Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search
Journal : Majalah Ilmiah Peternakan

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN KATUK (SAURUPUS ANDROGYNUS) DAN DAUN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER1) I G. N. G. BIDURA; D.P.M.A. CANDRAWATI; N.L.G. SUMARDANI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.932 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Tabanan, Bali untuk mempelajari pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Saurupus androgynus) dan daun bawang putih (Allium sativum), serta kombinasinya dalam ransum terhadap penampilan ayam broiler umur 2 ? 7 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lenglap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah ransum tanpa penggunaan daun katuk atau bawang putih sebagai kontrol (A), ransum dengan 3 % tepung daun katuk (B), 3 % daun bawang putih (C), dan 1,5 % tepung daun katuk + 1,5 % tepung daun bawang putih (D). Semua ransum dalam bentuk tepung, isokalori (ME : 2900 kkal/kg), and isoprotein (CP : 20 %). Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum dan air minum, berat badan akhir, dan pertambahan berat badan ayam pada perlakuan B, C, dan D secara nyata (P<0,05) meningkat jika dibandingkan dengan kontrol (A). Penggunaan 3 % tepung jerami bawang putih (C) lebih efektif untuk meningkatkan penampilan ayam jika dibandingkan dengan tepung daun katuk (B) atau kombinasi keduanya (D). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung daun katuk, bawang putih, dan kombinasinya dalam ransum ternyata dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum ayam broiler umur 2 ? 7 minggu. Penggunaan tepung daun bawang putih lebih efektif dalam meningkatkan pertambahan berat badan ayam broiler umur 2 ? 7 minggu jika dibandingkan dengan daun katuk atau kombinasi keduanya.
PENGARUH SUPLEMENTASI ENZIM PHYLAZIM DALAM RANSUM YANG MENGGUNAKAN 30 % DEDAK PADI TERHADAP PENAMPILAN BROILER D. P. M. A. CANDRAWATI; N. M. WITARIADI; I. G. N. G. BIDURA; M. DEWANTARI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 3 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.977 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi enzim Phylazim dalam ransum berbasis dedak padi (ransum dengan 30 % dedak padi) terhadap penampilan broiler umur 2 ?V 6 minggu, telah dilaksanakan di Denpasar, Bali. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan, yaitu ransum basal dengan 15 % dedak padi sebagai kontrol (A), ransum dengan 30 % dedak padi (B), dan ransum dengan 30 % dedak padi dengan suplementasi 0,20 % enzim Phylazim (C). Setiap perlakuan terdiri atas enam ulangan dan tiap ulangan menggunakan empat ekor ayam broiler umur dua minggu dengan bobot badan rata-rata (473,94 ?b 13,70 g), sehingga terdapat 18 unit percobaan. Jadi, jumlah keseluruhan ayam yang digunakan sebanyak 72 ekor. Ransum disusun isokalori (ME : 2900 kkal/kg) dan isoprotein (CP : 20 %). Ransum dan air minum selama periode penelitian diberikan secara ad libitum. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi : konsumsi ransum dan air minum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan feed conversion ratio (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 30 % dedak padi dalam ransum ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum dan air minum, tetapi secara nyata (P<0,05) menurunkan berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum jika dibandingkan dengan kontrol. Penambahan 0,20 % enzim kompleks dalam ransum yang mengandung 30 % dedak padi ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum broiler jika dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan 30 % dedak padi dalam ransum broiler ternyata menurunkan penampilan broiler jika dibandingkan dengan kontrol (ransum dengan 15 % dedak padi) dan dengan suplementasi 0,20 % enzim Phylazim dalam ransum yang menggunakan 30 % dedak padi memberikan hasil yang sama dengan kontrol (ransum dengan 15 % dedak padi).
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN POD KAKAO DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI UMUR 2 – 8 MINGGU D. A. WARMADEWI; A. A. P. PUTRA WIBAWA; I. G. N. G. BIDURA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.767 KB)

Abstract

RINGKASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat penggunaan pod kakao dalam ransum terhadap penampilan itik Bali jantan umur 2 – 8 minggu, dan dilakukan di Denpasar, Bali. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Tiap ulangan menggunakan empat ekor itik Bali jantan umur 2 minggu dengan berat badan homogen. Ransum yang diberikan selama periode penelitian (umur 2 – 8 minggu) disusun dengan kandungan protein kasar 16 % dan energi termetabolis 2900 kkal/kg, sebagai ransum kontrol (A), ransum dengan 10 % pod kakao (B), 20 % pod kakao (C), dan ransum dengan 30 % pod kakao (D). Ransum dan air minum selama penelitian diberikan secara ad libitum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan 10 % pod kakao dalam ransum ternyata tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum jika dibandingkan dengan kontrol. Berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi pengunaan ransum pada itik perlakuan C dan D menurun secara nyata (P<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol (A). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan 20 % dan 30 % pod kakao dalam ransum nyata menurunkan berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum pada itik Bali jantan umur 2 – 8 minggu. Kata kunci : Pod kakao, pertambahan berat badan, serat kasar, itik Bali THE EFFECT OF COCOA-POD LEVELS IN DIET ON PERFORMANCE OF BALI DUCKS AGED 2 – 8 WEEKS SUMMARY. The research was carried out to study the effect of cocoa-pod levels on performance of male Bali ducks aged 2 – 8 weeks, and at Denpasar, Bali. The research used a Completely Randomized Design (CRD) with four treatments in six replicates. There were four ducks in each replicates with homogenuous body weight. The experimental diets for the finishing period (aged 2-8 weeks) were formulated to 16 % crude protein and 2900 kkal ME/kg as a control diet (A), diets with 10 % cocoa-pod (B), 30 % cocoa-pod (C), and 30 % cocoa-pod (D), respectively. These diets and drinking water were provided ad libitum during the entire experimental period. Results of this experiment showed that diets with 10 % cocoa-pod did not significantly effect (P>0,05) on final body weight, body weight gains, and feed efficiencies than control. The final body weight, body weight gains, and feed efficiencies of ducks both in treatment C and D decreased significantly different (P<0,05) than control. It was concluded that diets with 20 % and 20 % of cocoa-pod decreased performance of male Bali duck aged 2 - 8 weeks.
THE EFFECT OF SACCHAROMYCES SPP PROBIOTICS IN FEED LAYING HENS TO INCREASE FEED DIGESTIBILITY AND REDUCE AMMONIA GAS CONTENT IN EXCRETA Bidura I G. N. G.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 23 No 2 (2020): Vol. 23 No. 2 (2020)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIP.2020.v23.i02.p07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian probiotik Saccharomyces spp.N-2 (isolat dari ragi tape) dalam ransum ayam petelur untuk meningkatkan kecernaan dan menurunkan jumlah amonia dalam ekskreta. Sebanyak seratus dua puluh ayam petelur dewasa umur 40 minggu digunakan dalam percobaan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat dan enam kali ulangan. Keempat macam perlakuan, yaitu: ransum tanpa pemberian probiotik sebagai kontrol (A); ransum dengan penambahan 0,10% Saccharomyces spp.N-2 (B); ransum dengan 0,20% Saccharomyces spp.N-2 (C); dan ransum dengan 0,30% Saccharomyces spp.N-2 (D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecernaan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar ransum meningkat nyata (P<0,05) pada ayam perlakuan B, C, dan D. Sedangkan diantara perlakuan B, C, dan D, berbeda tidak nyata (P>0,05). Jumlah bakteri Choliform, E. coli dalam saluran pencernaan ayam Grup B, C, dan D, secara signifikan (P<0,05) menurun dibandingkan dengan kontrol (Grup A). Demikiann juga halnya dengan kadar gas amonia (N-NH3) dalam ekskreta ayam, menurun secara nyata (P<0,05) dengan adanya suplementasi probiotik dalam ransum. Disimpulkan bahwa penambahan 0,10-0,30% probiotik Saccharomyces spp.N-2 dalam ransum dapat meningkatkan kecernaan ransum, serta menurunkan kandungan bakteri E. coli dan gas amonia dalam ekskreta ayam petelur Lohmann Brown.
OPTIMALIZATION OF THE UTILIZATION OF RICE STRAW AS THE BASIC FEED OF BALI FATTENING CATTLE THROUGH AMMONIATION AND BIOFERMENTATION TREATMENT WITH MICROBA Partama I. B. G.; I G. N. G. Bidura; D. P. M. A. Candrawati
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 22 No 3 (2019): Vol. 22 No.3 (2019)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.016 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2019.v22.i03.p07

Abstract

Penelitian telah dilaksanakan di Gianyar-Bali, untuk mengoptimalkan pemanfaatan jerami padi sebagai pakandasar sapi bali penggemukan melalui perlakuan amoniasi dan biofermentasi dengan Starbio dan Trichodermavirideae. Rancangan acak kelompok digunakan dalam percobaan ini yang terdiri atas empat perlakuan dan tigablok sebagai ulangan dengan 1 unit percobaan adalah 1 ekor sapi bali jantan. Perlakuan pertama adalah ransumkontrol yang terdiri atas jerami padi tanpa perlakuan diberikan secara ad libitum + complete feed sebanyak 1.5%dari bobot hidup sapi. Perlakuan kedua, ketiga, dan keempat adalah sama dengan ransum kontrol tetapi jerami padidiberi perlakuan berturut-turut amoniasi urea, biofermentasi dengan starbio, dan Trichoderma virideae. Peubahyang diamati meliputi konsumsi ransum, deposisi nutrien, retensi energi, pertambahan bobot hidup sapi danfeed conversion ratio (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering ransum kontrol nyatalebih tinggi daripada ransum dengan jerami padi yang diberi perlakuan biofermentasi mikroba. Namun demikian,deposisi nutrien (lemak dan protein), retensi energi dan pertambahan bobot hidup sapi lebih tinggi pada ransumberbasis jerami padi yang diberi perlakuan amoniasi urea dan biofermentasi dengan starbio maupun denganTrichoderma virideae. Dari keempat perlakuan tersebut, ternyata jerami padi yang diberi perlakuan amoniasiurea memberikan hasil paling baik dengan pertambahan bobot hidup sapi paling tinggi (0,53 vs 0,47, 0,46, dan0,41 kg/ekor/hari). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jerami padi dengan amoniasi ureamemberikan pemanfaatan secara optimal sebagai pakan dasar sapi bali penggemukan.
PEMANFAATAN AMPAS TAHU TERFERMENTASI DALAM RANSUM UNTUK TURUNKAN AKUMULASI LEMAK DAN KOLESTEROL TUBUH ITIK A. A. A. S. Trisnadewi; I. G. N. G. Bidura; A. T. Umiarti; A. W. Puger
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 2 (2015): Vol 18, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.252 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i02.p05

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan ampas tahu terfermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum terhadap akumulasi lemak dan kadar kolesterol dalam tubuh itik bali umur 6-12 minggu. Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat macam perlakuan dan enam kali ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan tiga ekor itik bali jantan umur 6 minggu dengan berat badan homogen. Ransum yang diberikan pada itik selama periode penelitian disusun isoprotein (CP:16%) dan isoenergi (2900 kkal ME/kg). Keempat perlakuan yang dicobakan, yaitu itik yang diberi ransum basal tanpa penggunaan ampas tahu sebagai kontrol (A); ransum dengan penggunaan 10% ampas tahu terfermentasi (B); ransum dengan penggunaan 20% ampas tahu terfermentasi (C), dan ransum dengan penggunaan 30% ampas tahu terfermentasi (D) dengan Saccharomyces cereviseae. Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, yaitu konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, feed conversion ratio (FCR), berat karkas, persentase karkas, lemak abdominal, dan kadar kolesterol darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 10-30% ampas tahu terfermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum tetapi secara nyata (P<0,05) meningkatkan pertambahan berat badan, karkas, dan efisiensi penggunaan ransum, serta secara nyata (P<0,05) menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar kolesterol serum darah itik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 10-30% ampas tahu terfermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum dapat meningkatkan penampilan itik bali jantan umur 6-12 minggu, serta menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar kolesterol serum darah itik.
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN KULTUR ISOLAT Saccharomyces spp DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN DAN KADAR GAS AMONIA EKSKRETA AYAM Umiarti A. T.; Puspani E; Bidura I. G. N. G.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 3 (2014): Vol 17, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.452 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i03.p01

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum terhadap penampilan dan kadar gas ammonia ekskreta ayam broiler umur 2-6 minggu. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak engkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Tiap ulangan menggunakan tiga ekor ayam broiler umur dua minggu dengan berat badan homogen. Ransum yang diberikan selama penelitian disusun dengan kandungan protein kasar 20% dan energi termetabolis 2900 kkal/kg tanpa suplementasi kultur Saccharomyces spp. sebagai kontrol (A). Suplementasi masing-masing: 0,10%, 0,20%, dan 0,30% kultur Saccharomyces spp. dalam ransum kontrol, masing-masing sebagai perlakuan B, C, dan D. Ransum dan air minum selama penelitian diberikan secara ad libitum. Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, feed conversion ratio (FCR), dan kadar gas amonia ekskreta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum basal pada level 0,10% (B); 0,20% (C), dan 0,30% (D) secara nyata (P<0,05) dapat meningkatkan konsumsi ransum, berat badan akhir, dan pertambahan berat badan ayam jika dibandingkan dengan tanpa suplementasi (A). Akan tetapi, kadar gas amonia ekskreta ayam nyata (P<0,05) lebih rendah daripada kontrol. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum basal pada level 0,10-0,30% dapat meningkatkan penampilan dan menurunkan kadar gas amonia dalam ekskreta ayam broiler umur 2-6 minggu.
PENGARUH PENGGANTIAN POLLARD DENGAN DEDAK PADI YANG DISUPLEMENTASI MULTIVITAMIN-MINERAL DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA PRODUKSI BABI RAS PERSILANGAN Stradivari G. E.; I. B. G. Partama; I G. N. G. Bidura
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 22 No 2 (2019): Vol. 22 No.2 (2019)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.917 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2019.v22.i02.p03

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of pollard replacement with rice bran supplementedmultivitamin-mineral in ration on the performance of crossbred pigs. The design used a randomized block design(RBD) consists of 3 treatments and 4 groups as replications. The treatments A (control): pollard in ration withoutmultivitamin-mineral supplementation, B: ration with rice bran without multivitamin-mineral supplementation,C: ration with rice bran which supplemented with 0.20% multivitamin-mineral. The variables observed were finalbody weight, weight gain, feed consumption, FCR, protein, crude fiber, and fat consumption.The results showedthat the ration with rice bran supplemented with 0,20% multivitamin-mineral were able to produce the same finalweight, weight gain, and FCR with the control and increase significantly crude fiber consumption 45,57 g/h, 85,63g/h of fat consumption, and decrease 207,64 g/h protein consumption. However, the feed consumption showed nosignificant differences in each treatment. It can be concluded that pollard replacement with rice bran supplementedwith 0,20% multivitamin-mineral in ration fed to crossbred pigs can produce similar production performance ascontrol, and increase consumption of crude fiber, and fat consumption.
STUDI KHASIAT EKSTRAK DAUN BAWANG PUTIH (Allium sativum) DAN DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DAN LEMAK ABDOMEN ITIK N. L. G. SUMARDANI; I G. N. G. BIDURA; I. A. P. UTAMI; A. T. UMIYATI; B. R. T. PUTRI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 1 (2014): Vol 17, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.588 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i01.p05

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian ekstrak daun bawang putih (Allium sativum) dan katuk (Sauropus androgynus) terhadap penurunan kadar kolesterol dan lemak abdomen itik bali jantan umur 2-8 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam kali ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah itik yang diberi air minum biasa sebagai kontrol (A), itik yang diberi air minum dengan 10% ekstrak daun bawang putih (B), dan 10% daun Katuk. Pemberian ransum dan air minum secara secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum dan air minum tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05) diantara perlakuan. Berat badan akhir dan pertambahan berat badan itik meningkat nyata (P<0,05) dengan pemberian ekstrak daun bawang putih dan daun katuk melalui air minum. Sebaliknya, kadar kolesterol dalam serum darah dan jumlah lemak abdomen itik menurun secara nyata (P<0,05). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian 10% ekstrak daun bawang putih (Allium sativum) dan katuk (Sauropus androgynus) dapat meningkatkan penampilan dan menurunkan kandungan serum kolesterol darah dan jumlah lemak abdomen itik bali umur 2-8 minggu.
SUPPLEMENTATION OF PROBIOTICS Saccharomyces spp.KB-13 IN DIETS ON EGG PRODUCTIONS, EGG CHARACTERISTICS, AND YOLK CHOLESTEROL IN EGG OF LOHMANN BROWN LAYING HENS I G. N. G. Bidura
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 22 No 3 (2019): Vol. 22 No.3 (2019)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.665 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2019.v22.i03.p08

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efek dosis Saccharomyces spp.Kb-13 (isolasi dari cairan rumenkerbau) sebagai probiotik pada kinerja produksi, karakteristik kualitas telur, dan kadar kolesterol kuning telurayam Lohmann Brown. Seratus dua puluh ayam petelur Lohmann Brown umur 72 minggu digunakan dalampercobaan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 macam perlakuan, yaitu: S0: tanpa pemberian probiotik; S1:Dengan penggunaan 0,10% Saccharomyces spp.Kb-13; S2: dengan penggunaan 0,20% Saccharomyces spp.Kb-13;and S3: dengan penggunaan 0,30% Saccharomyces spp.Kb-13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberianSaccharomyces spp.Kb-13 secara nyata (P<0,05) dapat meningkatkan berat telur total, efisiensi penggunaanpakan, warna kuning telur, persentase kuning dan kulit telur, dan ketebalan cangkang. Suplementasi probiotik kedalam diets ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, indek telur, HU, dan BJ telur.Administrasi 0,20-0,30% Saccharomyces spp.Kb-13 menghasilkan kadar kolesterol kuning yang lebih rendah(P<0,05). Disimpulkan bahwa penerapan dalam diet 0,20-0,30% Saccharomyces spp.Kb-13 meningkatkan massatelur, efisiensi pakan, warna kuning telur, persentase kuning telur dan kulit telur, dan ketebalan cangkang telur,serta menurunkan kadar kolesterol dalam yolk pada ayam petelur Lohmann Brown
Co-Authors A. A. P. P. Wibawa A. T. Umiarti A. T. UMIYATI A. W. Puger AGUSTYANINGSIH N.K.D Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi Anak Agung Putu Putra Wibawa Andi I M. Andika I P.D. ANGGA D. P., G. B., Anggoro A.C.K Anggraeni P. A. D. Anjarawati P.Y Arki M. Ashari Astawa I G. Astiari N. M. R. Atmaja I G. A. R. Budi Rahayu Tanama Putri Bulkaini (Bulkaini) Cahyana I P. F. Carolin B. A. Citrawati G.A.O D. A. WARMADEWI Dananjaya I. B. P. O. DESAK PUTU MAS ARI CANDRAWATI Dharmayanti M.R. Diatmika I P.W. Dinda Dwi O Eny Puspani Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi Hasanah N. I GB Suartika I Gusti Agung Istri Aryani I Gusti Ngurah Kayana I Ketut Sumadi I M. Suasta I N. T. ARIANA I Nyoman Sumerta Miwada I W. SUDIASTRA I W. Wirawan I. A. P. UTAMI I. A. P. Utami I. A. P. Utami I. A. P. UTAMI I. A. P. Utami I. K. SUKADA I. M. SUASTA I. N. Wirayasa I.A.P Utami Ida Ayu Okarini Ida Bagus Gaga Partama IK Sumadi Januarta I P. Juliani G. A. P. Ketut Warsa Parimartha Kirana N. G. P. S Kurnia D. W. Kurniawan I K. A. Laksono Trisnantoro Made Dewantari Mahartini N. K. N. Manubawa I K. V. Mastur N. L. G. Sumardani N. L. G. Sumardani N. N. Suryani Jurusa Nanda W. Ni Gusti Ketut Roni Ni Luh Gde Sumardani Ni Made Witariadi Ni Wayan Siti Pravita N.P.W.N Putri S. H. Restiayanti L Rusmawan I K. A. Safitri E. Santi N.P.A.A Sari N.M.L.P Setiyawan D Setyawati N. W. E. Solly Aryza Somadiarsa I K. Sri Anggreni Lindawati Sri Anggreni Lindawati Stradivari G. E. Suamba A.A.A.A.S. Suarjana I P. Suciani . Sujana I K. Sumardani NL.G T. G. O. Susila T. G. O. SUSILA T.G.O. Susila T.I. Putri Tarigan Y. K. P. Tjokorda Istri Putri Trisna dewi K Utami I.A.P Utami IA.P Vicky A. R. Wedana I G. R. Wicaksana I K.A. Widoretno H. H. Widyanaya I K. Wiguna I G. A. N. C. Wijaya I Km. A. Wijaya I P.G.Y.