Aditya Kusumawati, Aditya
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Published : 55 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS CAWAS I KABUPATEN KLATEN Pegi Fatma Okneta Sari; Sulistyani Suliastyani; Aditya Kusumawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 6, No 4 (2018): JULI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.194 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v6i4.21459

Abstract

Community Health Center’s (CHC) medical waste if not managed properly can cause health and environmental problems. Proper knowledge of health care workers, positive attitudes and safe practices on solid medical waste management are the most important  because healthcare workers have the highest risk of infection with hepatitis and HIV. The purpose of this research was to analyze the relationship characteristics, the level of knowledge, and attitudes of healthcare workers with practices of solid medical waste management in Cawas I CHC, Klaten Regency. This research was an observational analytic research with cross sectional approach. The affordable population in this study were 31 workers who produced and or conducted solid medical waste segregation and packaging at Cawas I CHC. A total of 31 healthcare workers were included in this study using total sampling. Data collection using questionnaires and observation sheets. Data analysis using Spearman correlation test. The results of this research showed that 71% of healthcare workers are the adult age group, 90% have higher education (associate degree and bachelor), 71% have a long working period (more than ten years), 71% have good knowledge, 71% have good attitude and 61.3% have good practices. The attitude variable is related to practices (p-value=0.042) while the age variable (p-value=0.455), level of education (p-value=0.311), work experience (p-value=0.174) and level of knowledge (p-value =0.076) are not related to practices. Based on this research, there is a correlation between attitudes of healthcare workers with practices of solid medical waste management in Cawas I CHC, Klaten Regency.
Determinan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Usia Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Genuk Kota Semarang Laila Septia Anindia; Bagoes Widjanarko; Aditya Kusumawati
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 20, No 4 (2021): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.20.4.240-250

Abstract

Latar belakang: ASI adalah makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan. Ibu usia remaja diketahui memiliki angka cakupan ASI eksklusif yang rendah. Capaian ASI eksklusif di Kecamatan Genuk pada tahun 2018 hanya sebesar 39,61%, sehingga masih di bawah target nasional yaitu 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di wilayah kerja Puskesmas Genuk.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu usia remaja (15-21 tahun) yang memiliki bayi usia 6-12 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penghitungan sampel menggunakan Rumus Slovin didapatkan sebanyak 60 responden. Pengumpulan data menggunakan google form yang disebarkan melalui pesan singkat Whatsapp ibu usia remaja dan kuesioner dibagikan secara langsung kepada ibu usia remaja.Hasil: Analisis menunjukkan sebanyak 36,7% responden telah memberikan ASI eksklusif. Terdapat hubungan antara keikutsertaan kelas ibu hamil (p-value = 0,010), keikutsertaan kelas ibu balita (p-value = 0,002), persepsi (p-value = 0,000), motivasi (p-value = 0,000), pengetahuan (p-value = 0,002), sikap (p-value = 0,000), dan dukungan suami (p-value= 0,005) terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja.Simpulan: Hasil uji chi square dan fisher exact menunjukkan bahwa ada hubungan antara keikutsertaan kelas ibu hamil, keikutsertaan kelas ibu balita, persepsi, motivasi, pengetahuan, sikap, dan dukungan suami. Tidak ada hubungan antara usia, pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, paritas, status kehamilan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dan akses informasi.Kata kunci: Ibu Usia Remaja, Menyusui, ASI Eksklusif ABSTRACTTitle: Determinants of Exclusive Breastfeeding Behavior in Adolescent Mothers in the Work Area of the Genuk Public Health Center, Semarang CityBackground: Breast milk is the best food for babies aged 0-6 months. Adolescent mothers are known to have low rates of exclusive breastfeeding. The achievement of exclusive breastfeeding in Genuk sub-district in 2018 was only 39.61%, so it is still below the national target of 50%. This study aims to determine what factors are associated with exclusive breastfeeding for adolescent mothers in the work area of the Genuk Health Center.Method: This study used a quantitative method with a cross-sectional approach. The population in this study were mothers of adolescence (15-21 years) who had babies aged 6-12 months. The sampling technique used simple random sampling. The sample count using the Slovin formula obtained as many as 60 respondents. Data collection using google form which is distributed via WhatsApp short messages for teenage mothers and questionnaires distributed directly to teenage mothers.Result: The analysis showed that 36.7% of respondents had exclusively breastfed. There is a relationship between class participation of pregnant women (p-value = 0.010), class participation of mothers under five (p-value = 0.002), perception (p-value = 0,000), motivation (p-value = 0,000), knowledge (p-value = 0.002), attitude (p-value = 0.000), and husband's support (p-value = 0.005) on the behavior of exclusive breastfeeding in adolescent mothers.Conclusion: Chi square and fisher exact test results show that there is a relationship between class participation of pregnant women, class participation of mothers under five, perceptions, motivation, knowledge, attitudes, and husband's support. There is no relationship between age, education, employment status, family income, parity, pregnancy status, family support, support from health workers, and access to information.Keywords: Adolescent Mothers, Exclusive Breastfeeding, Breastfeeding 
Pengasahan kemampuan kognitif sehat pada siswa sekolah dasar melalui permainan keterampilan Berpikir Kritis Novia Handayani; Ratih Indraswari; Zahroh Shaluhiyah; Aditya Kusumawati
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v6i1.1230

Abstract

Sebagian besar permasalahan kesehatan saat ini disebabkan karena perilaku individu yang tidak sehat. Hal ini dapat dicegah jika tiap individu mampu berpikir kritis di setiap perilaku yang akan diadopsinya. Keterampilan berpikir kritis perlu diajarkan sejak dini. Pegabdian ini bertujuan untuk mengajarkan anak di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang agar terampil berpikir kritis sebelum memutuskan sesuatu atau menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian, mereka dapat menjauhi perilaku tidak sehat akibat pengaruh lingkungan sekitarnya saat memasuki fase remaja. Pengabdian ini menggunakan metode participatory community service dan diikuti oleh 64 siswa kelas 5 karena pada usia ini anak-anak mulai mengalami pubertas. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa anak-anak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena dilakukan dengan cara bermain berkelompok serta bermain peran. Keterampilan berpikir kritis anak-anak meningkat dibandingkan sebelum diberi pembelajaran. Mereka memahami bahwa setiap tindakan harus dipikirkan dulu baik buruknya dan memahami proses pencarian alternatif yang sehat. Diharapkan anak-anak dapat menyebarluaskan pengetahuan tentang berpikir kritis di lingkungan pertemanan sekitarnya.
Tradisi Kekerasan Seksual sebagai Simbol Kekuasaan pada Anak Jalanan di Kota Semarang Aditya Kusumawati; Zahroh Shaluhiyah; Antono Suryoputro
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Volume 9, No. 1, Januari 2014
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.548 KB) | DOI: 10.14710/jpki.9.1.17-31

Abstract

ABSTRAK Anak jalanan adalah kelompok berisiko tinggi berbagai bahaya dibandingkan kelompok lain.Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak, kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di Indonesia sepanjang 2008 meningkat 30% atau 4,2 kasus per hari. Komnas Anak menetapkan tahun 2013 sebagai “Darurat Nasional Kejahatan Seksual terhadap Anak”. Penelitian ini bertujuan mengetahui tradisi kekerasan seksual pada anak jalanan di Kota Semarang. Jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Populasi adalah anak jalanan di Kota Semarang dengan subyek anak jalanan Kota Semarang yang memiliki pengalaman kekerasan seksual perkosaan dan dipilih menggunakan purposive sampling sebanyak 5 orang. Pengambilan data primer dengan wawancara mendalam dan observasi. Analisis data dengan reduksi data, display data, dan kesimpulan. Jenis kekerasan seksual meliputi perkosaan per vaginal (perempuan) dan perkosaan per anal (laki-laki) dilakukan oleh individu maupun massal. Kekerasan seksual dilakukan oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Dampak yang ditimbulkan meliputi psikologis, sosial, dan fisik. Kekerasan seksual yang dialami anak jalanan adalah bagian dari norma sosial dan berkembang sebagai tradisi yang tidak disadari sebagai kekeraan seksual. Sehingga kekerasan seksual masih dialami mayoritas anak jalanan bahkan terus meningkat. Saran dalam penelitian ini adalah optimalisasi program dan kerjasama berbagai pihak terkait meliputi Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, LSM, Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak, Lembaga Hukum, dan peneliti lainnya untuk penanggulangan kekerasan seksual pada anak jalanan. Kata Kunci : kekerasan seksual, anak jalanan, semarang ABSTRACT Sexual Abuse Tradition among Street Children in Semarang Municipality; Street children is the high risk group of many harmful than others. It caused the effect wasn’t simple like their understanding about sexual abuse. Based on Komisi Nasional Perlindungan Anak data, sexual abuse cases among children in Indonesia as long as 2008 increase to 30% or 4,2 cases per day. Komnas Anak decided 2013 be the “Sexual Crime National Emergency among Children”. Study purposed was to know the image of sexual abuse among street children in Semarang Municipality. Population are street children in Semarang Municipality and the subject are street children by sexual abuse experience in rape category and suit to inclusion criteria choosen by purposive sampling method. There are 5 persons. Primary data collection through in-depth interviews and observation. Data analysis was developed by data reduction, data display, and conclusions. The kinds of sexual abuse were per vaginal rape, per anal rape, commited by personal or collective. Sexual abuse carried out by whoever, in wherever, and whenever. The effects are psichology, social, and physic. Sexual abuse among street children is part of social norm and developed be the unconcious sexual abuse tradition. The result is majority of street children still got the sexual experience even increasing nowadays. Suggests are optimalization the program and cooperation all of side, such as Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, LSM, Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak, Lembaga Hukum, and others researcher to tackling the sexual abuse among street children. Keyword : sexual abuse, street children, semarang
Critical thinking and decision-making skills regarding reproductive health among pupils in Central Java Bagoes Widjanarko; Ratih Indraswari; Novia Handayani; Aditya Kusumawati
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 2: June 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i2.22138

Abstract

Many teenagers are entangled in promiscuity which results in unwanted pregnancies, early marriages, or abortions. How a teenager decides something in their life is influenced by their previous experience and environment. This study aims to determine the critical thinking and decision-making skills of pre-adolescence children in terms of reproductive health. This research is a cross- sectional study conducted on 12,689 pupils in Semarang, Central Java Province, Indonesia. The proportion of respondents based on sex and grade is quite balanced. As many as 49% of the pupils lack knowledge and a permissive attitude (52.5%) about reproductive health. Of 50% of pupils have low critical thinking skills and only 61.4% have good decision-making skills. Girls have better critical thinking skills than boys (p=0.004). Knowledge affects critical thinking and decision-making skills in pupils (OR=1.2). Pupils who can think critically tend to have good decision-making skills (p<0.001, OR=5.1). Decision-making skills in children are influenced by critical thinking skills. Both are influenced by knowledge. The health and education offices need to collaborate to increase pupils’ health and reproductive knowledge.