Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

The Effect of Internal and External Factors to The Number of Visits in Sanitation Clinic of Public Health Center of Poncol Magetan Regency Irawan, Djoko Windu P.; Indraswati, Denok; Wijono, Trimawan Heru; Utomo, Bejo; Suprijandani, Suprijandani
Health Notions Vol 2 No 2 (2018): February 2018
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (Address: Cemara street 25, Ds/Kec Sukorejo, Ponorogo, East Java, Indonesia 63453)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.175 KB)

Abstract

The Sanitation Clinic program has been introduced and implemented since 2003. But in many places the program does not run well, and is not managed properly, leaving a lot of problems. In some places sanitation clinic activities are conducted without any purposes, and merely administration activity without doing real action. The objectives of the study were to analyze the internal and external factors of the tangible, reliable, responsive, assurance, and emphathy together, and and to find which factor is the most dominantly in influencing the number of sanitation clinic visits. The study was an analytic survey research, it was focused to explain how and why of certain situation. Based on the period of data collection, this study belongs to cross sectional study. Methods of data analysis was using multiple regression method to see whether there is a relationship and the closeness of the relationship of each independent variable to dependent variable, and the relationship between variables in the study. The result of standardized Coefficients Beta from the five dimensions of service quality stated that the assurance dimension (X4) has the largest standardized Coefficients Beta value of -0.007. There was a significant influence jointly between internal and external factors (tangible, reliable, responsive, assurance, and emphathy) on the number of visits. Insurance dimension is the most dominant dimension of the number of visits in Sanitation Clinic in Public Health Center of Poncol, Magetan Regency.  
UPAYA PENCEGAHAN KEJADIAN PENYAKIT DBD MELALUI EKSPLORASI DAN ESTIMASI DATA ABJ DAN KASUS DBD (Studi Kasus Di Puskesmas Gunung Anyar Kota Surabaya Tahun 2017 – 2019) Oktafianti, Ika; Sunarko, Bambang; Suprijandani, Suprijandani
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 6, No 1 (2021): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v6i1.16207

Abstract

Abstrak Demam berdarah/ DBD merupakan penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes yang mengandung virus Dengue. KasusDBD di wilayah kerja Puskesmas Gunung Anyar menunjukkan peningkatan kasus setiap tahunnya dari 15 kasustahun 2017 menjadi 46 kasus pada tahun 2019. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepadatanjentik vektor (ABJ) dan kasus DBD dalam upaya pencegahan penyakit DBD di Puskesmas Gunung Anyar tahun2017-2019 dan kejadian penyakit DBD dimasa mendatang.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifobservasional dengan metode retrospektif. Data penelitian merupakan data sekunder. Objek Penelitian iniadalah kepadatan jentik vektor (ABJ) dan kasus DBD tahun 2017-2019 di Wilayah Puskesmas Gunung Anyar. Datayang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ABJPuskesmas Gunung Anyar tahun 2017-2019 pada bulan Pebruari, Maret dan Juni < 95%. ABJ > 95% terjadi padabulan Januari, April, Mei, Juli, Agustus, September, Oktober, Nopember dan Desember. Rata-rata kasus DBDTahun 2017-2019 tertinggi pada bulan Mei sebanyak 7 kasus, terendah pada bulan September sampai Desemberyaitu tidak terdapat kasus. Kejadian kasus DBD pada masa mendatang di Puskesmas Gunung Anyar tahun 2020mengalami kenaikan rata-rata kasus, tahun 2021 mengalami penurunan kasus sampai tahun 2031, dan akanmengalami kenaikan kasus mulai tahun 2032. Disarankan semua pihak terkait baik masyarakat, pemerintahuntuk melaksanakan kegiatan pencegahan penularan penyakit DBD, dengan mengoptimalkan gerakan saturumah satu jumantik. Gerakan 3M Plus sebelum masa penularan (G3MP SMP) dilaksanakan minimal selama 3bulan berturut-turut pada bulan dengan kasus terendah, yaitu bulan September sampai Desember.Kata kunci: kepadatan jentik vektor (ABJ), kasus DBD.
Detergent waste treatment through the modification of biofilter reactors Suprijandani Suprijandani; Suryono Hadi; Narwati Narwati
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 10, No 3: September 2021
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v10i3.20843

Abstract

The use of detergent in households is practiced by almost all people. These conditions make the quality of the environment, especially water bodies, more disturbed when the detergent waste disposal without prior processing. Hazard by detergent can interfere with human health such as digestive system disorders, skin irritation, and even one of the causes of cancer. The aimed of this research was to design a modified biofilter reactor to reduce levels of detergent and other organic substances in domestic wastewater. This research was a pre-experimental design research with designs used is pre-test, treatment, and post-test. The research media used were bioball because bioball has more space on its surface for bacterial growth that will form bacterial phylum, while activated carbon serves to increase efficiency in reducing levels of organic matter and to reduce the concentration of surfactants dissolved. The process is more effective if given a treatment with a process of coagulation, flocculation, and sedimentation. The results showed a decrease in detergent content from 14.56 mg/L to 0.86 mg/L (94.1%). These results indicate that the Bio Filter reactor was effective in reducing detergent levels to meet the detergent waste standard requirements based on East Java Governor Regulation No. 72/2013.
Postur Kerja, Umur, Lama Kerja, Masa Kerja dan Keluhan Muskuloskeletal (Studi pada Pekerja Pembuat Triplek Bagian Repair UD. Tunas Subur, Pacitan) Sinta Sukmawardani; Winarko Winarko; Suprijandani Suprijandani
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus Januari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk129

Abstract

Based on the preliminary survey, workers perform their work in various postures, namely in a standing position, using their hands, and lifting weights. The purpose of this study was to analyze the effect of work posture, age, length of work, and years of service on musculoskeletal complaints in plywood makers in the UD Repair Section. Tunas Subur, Pacitan. This study used an analytic observational method with a cross-sectional design. The population in this study were female workers with a sample size of 103 people. Data was collected by filling out a questionnaire using the Nordic Body Map (NBM) sheet and the Ovako Working Analysis System (OWAS) sheet. The data obtained were analyzed using the Chi-square test. The results showed that the most work postures (47.6%) were in the medium category, most of the workers were 35 years old (51.5%) with 8 hours of work (100%), the most working period was >2 years (71 ,8%), and most musculoskeletal complaints in the low category (51.5). There was a significant correlation between work posture (p = 0.00), age (p = 0.00), years of service (p = 0.00) and musculoskeletal complaints. In the category of length of work there is no significant correlation with musculoskeletal complaints. Musculoskeletal complaints can endanger the health of workers which can hinder work productivity, but can be minimized by stretching before work, and increasing knowledge about K3 especially ergonomics.Keywords: work posture; worker criteria; musculoskeletal complaintsABSTRAK Berdasarkan survei pendahuluan, pekerja melakukan pekerjaannya dalam postur yang bervariasi, yaitu dengan posisi berdiri, menggunakan tangan, dan mengangkat beban. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh postur kerja, umur, lama kerja, dan masa kerja terhadap keluhan muskuloskelatal pada pekerja pembuat triplek Bagian Repair UD. Tunas Subur, Pacitan. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja perempuan dengan ukuran sampel 103 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dengan menggunakan lembar Nordic Body Map (NBM) dan lembar Ovako Working Analysis System (OWAS). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa postur kerja terbanyak (47,6%) adalah dalam kategori sedang, sebagian besar pekerja berumur ≤35 tahun (51,5%) dengan lama kerja 8 jam (100%), masa kerja terbanyak adalah >2 tahun (71,8%), dan keluhan muskuloskeletal terbanyak pada kategori rendah (51,5). Terdapat korelasi yang signifikan antara postur kerja (p = 0,00), umur (p = 0,00), masa kerja (p = 0,00) dengan keluhan muskuloskeletal. Pada kategori lama kerja tidak terdapat korelasi yang signifikan terhadap keluhan muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal dapat membahayakan kesehatan pekerja yang dapat menghambat produktifitas pekerjaan, namun dapat diminimalisir dengan melakukan peregangan sebelum bekerja, dan peningkatan pengetahuan tentang K3 khususnya ergonomi.Kata kunci: postur kerja; kriteria pekerja; keluhan muskuloskeletal
Penurunan Total Bakteri Coliform Menggunakan elt Blown Cartridge Filter dan Ultraviolet di Wisata Religi Maulana Malik Ibrahim Gresik Ziyadatul Hikmah; Ferry Kriswandana; Suprijandani Suprijandani
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 4 (2021): Oktober 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12407

Abstract

Drinking water that is safe for health is if it meets physical, microbiological, chemical and radioactive requirements. The results of previous studies indicated that drinking water in religious tourism of Maulana Malik Ibrahim Gresik contains coliform bacteria that exceeds the threshold of 15 CFU / 100ml. This study aims to know the effectiveness of total coliform bacteria reduction in drinking water using a combination of melt blown cartridge filter and ultraviolet. This type of research was experimental research. The design used was a pure experiment with a Pretest-Posttest with control group model that compares the difference in total decrease in coliform bacteria in drinking water by processing using melt blown cartridge filter and ultraviolet. Data collection was done by laboratory examination of total coliform bacteria before and after treatment. Analysis of the effectiveness of the reduction was done descriptively. The results of the study decreased the total coliform bacteria in drinking water before processing by 27 CFU / 100 ml and after drinking water did not contain total coliform bacteria (0 CFU / 100 ml). The combination of melt blown cartridge filter and ultraviolet was effective in reducing total coliform bacteria according to Permenkes No. 492 of 2010. Efficiency reduction by 100%. It was recommended for the religious tourism managers to implement the design of tools that have been made with a combination of melt blown cartridge filter and ultraviolet to treat drinking water so that the water provided was suitable for consumption and safe for health.Keywords: drinking water; melt blown cartridge filter; ultravioletABSTRAKAir minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi, kimia, dan radioaktif. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa air minum di wisata religi Maulana Malik Ibrahim Gresik mengandung bakteri coliform yang melebihi ambang batas yakni 15 CFU/100ml. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penurunan total bakteri coliform pada air minum menggunakan kombinasi melt blown cartridge filter dan ultraviolet. Jenis penelitian ini adalah eksperiment research. Desain yang digunakan adalah eksperimen murni dengan model PretestPosttest with control grup yang membandingkan perbedaan penurunan total bakteri coliform pada air minum dengan pengolahan menggunakan melt blown cartridge filter dan ultraviolet. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan laboratorium total bakteri coliform sebelum dan sesudah perlakuan. Analisa efektifitas penurunan dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian penurunan total bakteri coliform pada air minum sebelum pengolahan sebesar 27 CFU/100 ml dan setelah pengolahan air minum sudah tidak mengandung total bakteri coliform (0 CFU/ 100 ml). Kombinasi antara melt blown cartridge filter dan ultraviolet efektif untuk menurunkan total bakteri coliform sesuai dengan Permenkes No. 492 Tahun 2010. Efisiensi penurunan sebesar 100%. Pengelola wisata religi disarankan dapat mengimplementasikan rancangan alat yang telah dibuat dengan kombinasi antara melt blown cartridge filter dan ultraviolet untuk mengolah air minum agar air yang disediakan layak konsumsi dan aman bagi kesehatan.Kata kunci: air minum; melt blown cartridge filter; ultraviolet
The Effect of Internal and External Factors to The Number of Visits in Sanitation Clinic of Public Health Center of Poncol Magetan Regency Djoko Windu P. Irawan; Denok Indraswati; Trimawan Heru Wijono; Bejo Utomo; Suprijandani Suprijandani
Health Notions Vol 2, No 2 (2018): February
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.175 KB) | DOI: 10.33846/hn.v2i2.127

Abstract

The Sanitation Clinic program has been introduced and implemented since 2003. But in many places the program does not run well, and is not managed properly, leaving a lot of problems. In some places sanitation clinic activities are conducted without any purposes, and merely administration activity without doing real action. The objectives of the study were to analyze the internal and external factors of the tangible, reliable, responsive, assurance, and emphathy together, and and to find which factor is the most dominantly in influencing the number of sanitation clinic visits. The study was an analytic survey research, it was focused to explain how and why of certain situation. Based on the period of data collection, this study belongs to cross sectional study. Methods of data analysis was using multiple regression method to see whether there is a relationship and the closeness of the relationship of each independent variable to dependent variable, and the relationship between variables in the study. The result of standardized Coefficients Beta from the five dimensions of service quality stated that the assurance dimension (X4) has the largest standardized Coefficients Beta value of -0.007. There was a significant influence jointly between internal and external factors (tangible, reliable, responsive, assurance, and emphathy) on the number of visits. Insurance dimension is the most dominant dimension of the number of visits in Sanitation Clinic in Public Health Center of Poncol, Magetan Regency. Keywords: Internal factors, External factors, Sanitation clinic
HUBUNGAN PERILAKU IBU PEMANTAU JENTIK TENTANG PSN DENGAN ANGKA BEBAS JENTIK Hesti Melinda; Suprijandani .; Pratiwi Hermiyanti
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 15, No 2 (2017): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v15i2.671

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pertama kali di Surabaya pada tahun 1968, dengan jumlah penderita sebanyak 58 orang. Wilayah kerja Puskesmas Balas Klumprik penyakit DBD masih menjadi masalah dan nilai ABJ masih dibawah standar. Pada saat pengalaman observasi praktek belajar lapangan ditemukan perilaku Bumantik yang tidak sesuai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara perilaku Bumantik dengan nilai ABJ di wilayah kerja Puskesmas Balas Klumprik Kecamatan Wiyung Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan kuesioner dan observasi. Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Balas Klumprik dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 198 Bumantik dengan menggunakan rumus dan teknik simple random sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 65 Bumantik. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji statistik yaitu uji chi square. Berdasarkan uji chi square didapatkan hasil pengetahuan dan sikap Bumantik tidak ada hubungan dengan nilai ABJ karena nilai p lebih dari α (0,05). Berbeda dengan tindakan dan perilaku Bumantik yang memiliki hubungan signifikan dengan nilai ABJ karena nilai p kurang dari α (0,05). Kata kunci : Perilaku Bumantik dan ABJ.
UJI COBA PENGOLAHAN AIR WADUK MENJADI AIR MINUM DENGAN METODA KOAGULASI FILTRASI, DAN KLORINASI Endiqaputri Dwi Damayanti; Suroso Bambang Eko Warno; Suprijandani .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 14, No 2 (2016): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v14i2.241

Abstract

Human needs water to meet the main needs for drinking water. In some areas in Indonesia, especially Dusun Karangwungu, Gresik shortage of water still frequently happens. The absence of water treatment in the reservoir exists in the area prompted me to conduct a research on physical, chemical, and microbiology of the water to be processed as drinking water. This is a descriptive typed study and data were collected through the use of secondary data, laboratory examinations, and observations. After sampling, the sample was then given the treatment of coagulation, fitasion and chlorination. Laboratory results were then compared with Minister Regulation No. 492 of 2010. The objective of this study was to proceed the reservoir water into drinking water in accordance with the Minister of Health Regulation number 492 year 2010 on Drinking Water Quality. The results of the study showed reduction in 19 test parameters in accordance with Permenkes 492/2010. The results showed that the reservoir water can be used as raw material for drinking water by coagulation, filtration, and chlorination. To society is expected to use reservoir water into drinking water to meet the needs. Further research for additional parameters in accordance with the Health Minister Regulation 492/2010 and Breakpoint chlorination and Chlor absorbance Power in chlorination process can be carried out. Keywords : coagulation, filtration, chlorination of drinking water
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS TAHUN 2017 Kharisma Amalia; Erna Triastuti; Suprijandani .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 15, No 3 (2017): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v15i3.690

Abstract

Tenaga kerja yang terpapar panas dapat mengalami peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah juga bisa disebabkan oleh karakteristik individu tenaga kerja yaitu usia,masa kerja, status gizi, dan kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh faktor yang mempengaruhi tekanan darah tenaga kerja yang terpapar panas.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan observasi lingkungan kerja, wawancara tenaga kerja, pengukuran tekanan darah (sistolik dan diastolik) sebelum dan sesudah bekerja, dan pengukuran tekanan panas dilakukan dengan metode Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Jumlah sampel sebanyak 36 tenaga kerja diambil secara simple random sampling. Selanjutnya data yang sudah dikumpulkan dianalisis dengan uji wilcoxon signed ranks dan uji kendall’s tau.Hasil penelitian pada pengukuran tekanan darah menunjukkan 77,8 % tenaga kerja mengalami peningkatan tekanan darah sesudah bekerja dan sebagian besar (91,7%) tenaga kerja terpapar tekanan panas 28oC. Sebagian besar (72,2%) berusia 40 tahun dengan masa kerja (86,1%) 5 tahun, dan (58,3%) memiliki status gizi normal, serta (69,4%) memiliki kebiasaan merokok.Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh antara tekanan panas, karakteristik individu (usia, masa kerja, dan kebiasaan merokok) terhadap peningkatan tekanan darah, p0,05. Tidak ada pengaruh antara status gizi terhadap peningkatan tekanan darah, p0,05. Disarankan perlu melakukan pengendalian teknik dengan menambahkan ventilasi alami berupa jendela, memperbaiki local exhaust ventilation yang tidak berfungsi dengan baik, serta menambahkan exhaust fan. Memberikan jam istirahat yang sesuai dengan SOP perusahan yang telah ditentukan dan memberikan tes kesehatan awal dan berkala. Alat pelindung diri khususnya baju kerja sebaiknya terbuat dari bahan katun. Kata Kunci : Karakteristik Individu, Tekanan Darah, Terpapar Panas
EFEK PEMBERIAN EDUKASI HEALTH BELIEF MODEL PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI KEPATUHAN PENGOBATAN Nevada Bilqis Patricia; Darjati .; Suprijandani .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 18, No 1 (2020): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v18i1.1214

Abstract

Indonesia memiliki salah satu negara berkembang yang berada di peringkat ke-3 dengan kasus infeksi tuberkulosis setelah Cina dan India. Jawa Timur adalah provinsi kedelapan dengan penemuan kasus TB paru BTA positif dan Kota Surabaya yang memiliki jumlah pasien tertinggi. Dari 62 pusat kesehatan kota di Surabaya, Pusat Kesehatan Simomulyo memiliki jumlah kematian tertinggi, 5 kasus. Salah satu upaya untuk meningkatkan angka kesembuhan adalah dengan mematuhi pengobatan dengan memberikan dukungan keluarga untuk memberikan dorongan psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyediaan pendidikan dengan menggunakan teori pengetahuan dan persepsi Health Belief Model terhadap pengobatan TB paru.Penelitian ini menggunakan one group pre post desain dengan jumlah sampel penelitian adalah 39 pasien TB paru. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan Paired T Test.Hasil penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan peningkatan rata-rata dalam pengetahuan dan persepsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan. Dengan hasil data dari uji T berpasangan menunjukkan angka p =0.000 pada pengetahuan, persepsi kerentanan p = 0.000, persepsi keseriusan p = 0.000, persepsi manfaat dan hambatan p = 0.000 dan persepsi pengemudi p =0.000Disimpulkan bahwa ada peningkatan perbedaan rata-rata dalam pengetahuan dan persepsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan. Bagi peneliti maka disarankan untuk menggunakan intervensi lain.