Claim Missing Document
Check
Articles

POLA AKTIVITAS PADA RUANG PUBLIK TAMAN BUNGKUL SURABAYA Retty Puspasari; Jenny Ernawati; Noviani Suryasari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang publik menjadi salah satu fenomena unik dalam sebuah kawasan kota. Sebagai salah satu ruang publik Kota Surabaya, Taman Bungkul dituntut mampu mewadahi berbagai macam aktivitas sosial-rekreatif. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pola aktivitas dalam satu kawasan ruang publik Taman Bungkul serta pemanfaatan ruangnya. Pola aktivitas tersebut dipengaruhi oleh sistem seting yang ada. Metode observasi dengan teknik placed-centered mapping digunakan sebagai alat untuk mengetahui pola aktivitas, tingkat kepadatan serta kecenderungan pemanfaatan ruang dan atribut ruang bagi berbagai macam aktivitas yang ada. Pengamatan dilakukan pada siang dan malam hari pada hari kerja dan hari libur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tata lingkungan fisik pada Taman Bungkul sebagai suatu sistem seting ruang publik harus sesuai untuk mengakomodasi aktivitas orang-orang.Kata Kunci: pola aktivitas, pemanfaatan ruang, ruang publik, sistem seting
Preferensi Mahasiswa terhadap Faktor Kenyamanan dalam Beraktivitas pada Ruang Makan Kafetaria di Universitas Brawijaya Sofie Ikharul Januarti; Jenny Ernawati; Rinawati P Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.891 KB)

Abstract

Kafetaria kampus lebih dari sekedar tempat makan—kafetaria adalah sebuah tempat untuk bersosialisasi dan bersantai bagi mahasiswa. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kenyamanan mahasiswa UB terhadap desain ruang makan kafetaria UB dan pengaruh kenyamanan desain kafetaria terhadap preferensi mahasiswa dalam beraktivitas di ruang makan kafetaria UB. Lima ruang makan kafetaria UB dijadikan sebagai sampel obyek lokasi pada kajian ini. Lima variabel kenyamanan desain ruang makan kafetaria yang menjadi fokus kajian adalah aspek fungsi, tata ruang, perabotan, pencahayaan, dan suasana. Kajian ini menggunakan dua metode yaitu analisis-deskriptif kualitatif dan metode analisis-deskriptif kuantitatif dengan pendekatan statistik yaitu dengan menggunakan kuesioner dengan multiple-rating scale, analisis nilai rata-rata, analisis korelasi dan regresi. Studi ini mengidentifikasikan bahwa mahasiswa UB menyukai apabila kafetaria difungsikan sebagai tempat makan, bersosialisasi, dan bersantai, dan merasa cukup nyaman dengan desain 5 ruang makan kafetaria UB secara keseluruhan. Selain itu, aspek suasana dan penataan perabot dengan sistem grid teridentifikasi sebagai faktor pengaruh preferensi mahasiswa dalam beraktivitas di ruang makan kafetaria UB.Kata kunci: Kafetaria kampus, desain ruang makan kafetaria, preferensi mahasiswa, kenyamanan mahasiswa
Pola Pemanfaatan Ruang Kampung Bontang Kuala, Bontang, Kalimantan Timur Atikah Hardiyana; Jenny Ernawati; Wulan Astrini
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1502.113 KB)

Abstract

Terdapat fenomena peningkatan minat masyarakat Kota Bontang, Kalimantan Timur terhadap pariwisata. Kondisi tersebut ditunjukkan pada salah satu destinasi wisata di Kota Bontang yaitu Kampung Bontang Kuala. Kampung ini merupakan kampung cikal bakal Kota Bontang dengan adat dan budaya nelayan Suku Bugis. Topografi kawasan terletak pada transisi darat ke laut dengan struktur hunian panggung dan struktur jalan dek kayu menjadi keunikan kampung ini yang kemudian menjadi daya tarik wisata. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui pola ruang kampung yang mengadaptasi fungsi pariwisata dan terbentuk secara alami dengan mempertimbangkan kondisi topografi dan kebutuhan ruang warga nelayan Suku Bugis. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi pola pemanfaatan ruang secara makro pada kawasan wisata Kampung Bontang Kuala. Hasil penelitian menunjukkan pola kawasan yang terbagi dalam dua zonasi yaitu zona hunian dan zona dagang. Kedua zonasi memiliki perbedaan pemanfaatan ruang dalam aspek tata guna lahan, tata letak massa, jaringan sirkulasi dan ruang terbuka. Kata kunci: Kampung Bontang Kuala, kawasan wisata, pemanfaatan ruang
PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP KENYAMANAN FUNGSIONAL TAMAN HONDA TEBET Dea Andia; Jenny Ernawati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman kota merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan oleh masyarkat umum. Taman kota selain berfungsi secara ekologis juga memiliki fungsi tambahan yaitu sebagai fungsi sosial dan budaya, arsitektural/estetika, dan fungsi ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap kenyamanan fungsional di Taman Honda Tebet untuk digunakan beraktivitas, yang meliputi olahraga, bermain, rekreasi, dan beristirahat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengobservasi karakteristik taman sesuai dengan kondisi di lapangan. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran keadaan dan kondisi awal sesuai dengan keadaan eksisting taman melalui observasi lapangan. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan pengguna taman yang dinilai dari persepsi manusia melalui kuesioner dengan menggunakan skala Likert Scale tujuh skala. Analisis kualitatif mendukung hasil dari analisis kuantitatif sehingga akan diperoleh rekomendasi pada Taman Honda Tebet. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel apa saja yang termasuk dalam kenyamanan rendah, sedang, tinggi. Selain itu diketahui pula area mana saja yang memiliki tingkat kenyamanan rendah, sedang, dan tinggi. Penelitian ini juga menghasilkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kenyamanan beraktivitas di Taman Honda Tebet dan Taman Kota secara umum.Kata kunci: taman kota, kenyamanan fungsional, persepsi
HUBUNGAN ASPEK RESIDENSIAL DENGAN PLACE IDENTITY DALAM SKALA URBAN Jenny Ernawati
Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.288 KB) | DOI: 10.21776/ub.jeest.2014.001.01.4

Abstract

Tulisan ini menyajikan hasil penelitian yang dimaksudkan untuk menggali hubungan antara aspek residensial dengan place identity  (identitas suatu tempat sebagaimana yang dirasakan oleh seseorang) dalam wilayah urban, dengan Kota Malang sebagai lokus penelitian. Konsep place identity  dievaluasi berdasarkan 5 aspek: continuity, familiarity, attachment, commitment, dan external evaluation, sedangkan aspek residensial mencakup tipe kepemilikan rumah, tempat kelahiran, lama tinggal di Kota Malang, dan mobilitas perpindahan rumah di dalam kota. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan self administered questionnaire menggunakan skala Likert sebagai instrumen penelitian. Dua ratus empat puluh responden dipilih secara random berdasarkan daftar nama pada buku telepon Kota Malang yang terbaru. Dimensi yang mendasari evaluasi masyarakat terhadap place identity yang merupakan konsep penting dalam bidang ilmu psikologi lingkungan diungkap melalui analisis faktor dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga dimensi yang mendasari evaluasi masyarakat terhadap place identity di perkotaan, yaitu Faktor Hubungan Personal, Faktor Lingkungan Fisik, dan Faktor Komitmen. Secara bersama-sama ketiga faktor tersebut memberikan kontribusi 51,6% bagi terbentuknya place identity. Lebih jauh hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga variabel dari aspek residensial yang mempengaruhi evaluasi masyarakat terhadap place identity, yaitu status kepemilikan rumah, tempat kelahiran, dan lama tinggal di kota tersebut.
KARAKTER KOTA DALAM PERSEPSI MASYARAKAT ( STUDI KASUS KOTA PANTAI PROBOLINGGO ) Chairil Budiarto Amiuza; Jenny Ernawati
Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.02 KB) | DOI: 10.21776/ub.jeest.2014.001.01.5

Abstract

Kota Probolinggo, sebagai sebuah kota  pesisir atau pantai di jawa timur yang memiliki nilai historis, budaya dan estetis berkembang kearah kota industri, perdagangan dan priwisata. Kota-kota bersejarah lain yang telah kehilangan karakter kotanya akibat pembangunan yang mengabaikan karakter lokal akan menimpa kota Probolinggo pula. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menggali ciri-ciri kualitas lingkungan fisik kota Probolinggo yang dapat mendukung karakter kota dan yang  merusak karakter kota.            Tujuannya, Mengetahui ciri-ciri khusus lingkungan fisik yang dapat mendukung dan yang tidak mendukung karakter kota, juga mengetahui kriteria evaluatif yang digunakan oleh penduduk lokal dalam membedakan ciri-ciri lingkungan fisik yang mendukung karakter kota dari ciri-ciri lingkungan fisik yang tidak mendukung karakter kota berdasarkan sudut pandang penghuni kota.            Metoda Penelitian ini memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali obyek-obyek visual dalam kawasan studi yang menurut pandangan masyarakat penduduk kota memiliki makna tertentu untuk mendukung karakter kota (baik built environment maupun natural environment) dan obyek-obyek visual yang tidak sesuai atau merusak karakter kota.            Hasil penelitian yang diperoleh adalah Ciri-ciri lingkungan yang dinilai masyarakat sesuai dengan karakter kota, oleh masyarakat juga dinilai sebagai memiliki profil makna yang positif, termasuk berbagai elemen alam dan buatan. Lingkungan buatan yang mendukung karakter kota dalam penelitian ini didominasi oleh bangunan-bangunan bersejarah. Sedangkan setting perilaku atau aktivitas seperti kumpulan PKL, pengemis, ruko, permukiman kumuh dinilai secara negatif oleh masyarakat dalam kaitannya dengan karakter kota. Masyarakat juga menilai makna ciri-ciri lingkungan tersebut secara negatif.
Pemanfaatan Ruang Telaga Pada Tradisi Sedekah Bumi Desa Cerme Kidul, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik Slamet Slamet; Jenny Ernawati; Agung Murti Nugroho
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1138.521 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2015.013.01.5

Abstract

Aspek tradisi yang semakin memudar, pengaruh tradisi sebagianbesar masyarakat Desa Cerme Kidul melaksanakan tradisi SedekahBumi, apabila tidak melaksanakan tradisi Sedekah Bumi merekameyakini akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Tujuantradisi Sedekah Bumi adalah meminta doa restu kepada Tuhan YangMaha Esa dan kepada nenek moyang supaya semua urusandilancarkan dan sebagai rasa syukur atas rejeki yang diberikanberupa panen raya, serta upaya untuk melestarikan budaya leluhur.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodekualitatif, teori yang digunakan sebagai landasan penelitian iniadalah Environment Behavior Study, di dalam tradisi Sedekah Bumi diTelaga Desa Cerme Kidul terkandung makna silaturrahmi diantarawarga tidak memandang suku, agama dan tingkatan sosial, TradisiSedekah Bumi adalah salah satu tradisi yang masih melekat padamasyarakat Desa Cerme Kidul. Tradisi tersebut dilaksanakan ketikaselesai panen padi. Tradisi ini dilaksanakan di Punden Telaga. Kata Kunci : punden telaga, warisan budaya, tradisi budaya.
Kajian Ruang Budaya Nyadran Sebagai Entitas Budaya Nelayan Kupang di Desa Balongdowo - Sidoarjo Faizal Ardiansyah Sangadji; Jenny Ernawati; Agung Murti Nugroho
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1182.83 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2015.013.01.1

Abstract

Balongdowo village Candi region is the location of the center of mussel shells fishing settlement located in Sidoarjo. Every year before the fasting month mussel fishing communities implement Nyadran cultural traditions that became their cultural space. Study of cultural space is done by using qualitative methods and supported by observation of behavior - environment and theory formation of cultural space. Results spaces formed culture is influenced by cultural traditions Nyadran ranging from the preparation stage, the departure, the disposal of a chicken , float an offering, a pilgrimage to the tomb of the Goddess Sekardadu, search demonstration mussel, and cover .Keywords : cultural space, Nyadran, mussel fishermen, Balongdowo
Tipologi Nusantara Green Architecture Dalam Rangka Konservasi Dan Pengembangan Arsitektur Nusantara Bagi Perbaikan Kualitas Lingkungan Binaan Galih W. Pangarsa; Ema Y. Titisari; Abraham M. Ridjal; Jenny Ernawati
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1293.344 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2012.010.02.8

Abstract

Pada penelitian ini, Arsitektur Nusantara dianalisis dengan pendekatan tipologis untuk memahami dinamika budayanya. Upaya ini merupakan langkah awal untuk memahami dan merekontekstualisasikan nilai-nilai, filosofi, dan konsep desain yang terkandung dalam Arsitektur Nusantara. Mengingat kejamakan dan kemajemukannya, maka pendekatan tipologi melalui pendekatan budaya dipandang sebagai metode yang paling tepat. Lingkup penelitian disesuaikan dengan etnografi arsitektur nusantara, yaitu diklasifikasikan menurut pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Untuk bagian ini penelitian difokuskan pada wilayah Jawa Timur. Hasil studi ini menemukan bahwa perkembangan arsitektur nusantara dapat diklasifikasikan menurut lima kategori budaya yaitu: keperkasaan masyarakat megalitik, kewaspadaan masyarakat pelestari hutan, ketekunan masyarakat tani pedalaman, keterbukaan masyarakat pesisir, dan dinamika masyarakat industri. Untuk kasus wilayah Jawa Timur, dari data yang telah dihimpun, tipologi arsitektur Nusantara yang dapat diidentifikasi adalah ketekunan masyarakat tani pedalaman, keterbukaan masyarakat pesisir, dan dinamika masyarakat industri. Kegiatan penelitian ini dapat dilanjutkan secara bersama-sama (partisipatif) sehingga dapat disusun data base Arsitektur yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian-penelitian lainnya.Kata kunci: tipologi, Arsitektur Nusantara
Pengaruh Aspek Arsitektur dan Perencanaan Kota Terhadap Terbentuknya Ikatan Batin Dengan Suatu Tempat (Place Attachment) Jenny Ernawati
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.978 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2014.012.01.8

Abstract

This paper reports an empirical study that was aimed to explore community’s evaluations of architecture and urban planning qualities and it’s influence on place attachment. Place attachment is understood as emotional or affective connection that people develop with their places of residence, due to the meaning given to that site. This study used a survey research design which was conducted in two stages. The first stage of the surveys was to explore variables of architecture and town planning qualities using a combination of open-and-close-ended questions. Forty respondents selected randomly to participate in this phase of study. This resulted 28 variables of architecture and urban planning qualities, which were then used for the next stage of the survey. The second stage of the survey used questionnaire involving seven-point Likert scale to evaluate those qualities and unidimensional scale of place attachment consisted of five variables. There were 193 respondents from five different neighbourhoods in Malang chosen randomly to participate in the survey. Several multivariate data analysis, including factor analysis and regression analysis were used to explore effects of architecture and urban planning qualities on place attachment. Results indicated that, in general, perceived architecture and urban planning qualities are significant as predictors of place attachment. These predictors consist of four factors that are Built Environmental Aesthetics; Pedestrian Facilities; Street Network; and Green Open Space Availability. Those four factors influence 27.2% of the development of place attachment.Keywords: place attachment; community’s evaluations; architecture; urban planning and design