Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Kusuma Husada

KEJADIAN INFEKSI Trichophyton mentagrophytes TERKAIT PERSONAL HYGIENE ANTARA NELAYAN DENGAN PENGOLAH IKAN RUMAHAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BENGKULU Dessy Triana; Azmi Nawaliya; Besly Sinuhaji
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 12 No. 1, Januari 2021
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.697 KB) | DOI: 10.34035/jk.v12i1.582

Abstract

Dermatofitosis adalah penyakit pada kulit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Trichophyton mentagrophytes adalah penyebab dermatofitosis yang paling sering ditemukan di wilayah pesisir dan di negara tropis dengan tingkat higienitas yang rendah, seperti nelayan dan pengolah ikan rumahan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis prevalensi kejadian infeksi jamur Trichophyton mentagrophytes terkait personal hygiene antara nelayan dan pengolah ikan rumahan di wilayah pesisir Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis laboratorium dengan rancangan penelitian cross-sectional study. Sampel penelitian sebanyak 62 orang nelayan dan 62 orang pengolah ikan rumahan. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 71,4% kejadian dermatofitosis terbanyak adalah tinea pedis dengan 5,6% teridentifikasi sebagai Trichophyton mentagrophytes dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan prevalensi kejadian infeksi jamur Trichophyton mentagrophytes antara nelayan dengan pengolah ikan rumahan (p=0,689). Angka kejadian tinea pedis yang tinggi harus senantiasa dilakukan edukasi untuk perbaikan kebiasaan hidup yang berdampak kepada peningkatan kualitas hidup para nelayan dan pengolah ikan rumahan. Dermatophytosis is a skin disease caused by dermatophytic fungi. Trichophyton mentagrophytes (T. mentagrophytes) is a fungal species that is most often found in coastal areas because this species can last long on the sand beach and can causes dermatophytosis, especially for fishermen and home-based fish butchers. The research aimed to analyze the prevalence of Trichophyton mentagrophytes infection related to personal hygiene between fishermen and home-based fish butchers. The research sampling technique was used Consecutive Sampling. The research samples were 62 fishermen and 62 home-based fish butchers in the coastal areas of Sumber Jaya Village, Kampung Melayu District, Bengkulu City. The result showed 71,4% of the most prevalent dermatophytosis cases were tinea pedis with 5,6% identified as T. mentagrophytes. There was no significant difference between fishermen and home-based fish butchers in the prevalence of Trichophyton mentagrophytes infections (P=0,689). The high incidence of tinea pedis should be educated to improve living habits that have an impact o improving the quality of life of fishermen and home-based butchers.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HEPATITIS B PADA PENDONOR DI UNIT TRANSFUSI DARAH KOTA BENGKULU Dessy Triana; Besly Sinuhaji; Connya Talitha Rambe; Marisadonna Asteria; Maria Eka Patri Yuliyanti
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 13 No. 1, Januari 2022
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.165 KB) | DOI: 10.34035/jk.v13i1.800

Abstract

Angka kejadian Hepatitis B masih sangat tinggi di dunia dan Indonesia, perjalanan penyakit secara kronis menjadi kanker hati. Kejadian Hepatitis B memiliki banyak faktor risiko seperti faktor sosiodemografi, gaya hidup dan golongan darah. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh faktor sosiodemografi dan golongan darah terhadap kejadian hepatitis B. Jenis penelitian adalah penelitian retrosprektif dari tahun 2018-2020. Subjek penelitian sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan data dengan teknik simple random sampling dari data rekam medis PMI Kota Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 84 orang (84%) dan perempuan sebanyak 16 orang (16%). Usia subjek penelitian paling banyak ada pada rentang 20-29 tahun (43%). Pekerjaan yang terbanyak mengalami infeksi hepatitis B adalah wiraswasta (28%). Golongan darah yang paling banyak mengalami infeksi Hepatitis B adalah golongan darah A+ (41%). Analisis multivariat dengan metode PCA menunjukkan secara statistik bahwa faktor eksternal (faktor pekerjaan) dan faktor internal (golongan darah, usia dan jenis kelamin) mempengaruhi kejadian Hepatitis B sebesar 36,3% dan 27,5%. Hasil regresi logistik menunjukkan terdapat pengaruh faktor eksternal dan internal terhadap kejadian Hepatitis B sebesar 26%. The incidence of Hepatitis B is still very high globally, and in Indonesia, the chronic manifestations become liver cancer. The incidence of Hepatitis B has many risk factors such as sociodemographic factors, lifestyle, and blood type. The research aimed to analyze the influence of sociodemographic factors and blood type on the incidence of hepatitis B. This study was a retrospective study from 2018-2020. The research subjects were 100 people. The data collection technique used a simple random sampling technique from the medical record data of PMI Bengkulu City. The results showed 84 men (84%) and 16 women (16%). The age of most research subjects is in the range of 20-29 years (43%). The occupation with the most hepatitis B infection is entrepreneurs (28%). The blood group with the most hepatitis B infection was blood type A+ (41%). Multivariate analysis using the PCA method showed statistically that external factors (occupational factors) and internal factors (blood type, age, and sex) affected the incidence of Hepatitis B by 36.3% and 27.5%, respectively. The logistic regression results showed an influence of external and internal factors on the incidence of Hepatitis B by 26%.