideal yang diperlukan pada tahun 2025 adalah sebanyak 3 buah, pada tahun 2030 sebanyak 4 buah, pada tahun 2035 sebanyak 5 buah, dan pada tahun 2040 sebanyak 7 buah.
EVALUASI KINERJA STASIUN TARIK DAN TARIF KA JENGGALA DENGAN METODE ATP DAN WTP Abdillah, Hilmy Abid; Wicaksono, Achmad; Bowoputro, Hendi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stasiun Tarik adalah Stasiun Kelas II yang terletak di Tarik, Sidoarjo. Permasalahan yang terjadi di stasiun Tarik adalah masih ada banyak calon penumpang yang berdiri untuk menunggu kedatangan kereta api karena terbatasnya tempat duduk di ruang tunggu yang hanya tersedia 24 tempat duduk dan panjangnya antrian pemesanan tiket di loket stasiun sepanjang 9 orang antrian pada jam sibuk. Pada 12 November 2014 PT.KAI (Persero) mengoperasikan Kereta Jenggala dengan rute Mojokerto - Sidoarjo untuk memenuhi kebutuhan mobilitas di daerah tersebut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pelayanan stasiun tarik menurut pengguna, perbaikan pelayanan di Stasiun Tarik, perbaikan denah Stasiun Tarik dan tingkat kemampuan serta kemauan pengguna kereta api Jenggala dalam membayar tiket kereta api. Analisis yang digunakan untuk kepuasan pelanggan di Stasiun Tarik menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA), untuk perbaikan pelayanan di stasiun tarik mengacu pada peraturan Menteri Perhubungan no 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api dan untuk kemampuan dan kemauan membayar tiket Kereta Jenggala menggunakan metode Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Hasil analisis dari Stasiun Tarik belum memenuhi keinginan pengguna dan perlu peningkatan dalam hal fasilitas seperti CCTV, petugas keamanan, loket tiket, ruang tunggu dan toilet. Perbaikan fasilitas yang dilakukan adalah penambahan 2 CCTV, 5 petugas keamanan, 2 loket tiket, area tunggu 70 dan 6 toilet. Nilai kemampuan membayar penumpang kereta Jenggala adalah 116 Rp/km dan kesediaan untuk membayar penumpang kereta Jenggala adalah 147 Rp/km serta harga tiket Kereta Jenggala adalah 130 Rp/km.   Kata kunci: Stasiun, Tarik, Kereta Api, Jenggala, Kinerja, IPA, ATP, WTP 
EVALUASI KINERJA STASIUN TARIK DAN TARIF KA JENGGALA DENGAN METODE ATP DAN WTP Abdillah, Hilmy Abid; Wicaksono, Achmad; Bowoputro, Hendi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tarik Station is a Class II Station located in Tarik, Sidoarjo. The problem that occurs at the Tarik station is that there are still many passengers who stand to wait for the arrival of the train because of the limited seating in the waiting room which is only available 24 seats and the long queue of ticket reservations at the station counter along 9 people queuing during peak hour. On 12 November 2014, PT. KAI (Persero) operated the Jenggala Train on the Mojokerto - Sidoarjo route to meet the mobility needs in the area. The purpose of this study was to determine the level of service of the Tarik Station according to the costumers, service improvement at the Tarik Station, improvement sketch of Tarik Station and the level of ability and willingness of Jenggala Train users to pay for train tickets. The analysis used for customer satisfaction in Tarik Station using Importance Performance Analysis (IPA) method, for service improvement Tarik Station, refer to the Minister of Transportation regulation No. 63 of 2019 concerning Minimum Service Standards People with Railway Transport and for ability and willingness to pay for Jenggala Train fare using Ability To Pay (ATP) and Willingness To Pay (WTP) methods. The results of the analysis of the Tarik Station have not met the desires of costumers and need improvement in terms of facilities like CCTV, security officers, ticket counters, waiting rooms and toilets. Facility improvements made were the addition of 2 CCTVs, 5 security officers, 2 ticket counters, 70 of waiting area and 6 toilets. The value of the ability to pay passengers of the Jenggala train is 116 Rp/km and the willingness to pay the passengers of the Jenggala train is 147 Rp/km and the fare of Jenggala Train is 130 Rp/km. Keywords: Railway, Jenggala, Operational Performance, Cross Capacity, IPA
MANAJEMEN PARKIR PADA KAYUTANGAN HERITAGE Anisa Faray, Afifah Mauludiah ,; Djakfar, Ludfi; Bowoputro, Hendi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer yakni survei inventaris parkir,wawancara, jumlah pengunjung, dan plate-matching. Sedangkan data sekunder seperti PDRB, layout lokasi,dan volume parkir didapatkan dari instansi terkait. Untuk mendapatkan pemodelan tarikan pengunjung tiaptata guna lahan digunakan metode analisis regresi berganda. Kemudian nilai kebutuhan parkir didapatkandari hasil perhitungan model analisis regresi berganda yang selanjutnya di masukan kedalam rumus lajupertumbuhan. Perencanaan parkir ini dianalisis untuk kebutuhan 5 tahun kedepan yang dihitung denganmenggunakan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hasil analisis kebutuhan parkir (tidak termasuktata guna lahan Bank) didapatkan kebutuhan luas lahan parkir 5 tahun ke depan sebesar 2.928 m2 dimanaluas lahan parkir on-street saat ini hanya sebesar 2453,9 m2. Maka dapat disimpulkan bahwa luas lahanparkir eksisting tidak dapat mencukupi kebutuhan lahan parkir di Kayutangan Heritage untuk 5 tahunmendatang. Maka direkomendasikan solusi yakni perluasan lahan parkir secara vertikal ataupun horizontalyang dapat dibangun diantaranya di lahan/area kosong yang berada di sisi barat Hotel Trio Indah 2 dan lahanparkir off-street PT. PLN (Persero) seluas ±3.300 m2, lahan bekas Gedung Bioskop Merdeka yang beradadi Jl. Jenderal Basuki Rahmat seluas ±1.300 m2, dan di area bekas Gedung Dinas Lingkungan Hidup yangberada di Jl. Majapahit seluas ±170 m2.Kata Kunci: Kapasitas Parkir, Kebutuhan Parkir, Analisis Regresi.
STUDI EVALUASI KERUSAKAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURFACE DISTRESS INDEX (SDI), PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI), DAN ROAD CONDITION INDEX (RCI) Alva Afriza Putra P, Donny Bagas W. ,; Djakfar, Ludfi; Bowoputro, Hendi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerusakan jalan merupakan salah satu permasalahan transportasi di Kota Malang. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukanlah proses penilaian kualitas layanan jalan menggunakan metode Surface Distress Index (SDI), Pavement Condition Index (PCI), Dan Road Condition Index (RCI) guna mengetahui seberapa tingkat kerusakan jalan yang terjadi di beberapa ruas jalan di Kota dan Kabupaten Malang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi di beberapa ruas jalan di Kota dan Kabupaten Malang, serta membuktikan bahwa adanya hubungan antara ketiga metode tersebut dalam penilaian kualitas jalan yang telah dilakukan. Wilayah studi ini bertempatan pada beberapa ruas jalan di Kota dan Kabupaten Malang, yaitu Jalan Candi Mendut, Jalan Saxophone dan Jalan Tegalgondo Kota Malang. Dipilihnya 3 ruas jalan tersebut dikarenakan kondisi jalan yang merupakan rangkaiasn ruas jalan alternatif yang sering dilalui kendaraan bermotor sehingga kedepanya sangat rentan mengalami kerusakan jika tidak ditangani dan diperbaiki secara berkala dan tepat. Untuk mengetahui nilai kerusakan jalan menggunakan metode Surface Distress Index (SDI), Pavement Condition Index (PCI), Dan Road Condition Index (RCI), dilakukan survei dalam penelitian ini meliputi survei lokasi dan kerusakan jalan yang dilakukan selama 1 minggu menggunakan alat survei berupa meteran roda dan straigth edge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kerusakan di Jalan Candi Mendut untuk metode SDI bernilai 28.95 atau dalam kondisi baik, Metode RCI menunjukan nilai 5.94 dalam kondisi baik dan metode PCI bernilai 62.579 atau dalam kondisi fair atau cukup. Sedangkan pada jalan Tegalgondo-Saxophone, nilai SDI bernilai 29.74 atau dalam kondisi baik, nilai RCI menunjukan nilai 5.79 atau dalam kondisi baik dan nilai PCI menunjukan nilai 68.77 yang berarti dalam kondisi fair atau cukup. Sementara untuk model hubungan antara metode SDI dan RCI mendapatkan persamaan y = -0.03076 x + 6.5221 dengan R² = 0.5283 untuk ruas jalan Candi Mendut, sedangkan untuk ruas Jalan Tegalgondo-Saxophone mendapatkan persamaan model hubungan y = - 0.053816x + 7.44685 dengan R² = 0.613. Sementara untuk model hubungan metode RCI dan PCI untuk jalan Candi Mendut didapatkan persamaan y = 0.0363x + 3.3604 dengan R² = 0.7457, sedangkan untuk jalan Tegalgondo-Saxophone didapatkan persamaan y = 0.05174x + 2.288023 dengan R² = 0.654. Sementara untuk model hubungan SDI dan PCI untuk ruas jalan Candi Mendut didapatkan nilai persamaan y = -0.7864x + 78.158 dengan R² = 0.6273, sedangkan untuk ruas jalan Tegalgondo-Saxophone didapatkan persamaan y = -0.6529x + 74.644 dengan R² = 0.4919. Kata Kunci: Transportasi, Analisis Regresi, Jalan Raya, Indeks Tekanan Permukaan (SDI), Indeks Kondisi Trotoar (PCI), Indeks Kondisi Jalan (RCI), Kerusakan Jalan, Malang
Co-Authors A., Ramadhan Ridlo Abdillah, Hilmy Abid Abiel Cahya Nugraha, R. Cakra Bagaskara, Achmad Wicaksono Ahmad Syahirul A., Ahmad Syahirul Ahmad syahirul Alim Akbar, Rendy Zesario Akbariawan, Ricky Alfan Baharuddin, Alfan Alva Afriza Putra P, Donny Bagas W. , Anisa Faray, Afifah Mauludiah , APRIANSYAH SAPUTRA, APRIANSYAH Bagus, Gabriel Baisa, Havizh Lukman Baisa, Havizh Lukman Bonifasius Raditya Cibro, Lolo Karina Dan Nur Illiyin, Bondan Fariz Rahman Devia, Yatnanta P. Erick Luckita Saputra F, Bestananda F, Rizki Wahyu Fadiansyah, Rendi Fambella, Bayu Chandra Ferry Fairul, Ferry Firstyan, Frigi Ghifari, Reza Iqbal GIAN FARISKY, LALU MUHAMAD Harnen Sulistio Haryo, Alan Hermawan Santiko Hidayat, Samsul Arif Husein, Fahry I Kadek Adit Putra I., M.Iqbal Ravanelli , Isa, Ilusi Iswandari, Retno Iswara, Ade Yudha Justitia, Riztya Khairul Arifin, Devina Candra Puspita Rini, Lasmini Ambarwati Ludfi Djakfar M, Jundina Syifa’ul M. Fahmi Lutfi, Bagus Akbar M. , M. M. Zainul Arifin M. Zainul Arifin, M. M. Zainul Arifin M. Zainul Arifin Mashudman Mashudman Maulana Rizky Akbar, Moch. Ilham Dwiyulianto Maulana, Luthfi Farhan Muhamad Iqbal Muslim Muhammad Ibnu Shina, Herdian Yunihartanto , n, Ridhwan Falih Nugraha Pasca Ogenta Tarigan Nur Hilmy Dhiya Ul’Aziz, Nur Hamidah & Nurdiansyah, Irfan Pratama, Ganeswara Nova Prawiro, Bangun Prayuda Krisna S, Riky Pradana Trisilvana Priskila Dorothy, Ayu Anisa, R.A.A.G.S, Syafalia Rachmad Reza B, Nizar Ramadhan, Rahayu K Rahayu K., Rahayu Rahayu Kusumaningrum Rahma Dewi, Mustika Iluni Roro Sulaksitaningrum S, M F Satria, Febrian Adi Sayekti, Sukma Priya Sumantri, Bambang Susanto, Andriyas Syaviq, Muhammad Fahrus Syela Angela Febrianti, Syela Angela Taqwa Rizaldi Warni, Intan Sulistyo Warni Widianingrum, Wiahni Wiyanta, Yogi Kurnia Wiyanta, Yogi Kurnia Yaris Bohoh Yulvi Zaika