Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search
Journal : Majalah Ilmiah Peternakan

PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD, KULIT KACANG KEDELAI, DAN POD KAKAO TERFERMENTASI DENGAN RAGI TAPE TERHADAP KARKAS DAN KADAR KOLESTEROL DAGING ITIK BALI JANTAN I. K. SUKADA; I.G.N.G. BIDURA; D. A. WARMADEWI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.603 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Denpasar, Bali dan bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan 15 % pakan serat (pollard, kulit ari kacang kedelai, dan cangkang kakao) dengan dan tanpa terfermentasi dengan ragi tape (Saccharomyces sereviseae) dalam ransum terhadap karkas dan kadar kolesterol daging itik Bali jantan umur 2 ? 8 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tujuh macam perlakuan dan lima kali ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan 4 ekor itik Bali jantan umur dua minggu dengan berat badan homogen (246 + 12,75 g). Ransum yang diberikan pada itik selama periode penelitian (umur 2 ? 8 minggu) disusun isoprotein (CP : 17 %) dan isoenergi (2900 kkal ME/kg). Ketujuh perlakuan yang dicobakan, yaitu itik yang diberi ransum basal tanpa penggunaan kulit gandum, kulit ari kacang kedelai, cangkang coklat, atau ragi sebagai kontrol (A); ransum dengan penggunaan kulit gandum 15 % (B); ransum dengan kulit gandum 15 % dan 0,20 % ragi tape (C); ransum dengan penggunaan kulit ari kacang kedelai 15 % (D); ransum dengan kulit ari kacang kedelai 15 % + 0,20 % ragi tape (E); ransum dengan penggunaan cangkang coklat 15 % (F); dan ransum dengan cangkang coklat 15 % dan 0,20 % ragi tape (G). Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, adalah berat karkas, persentase karkas, lemak abdominal, dan kadar kolesterol daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 15 % pollard (B) dan 15 % kulit ari kacang kedelai (D) ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat potong, berat karkas, dan persentase karkas itik jika dibandingkan dengan kontrol (A). Namun, penggunaan cangkang kakao 15 % dalam ransum secara nyata (P<0,05) menurunkan berat potong, berat karkas, persentase karkas, lemak abdominal, dan kadar kolesterol daging itik jika dibandingkan dengan kontrol (A). Suplementasi 0,20 % ragi sebagai inokulan fermentasi pada pollard (C), kulit kacang kedelai (E), dan pod kakao (G) sebelum diberikan pada itik ternyata secara nyata (P<0,05) dapat meningkatkan berat potong dan berat karkas itik dibandingkan dengan tanpa fermentasi serta memberikan hasil yang sama (P>0,05) dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan 15 % pollard dan kulit ari kacang kedelai dengan dan tanpa fermentasi, secara nyata (P<0,05) menurunkan persentase lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pod kakao 15 % belum dapat direkomendasikan sedangkan pollard dan kulit ari kacang kedelai dapat direkomendasikan penggunaannya 15 % dalam ransum itik Bali umur 2 ? 8 minggu. Penggunaan 15 % pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi dengan ragi tape dalam ransum dapat menurunkan lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik.
PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD TERFERMENTASI DENGAN RAGI TAPE DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM LOHMANN BROWN I G. N. G. BIDURA; E. PUSPANI; D. A. WARMADEWI; T. G. O. SUSILA; I W. SUDIASTRA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 1 (2014): Vol 17, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.522 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i01.p02

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan pollard terfermentasi oleh ragi tape terhadap produksi telur ayam Lohmann Brown umur 42-50 minggu. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam kali ulangan dan setiap ulangan menggunakan dua ekor ayam Lohman Brown umur 42 minggu. Ransum yang digunakan selama penelitian mengandung protein kasar 17% dan energi metabolis 2750 kkal/kg. Ransum tanpa pollard (A) sebagai ransum kontrol, ransum dengan penggunaan 15% pollard (B), dan ransum dengan 15% pollard terfermentasi oleh ragi (C). Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, yaitu konsumsi ransum, berat telur total, berat telur rata-rata, jumlah telur, tebal kulit telur, berat jenis, warna kuning telur, efisiensi penggunaan ransum, dan kadar kolesterol telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 15% pollard terfermentasi oleh ragi (perlakuan C) ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, berat telur, hen-day production, warna kuning telur, dan FCR dibandingkan dengan kontrol. Sebaliknya, secara nyata (P<0,05) menurunkan kadar kolesterol telur ayam. Penggunaan 15% pollard ternyata secara nyata (P<0,05) meningkatkan konsumsi ransum. Akan tetapi secara nyata (P<0,05) menurunkan efisiensi penggunaan ransum, hen-day production, dan tebal kulit telur dibandingkan dengan kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 15% pollard dalam ransum ternyata menurunkan produksi telur, dan sebaliknya setelah mengalami fermentasi oleh ragi tape nyata memberikan hasil yang sama dengan kontrol serta mampu menurunkan kadar kolesterol telur ayam Lohmann Brown umur 42-50 minggu.
PENGARUH PENGGANTIAN PENGGUNAAN JAGUNG KUNING DALAM RANSUM DENGAN CAMPURAN LIMBAH ROTI DAN TEPUNG JERAMI BAWANG PUTIH TERHADAP PENAMPILAN DAN JUMLAH LEMAK ABDOMEN ITIK BALI JANTAN A. A. A. S. TRISNADEWI; I. A. P. UTAMI; I G. A. I. ARYANI; I. B. G. PARTAMA; I G. N. G. BIDURA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 15, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.926 KB) | DOI: 10.24843/mip.2012.v15.i01.p01

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan campuran limbah roti dan tepung jerami bawang putih sebagai pengganti jagung dalam ransum terhadap penampilan dan jumlah lemak abdomen itik bali jantan umur 2-8 minggu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Tiap ulangan menggunakan lima ekor itik Bali jantan umur dua minggu dengan berat badan homogen. Ransum yang diberikan disusun dengan kandungan protein kasar 18% dan energi termetabolis 2900 kkal/kg yang mengandung 50% jagung kuning sebagai kontrol (A). Penggantian masing-masing: 30%, 60%, dan 100% penggunaan jagung kuning dalam ransum dengan campuran limbah roti dan tepung jerami bawang putih (LRBP), masing-masing sebagai perlakuan B, C, dan D. Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum.Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, konsumsi zat makanan, berat badan akhir, pertambahan berat badan, Feed Conversion Ratio (FCR) dan lemak abdomen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum pada itik perlakuan B, C, dan D nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada kontrol (A). Akan tetapi jumlah lemak abdomen nyata (P<0,05) lebih rendah daripada kontrol. Dapat disimpulkan bahwa penggantian 100% jagung kuning dalam ransum dengan campuran limbah roti dan tepung jerami bawang putih (LBRP) dapat meningkatkan penampilan dan menurunkan lemak abdomen itik bali jantan umur 2–8 minggu.
UPAYA MENEKAN JUMLAH LEMAK TUBUH DAN GAS AMONIA EKSKRETA ITIK MELALUI MANAJEMEN PAKAN PROBIOTIK N. G. K. Roni; E. Puspani; I. G. N. G. Bidura
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.644 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p08

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransumsebagai upaya untuk menekan jumlah lemak tubuh dan gas ammonia ekskreta itik, dilaksanakan di Tabanan,Bali. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kaliulangan. Tiap ulangan menggunakan enam ekor itik bali jantan umur dua minggu dengan berat badan homogen.Ransum yang diberikan selama penelitian disusun dengan kandungan protein kasar 18% dan energi termetabolis2900 kkal/kg tanpa suplementasi kultur Saccharomyces spp. sebagai kontrol (A); suplementasi masing-masing:0,10%, 0,20%, dan 0,30% kultur Saccharomyces spp. dalam ransum kontrol, masing-masing sebagai perlakuanB, C, dan D. Ransum dan air minum selama penelitian diberikan secara ad libitum. Variabel yang diamati adalahkonsumsi ransum, berat potong, lemak abdomen, dan kadar gas amonia ekskreta. Hasil penelitian menunjukkanbahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum basal pada level 0,20% (C) dan 0,30% (D) secaranyata (P<0,05) dapat meningkatkan berat potong itik dibandingkan dengan tanpa suplementasi (A). Akan tetapi,jumlah lemak abdomen, kadar kolesterol plasma, dan kadar gas amonia ekskreta itik nyata (P<0,05) lebih rendahdaripada kontrol. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. yang diisolasi dari ragi tapedalam ransum basal pada level 0,20-0,30% dapat meningkatkan bobot potong dan menurunkan jumlah lemakabdomen tubuh, serta kadar gas amonia dalam ekskreta itik Bali jantan umur 2-8 minggu.
PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN KULIT KACANG KEDELAI TERFERMENTASI DENGAN RAGI TAPE TERHADAP KARKAS DAN KADAR KOLESTEROL DAGING ITIK BALI JANTAN I A P. UTAMI; I G.N.G. BIDURA; D. A. WARMADEWI; D.P.M.A. CANDRAWATI; E. PUSPANI; I B. G. PARTAMA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.171 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Denpasar, Bali yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan 15%pakan serat (pollard dan kulit ari kacang kedelai) dengan dan tanpa terfermentasi dengan ragi tape (Saccharomycessereviseae) dalam ransum terhadap karkas dan kadar kolesterol daging itik bali jantan umur 2-8 minggu.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima macam perlakuandan lima kali ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan 4 ekor itik bali jantan umur dua minggudengan berat badan homogen (246±12,75 g). Ke lima perlakuan yang dicobakan, yaitu itik yang diberi ransum basaltanpa penggunaan kulit gandum, kulit ari kacang kedelai, dan ragi sebagai kontrol (A); ransum dengan penggunaankulit gandum 15% (B); ransum dengan kulit gandum 15% terfermentasi 0,20% ragi tape (C); ransum dengan penggunaankulit ari kacang kedelai 15% (D); dan ransum dengan kulit ari kacang kedelai 15% terfermentasi 0,20%ragi tape (E); Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, yaitu berat karkas, persentasekarkas, lemak abdominal, dan kadar kolesterol daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 15% pollard(B) dan 15% kulit ari kacang kedelai (D) ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat potong,berat karkas, dan persentase karkas itik, dibandingkan dengan kontrol (A). Penggunaan 15% pollard (C) dan kulitari kacang kedelai (E) terfermentasi ragi pada itik nyata (P<0,05) meningkatkan berat potong dan berat karkasitik dibandingkan dengan tanpa fermentasi, serta memberikan hasil yang sama (P>0,05) dibandingkan dengankontrol. Penggunaan 15% pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi, secara nyata (P<0,05) menurunkanpersentase lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwapenggunaan pollard dan kulit ari kacang kedelai 15% dalam ransum tidak berpengaruh terhadap karkas itik baliumur 2-8 minggu. Penggunaan 15% pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi dengan ragi tape dalam ransumdapat menurunkan lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG HIPOFISA KAMBING PADA RANSUM TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BURAS I G.N.G. BIDURA; N. N. Suryani Jurusa
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.663 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian ini dilakukan di Denpasar, Bali, dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung hipofisa kambing pada ransum terhadap kualitas karkas ayam buras. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan. Keempat perlakuan tersebut adalah tingkat pemberian tepung hipofisa kambing dalam ransum basal sebesar 0 %, 0,02 %, 0,04 %, dan 0,06 % masing-masing sebagai perlakuan A, B, C, dan D. Pemberian tepung hipofisa kambing dalam ransum dilakukan selama 7 hari pada saat ayam berumur 28 ? 35 hari. Pada periode starter (umur 1 ? 28 hari) semua kelompok ayam diberi ransum basal yang mengandung 18 % protein kasar dan 2900 kkal energi metabolis perkilogram ransum. Semua perlakuan diulang sebanyak 6 kali dan tiap ulangan menggunakan 4 ekor ayam buras jantan umur satu hari (DOC) dengan berat badan homogen (37 + 0,85 g). Semua ransum berbentuk tepung. Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat karkas, persentase karkas, jumlah daging, dan lemak subkutan karkas pada perlakuan B dan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) dengan kontrol (A). Akan tetapi, berat karkas, persentase karkas, jumlah daging, dan lemak subkutan karkas pada perlakuan D meningkat secara nyata (P<0,05) jika dibandingkan kontrol. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penambahan 0,06 % tepung hipofisa kambing dalam ransum selama satu minggu pada saat ayam buras jantan berumur 28 ? 35 hari dapat meningkatkan bobot karkas, persentase karkas, dan jumlah daging karkas, dan sebaliknya menurunkan jumlah lemak subkutan karkas.
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BULU AYAM TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG DAN JUMLAH LEMAK ABDOMEN AYAM BROILER I G. N. G. BIDURA; I. B. G. PARTAMA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 13, No 3 (2010)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.88 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Denpasar, Bali, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung buluayam terfermentasi dalam ransum terhadap bobot potong dan jumlah lemak abdomen ayam broiler umur 2-6minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) ) dengan tiga macam perlakuan dan enamkali ulangan. Tiap ulangan menggunakan 3 ekor ayam broiler umur dua minggu dengan berat badan homogen(278,56±15,65 g). Ke tiga perlakuan yang dicobakan, yaitu ransum tanpa penggunaan tepung bulu ayam sebagaikontrol (A), ransum dengan penggunaan 5% tepung bulu ayam tanpa terfermentasi (B), dan ransum dengan 5%tepung bulu ayam yang sudah terfermentasi (C). Semua ransum berbentuk tepung. Ransum dan air minum diberikansecara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat potong, pad-fat, dan abdominal fat padaayam yang diberi perlakuan B secara nyata (P<0,05) menurun dibandingkan dengan kontrol (A). Sedangkan beratpotong pada ayam perlakuan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) dibandingkan dengan kontrol.Jumlah pad-fat dan abdominal fat pada ayam perlakuan C nyata lebih rendah (P<0,05) daripada kontrol. Darihasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 5% tepung bulu ayam terfermentasi dalam ransum tidakberpengaruh terhadap berat potong ayam, akan tetapi secara nyata dapat menurunkan jumlah lemak abdomen dankadar kolesterol daging ayam.
SUPLEMENTASI PROBIOTIK DALAM RANSUM BASAL UNTUK MENINGKATKAN PENAMPILAN SERTA MENEKAN JUMLAH LEMAK ABDOMEN DAN GAS AMONIA EKSKRETA ITIK Puspani E; Roni N G K; Bidura I G N G
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 No 1 (2016): Vol 19, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.996 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2016.v19.i01.p07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransumterhadap penampilan, jumlah lemak abdomen, dan kadar gas ammonia ekskreta itik bali umur 4-8 minggu.Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan.Keempat perlakuan yaitu ransum tanpa suplementasi kultur Saccharomyces spp. sebagai kontrol (A). Suplementasimasing-masing: 0,15%; 30%, dan 0,45% kultur Saccharomyces spp. dalam ransum kontrol, masing-masing sebagaiperlakuan B, C, dan D. Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan beratbadan, feed conversion ratio (FCR), berat karkas, lemak abdomen, dan kadar gas amonia ekskreta. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum basal pada level 0,30% (C), dan0,45% (D) nyata (P<0,05) meningkatkan berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan berat karkas itik jikadibandingkan dengan tanpa suplementasi (A). Akan tetapi, jumlah lemak abdomen dan kadar gas amonia ekskretaitik nyata (P<0,05) lebih rendah daripada kontrol. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi 0,30dan 0,45% kultur isolat Saccharomyces spp ragi tape dalam ransum basal dapat meningkatkan penampilan itikbali jantan umur 4-8 minggu serta menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar gas amonia dalam ekskreta itik.
PENAMPILAN AYAM KAMPUNG UMUR 0- 8 MINGGU YANG DIBERI TEPUNG HIPOFISA KAMBING MELALUI RANSUM I. G. N. G. BIDURA; I. M. SUASTA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 1 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.214 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung hipofisa kambing pada ransum terhadap penampilan ayam kampung umur 0 - 8 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan. Keempat perlakuan tersebut adalah tingkat pemberian tepung hipofisa kambing dalam ransum basal (0 %, 0,02 %, 0,04 %, dan 0,06 % masing-masing sebagai perlakuan A, B, C, dan D). Pemberian tepung hipofisa kambing melalui ransum dilakukan selama 7 hari pada saat ayam berumur 28 ? 35 hari. Pada periode starter (umur 1 ? 28 hari), semua kelompok ayam diberi ransum basal yang mengandung 18 % protein kasar dan 2900 kkal energi metabolis per-kilogram ransum. Semua perlakuan dalam penelitian ini diulang sebanyak 6 kali dan tiap ulangan menggunakan 4 ekor ayam jantan. Ayam yang digunakan adalah ayam kampung jantan umur satu hari (DOC) dengan berat badan homogen. Semua ransum berbentuk tepung. Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan feed conversion ratio (FCR) pada perlakuan B dan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) dengan kontrol (A). Akan tetapi, konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum pada perlakuan D meningkat secara nyata (P<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penambahan 0,06 % tepung hipofisa kambing dalam ransum selama satu minggu pada saat ayam berumur 28 ? 35 hari dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum pada ayam buras jantan umur 0 ? 8 minggu.
Co-Authors A. A. P. P. Wibawa A. T. Umiarti A. T. UMIYATI A. W. Puger AGUSTYANINGSIH N.K.D Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi Anak Agung Putu Putra Wibawa Andi I M. Andika I P.D. ANGGA D. P., G. B., Anggoro A.C.K Anggraeni P. A. D. Anjarawati P.Y Arki M. Ashari Astawa I G. Astiari N. M. R. Atmaja I G. A. R. Budi Rahayu Tanama Putri Bulkaini (Bulkaini) Cahyana I P. F. Carolin B. A. Citrawati G.A.O D. A. WARMADEWI Dananjaya I. B. P. O. DESAK PUTU MAS ARI CANDRAWATI Dharmayanti M.R. Diatmika I P.W. Dinda Dwi O Eny Puspani Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi Hasanah N. I GB Suartika I Gusti Agung Istri Aryani I Gusti Ngurah Kayana I Ketut Sumadi I M. Suasta I N. T. ARIANA I Nyoman Sumerta Miwada I W. SUDIASTRA I W. Wirawan I. A. P. UTAMI I. A. P. Utami I. A. P. UTAMI I. A. P. Utami I. A. P. Utami I. K. SUKADA I. M. SUASTA I. N. Wirayasa I.A.P Utami Ida Ayu Okarini Ida Bagus Gaga Partama IK Sumadi Januarta I P. Juliani G. A. P. Ketut Warsa Parimartha Kirana N. G. P. S Kurnia D. W. Kurniawan I K. A. Laksono Trisnantoro Made Dewantari Mahartini N. K. N. Manubawa I K. V. Mastur N. L. G. Sumardani N. L. G. Sumardani N. N. Suryani Jurusa Nanda W. Ni Gusti Ketut Roni Ni Luh Gde Sumardani Ni Made Witariadi Ni Wayan Siti Pravita N.P.W.N Putri S. H. Restiayanti L Rusmawan I K. A. Safitri E. Santi N.P.A.A Sari N.M.L.P Setiyawan D Setyawati N. W. E. Solly Aryza Somadiarsa I K. Sri Anggreni Lindawati Sri Anggreni Lindawati Stradivari G. E. Suamba A.A.A.A.S. Suarjana I P. Suciani . Sujana I K. Sumardani NL.G T. G. O. Susila T. G. O. SUSILA T.G.O. Susila T.I. Putri Tarigan Y. K. P. Tjokorda Istri Putri Trisna dewi K Utami I.A.P Utami IA.P Vicky A. R. Wedana I G. R. Wicaksana I K.A. Widoretno H. H. Widyanaya I K. Wiguna I G. A. N. C. Wijaya I Km. A. Wijaya I P.G.Y.