Claim Missing Document
Check
Articles

Kualitas Scenic Beauty Kawasan Wisata Monkey Forest Ubud, Bali Wayan Gita Tresna Anggari; Jenny Ernawati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Monkey Forest Ubud, Bali adalah salah satu kawasan wisata alam yang memiliki daya tarik utama berupa hutan tropis alami. Pariwisata mendorong pembangunan elemen buatan yang beragam di dalam kawasan sehingga berpotensi mengurangi kualitas scenic beauty alami. Evaluasi terhadap kualitas scenic beauty yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen yang bersifat positif dan negatif bagi kualitas scenic beauty kawasan untuk menghindari penataan yang kurang sesuai di masa depan. Elemen yang dievaluasi meliputi hutan, sungai, bangunan pura, bangunan modern, dan lansekap buatan lainnya. Fotografi dipilih sebagai stimuli untuk mengevaluasi scenic beauty kawasan berdasarkan persepsi wisatwan nusantara dan mancanegara. Evaluasi panel yang melibatkan 20 orang dilakukan untuk memilih foto yang merepresentasikan kawasan. Foto-foto yang melewati tahap evaluasi panel kemudian digunakan dalam kuisioner yang melibatkan 201 responden wisatawan. Dari hasil analisis mean score, persepsi wisatawan terhadap elemen hutan dan sungai cenderung positif. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas elemen alami di kawasan ini cenderung baik. Bangunan Pura merupakan elemen buatan yang lebih berpengaruh positif bagi scenic beauty dibandingkan dengan bangunan modern. Penataan utilitas yang kurang rapi juga memberikan dampak negatif bagi scenic beauty. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa atribut estetis bentuk, warna, dan komposisi mempengaruhi persepsi pengunjung terhadap scenic beauty.
Penerapan Konsep Ruang Luar Pada Desain Community Center di Kota Tangerang Selatan Juniawan Adhari; Jenny Ernawati; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.872 KB)

Abstract

Pusat kegiatan masyarakat atau biasa disebut Community Center merupakan tempat kegiatanmasyarakat yang mewadahi berbagai macam kegiatan masyarakat suatu wilayah. CommunityCenter di kecamatan Pondok Aren, merespon kondisi jumlah penduduk yang sangat tinggi danminimnya ruang luar untuk publik di Tangerang Selatan. Sehingga Community Center dikecamatan Pondok Aren dirancang sebagai ruang luar publik yang mewadahi berbagai aktivitasmasyarakat, kedalam tiga fungsi utama yaitu fungsi olahraga, fungsi komunitas dan fungsikesenian & kebudayaan . Banyaknya jumlah ruang luar yang memiliki fungsi dan aktivitastertentu, dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara fungsi dan aktivitas pada ruang luar yangdapat membuat fungsi dari ruang luar tidak dapat berfungsi dengan baik. Penerapan konsepruang luar diperlukan untuk menghasilkan kesatuan perancangan ruang luar yang baik, yaitu darisisi desain maupun kesesuaian konsep dan aktivitas pada ruang luar tersebut. Penggunaankonsep pembentukan ruang luar spatial impact, digunakan sebagai konsep masing-masing ruangluar pada Community Center. Penggunaan konsep spatial impact untuk kegiatan yang aktifdigunakan untuk ruang luar pada zona olahraga, konsep spatial impact kegiatan komunal dansosial digunakan pada zona komunitas dan konsep spatial impact untuk kegiatan hiburan danpertunjukan digunakan pada ruang luar pada zona kesenian.Kata kunci: ruang luar, konsep, Pondok Aren, spatial impact, community center
Pola Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Wisata Religi KH. Abdurrahman Wahid Sudiaryandari Sudiaryandari; Jenny Ernawati; Abraham Mohammad Ridjal
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi ziarah merupakan tradisi yang telah ada di Indonesia sejak jaman Hindu-Budha. Tradisi ziarah sekarang bukan hanya bernilai sakral namun juga bernilaiekonomi. Perkembangan pariwisata syariah dunia menuntut pengembanganpariwisata ziarah oleh pemerintah. Pengembangan wisata ziarah harus melaluiperencanaan yang matang karena wisata ziarah memiliki nilai sejarah dan sakral.Ziarah makam KH. Abdurahman Wahid merupakan salah satu wisata religi yangdikembangkan oleh pemerintah. Wisata religi ini terbentuk secara tiba-tibasehingga mengakibatkan perubahan beberapa fungsi ruang dalam kawasan. Untukitu perlu peninjauan pemanfaatan ruang untuk mengetahui kebutuhan peziarahsehingga dapat mewadahi berbagai perilaku dan aktivitas di kawasan wisata ziarah.Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjelaskan objekwisata religi KH. Abdurahman Wahid, dan pendekatan environment behavior studydengan metode place centered mapping untuk mengetahui pemanfatan ruang olehkelompok atau individu. Hasil studi menunjukkan aktivtas yang ada dalam suaturuang tidak sesuai dengan fungsi ruangnya terutama ruang koridor jalan. Kapasitasruang dengan jumlah pelaku aktivitas tidak sesuai sehingga mengakibatkankepadatan. Kepadatan tidak berlaku di ruang ziarah karena ruang ziarah akan lebihnyaman jika peziarah berdoa dalam posisi yang rapat dan dekat satu sama lain.Kata kunci: ziarah, perilaku, pemanfaatan
Persepsi Pengunjung Terhadap Daya Tarik Kawasan Wisata Coban Talun M. Miftah Luqmanul Hakim; Jenny Ernawati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coban Talun merupakan salah satu kawasan wisata alam yang sedang dikembangkan di Kota Batu, terdapat atraksi wisata alam berupa air terjun dan berbagai atraksi wisata buatan berupa taman tematik. Namun seiring waktu tingkat ketertarikan pengunjung untuk mengunjungi kawasan wisata ini semakin berkurang, hal ini merupakan indikasi bahwa kurangnya daya tarik kawasan wisata Coban Talun menurut persepsi pengunjung. Penelitian ini akan menggali persepsi pengunjung terhadap daya tarik wisata tersebut menggunakan metode survei dengan kuesioner. Untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap setiap elemen daya tarik maka dilakukan metode mean score analysis, kemudian variabel penelitian direduksi dengan menggunakan metode factor analysis, serta untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap daya tarik maka dilakukan analisis regresi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat ketertarikan pengunjung untuk mengunjungi kawasan wisata Coban Talun termasuk ke dalam kategori “baik” (mean score = 3,66), namun sebenarnya daya tarik tersebut masih dapat ditingkatkan karena masih mendekati titik netral (nilai 3) daripada nilai sangat baik (nilai 5). Tahap reduksi variabel menunjukkan bahwa terdapat 7 faktor yang mendasari daya tarik kawasan wisata Coban Talun dan untuk dapat meningkatkan daya tarik tersebut maka dapat dilakukan perbaikan dan pembenahan pada elemen dari 2 faktor yaitu faktor “estetika, naungan dan atraksi wisata” dan “fasilitas umum”.
Kriteria Interior Ruang Pembelajaran Siswa SDLB-C Yang sesuai dengan Karakteristik Siswa Tunagrahita Ringan (Studi Kasus SDLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang) Erwin Feisal Fahmi; Jenny Ernawati; Rinawati P Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.462 KB)

Abstract

Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kondisi kecerdasan atau IQ yangberada dibawah rata-rata anak pada umumnya. Anak dengan tingkatketunagrahitaan ringan pada usia sekolah dasar memiliki potensi untuk dapatmengembangkan kemampuan intelegensi dan kecakapan dalam interaksi sosialmelalui proses pembelajaran dan pengembangan diri. Dengan kondisi yangdimilikinya, anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berbeda dari anakseusianya sehinga dibutuhkan kelas khusus yang ditunjang oleh tenaga pengajarkhusus. Standar sarana dan prasarana untuk SLB-C yang ditetapkan olehpemerintah belum mengatur secara spesifik tentang desain interior ruangpembelajaran bagi anak tunagrahita ringan. Untuk mendapatkan konsep desaininterior yang dapat mengoptimakan proses pembelajaran siswa tunagrahita ringandibutuhkan kajian mengenai karakteristik dan perilaku siswa tersebut. Kajianpengamatan perilaku siswa tunagrahita ringan dilakukan di SDLB Pembina TingkatNasional Bagian C Malang yang merupakan SLB percontohan di Jawa Timur. Kajianini menggunakan metode pengamatan perilaku untuk memperoleh datakarakteristik siswa tunagrahita ringan yang menjadi acuan dalam penyusunankonsep desain interior ruang pembelajaran.Kata kunci: Anak Tunagrahita Ringan, Arsitektur Perilaku, Interior RuangPembelajaran
Pengembangan Taman Rekreasi Tlogomas dengan Strategi Pola Penataan Fasilitas Zati Ulwa Lina Fadia; Jenny Ernawati; Subhan Ramdlani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak positif pengembangan pariwisata dapat dilihat dari hasil pembangunan sarana dan prasarana yang tersedia. Sarana dan prasarana pada Taman Rekreasi Tlogomas terlihat belum optimal akibat dari pola penataan yang kurang memaksimalkan fungsi terhadap luas lahan yang ada. Untuk memaksimalkan hal tersebut diperlukan kajian mengenai strategi pengembangan Taman Rekreasi Tlogomas guna mengetahui permasalahan dan pengembangan potensi objek Taman Rekreasi Tlogomas.Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kota Malang tahun 2010-2030 Taman Rekreasi Tlogomas termasuk dalam kawasan objek wisata yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik Taman Rekreasi Tlogomas, mengetahui potensi dan masalah serta menyusun strategi pengembangan Taman Rekreasi Tlogomas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, Actual versus Planned Performance Comparison (tinjauan komparasi), deduktif (analisis) dan induktif (sintesis). Sehingga pengembangan Taman Rekreasi Togomas dapat memiliki kaitan dengan pola penataan ulang tanpa harus memperparah kondisi sarana dan prasarana yang ada. Hasil studi penelitian ini adalah posisi strategi pengembangan Taman Rekreasi Tlogomas memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat dimanfaatkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy) yakni dengan strategi pengembangan pola penataan berbagai fasilitas dan sarana penunjang yang dibutuhkan pengunjung.Kata Kunci:Pariwisata,Taman Rekreasi Tlogomas, Pola Penataan Fasilitas
Pemanfaatan Ruang Sirkulasi Pasar Blimbing Malang (Kajian Arsitektur dan Perilaku) Made Bayu Permana Antara; Jenny Ernawati; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.572 KB)

Abstract

Mengamati kecenderungan pemanfaatan ruang sirkulasi di pasar tradisional dilatar-belakangi oleh pentingnya kelangsungan operasional pasar itu sendiri. Sebagai salah satu pasar tradisional di Malang, Pasar Blimbing juga dituntut mampu mempertahankan keinginan masyarakat untuk tetap terlibat sedangkan efektifitas ruang sirkulasinya diperlukan untuk menjamin setiap ruang operasional pasar berjalan optimal. Arsitektur dan perilaku adalah pendekatan yang menunjukkan hubungan peran manusia dan ruang dimana ruang/teritori yang diperuntukkan bersama disebutkan cenderung rentan terhadap intervensi. Perhatian penelitian ini dititik-beratkan pada bagaimana ruang sirkulasi Pasar Blimbing dimanfaatkan sehingga bisa diterjemahkan menjadi rekomendasi perancangan. Teknik behavioral mapping diterapkan untuk mengamati, merekam, dan mengerti bagaimana kecenderungan itu terbentuk, didukung oleh data melalui wawancara jenis in-depth interview untuk mendapatkan indikasi penyebabnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap intervensi sifatnya memotivasi kecenderungan-kecenderungan berikutnya dimana personalisasi ruang sirkulasi oleh pedagang merupakan perilaku pertama. Mereka memiliki persepsi bahwa ruang pun menyediakan peluang untuk diintervensi sehingga yang diperlukan adalah ruang yang mampu mengendalikan peruntukkannya sendiri dan mengantisipasi intervensi terjadi kembali.Kata kunci: pemanfaatan ruang sirkulasi, pasar tradisional, arsitektur dan perilaku
Childern’s Sense Of Place Base On The Kampung-Forming Elements In Pakisaji Art Kampong Anggie Nabila Pitaloka; Jenny Ernawati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In Malang, there are five art villages and Kampong Seni Pakisaji considered as one of them. This village held a long history and culture which has been deeply rooted for its people. The sole purpose of this research is to evaluate every element in forming the village which affecting child sense of place element, so that in the future any improvement made in this area will have to consider its’ use of space. There are several elements considered as forming elements of a village and those are physical element, social element, and personal element. Combination of those three elements create meaning of space. In this research, writer using architectural psychology approach to know user’s perspective specifically children perspective using deep interview method and cognition mental mapping. Qualitative descriptive analysis will be use as the analysing method in terms of defining the key terms and naration. The result of the analysis shows that social aspect having more effect on the children’s sense of that place. In conclusion, forming elements affecting Kampong Seni Pakisaji consecutively are social, personal and physical.
Kenyamanan Spasial Ruang Pejalan Kaki di Koridor Jalan Kawi Atas Kota Malang Menurut Persepsi Masyarakat Vanbalden Halasson Sihaloho; Jenny Ernawati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koridor Jalan Kawi Atas merupakan salah satu koridor komersial yang terletak di Kota Malang dengan peruntukan sebagai kawasan perdagangan dan jasa sehingga koridortersebut merupakan koridor komersial memiliki tingkat mobilitas cukup pesat, baik pada siang maupun malam hari. Dengan tingginya mobilitas pejalan kaki makadiperlukan penelitian untuk meningkatkan kenyamanan spasial ruang pejalan kaki. Tentunya keragaman aktivitas yang terjadi pada koridor tersebut tidak lepas darifungsi bangunan yang berada pada koridor jalan tersebut, sehingga untuk mendukung kegitan tersebut dibutuhkan kenyaman spasial yang baik. Tujuan dilakukan penelitianini adalah untuk mengetahui kenyamanan spasial yang berada di Jalan Kawi Atas KotaMalang.mengambil 150 responden sebagai sampel. Sehingga didapatkan persepsi masyarakat mengenai kenyamanan spasial yang akan dijadikan sebagai analisis terhadap lokasipenelitian yang terdapat di Jalan Kawi Atas Kota Malang. Hasil penelitian yang didapatkan dari penelitian ini ialah persepsi masyarakat mengenai kenyamanan spasialdi koridor Jalan Kawi Atas yang cukup beragam, mulai dari nilai negatif hingga positif. Nilai tersebut tersebar di beberapa titik dari lokasi penelitian. Dimana nilai secarakeseluruhan yang di dapat ialah 4,76 yaitu diantara netral dan agak nyaman. PenelitianinimenggunakanmetodekualitatifdankuantitatifdenganKata kunci: Koridor jalan, Kenyamanan spasial, persepsi ABSTRACT Kawi Atas Street is one of the commercial streets in Malang City. It is functioning as a trade and service area. With the high mobility of pedestrians, research is needed toimprove the side walk's spatial comfort. Of course, the diversity of activities that occur in the street can not be separated from the function of the building on the street. Thoseactivities require excellent spatial comfort. Therefore, the purpose of this research is to discover people's perception of the spatial comfort of Kawi Atas Street in Malang. Thisstudy uses qualitative and quantitative methods by taking 150 respondents as research participants. The qualitative method is carried out by making direct observations of theplace while the quantitative method employed questionnaires to collect the data from participants. Pedestrians' comfort was measured on seven-point multiple rating scalescontaining the level of pedestrian comfort. The research results indicated that overall, people felt that spatial comfort is somehow comfortable (M=4.76).  However, the findingsshow that people's perceptions of spatial comfort in Kawi Atas Street are quite diverse, ranging from negative to positive values. These values are scattered at several pointsalong the street.Keywords: Commercial street, spatial comfort, perception
POLA PEMANFAATAN RUANG JALUR PEJALAN KAKI KORIDOR JALAN MALIOBORO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Aldy Adyargha; Jenny Ernawati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Yogyakarta merupakan salah satu Kota pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang termasuk banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Koridor kawasan Jalan Malioboro menjadi salah satu destinasi wisata saat mengunjungi Kota Yogyakarta. Banyaknya wisatawan dan kurangnya penataan yang baik pada Koridor Jalan Malioboro, terutama ruang jalur pejalan kaki, memicu dilakukan pembenahan. Kemudian pada tahun 2018 pemerintah Kota Yogyakarta melakukan arahan penataan Jalan Malioboro menjadi kawasan jalur pejalan kaki (RTRW Kota Yogyakarta pasal 80 ayat 2).  Penataan ini berfokus pada penataan jalur pejalan kaki, dan beberapa penataan pendukung seperti pedagang, dan mempercantik kawasan sekitar jalur pejalan kaki. Penataan ini tentunya akan berdampak pada pola pemanfaatan ruang. Oleh karena itu penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat bagaimana pola pemanfaatan ruang setelah dilakukannya penataan pada koridor Jalan Malioboro terutama pada jalur pejalan kaki. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif - kualitatif dengan menggunakan analisis behavior mapping yakni metode analisis placed centered mapping. Hasil pola pemanfaatan ruang menunjukkan pola yang terdapat pada jalur pejalan kaki koridor Jalan Malioboro adalah pola linear cluster, dengan faktor pembentuk pola dipengaruhi oleh kondisi setting fisik yang ada, serta pelaku aktivitas didalamnya