Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Produksi Arus Listrik Pada Reaktor Stm Dengan Substrat Limbah Ruminansia Yasir Rizki; M. Ramdlan Kirom; Ahmad Qurthobi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sel Tunam Mikroba (STM) merupakan salah satu energi terbarukan yang dapat memproduksi energi listrik melalui proses metabolisme bakteri pada bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kaitan antara pengaruh temperatur terhadap kinerja dari sistem STM. Reaktor yang digunakan berkonfigurasi dual chamber berdimensi 5 cm x 10 cm x 10 cm, dengan elektroda yang digunakan berupa seng dan tembaga dengan dimensi sebesar 2 cm x 5 cm. Pada penelitian ini subsrat yang digunakan adalah rumen sapi yang dicampur dengan lumpur sawah dengan elektrolit berupa KMnO4. Pada sistem STM dual chamber; elektron yang dihasilkan oleh bakteri dari subsrat pada anoda ditransfer menuju elektroda katoda, sedangkan proton ditransfer melalui jembatan garam (NaCl 1M) sebagai media transfer proton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya maksimum yang dapat dihasilkan sistem STM mencapai 0,82 W (temperatur 30o C) dan energi maksimum sebesar 0,54 J (t= jam ke-28, temperatur 32o C). Perolehan tegangan dan kuat arus bervariasi untuk tiap-tiap percobaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disumpulkan bahwa produksi kuat arus tertinggi dihasilkan pada temperatur 37o C. Kata kunci : Sel Tunam Mikroba, rumen, elektroda, temperatur Abstract Micobial Fuel Cell (MFC) is the one of renewable energies that can produce electrical energy through the process of bacterial metabolism in organic matter. This study aims to investigate the influence of temperature on the performance of the MFC system. The reactor used in dual chamber configuration has dimensions of 5 cm x 10 cm x 10 cm, with 2 cm x 5 cm zinc and copper as electrodes. In this study ruminant waste mixed with the mud use as subsrate with electrolytes of KMnO4. In dual chamber system; electrons produced by bacteria from the substrate on the anode are transferred to electrode on the cathode, while the protons are transferred via a salt bridge (1M NaCl) as a proton transfer medium. The results showed that the maximum power that can be produced by the MFC system reached 0,82 W (temperature 30o C) and maximum energy was 0,54 J (t= 28th hours, temperature 32o C). Voltage gain and current strength vary for each experiment. Based on the results of the study, it can be concluded that the highest current production is produced at 37o C. Keywords: Microbial Fuel Cell, ruminant waste, electrode, temperature
Analisis Pengaruh Waktu Pembusukan Substrat Roti Basi Terhadap Produksi Energi Listrik Pada Microbial Fuel Cell Yohana Tisca Tiurma Limbong; M Ramdlan Kirom; Ahmad Qurthobi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengenai analisis pengaruh waktu pembusukan substrat roti basi terhadap produksi energi listrik pada microbial fuel cell. Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki keberadaan roti basi yang mengandung bahan organik, hal ini memiliki potensi besar sebagai sumber energi listrik dengan menggunakan microbial fuel cell. Reaktor yang digunakan adalah MFC dual-chambers dengan setiap kompartemen memiliki dimensi 5 cm x 10 cm x 10 cm. Pada sistem MFC dual-chambers, elektron dihasilkan oleh bakteri dari substrat pada kompartemen anoda dan mengalir menuju elektron katoda, sedangkan proton ditransfer menuju kompartemen katoda melalui jembatan garam. Roti basi digunakan sebagai substrat pada anoda, akuades pada katoda, serta jembatan garam (NaCl 1 M) sebagai media trasnfer proton. Variasi lama waktu inkubasi substrat yaitu selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembusukan roti basi paling lama dapat menghasilkan produksi energi listrik yang tertinggi dengan tegangan 0,03669 volt, kuat arus 0,33 miliampere, daya 0,050 mW.m-2 dan energi 12,56989 kilojoule. Kata kunci : Microbial Fuel cell, roti basi, elektroda Abstract Alternative energy sources for fossil-based energy substitutes are needed because fossil energy reserves are decreasing every day. One alternative technology that can be developed is Microbial Fuel Cell (MFC) which utilizes microorganisms to break down the substrate to produce electrical energy. Stale bread is chosen as a source of material to produce electricity because it is economical and can be found easily and abundantly in Indonesia. This research was conducted to investigate the existence of stale bread containing organic matter, this has great potential as a source of electrical energy using microbial fuel cells. The reactor used is a dual-chambers MFC with each compartment having a dimension of 5 cm x 10 cm x 10 cm. In dual-chambers MFC systems, electrons are produced by bacteria from the substrate in the anode compartment and flow into the cathode electrons, while the protons are transferred to the cathode compartment via a salt bridge. Stale bread is used as a substrate at the anode, distilled water on the cathode, and a salt bridge (1 M NaCl) as a proton transfer medium. Variation in substrate incubation time is 1 day , 2 day and 3 day. The results showed that the longest spoilage of bread can produce the highest production of electrical energy with a voltage of 0.03669 volts, current strength of 0.33 milliamperes, power density of 0,050 mW.m-2 and energy of 12,56989 kilojoules. Keywords: Microbial Fuel cell, stale bread, electrode
Analisis Produksi Energi Listrik Pada Microbial Fuel Cell Menggunakan Substrat Tongkol Jagung Dengan Kontrol Suhu Rubensio Arigeni; M. Ramdlan Kirom; Ahmad Qurthobi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Microbial Fuel Cell (MFC) adalah salah satu sumber energi terbarukan yang menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan arus listrik dengan proses reduksi oksidasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hasil dari MFC terhadap perubahan suhu yang bervariasi antara 28 – 30 ºC. Sistem dari MFC ini menggunakan reaktor bertipe dual-chambers dengan ukuran 5 x 5 x 10 cm yang menjadi kompartemen anoda dan katoda. Kompartemen anoda diisi oleh substrat lumpur dan tongkol jagung sebagai bahan makanan untuk mikroorganisme dan kompartemen anoda diisi oleh elektrolit akuades. Pada kompartemen anoda diberikan wadah yang lebih besar untuk menjadi wadah bagi sumber panas yang memberikan panas pada anoda. Elektroda yang digunakan pada penelitian ini adalah seng dan tembaga. Arus listrik dalam bentuk elektron ditransfer dari anoda menuju ke katoda dan proton dialirkan melalu jembatan garam yang terbuat dari pilinan sumbu kompor yang direndam pada larutan NaCl (1M). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa energi yang dapat dihasilkan dari skema MFC penelitian ini mampu mencapai 6046,54 mJ pada temperatur 30 ºC, dan daya sebesar 0,4199 mW pada temperatur 30 ºC. Sedangkan untuk pengukuran tegangan dan kuat arus tidak ada perbedaan yang cukup signifikan dengan tegangan tertinggi sebesar 0,9059 V pada temperatur 30 ºC dan kuat arus tertinggi sebesar 0,4679 mA pada temperatur 30 ºC. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa produksi energi listrik tidak terlalu dipengaruhi perubahan suhu yang kurang signifikan dan suhu yang paling baik dihasilkan dengan temperatur 30 ºC. Kata kunci: Microbial Fuel Cell, lumpur, kontrol, suhu Abstract Microbial Fuel Cell (MFC) is one of the renewable energy sources that uses microorganisms to produce electric current with an oxidation reduction process. This study aims to analyze the results of MFC on changes in temperature that vary between 28-30 ° C. This system of MFC uses a dual-chambers type reactor with a size of 5 x 5 x 10 cm which becomes the anode and cathode compartment. The anode compartment is filled with mud substrate and corn maize as food ingredients for microorganisms and the anode compartment is filled with distilled water electrolytes. In the anode compartment a larger container is provided to become a container for the heat source which gives heat to the anode. The electrodes used in this study were zinc and copper. Electric current in the form of electrons is transferred from the anode to the cathode and the proton is flowed through a salt bridge made of stove wick which is immersed in NaCl (1M) solution. The results of this study indicate that the energy that can be generated from the MFC scheme of this study is able to reach 6046.54 mJ at a temperature of 30 ºC, and a power of 0.4199 mW at a temperature of 30 ºC. Whereas for voltage and current strength measurements there is no significant difference with the highest voltage of 0.9059 V at a temperature of 30 ºC and the highest current strength of 0.4679 mA at a temperature of 30 ºC. Based on the results of this study, it can be concluded that the production of electrical energy is not too influential on temperature changes that are less significant and the best temperature is produced with a temperature of 30ºC. Keywords: Microbial Fuel Cells, mud, control, temperature
Perbandingan Kenyamanan Termal Dan Kualitas Udara Di Ruangan Ac Dan Tidak Ber – Ac Muhammad Alfi Sazali; Ery Djunaedy; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kenyamanan ruangan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktivitas ruangan. Untuk mewujudkan ruangan yang nyaman secara termal maka diperlukan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning). Pada penelitian kali ini bertujuan untuk membandingkan kenyamanan termal pada Mengetahui perbandingan kenyaman termal dan kualitas udara pada ruangan yang menggunakan pengkondisi udara (Air Conditioner) dan tidak menggunakan alat pengkondisi udara (Air Conditioner). metode yang digunakan untuk menentukan kenyamanan termal bagi pengguna ruangan adalah metode PMV. PMV (Predicted Mean Vote) merupakan nilai rata-rata yang menggambarkan bagaimana sensasi termal yang dirasakan penghuni terhadap ruangan yang ditempatinya. Sedangkan pada kualitas udara dilakukan pengukuran dengan mengetahui kadar CO2 pada ruangan ber - AC dan tidak ber – AC. Penelitian ini melakukan pengukuran dan pengambilan data menggunakan alat ukur yang telah ditentukan dan dilakukan pada ruangan yang telah diidentifikasi dan klasifikasi. Data yang diambil meliputi data temperatur, kelembaban, kadar karbondioksida pada ruangan dan data survey dari setiap mahasiswa yang ada pada ruangan. Hasil penelitian menunjukkan ditemukan hubungan yang signifikan dengan analisis regresi linier antara AMV dan PMV, dimana nilai PMV memiliki nilai 1 poin lebih besar dari nilai AMV. Hal ini menunjukan bahwa responden yang melakukan kegiatan pada ruangan-ruangan tersebut sudah terbiasa dengan kondisi ruangan dan mereka dapat mentolerir kondisi yang tergolong hangat jika dilihat pada standar. Dan diperoleh dari pengukuran CO2 pada ruangan ber – AC dan tidak ber – AC didapatkan bahwa bahwa ruangan ber – AC memiliki konsentrasi rata – rata CO2 sebesar 1076.54 ppm lebih tinggi dibandingkan ruangan yang tidak ber – AC memiliki konsentrasi sebesar 683.65 ppm. Kata kunci: Kenyamanan termal, kualitas udara, PMV, HVAC. Abstract Comfortable is an aspect that need be considered when carrying out activities in the room. HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) systems are needed to create a thermally comfortable room. This study aims to compare thermal comfort in knowing the ratio of thermal comfort and air quality in rooms using air conditioners and not using air conditioner. The method used to determine thermal comfort for room users is the PMV method. PMV (Predicted Mean Vote) is an average value that describes how the thermal sensation felt by residents to the room they occupy. While the air quality is measured by knowing the level of CO2 in the air-conditioned room and not airconditioned.This study measures and retrieves data using a predetermined measuring instrument and is carried out in the identified space and classification. The data taken included data on temperature, humidity, carbondioxide levels in the room and survey data of each student in the room.The results showed a significant relations that found with linear regression analysis between AMV and PMV, where the PMV value has a value of 1 point greater than the AMV value. This shows that respondents who do activities in the rooms are familiar with the condition of the room and they can tolerate conditions that are classified as warm when viewed in the standard. And obtained from the measurement of CO2 in air-conditioned and non-air-conditioned rooms found that the air-conditioned room has an average concentration of CO2 of 1076.54 ppm higher than the room that is not air-conditioned has a concentration of 683.65 ppm. Key word: Thermal comfort, air quality, PMV, HVAC
Analisa Pengaruh Intensitas Cahaya Lampu Light Emitting Diode Pada Pertumbuhan Tanaman Bayam (amaranthus Tricolor) Di Dalam Ruangan Nanda Salsabila Nadhifa; M. Ramdlan Kirom; Endang Rosdiana
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBayam merupakan tanaman hijau yang ditanam untuk dikonsumsi daunnya. Di beberapa negaraberkembang, bayam memiliki banyak peminat karena terdapat banyak kandungan gizi yang baik untuktubuh. Akan tetapi , keterbatasan jumlah lahan dan cuaca yang tidak menentu menjadi kendala dalammemenuhi tingkat kebutuhan bayam. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menanamtanaman bayam di dalam ruang dengan lampu LED sebagai alternatif pengganti cahaya matahari agartanaman tetap bisa melakukan proses fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhdari perbedaan intensitas cahaya lampu yang diterima oleh tanaman pada pertumbuhan tanaman bayamdi dalam ruangan. Penelitian ini, dilakukan di dalam 10 ruang penanaman dengan intensitas cahaya yang berbeda-bedamenggunakan lampu LED berwarna merah dan biru. Proses pengamatan harian meliputi pengamatanintensitas cahaya LED, kelembaban udara, suhu ruang, tinggi tanaman, panjang daun dan jumlah daun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika menggunakan penggabungan cahaya merah dan biru, kualitastanaman lebih baik daripada menggunakan cahaya merah dan biru secara terpisah dan intensitas optimalyang dapat digunakan yaitu 68 Lux dengan rentang hidup 22 hari.Kata Kunci: bayam, LED, intensitasAbstract Spinach is greenery planted for the consumption of the leaves. In some developing countries, spinach hasmany enthusiasts because there is a lot of good nutrient for the body. However, the limitations of land anderratic weather are becoming constraints in meeting the needs of spinach. The solution to overcome thisproblem is to plant spinach plants in the room with LED lights as an alternative to sunlight so that plantscan still carry out a photosynthesis process. This research aims to determine the effect of differences in lightintensity received by plants on the growth of spinach plants in the room. This research was carried out in 10 planting rooms with different light intensities using red and blue LEDlights. Daily observation process includes observation of LED light intensity, humidity, room temperature,plant height, leaf length and the number of leaves. The results showed that when using a combination of redand blue light, the quality of the plant is better than using red and blue light separately and the optimalintensity that can be used is 68 Lux with a life span of 22 days.Keywords: spinach, LED, intensity
Pengaruh Tegangan Terhadap Kapasitas Pelepasan Kalor Kondensor, Kapasitas Pendinginan Evaporator Dan Efisiensi Pada Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Adrian Muhammad Irwansyah; Tri Ayodha Ajiwiguna; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBangunan komersial mengkonsumsi energi yang sangat besar hanya untuk sistem tata udara/HVAC (Heating,Ventilating and Air Conditioning). Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk memperhemat energi pada sistemtersebut. Salah satu sistem yang banyak digunakan dikehidupan sehari-hari yaitu Sistem Refrigerasi Kompresi Uap(SRKU). Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi yaitu menggunakan konduksi kalor yang lebih baik seperti airsebagai objek yang dapat mengurangi temperatur tambahan[4]. Pada studi ini, akan dilakukan analisis pengaruhtegangan terhadap kapasitas pelepasan kalor kondensor, kapasitas pendinginan evaporator dan efisiensi pada sistemrefrigerasi kompresi uap (SRKU). Agar dapat terukur, maka sistem ini dibuat menggunakan air sebagai objek yangdigunakan oleh kondensor maupun evaporator untuk pendinginan tambahan, kemudian air disirkulasikan pompamenuju heat exchanger dan kembali ke tampungan yang berbeda. Hasil penelitian ini adanya kenaikan tegangan padafan cooler sebesar 4,5 volt, 6,5 volt, 8,5 volt, 10,5 volt dan 11,9 volt menyebabkan kenaikan kapasitas pelepasan kalorkondensor masing-masing sebesar 0,043466418 KW, 0,060852985 KW, 0,104319402 KW, 0,104319402 KW dan0,1130127 KW yang berdampak kapasitas pendinginan pun ikut naik masing-masing sebesar 0,052159701 KW,0,069546268 KW, 0,104319402 KW, 0,113012686 KW dan 0,1130127 KW. Setiap tegangan input pada fan coolerdinaikan maka efisiensi Sistem Refrigerasi Kompresi Uap pun akan naik masing-masing sebesar 1,19%, 1,28%,1,45%, 1,46% dan 1,61%. Hal ini terjadi adanya kenaikan tegangan yang menyebabkan fan cooler berputar lebih cepatsehingga suhu air yang keluar dari heat exchanger lebih dingin.Kata kunci: Hemat Energi, SRKU, Sistem Refrigerasi, Efisiensi. Abstract Commercial buildings spend amounts of energy only for air conditioning/HVAC systems (Heating, Ventilation andAir Conditioning). Therefore we need a way to save energy on the system. One of system that is widely used in dailylife is the Vapor Compression Refrigeration System. One of way to increase efficiency is to use better heat conductionsuch as water as an object that can reduce additional temperatures[4]. In this study, an analysis effect of voltage forcapacity of releases heat condenser, cooling capacity evaporator and efficiency in vapor compression refrigerationsystem. In order to be measured, this system was made using water as an object used by a condenser or evaporator foraddition, then the pump is circulated to the heat exchanger and returned to a different reservoir. The results of thisstudy, there is voltage increase on fan cooler of 4.5 volt, 6.5 volt, 8.5 volt, 10.5 volt and 11.9 volt causing an increasein capacity of releases heat condenser each of 0,043466418 KW, 0,60852985 KW, 0.104319402 KW, 0,104319402KW and 0,1130127 KW which had an impact on cooling capacity each of 0,052159701 KW, 0,069546268 KW,0,104319402 KW, 0,113012686 KW and 0,1130127 KW. Each input of voltage on fan cooler was increased, so theefficiency of the Vapor Compression Refrigeration System will increase each of 1.19%, 1.28%, 1.45%, 1.46% and1.61%. This happens because of voltage increase which causes the cooling fan to spin faster so that the temperatureof the air coming out of the heat exchanger was cooler. Key word: Saving Energy, SRKU, Refrigeration System, Efficiency.
Studi Pengaruh Suhu Substrat Teradap Produksi Daya Listrik Microbial Fuel Cell Dengan Substrat Lumpur Sawah Dan Nasi Basi Nur Hidayat Syamsul; Indra Wahyudhin Fathona; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMicrobial Fuel Cell (MFC) merupakan energi terbarukan yang dapat menghasilkan listrik dari proses kimia. Sistem ini menggunakan bakteri sebagai katalisnya untuk mengoksidasi zat organik yang adapada substrat. Tujuan dari penelitian ini yaitu agar dapat mengetahui pengaruh perubahan suhusubstrat terhadap produksi energi listrik pada sistem MFC. Pengkondisian suhu dilakukan padasubstrat dengan variasi suhu dari suhu kamar (22°C–25°C) hingga 37°C. Reaktor menggunakan sistemdual chamber/ruang ganda dengan kompartemen yang memiliki ukuran 5cm x 10cm x 10cm. BagianAnoda di isi oleh substrat campuran lumpur sawah dan nasi basi (1:1 %vol.), sedangkan katoda di isidengan larutan Akuades. Kedua kompartemen di pisahkan oleh jembatan garam yang dibuat daripilinan sumbu kompor yang sebelumnya telah direndam pada larutan NaCl (1M). Hasil dari penelitianyang dilakukan menunjukan bahwa tegangan dan arus tertinggi mencapai 0,69 V, 1,73 mA, dengandaya listrik daya tertinggi sebesar 1,17 mWatt didapatkan dari substrat dengan kondisi suhu 33°C.Sedangkan tegangan dan arus yang terkecil diperoleh 0,59 V, 0,79 mA, dengan daya listrik sebesar 0,42mWatt didapatkan dari substrat dengan kondisi suhu 29°C. Dari penelitian ini dapat di tarik sebuah kesimpulan dimana suhu dapat mempengaruhi produksi energi listrik. Kata kunci : Microbial Fuel Cell, lumpur sawah, nasi basi, suhu.Abstract Microbial Fuel Cells (MFC) is one of the renewable energies that can produce electricity from chemicalprocesses. This system uses bacteria as a catalyst to oxidize organic matter on the substrate. The purposeof this study is to determine the effect of temperature changes on the production of electrical energy ofthe MFC system. Temperature conditioning conducted on the substrate with temperature variationsfrom room temperature (22°C–25°C) to 37°C. The MFC reactor employed in this study uses a doublespace / dual chamber system with size of 5 cm x 10 cm x 10 cm. In the Anode section chamber filledwith rice field mud and stale rice substrate (1: 1 % vol.) as a habitat of bacteria and food for the bacteria.The cathode chamber is filled with host distilled water. These two compartments are separated by a saltbridge made from a twist axis of the stove that was previously soaked in NaCl (1M) solution. The saltbridge works as a proton transfer medium. The results showed that the highest voltage and currentreached 0,69 V, 1,73 mA, with peak electrical power density of 1,17 mWatt obtained from the substratewith condition of 33°C. While the lowest voltage and current is obtained 0,59 V, 0,79 mA, with electricalpower of 0,42 mWatt obtained from the substrate with a temperature condition of 29°C. Conclusion ofthis study is that temperature can affect the production of electrical energy. Keywords : Microbial Fuel Cell, rice field mud, stale rice, temperature.
Analisis Efisiensi Termal Pada Kolektor Panas Matahari Terkonsentrasi Tipe Heliostat Atika Rizkiyatul Faizah; M. Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan terletak di garis khatulistiwa sehingga berpotensitinggi untuk memanfaatkan energi matahari. Salah satu pemanfaatannya yaitu kolektor panas matahariterkonsentrasi tipe heliostat. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan nilai efisiensi termal terhadaptipe kolektor tersebut dengan menerapkan beberapa variasi, yaitu menggunakan dan tidak menggunakancermin sebagai reflektor cahaya, menggunakan tabung warna hitam dan perak sebagai receiver panasuntuk menguji kemampuan penyerapan kalor, lima variasi intensitas dari 60 W/m– 136 W/m, serta duavariasi massa air yaitu 0,5 kg dan 1 kg. Pengujian dilakukan di dalam ruang laboratorium denganmemanfaatkan simulator matahari sebagai sumber radiasi dan dilakukan selama 30 menit untuk setiapvariasi. Pada pengujian ini diambil data suhu air, massa air yang hilang, dan intensitas cahaya. Setelahmendapatkan data tersebut, kemudian dilakukan perhitungan kalor radiasi, kalor serap, dan efisiensitermal. Untuk setiap percobaan pada variasi intensitas cahaya yang sama memiliki nilai kalor radiasi yangsama. Kalor serap terbesar terjadi ketika intensitas cahaya 136 W/m, massa air 1 kg, menggunakan cermindan tabung hitam, yaitu sebesar 8.736 Joule. Sedangkan nilai efisiensi terbesar didapatkan ketika intensitascahaya 61 W/m, massa air 1 kg, menggunakan cermin dan tabung hitam, yaitu sebesar 60 %. Kata kunci : Efisiensi Termal, Kolektor Panas MatahariAbstract Indonesia is a country that has a tropical climate and is located on the equator so that it has a highpotential for utilizing solar energy. One of the uses is that the solar heat collector is concentrated in theheliostat type. In this study the calculation of the value of thermal efficiency on the type of collector will becarried out by applying several variations, namely using and not using a mirror as a light reflector, usingblack and silver tubes as heat receivers to test heat absorption capabilities, five variations in intensity of 60 W/m- 136 W/m, as well as two variations of water mass, namely 0,5 kg and 1 kg. Tests were carried outin the laboratory room by utilizing the sun simulator as a radiation source and carried out for 30 minutesfor each variation. In this test data on water temperature, water mass lost, and light intensity were taken.After getting the data, then the calculation of heat radiation, heat absorbency, and thermal efficiency. Foreach experiment on the same variation in light intensity it has the same radiation calorific value. The largest absorption heat occurs when the light intensity is 136 W/m, the mass of water is 1 kg, using a mirror andblack tube, which is equal to 8.736 Joules. While the greatest efficiency value is obtained when the light intensity is 61 W/m, the mass of water is 1 kg, using a mirror and black tube, which is equal to 60 %. Keywords : Solar Heat Collector, Thermal Efficiency 
Pembuatan Dan Evaluasi Kinerja Penukar Kalor Tipe Cross Flow Untuk Pendingin Central Processing Unit (cpu) Komputer Ardisurya Ardisurya; M. Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenukar kalor adalah suatu alat yang digunakan sebagai pertukaran kalor antar fluida dengan temperaturyang berbeda. Penukar kalor memiliki beberapa tipe yang berbeda dan memiliki jenis aliran yangberbeda. Penelitian ini memiliki rumusan masalah mengenai cara menganalisis nilai koefisienperpindahan kalor dan menganalisis nilai efektivitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkannilai koefisien perpindahan kalor dan efektivitas penukar kalor tersebut. Jenis aliran yang digunakan padapenelitian ini menggunakan cross flow dengan variasi jarak antar pelat pada penukar kalor. Data yangdiperoleh yaitu hot inlet temperature, hot outlet temperature, cold inlet temperature, dan cold outlettemperature. Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai koefisien perpindahan kalor terbesar ada padavariasi jarak antar pelat 1,5 cm yakni sebesar 1,5962 kW/m2.oC dan yang terkecil ada pada variasi jarakantar pelat 0,5 cm yakni sebesar 0,7242 kW/m2.oC. Sementara nilai efektivitas terbesar ada pada variasijarak antar pelat 0,5 cm yakni sebesar 65,5851% sedangkan nilai efektivitas terkecil ada pada variasi jarakantar pelat 1,5 cm yakni sebesar 61,9787%. Kata kunci : temperatur, cross flow, jarak antar plat, koefisien perpindahan kalor, efektivitas AbstractHeat exchangers are devices that facilitate the exchange of heat between two fluids that are at differenttemperatures. Heat exchanger have many different types and have different type of flow. This researchexplain how to analyze heat transfer coefficient and effectiveness of heat exchanger. Purpose of thisresearch are to acquire heat transfer coefficient and effectiveness. In this research, cross flow is used withvariation of distance between plates. Acquired data are hot inlet temperature, hot outlet temperature, coldinlet temperature, and cold outlet temperature. After analyze the data, the highest of heat transfercoefficient at 1,5 cm distance of plates is 1,5962 kW/m2.oC and the lowest of heat transfer coefficient at 0,5cm distance of plates is 0,7242 kW/m2.oC. Meanwhile, the higest of effectiveness at 0,5 cm distance of platesis 65,5851% and the lowest of effectiveness at 1,5 cm is 61,9787%. Keywords: temperature, cross flow, distance of plates, heat transfer coefficient, effectiveness
Analisis Pemanfaatan Energi Panas Pada Panel Surya Menjadi Energi Listrik Menggunakan Generator Termoelektrik Erik Deardo Purba; M. Ramdlan Kirom; Reza Fauzi Iskandar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan hingga saat ini untuk keperluan hidupsehari – hari. Salah satu energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan adalah energi matahari. Panel suryadapat mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung, panel surya yang terkena radiasimatahari akan menghasilkan panas pada panel surya. Pada penelitian ini panas yang terjadi pada panelsurya akan dimanfaatkan dengan menggunakan 10 buah generator termoelektrik (TEG) tipe SP1848 27145SA yang disusun secara seri – parallel dan dilekatkan pada bagian bawah dari panel surya untukmenghasilkan energi listrik. Percobaan yang telah dilakukan, daya rata – rata yang dihasilkan panel suryatanpa TEG sebesar 9.319 W dengan efisiensi rata – rata 12.10 % sedangkan panel surya dengan TEGmenghasilkan daya rata – rata sebesar 9.219 W dan besar efisiensi rata – rata 11.97 %. TEG dapatmenghasilkan daya rata – rata sebesar 23.40 mW dengan efisiensi rata – rata 0.00876 %. Efisiensi yangdihasilkan sangat kecil, hal terjadi karena perbedaan suhu yang terjadi pada sisi panas dan sisi dingin TEGcukup kecil yaitu rata – rata 4.34 oC. hal tersebut terjadi karena pada sisi dingin TEG hanya menggunakanheatsink sebagai pembuang kalor dan aliran udara sebagai pendingin alami, sehingga pembuangan kaloroleh heatsink pada sisi dingin TEG tidak cukup baik. Pada sisi panas TEG, suhu yang terjadi disebabkanoleh radiasi matahari sehingga panas yang dihasilkan hanya bergantung pada radiasi matahari sehinggasuhu pada sisi panas TEG tidak terlalu tinggi.Kata kunci : Radiasi Matahari, Generator Termoelektrik, Panel Surya, Efisiensi, Daya, Temperatur.Abstract Electrical energy is one of the energy that is needed today for the purposes of daily life. One of the renewableenergy that can be utilized is solar energy. Solar panels can convert solar radiation into electrical energydirectly, solar panels that emited by solar radiation will produce heat in solar panels. In this study the heatthat occurs on solar panels will be utilized using 10 thermoelectric generators (TEG) type SP1848 27145 SAarranged in parallel - series and affixed to the bottom of the solar panel to produce electrical energy.Experiments that have been done, the average power produced by solar panel without TEG is 9,319 W withan average efficiency of 12.10% while solar panel with TEG produce an average power of 9,219 W and anaverage efficiency of 11.97%. TEG can produce average power of 23.40 mW with an average efficiency of0.00876%. The efficiency produced is very small, that happen because the temperature difference thatoccurs on the hot side and the cold side of the TEG is quite small, which is an average of 4.34 C. this happensbecause on the cold side the TEG only uses the heatsink as a heat dissipator and the air flow as a naturalcoolant, so the heat dissipation by the heatsink on the cold side of the TEG is not good enough. On the hotside of TEG, the temperature that occurs is caused by solar radiation so that the heat generated dependsonly on solar radiation so that the temperature on the hot side of the TEG is not too high.Keywords : Solar Radiation, Thermoelectric Generators, Solar Panel, Efficiency, Power, Temperature.
Co-Authors Abrar Ismardi Ade Gafar Abdullah Aditya Pratama Rusdiyono Adrian Muhammad Irwansyah Ahmad Qurthobi Ahmad Qurtobi Ahmad Rizal D. Akhmad Hambali Amaliyah Rohsari Indah Utami Andhika Pratama Andre Farlianto Annisa Nabilah Kalzoum Antita Kusuma Putri Ardisurya Ardisurya Arika Primayosa Asep Suhendi Atika Rizkiyatul Faizah Bahtiar Yoga Prasetyo Bayu Setiawan Bella Pratiwi Benny Sarihot Tua Silalahi Chaidir Azwin Dani Gustaman Syarif Daulat Kliston Simatupang Dede Wega Ningsih Devi Silfia Istiqomah Dodi Herman Dyan Franco Sinulingga Eddy Ariffin Edric Sunfresly Zalukhu Eka Vonia Nurcahyani Elsa Krisdiana Elza Anggia Putri Endang Rosdiana Erik Deardo Purba Ery Djunaedy Fahad Hermawan Widodo Faiz Auliya Ramadhan Fajri Amenda Putra Faris Akhmad Diawan Febriansah Setiawan Fiolyta Hafidah Geraldo Cakrawala Herman Ghani Gumilang Heliadi Hertiana Bethaningtyas I Putu Arya Suarsana Ian Hariananda Ihsan Adhi Nugroho Ihsan Saputro Indra Wahyudhin Fathonah Ismudiati Puri Handayani Joko Suryo Sumbodo Kartika Dian Kurniasari Koko Friansa M An Naas M S Mahesa Agni Mega Anita Sari Mochamad Firman Muzaqi Alhaq Moh Riswandha Imawan Muhammad Alfi Sazali Muhammad Aslam Muhammad Farhan Nur Islam Muhammad Ilham Kurniawan Muhammad Manarul Huda Musrinah Musrinah Nanda Salsabila Nadhifa Nirwana Prasetia Sipayung Novian Lisdi Wahyoto Novika Fithrah Ulfa Nugroho Wisnu Murti Nur Hidayat Syamsul Nur Putrialita Nurwulan Fitriyanti Oki Maulana Rosadi Paramitha Octavia Porman Pangaribuan Pristian Firzatama R. Biantoro Kusumo Setiawan Raafi Nindyo Haswoto Raden Rizki Mulia Putra Radian Maulana Muhamad Rahmat Awaludin Salam Ramadani Dwisatya Ramadani Dwisatya Reza Ayu Febriana Reza Fauzi Iskandar Rifqi Firdaus Roma Danil Royhan Ardhi Bachtiar Rozan Widhi Jatnika Rubensio Arigeni Sampoerna Romadhona Satria Pambudi Shelvy Adila El Safura Siti Nurdianti Sholihat Sucika Nandiati Sugianto Sugianto Susetyo Agung Prabowo Suwandi Suwandi Syafrialdi Musfar T. Nuzul Akbar Tagrid Ruwaida Tantri Apriyaningrum Tesla Pinantun Hamonangan Tri Ayodha Ajiwiguna umi nihayah Valentisa Zulviana Vebby Tjahyono Wenny Harifadillah. A Wildan Fauzan Wisnu Abdiguna Surahman Murti Yan Dewa Prabawa Yan Khairul Akbar Yandi Firdaus Yasir Rizki Yeremia Kristianto Adi Yohana Tisca Tiurma Limbong Zulhendri Zulhendri