Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Pengaruh Waktu Inkubasi Substrat Tomat Busuk Pada Microbial Fuel Cell Terhadap Produksi Energi Listrik Pada Reaktor Dual Chamber Nirwana Prasetia Sipayung; M. Ramdlan Kirom; Reza Fauzi Iskandar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMicrobial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai penghasil listrik. Penggunaan MFC dapat membantu pengolahan limbah yang ada dengan penambahan unsur kimia yang dapatmembantu terjadinya proses pembentukan listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh substrattomat busuk yang ditambah dengan lumpur sawah untuk menghasilkan listrik. Reaktor yang digunakan dengan sistemdual-chamber. Penelitian yang dilakukan selama 1 minggu dengan pengambilan data per dua jam dimana menghasilkantegangan dan arus yang bervariasi tetapi perbedaannya tidak secara signifikan. Arus rata – rata yang dihasilkan padasetiap substrat yakni hari ke-3,7,dan 11 yakni 0,17 mA; 0,15mA; 0,18 mA dan tegangan rata–rata yang dihasilkan552,05 mV, 456,17 mV, 439,31 mV. Elektron yang dihasilkan oleh bakteri dari substrat pada kompartemen anodaditransfer menuju kompartemen katoda melalui jembatan garam. Tomat busuk digunakan sebagai substrat padakompartemen anoda, akuades pada kompartemenkatoda,serta jembatan garam (NaCl 1M) sebagai media transferproton. Dengan adanya penambahan temabaga (Cu) dan seng (Zn) yang bersifat elektrolit yang mampu menghasilkanenergi listrik yang baik. Kata kunci : microbial Fuel Cell, tomat busuk ,elektroda AbstractMicrocbial Fuel Cell (MFC) is one of the type of renewable energy to produce electricity. The use of MFC can help manage existing waste without chemicals that can help make electricity. This study aims to determine themagnitude of the effect of rotten tomato substrate coupled with rice mud to produce electricity. The reactor used witha dual-chamber system. The study was conducted for 1 week with data collection per two hours which produced varyingvoltages and currents but the differences were not significant. The average flow produced on each substrate is 3.7, and11 days, which are 0.17 mA; 0,15 mA; 0.18 mA and the resulting average voltage is 552,05 mV, 456,17 mV, 439,31mV. The electrons produced by bacteria from the substrate in the anode compartment are transferred to the cathodecompartment via the salt bridge. Rotten tomatoes are used as substrate in the anode compartment, distilled in thecompartment, and salt bridges (1M NaCl) as proton transfer media. With the addition of electrolyte temabaga (Cu) andzinc (Zn) which are capable of producing good electrical energy. Keywords: Microbial Fuel Cells, rotten tomatoes, electrodes
Evaluasi Kinerja Alat Penukar Kalor Spiral Tube In Shell Pada Parallel Flow Dan Counter Flow Rifqi Firdaus; Tri Ayodha Ajiwiguna; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakAlat penukar kalor ( heat exchanger ) adalah suatu perangkat dimana dua aliran fluida dengan suhuyang berbeda bergerak bertukar kalor. Penukar kalor mempunyai tipe dan desain yang berbeda, salah satujenisnya yaitu penukar kalor spiral tube in shell. Umumnya pada penukar kalor tipe spiral tube in shellterdapat dua jenis aliran yaitu parallel dan counter flow. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasikinerja penukar kalor spiral tube in shell pada dua arah aliran yang berbeda. Dengan menggunakan jenisfluida yang sama yaitu air dan laju aliran massa yang sama di kedua sisi yaitu sebesar 0.017 kg/s makakinerja alat penukar kalor dapat dievaluasi melalui nilai U dan nilai effectiveness (𝜀). Rentang pengambilandata yaitu dari suhu hot fluid inlet sebesar 50 – 80 oC, pengambilan data dilakukan dengan mencatat seluruhinformasi suhu pada thermocouple display saat suhu hot fluid inlet menunjukkan kenaikan ±5C darirentang minimum. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan nilai U pada arah aliran parallel flowmenghasilkan nilai sebesar 0.5462 kW/m2.K sedangkan pada counter flow menghasilkan nilai 1.4200 %lebih tinggi yaitu 0.5604 kW/m2.K. Untuk arah aliran parallel flow menghasilkan effectiveness 36.9815 %sedangkan arah counter flow menghasilkan effectiveness 5.0415 % lebih tinggi yaitu 42.0229 % Kata kunci : efektivitas, koefisien perpindahan kalor, parallel flow, counter flow Abstract Heat exchanger is a device where two fluid flows with different temperatures move to exchange heat.Heat exchangers have different types and designs, one of which is a spiral tube in shell heat exchanger.Generally in spiral tube in shell heat exchanger there are two types of flow, namely parallel and counterflow. This study was conducted to evaluate the performance of spiral tube in shell heat exchangers in twodifferent flow directions. By using the same type of fluid, namely water and the same mass flow rate on bothsides, which is equal to 0.017 kg / s, the performance of heat exchanger can be evaluated through U valueand effectiveness value (ε). Data retrieval range is from the hot fluid inlet temperature of 50 - 80 C, datacollection is done by recording all temperature information on the thermocouple display when the hot fluidinlet temperature shows an increase of ± 5 oC from the minimum range. Based on experiments carried outthe U value in the direction of parallel flow produces a value of 0.5462 kW/m2.K while the counter flowproduces a value of 1.4200 % higher that is 0.5604 kW/m2.K. For parallel flow direction, it produceseffectiveness of 36.9815% while the counter flow direction results in effectiveness 5.0415% higher, that is42.0229%.Key word : effectiveness, heat transfer coefficient, parallel flow, counter flow
Analisis Pengaruh Laju Aliran Air Pada Aplikasi Pendinginan Thermoelectric Cooler Terhadap Cooling Box Faiz Auliya Ramadhan; M. Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakThermoelectric cooler (TEC) merupakan sebuah perangkat yang memanfaatkan arus DC untukmenghasilkan fenomena pompa kalor. Ketika diberi sumber tegangan maka akan terjadi perbedaan temperatur(∆T) pada kedua sisi TEC, fenomena tersebut dinamakan efek peltier. Pada penelitian ini, dibuat sebuah sistempendingin dengan memanfaatkan TEC-12706 untuk mendinginkan air di dalam cooling box sebanyak 1.5kg danmemvariasikan laju alirannya yang keluar dari pompa sebesar 1LPM, 2LPM, dan 3LPM. Target temperatur airyang akan didinginkan adalah 20oC pada setiap variasi laju aliran. Pengambilan data temperatur menggunakantermokopel tipe-K yang terhubung kepada data logger HE804. Selama percobaan, pengambilan data dilakukansecara real time yang kemudian dilakukan pembagian data waktu setiap 10 menit sampai temperatur mencapai20oC. Pembagian data dilakukan agar perubahan temperatur dapat terlihat dengan jelas dan mudah untuk dianalisis.Hasil dari perubahan temperatur secara percobaan dapat dibandingkan dengan perhitungan. Dari hasil pengujiansampai 20oC didapatkan bahwa untuk mencapai 20oC, pada 1 LPM, 2 LPM, dan 3 LPM membutuhkan waktusebesar 70 menit, 110 menit, dan 180 menit. Berdasarkan perhitungan pada 1 LPM,2 LPM, dan 3 LPM waktu yangdibutuhkan sebesar 11.88 menit, 25.33 menit, dan 39.79 menit.Kata Kunci: Thermoelectric cooler (TEC), Laju aliran, Temperatur, dan Cooling Box.Abstract Thermoelectric cooler (TEC) is a device that requires DC current to produce the heat pump phenomenon. Whengiven a voltage source there will be a temperature difference (∆T) on the second side of the TEC, the phenomenonis called the peltier effect. In this study, a cooling system was made by using TEC-12706 to cool the air inside thecooler as much as 1.5 kg and vary the flow rate out of the pump by 1LPM, 2LPM, and 3LPM. The targettemperature of the air to be cooled is 20oC at each flow rate variation. Retrieval of temperature data using a KtypethermocoupleconnectedtotheHE804datalogger.Duringtheexperiment,thedatacollectionwascarriedoutinrealtimeandthenthetimewassharedevery10minutesuntilthetemperaturereached20C. Data sharingis done so that changes in temperature can be seen clearly and easily done. Results from temperature changes.Can be compared with calculations. From the test results up to 20oC obtained from reaching 20C, at 1 LPM, 2LPM, and 3 LPM takes 70 minutes, 110 minutes, and 180 minutes. Based on calculations on 1 LPM, 2 LPM, and3 LPM the time required is 11.88 minutes, 25.33 minutes, and 39.79 minutes. Keywords: Thermoelectric cooler (TEC), flow rate, temperature, and Cooling Box.
Analisis Efisiensi Pada Kolektor Termal Surya Pelat Datar Dengan Simulator Radiasi Matahari Yandi Firdaus; Tri Ayodha Ajiwiguna; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar untuk dimanfaatkan dan dikembangkan. Kolektor termal surya adalah salah satu teknologi yang digunakan untukmenyerap energi termal/panas dari matahari. Pada penelitian ini dibuat dan diuji suatukolektor termal surya tipe pelat datar. Kolektor termal ini diuji dengan beberapa variasiuntuk mendapatkan nilai efisiensi dari kolektor tersebut. Kolektor ini diuji didalam ruangandengan menggunakan simulator radiasi matahari sebagai sumber radiasi buatammenggantikan matahari. Dari percobaan telah didapatkan bahwa kolektor termal surya yangtelah dibuat memiliki efisiensi rata-rata paling besar sekitar 54,33%. Kedepannya,diharapkan pemanfaatan kolektor termal surya ini dapat digunakan lebih luas mengingatsangat besarnya potensi energi matahari untuk digunakan di Indonesia.Kata kunci : Energi Surya, Kolektor Termal, Efisiensi, Radiasi MatahariAbstract The potential of renewable energy in Indonesia is very large to be utilized anddeveloped. The solar thermal collector is one of the technologies that can be use to absorbthermal/heat energy from the sun. In this research a flat plate solar thermal collector wasmade and tasted. the efficiency value was obtained with many variations. This thermalcollector was tested with several variations to obtain the efficiency value of the collector. Thiscollector was tested indoor using a solar radiation simulator as a source of radiation to replacethe sun. From the experiments, that the solar thermal collectors have the highest averageefficiency around 54.33%. In the future, it is expected that the use of solar heat collectors canbe used more broadly given the enormous potential of solar energy to be used in Indonesia.Keywords: Solar Energy, Thermal Collectors, Efficiency, Solar Radiation
Sistem Pengukuran Konsentrasi Gas Metana Berbasis Raspberry Pi Dan Sensor Gas Mq-4 Royhan Ardhi Bachtiar; Asep Suhendi; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Metana merupakan salah-satu hasil dari fermentasi anaerobik dari bahan-bahan organik pembuatanbiogas. Sebagai salah satu sumber energi alternatif penggunaan biogas masih menyisakan suatu permasalahan.Gas metana yang merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca, jika jumlahnya berlebihan akanmenimbulkan dampak negatif dalam lingkungan. Dari permasalahan ini maka diperlukan sistem pengukurankonsentrasi gas metana. Gas metana yang akan diukur disimpan dalam gas chamber dan diukur konsentrasi gasmetananya menggunakan sensor MQ-4. Hasil sensor kemudian akan dilanjutkan ke dalam raspberry pi untukdihitung besar konsentrasi gas metananya. Kemudian hasil pengukuran dapat dilihat dalam monitor dan disimpandalam sebuah file untuk dibuka dilain waktu. Digunakan multi-gas detektor untuk proses kalibrasi dan karakterisasipada alat yang dibuat. Alat berhasil dibuat dan sanggup mengukur konsentrasi gas metana dengan range 0% - 20%LEL atau setara dengan 0 ppm – 10.000 ppm dengan error rata- rata 4,8% dan error maksimal 24,6% padakonsentrasi rendah.Kata Kunci : MQ-4, raspberry pi, sensor, gas metana. Abstract Methane is one of the results of anaerobic fermentation of organic materials used in biogas. As analternative energy source, the use of biogas still leaves a problem. Methane gas is one of the causes of greenhouse effect, if the amount is excessive it will have a negative impact on the environment. From this problem, a methanegas concentration measurement system is needed. The methane gas is stored and measured in the gas chamberand the concentration of methane gas is measured using the MQ-4 sensor. The sensor results will then be processedinto raspberry pi to calculate the concentration of methane gas. Then the measurement results can be seen on thedisplay and stored in a file to be opened at another time. In short the purpose of making this tool is to measure theconcentration of methane gas. A multi-gas detector is used for the calibration process and characterization of thetool made. The tool was successfully created and was able to measure the concentration of methane gas withinrange 0% - 20% LEL, equivalent to 0 ppm - 10,000 ppm with an average error of 4.8% and a maximum error of24.6% at low concentrations.Keywords : MQ-4, raspberry pi, sensor, methane gas
Evaluasi Kinerja Perpindahan Kalor Pada Berbagai Variasi Susunan Heat Exchanger Menggunakan Metode Lmtd Dan Ntu Sucika Nandiati; M. Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakAlat penukar kalor (Heat Exchanger) adalah satu alat yang digunakan sebagai media perpindahan kalor antara dua fluida atau lebih yang memiliki suhu yang berbeda. Heat exchanger memiliki tipe dan desainstruktur yang berbeda, salah satunya yaitu heat exchanger plate fin yang dilengkapi dengan kipas. Dalampenelitian kali ini dilakukan evaluasi kinerja dari heat exchanger plate fin pada beberapa variasi susunan.Kinerja pada heat exchanger dapat dilihat dari nilai koefisien perpindahan kalor keseluruhan (U) dan efktivitasperpindahan kalor (É›). Eksperimen dilakukan dengan variasi susunan heat exchanger yaitu single, dua buahheat exchanger yg disusun seri dan dua buah heat exchanger yang disusun paralel. Laju aliran hot fluid inputsama pada setiap variasi yaitu sebesar 1 kg/m3. Pengambilan data dilakukan dengan rentang suhu 50-80Cpada kenaikan +5oC dengan data yang direkam oleh datalogger yaitu suhu hot fluid, suhu cold fluid dan suhulingkungan. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan nilai U dan nilai efektivitas. Berdasarkan hasileksperimen yang telah dilakukan nilai koefisien perpindahan kalor rata-rata pada seri heat exchanger lebihtinggi 72,5916% dari pada single heat exchanger dan paralel heat exchanger lebih tinggi 68,0385% dari padasingle heat exchanger. Sedangkan nilai efektivitas perpindahan kalor pada seri heat exchanger lebih tinggi38,7494% dari pada single heat exchanger dan paralel heat exchanger lebih tinggi 14,0521% dari pada singleheat exchanger.Kata kunci : efektivitas, heat exchanger, koefisien perpindahan kalor, plate fin. AbstractHeat exchanger is a device that is used as a medium for heat transfer between two or more fluids that has a different temperature. The heat exchanger has a different type and design structure, one of which is thefin plate heat exchanger equipped with a fan. In this study an evaluation of the performance of the plate finheat exchanger was carried out on several variations of the arrangement. The performance of the heatexchanger can be seen from the total heat transfer coefficient (U) and the effectiveness of heat transfer (É›).Experiments were carried out with variations in the heat exchanger arrangement namely single, two heatexchangers arranged in series and two heat exchangers arranged in parallel. The hot fluid input flow rate isthe same for each variation, which is 1 kg/m3. Data retrieval was carried out with a temperature range of 5080oC at an increase of +5oC with data recorded by the datalogger namely hot fluid temperature, cold fluidtemperature and environment temperature. Data processing is done to get U value and effectiveness value.Based on the experimental results, the average heat transfer coefficient is 72,5916% higher than the singleheat exchanger than the single heat exchanger and parallel heat exchanger 68,0385% higher than the singleheat exchanger. While the effectiveness of heat transfer in the heat exchanger series is 38,7494% higher thanthe single heat exchanger and the parallel heat exchanger is 14,0521% higher than the single heat exchanger.Keywords: effectiveness, heat exchanger, heat transfer coefficient, plate fin
Analisis Performansi Sistem Tandem Panel Surya-termoelektrik Skala Lab Riswanda Imawan; M. Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDalam penelitian ini digunakan panel surya tanpa thermoelectric generator sebagai referensi pembanding dengan panel surya yang menggunakan thermoelectric generator agar dapat diketahui pengaruh terhadapefisiensi listriknya. Modul panel surya yang digunakan berjenis polikristalin silikon dan thermoelectricgenerator yang digunakan berjumlah 10 buah TEG SP 1848. Parameter yang diukur pada penelitian ini diantaranya suhu, arus, dan tegangan pada ketinggian cahaya lampu 35 cm, 40 cm, 45 cm. Dari hasil penelitian inidiperoleh bahwa sistem tandem panel surya dengan thermoelectric generator memiliki persentase efisiensi listrikyang lebih besar dari pada panel surya tanpa thermoelectric generator. Peningkatan efisiensi listrik pada panelsurya disebabkan karena thermoelectric generator mampu menurunkan suhu panel surya sekaligus menghasilkanlistrik. Peningkatan efisiensi listrik rata-rata sistem tandem panel surya dengan thermoelectric generator padaketinggian cahaya lampu 35 cm, 40 cm, 45 cm adalah 0.66%, 0.74%, dan 0.84%. Kata kunci : efisiensi listrik, panel surya, generator termoelektrik AbstractIn this study, solar panels without thermoelectric generators were used as a reference for comparison with solar panels using thermoelectric generators to determine the effect on their electrical efficiency. The solar panelmodules used were polycrystalline silicon and thermoelectric generators used in the amount of 10 1848 SPTEGs. The parameters measured in this study included temperature, current, and voltage at the lamp height 35cm, 40 cm, 45 cm. From the results of this study it was found that tandem solar panel systems withthermoelectric generators have a greater percentage of electrical efficiency than solar panels withoutthermoelectric generators. Increased electricity efficiency in solar panels is caused by thermoelectric generatorscapable of lowering the temperature of solar panels while producing electricity. The increase in the electricalefficiency of the average tandem solar panel system with a thermoelectric generator at the light beam height of35 cm, 40 cm, 45 cm is 0.66%, 0.74%, and 0.84%. Keywords: electricity efficiency, solar panels, thermoelectric generators
Analisis Efisiensi Solar Water Heater Pada Sistem Sirkulasi Langsung Dan Tidak Langsung Nur Putrialita; Tri Ayodha Ajiwiguna; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPemanfaatan energi matahari Indonesia sangat berpotensi untuk digunakan. Salah satu pemanfaatanya yaitu dengan menggunakan kolektor surya plat datar untuk pemanasair tenaga surya atau solar water heater (SWH). Pada penelitian ini bertujuan untukmembandingkan nilai efisiensi termal SWH ada sistem sirkulasi langsung dan tidak. Denganmengukur nilai intensitas radiasi, massa air, dan perubahan suhu. Variasi yang dilakukanpada penilitian ini yaitu variasi rata-rata intensitas pada 688,7 W/m2 , 391,54 W/m, dan129,04 W/m2, variasi massa air pada 3 kg, 4 kg, dan 5 kg, variasi pemakaian penukar kalor(heat exchager) dan tidak. Bedasarkan pengujian dengan menggunakan variasi tersebutdidapatkan nilai efisiensi tertingi pada sistem sirkulasi langsung yaitu 74,55% dengan massaair 5 kg dan intensitas 129,04 W/m2. Sedangkan pada sitem sirkulasi tidak langsung nilaiefisiensi tertinggi yaitu 40,36% dengan massa 5 kg dan intensitas 129,04 W/m.Kata kunci : Solar Water Heater, Sirkulasi Langsung, Sirkulasi Tidak Langsung, Efisiensi TermalAbstract The use of Indonesian solar energy is very important to use. One of the uses is to useflat plate solar collectors for solar water heaters or solar water heaters (SWH). SWH has adirect and no circulation system. By measuring the radiation radiation value, air mass, andtemperature change. Variations carried out in this study were variations in average variationat 688.7 W/m2, 391.54 W/m2, and 129.04 W/m2, variations in water mass at 3 kg, 4 kg, and 5kg, variations in the use of heat exchangers ( heat exchanger)) and not. Based on the testingusing these variations, the efficiency value in the direct circulation system is 74.55% with awater mass of 5 kg and an intensity of 129.04 W/m2. Whereas in the indirect circulationsystem the highest efficiency value is 40.36% with a mass of 5 kg and the intensity of 129.04W/m2. Keywords: solar water heater, direct circulation, indirect circulation, thermal efficiency
Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Produksi Arus Listrik Pada Reaktor Mfc Dengan Substrat Limbah Pepaya Dede Wega Ningsih; Ahmad Qurthobi; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 8, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan teknologi yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik dengan bantuan mikroorganisme. Bakteri akan memproduksi elektron melalui substrat yang nantinya akan di transfer ke anoda dan akan mengalir ke katoda . Limbah merupakan sisa dari proses yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Banyak limbah yang digunakan di dunia industri salah satu nya yaitu limbah pepaya. Pada limbah pepaya terdapat beberapa bakteri yang bersifat patogen maupun nonpatogen.Agar suhu chamber tetap konstan, maka diperlukan reaktor pemanas. Reaktor adalah alat yang digunakan sebagai tempat terjadinya reaksi kimia maupun reaksi fisika. Sistem pemanas menggunakan sebuah elemen pemanas dan arus yang dialirkan melalui sumber daya dan akan di kontrol menggunakan saklar yang diaktifkan maupun dinonaktifkan melalui sumber arus. Kata kunci : Microbial Fuel Cell, limbah, reaktor, Abstract Microbial Fuel Cell (MFC) is a technology that can convert chemical energy into electrical energy with the help of microorganisms. The bacteria will produce electrons through the substrate which will then be transferred to the anode and will flow to the cathode. Waste is the residue from the process that can no longer be used. A lot of waste is used in the industrial world, one of them is papaya waste. In papaya waste, there are several bacteria that are pathogenic and non-pathogenic. In order for the chamber temperature to remain constant, a heating reactor is needed. A reactor is a device used as a place for chemical and physical reactions to occur. The heating system uses a heating element and the current flows through the power source and will be controlled using a switch that is activated or deactivated via the current source. Keywords : Microbial Fuel Cell, Waste, Reactor
Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Yang Dihasilkan Microbial Fuel Cell (mfc) Dengan Substrat Campuran Lumpur Sawah Dan Air Tebu Vebby Tjahyono; M Ramdlan Kirom; Ahmad Qurthobi
eProceedings of Engineering Vol 7, No 1 (2020): April 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Salah satu sumber energi terbarukan yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi Microbial Fuel Cell (MFC). MFC memanfaatkan metabolisme bakteri pada substrat untuk menghasilkan listrik. Pada penelitian ini, substrat yang digunakan adalah campuran antara lumpur sawah dan air tebu. Sistem MFC yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan reaktor bertipe dual chamber dengan ukuran yang sama setiap chambenya, yaitu 5 cm x 5 cm x 10 cm. Elektroda yang digunakan pada sistem ini terbuat dari bahan Seng (Zn) dan Tembaga (Cu). Variasi temperatur pada penelitian ini adalah 26 oC, 28 oC, 30 oC, 32 oC, 34 oC, dan 36 oC. Setiap varian temperatur dijaga agar tetap konstan dengan menggunakan kontrol temperatur yang terdiri dari mikrokontroler, sensor temperatur, relay, dan pemanas listrik. Penelitian ini menunjukkan bahwa MFC Dual Chamber dengan substrat campuran lumpur sawah dan air tebu dengan variasi temperatur menghasilkan daya keluaran yang berbeda pada setiap varian temperaturnya. MFC dengan varian temperatur 30 oC menghasilkan daya keluaran yang paling tinggi dibanding varian temperatur lainnya, yaitu 0,408 mW, serta menghasilkan daya keluaran rata-rata 15% lebih tinggi dibandingkan dengan MFC pada temperatur ruangan. Sedangkan, MFC dengan varian temperatur 36 oC menghasilkan daya keluaran yang paling rendah dibanding varian temperatur lainnya, yaitu 0,077 mW. Kata kunci : MFC, kontrol temperatur, lumpur, air tebu. Abstract One renewable energy source that is currently developing is Microbial Fuel Cell (MFC) technology. MFC utilizes bacterial metabolism in the substrate to produce electricity. In this study, the substrate used was a mixture of paddy mud and sugarcane juice. The MFC system used for this study uses a dual chamber type reactor of the same size for each chamber, which is 5 cm x 5 cm x 10 cm. The electrodes used in this system are made of zinc (Zn) and copper (Cu). In this study, temperature variations were 26 oC, 28 oC, 30 oC, 32 oC, 34 oC, 36 oC. This study shows that the MFC Dual Chamber with mixed substrates of mud of rice field and cane water with temperature variations generates a different output power at each temperature variant. MFC with temperature variant of 30 oC generates the highest output power compared to other temperature variants, equal to 0.408 mW, also generates an average output power 15% higher compared to MFC at room temperature. Meanwhile, MFC with temperature variant of 36 oC generates the lowest output power compared to other temperature variants, equal to 0.077 mW. Keywords: MFC, temperature control, mud, sugarcane
Co-Authors Abrar Ismardi Ade Gafar Abdullah Aditya Pratama Rusdiyono Adrian Muhammad Irwansyah Ahmad Qurthobi Ahmad Qurtobi Ahmad Rizal D. Akhmad Hambali Amaliyah Rohsari Indah Utami Andhika Pratama Andre Farlianto Annisa Nabilah Kalzoum Antita Kusuma Putri Ardisurya Ardisurya Arika Primayosa Asep Suhendi Atika Rizkiyatul Faizah Bahtiar Yoga Prasetyo Bayu Setiawan Bella Pratiwi Benny Sarihot Tua Silalahi Chaidir Azwin Dani Gustaman Syarif Daulat Kliston Simatupang Dede Wega Ningsih Devi Silfia Istiqomah Dodi Herman Dyan Franco Sinulingga Eddy Ariffin Edric Sunfresly Zalukhu Eka Vonia Nurcahyani Elsa Krisdiana Elza Anggia Putri Endang Rosdiana Erik Deardo Purba Ery Djunaedy Fahad Hermawan Widodo Faiz Auliya Ramadhan Fajri Amenda Putra Faris Akhmad Diawan Febriansah Setiawan Fiolyta Hafidah Geraldo Cakrawala Herman Ghani Gumilang Heliadi Hertiana Bethaningtyas I Putu Arya Suarsana Ian Hariananda Ihsan Adhi Nugroho Ihsan Saputro Indra Wahyudhin Fathonah Ismudiati Puri Handayani Joko Suryo Sumbodo Kartika Dian Kurniasari Koko Friansa M An Naas M S Mahesa Agni Mega Anita Sari Mochamad Firman Muzaqi Alhaq Moh Riswandha Imawan Muhammad Alfi Sazali Muhammad Aslam Muhammad Farhan Nur Islam Muhammad Ilham Kurniawan Muhammad Manarul Huda Musrinah Musrinah Nanda Salsabila Nadhifa Nirwana Prasetia Sipayung Novian Lisdi Wahyoto Novika Fithrah Ulfa Nugroho Wisnu Murti Nur Hidayat Syamsul Nur Putrialita Nurwulan Fitriyanti Oki Maulana Rosadi Paramitha Octavia Porman Pangaribuan Pristian Firzatama R. Biantoro Kusumo Setiawan Raafi Nindyo Haswoto Raden Rizki Mulia Putra Radian Maulana Muhamad Rahmat Awaludin Salam Ramadani Dwisatya Ramadani Dwisatya Reza Ayu Febriana Reza Fauzi Iskandar Rifqi Firdaus Roma Danil Royhan Ardhi Bachtiar Rozan Widhi Jatnika Rubensio Arigeni Sampoerna Romadhona Satria Pambudi Shelvy Adila El Safura Siti Nurdianti Sholihat Sucika Nandiati Sugianto Sugianto Susetyo Agung Prabowo Suwandi Suwandi Syafrialdi Musfar T. Nuzul Akbar Tagrid Ruwaida Tantri Apriyaningrum Tesla Pinantun Hamonangan Tri Ayodha Ajiwiguna umi nihayah Valentisa Zulviana Vebby Tjahyono Wenny Harifadillah. A Wildan Fauzan Wisnu Abdiguna Surahman Murti Yan Dewa Prabawa Yan Khairul Akbar Yandi Firdaus Yasir Rizki Yeremia Kristianto Adi Yohana Tisca Tiurma Limbong Zulhendri Zulhendri