Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PENERAPAN MESIN FACETTING PADA PENGOLAHAN BATU MULIA (GEMSTONES) Liling Triyasmono; Totok Wianto; Sri Cahyo Wahyono; Ori Minarto
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (MEDITEG) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEDITEG
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/mediteg.v2i1.21

Abstract

Kalimantan Selatan khususnya Martapura merupakan daerah pengrajin Batu Mulia dengan berbagai spesifikasi seperti Intan sampai dengan Batu Hiasan seperti Batu Aji (Serpentin) dan Ametisth, jumlah pengrajin yang ada di Martapura saat ini lebih dari 600 UKM, secara keseluruhan industri tersebut bersifat Rumahan sehingga mereka bekerja jika ada Order, sedangkan yang menggunakan mesin besar hanya sebagian kecil dari UKM tersebut. Pasar yang tersedia saat ini adalah Pasar Intan Martapura terdiri dari lebih 100 kios, selain kios yang berada di luar area tersebut. IPTEKS di perlukan bagi pengembangan dan produksi batu mulia di martapura, dengan UKM Sejahtera Bersama,  maka Diseminasi Produk Teknologi Ke Masyarakat akan mulai meningkatkan produksi melalui Mekanisasi peralatan yaitu Mesin facetting dengan tenaga solar sell bagi UKM yang ada di Daerah martapura sehingga akan semakin meningkatkan Produktivitas dan ekonomi masyarakat pengrajin, hal utama yang terjadi pada pengrajin biasanya adalah kekurangan modal untuk pembelian peralatan dengan kegiatan ini diharapkan kita akan memberikan tambahan peralatan. Peralatan facetting portabel dengan energi terbarukan di perlukan untuk mengatasi masalah produksi dan listrik dan mengurangi biaya produksi sehingga produk yang dihasilkan terjangkau. Solar sell digunakan sebagai  sumber energi penggerak mesin produksi. Produk juga mengalami jumlah peningkatan sehinga akan meningkatan eknomi masyaraat sekitar UKM. Peningatan aset UKM sampai dengan 60% sedangkan omset UKM akan naik sampai dengan 50%. softskill pengarjin juga ditingkatkan dengan pelatihan. Kata Kunci: Batu Mulia, Faceting, Peningkatan ekonomi, Martapura
Penerapan Portable Smartwater Treatment Untuk Meningkatkan Produksi Telur Peternak Ayam Petelur Martapura Kalimantan Selatan Dodon Turianto Nugrahadi; Liling Triyasmono
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (MEDITEG) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEDITEG
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/mediteg.v4i2.53

Abstract

Masyarakat Kalimantan Selatan menggunakan air sungai Martapura dan air sumur untuk memenuhi kebutuhan airnya, salah satunya pada sektor peternakan ayam petelur. Namun, air yang dipakai masyarakat tersebut, airnya keruh dan berbau sehingga berbahaya bagi kesehatan ternak bila dikonsumsi terus. Selain itu, kualitas air bersih sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan ayam petelur, serta hasil kualitas dan kuantitas produksi ayam petelur. Penggunaan air sungai Martapura dan sumur oleh para peternak ayam petelur di Desa Sungai Sipai Kecamatan Martapura telah berlangsung selama lama perlu solusi alternatif lain untuk mendapatkan air bersih. Maka, Portable Smart Water Treatment menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Alat ini dibuat berdasarkan kebutuhan akan alat yang portabel, praktis, dan ekonomis, namun memiliki debit 1 – 5 liter/menit. Alat ini dilengkapi dengan panel surya dan sistem kontrol otomatis. Hasil kegiatan menunjukan bahwa terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi peternak ayam petelur dengan teknologi filtrasi, serta meningkatkan produksi sebesar 5%.
Wound Healing Activity of Ethanolic Extract Gel of Tawas Ut Tuber (Ampelocissus rubiginosa L.) in Incisional Model Wistar Rats Khoerul Anwar; Dewita Fitri Widodo; Nurlely Nurlely; Liling Triyasmono; Sudarsono Sudarsono; Agung Endro Nugroho
Majalah Obat Tradisional Vol 23, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1414.125 KB) | DOI: 10.22146/mot.29063

Abstract

Tawas ut tuber (Ampelocissus rubiginosa Lauterb.) is empirically used in wound healing by Dayak community. The present study was undertaken to assess wound healing activity of gel from ethanol extract of A. rubiginosa tuber using parameters of the closure of wound length, tensile strength, and histopathological observations. This study used twenty-five male Wistar rats divided into five groups: positive control (Bioplacenton®), negative control (placebo gel), and three of testing groups with gel extract (concentrations of 1.5%, 2.0%, and 2.5%). Wound healing activity was evaluated to 4 cm length and ± 2 mm depth incision wound model on the back skin of rats. The measurement of wound length was observed on the day of 4th, 8th, 12th, 16th, and 20th used quantitative analyze. On the day of 20th, animal was anaesthetized and the skin has been taken for tensile strength evaluation and histopathological observations. This study showed that group treated with gel extract at the concentration of 2.5% experienced higher wound healing activity with average percentage of wound closure of 99.00% ± 0.16, tensile strength 3.8541 gram/mm2, and proved with the re-epithelization, neocapillarization, and increase collagen density appeared in histopathological observations. Based on this study, gel from ethanol extract of A. rubiginosa tuber possesses wound healing activity.
FTIR and Chemometrics Application on Determination of Total Flavonoid Content of Pasak Bumi Root Extract (Eurycoma longifolia Jack.) Liling Triyasmono; Ana Ulfah; Muhammad Ikhwan Rizki; Khoerul Anwar; Totok Wianto; Heri Budi Santoso
Jurnal Pharmascience Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i2.7923

Abstract

The combination of FTIR and chemometrics is an alternative method on determination of total flavonoid content of pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.) root extract. This study aims to determine the method of FTIR and chemometrics can be used for determination of total flavonoid content and determine the total flavonoid content of E. longifolia root extract using FTIR and chemometrics. The samples from three growing area were determined their flavonoid content by colorimetric method and measured their absorbance by FTIR spectrophotometer. The analysis was done by PCA chemometrics to grouping IR spectra based on growing area and PLSR to determine prediction model of total flavonoid content of E. longifolia root extract. The best grouping and prediction model is shown by IR spectra in the range of wavenumbers 1800-1540 cm-1 with  total variation is 99%  and prediction model with equation y = 0.995x + 0.002 (R2 calibration = 0.995; R2 validation = 0.970; RMSEC = 0.008; RMSECV = 0.021). The total flavonoid content of E. longifolia root extract (% b/b ± SD) from Mandiangin, Condong, and Sabuai is 0.225 ± 0.009; 0.437 ± 0.007; and 0.466 ± 0.016 (R2 = 0.995 and RMSEP = 0.008). Based on this, the combination of FTIR and chemometrics can be used to predict the total flavonoid content of unknown E. longifolia root extract
Penentuan Kadar Flavonoid Total dan Uji Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.) dengan Metode DPPH Alifni Adha Bakti; Liling Triyasmono; Muhammad Ikhwan Rizki
Jurnal Pharmascience Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i1.5762

Abstract

ABSTRAK Bahan alam dapat dijadikan bahan obat baru karena mengadung metabolit sekunder. Di Indonesia terdapat lebih kurang 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan yang mengandung metabolit sekunder, lebih kurang 7.500 jenis diantaranya termasuk tanaman berkhasiat obat. Salah satunya adalah tanaman kasturi (Mangifera casturi Kosterm.). Tanaman M. casturi merupakan tumbuhan khas Kalimantan Selatan yang hanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dikonsumsi, tidak untuk pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun M. casturi. Penelitian ini bersifat non-eksperimental. Sampel yang digunakan adalah daun M. casturi yang berasal dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Penentuan Kadar flavonoid total dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis dengan pereaksi kompleks AlCl3 sedangkan aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid total ekstrak etanol daun M. casturi sebesar 9,31 ± 0,08 %b/b dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 34,558 ppm sehingga termasuk dalam kategori antioksidan yang sangat aktif. Kata kunci: Antioksidan, DPPH, Flavonoid Total, Mangifera casturi. ABSTRACT Natural resources can be used as the new medicine ingridients because it has second metabolite. In Indonesia, there are more than 30.000 kinds of plants that contain second metabolite, more or less than 7.500 kinds of those are medicinal plants. One of those plants is Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.). M. casturi is a typical plant from South Kalimantan that be used as a food not as a medicine. The purpose of this research is to determine the total of flavonoid content and anti-oxidant activity from ethanol extract of M. casturi leaves. This study is a non-experimental research. Sample which used in this research is M. casturi Leaves from Banjar Region, South Kalimantan. The research for total Flavonoid content is done by UV-Vis spectrophotometric with AlCl3 reagent complex while the anti-oxidant activity is determined by DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) method. The result of this research are extract of M. casturi leaves obtains 9,31 ± 0,08 %b/b of total flavonoid and the antioxidant activity result with IC50 value is 34,558 ppm, so it can be categorized as a very active anti-oxidant. Keywords: Antioxidant, DPPH, Total Flavonoid, Mangifera casturi.
Penentuan Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kajajahi (Leucosyke capitellata Wedd.) Irvan Ipand; Liling Triyasmono; Budi Prayitno
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i1.5839

Abstract

ABSTRAK  Tumbuhan kajajahi (Leucosyke capitellata Wedd.) merupakan tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat tradisional seperti penurun panas dan anti diare. Tumbuhan kajajahi telah diketahui mengandung senyawa flavonoid dengan sifat sebagai penangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun kajajahi. Penelitian ini bersifat eksperimental. Sampel yang digunakan adalah daun kajajahi yang berasal dari desa Hulu Banyu Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu sungai Selatan. Penentuan kadar flavonoid total dilakukan secara spektrofotometri didasarkan pada kemampuan flavonoid membentuk kompleks dengan AlCl3 sedangkan Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid total ekstrak etanol daun kajajahi sebesar 6,14 ± 0,193 mg/g kuersetin dan aktivitas antioksidan sebesar  IC50  455,570 ppm. Sehingga dapat digolongkan sebagai antioksidan lemah.Kata kunci : Leucosyke capitellata Wedd, Antioksidan, DPPH,Flavonoid Total ABSTRACT Kajajahi Plant (Leucosyke capitellata Wedd.) a potent plant that may act as a traditional medicine such as antifever and anti-diarrhea. Kajajahi plant known contain flavonoid compounds that have properties as free-radical scavengers. The Purpose of this study was to determine the total flavonoid content and antioxidant activity of kajajahi leaves ethanol extract. The design of this research is experimental. The sample were kajajahi leaves from Hulu Banyu, Loksado, Hulu sungai Selatan.  The determination of total flavonoids done by spectrophotometry based on the ability of flavonoids to form complexes with AlCl3 while The antioxidant activity determined using the DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method. Results of this study showed the total flavonoid content of kajajahi leaves ethanol extract was 6.14  ± 0,193 mg/g of  quercetin and antioxidant of IC50 455.570 ppm. Which, may be classified as weak antioxidant. Keywords: Leucosyke capitellata Wedd, Antioxidant, DPPH, Total Flavonoids
Validasi Metode dan Analisis Penetapan Kadar Sibutramin HCl Pada Jamu Pelangsing dengan KCKT Fase Terbalik Liling Triyasmono; Rahmi Safitri; Malikhatun Ni’mah
Jurnal Pharmascience Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i1.5813

Abstract

Abstrak            Sibutramin hidroklorida (sibutramin HCl) merupakan bahan kimia obat yang sering ditambahkan pada jamu pelangsing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memvalidasi metode penetapan kadar sibutramin HCl pada jamu pelangsing di Banjarmasin dengan menggunakan RP HPLC dengan detektor UV-Vis. Kondisi analisis menggunakan kolom Eurospher (5 µm, 250mm x 4,6 mm), fase gerak campuran dari kalium dihidrogen fosfat 50 mM dengan asetonitril (pH 5,5 dengan menambahkan asam ortofosfat 10%) (30:70 v/v), kecepatan alir 1 mL/menit pada panjang gelombang 225 nm. Waktu retensi dari sibutramin HCl adalah 4,69 menit. Hasil validasi metode dari linieritas, akurasi dan presisi telah sesuai dengan persyaratan validitas. Linieritas memperoleh koefisien korelasi (r)= 0,998 pada kisaran konsentrasi analisis 100 ppm sampai 300 ppm. Akurasi memperoleh  nilai 99,02% hingga 103,73%, dan presisi 3,34% hingga 6,84%. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi (LOQ) masing-masing 16 ppm dan 53 ppm. Hasil menunjukan bahwa metode validasi ini akurat dan baik diaplikasikan untuk penetapan kadar sibutramin HCl pada jamu pelangsing. Metode penetapan kadar menunjukkan bahwa jamu pelangsing merek A dan merek B mengandung sibutramin HCl dengan kadar masing-masing 15,39 mg/kapsul dan 12,83 mg/kapsul. Kata Kunci: KCKT, Fase Terbalik, validasi metode, sibutramin HCl AbstractSibutramine hydrochloride (sibutramine HCl) is usually found in slimming traditional medicine as adulterant. The aims of this study were identification and validation method of quantitative determination of sibutramine HCl in slimming traditional medicine in Banjarmasin by reverse phase HPLC (High performance liquid chromatography) with UV-Vis detector. Condition analysis were used a Eurospher column (5 µm, 250 mm x 4,6 mm), mobile phase mixed buffer potassium dihydrogen phosphate 50 mM with acetonitrile (pH 5,5 adjusted with 10% Orthophosphoric acid) (30:70v/v), flow rate 1 mL/minute in 225 nm wave length. The retention time of sibutramine HCl was 4,69 minutes.Validation method result on linierity, accuracy, precision, limit of detection and quantification were effectively performed. The linierity was obtained with a correlation coefficient of 0.998 for analitycal range from  100 ppm to 300 ppm. Accuracy was 99.02% to 103.73%, and precision 3.34% to 6.84%. Limit of detection (LOD) and limit of quantification (LOQ) were found to be 16 ppm and 53 ppm. The results indicated that this validation method were accurate and successfully applied for quantitative determination of sibutramine HCl in slimming traditional medicine. Quantitative determination method showed the slimming traditional medicine brand A and brand B contain sibutramine HCl of 15.39 mg/capsule and 12.83 mg/capsule respectively.  Keywords: RP HPLC, method validation, sibutramine hydrochloride
Skrining Fitokimia dan Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Asal Daerah Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan Sutomo Sutomo; Arnida Arnida; Muhammad Ikhwan Rizki; Liling Triyasmono; Agung Nugroho; Evi Mintowati; Salamiah Salamiah
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i1.5836

Abstract

ABSTRAK  Kalimantan selatan merupakan salah satu kawasan tropis dengan sumber keanekaragaman hayati yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan ekstraksi dan skrining fitokimia terhadap beberapa tumbuhan yang secara etnis digunakan sebagai pengobatan. Metode ini sangat penting untuk mendapatkan gambaran terhadap golongan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan obat. Tumbuhan yang diteliti  adalah rimpang patiti, kulit batang ambaratan, batang carikang habang, daun puspa, kulit batang balik anngin, daun bilaran tapah, dan daun karamunting. Hasil ekstraksi menggunakan etanol 70% rendemen terbanyak adalah daun puspa (30,76%) diikuti secara berturut-turut kulit batang balik angin (27,05%), daun bilaran tapah (23,53%), daun karamunting (10,88%), rimpang patiti (8,48%), batang carikang habang (3,56%), dan kulit batang ambaratan (2,04%). Skrining fitokimia menunjukkan bahwa rimpang patiti mengandung senyawa golongan flavonoid, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid. Kulit batang ambaratan mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan antrakinon. Batang carikang habang mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, steroid, dan antrakuion. Daun puspa mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, dan terpenoid. Kulit batang balik anngin mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, terpenoid, dan antrakuinon. Daun bilaran tapah mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonois, fenol, tanin, saponin, terpenoid, dan antrakuinon. Daun karamunting mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonois, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH melalui kromatpgrafi lapis tipis menunjukkan bahwa ketujuh tumbuhan yang diuji mengandung senyawa yang bersifat antioksidan.  Kata kunci : eksplorasi, ekstraksi, skrining fitokimia, antioksidan.    ABSTRACT Kalimantan Selatan is a province in the southern of Borneo island. As one of the tropical areas, this province  has a high biological diversity. The recent study aims to identify the secondary metabollites through screening test and evaluate the antioxidative capacities of several medicinal plants growing in Tapin regency. Seven plants used in this study were: the rhizome of Patiti (RP), the bark of Ambaratan (BA), the stem of Carikang Habang (SC), leaves of Puspa (LP), the bark of Balik Angin (BB), leaves of Bilaran Tapah (LB), and leaves of Karamunting (LK). Arranged from the highest to the lowest, the yield of 70% ethanol extracts were 30.76% (LP), 27.05% (BB), 23.53% (LB), 10.88% (LK), 8.48% (RP), 3.56% (BC), and 2.04% (BA). The phytochemical screening test shown that flavonoid, phenolic, tanin, saponin,  and terpenoid were detected in RP. In BA, alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, and antraquinon were identified. SC possessed alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, saponin, steroid, and antraquinon. LP had alkaloid, flavonoid, phenolic, saponin, and terpenoid. BB contained alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, terpenoid, and antraquinon. LB shown the presence of  alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, saponin, terpenoid, and antraquinon. Meanwhile, LK indicated the presence of alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, saponin, and terpenoid. Antioxidant analyis of the seven extracts using DPPH showed that all the tested plants possessed the active compounds with antioxidative effects. Keywords: exploration, extraction, phytochemical screening, antioxidant.
Daya Reduksi Ekstrak Etanol Biji Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, dan Aquilaria beccariana Terhadap Ion Ferri (Fe3+) dengan Metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) Liling Triyasmono; Beny Rahmanto; Wawan Halwany; Fajar Lestari; Muhammad Ikhwan Rizki; Khoerul Anwar
Jurnal Pharmascience Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i1.5764

Abstract

ABSTRAK Daya reduksi merupakan salah satu indikator potensi aktivitas suatu senyawa sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya reduksi ekstrak etanol biji Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, dan Aquilaria beccariana terhadap Ion Ferri (Fe3+). Serbuk kering biji A. microcarpa, A. malaccensis, dan A. beccariana dimaserasi menggunakan etanol 70%. Daya reduksi ditentukan dengan metode FRAP (ferric reducing antioxidant power) yang didasarkan atas kemampuan senyawa dalam mereduksi senyawa besi(III)-tripiridil-triazin menjadi besi(II)-tripiridil triazin pada pH 3,6. Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 598 nm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol biji A. microcarpa, A. malaccensis, dan A. beccariana mempunyai daya reduksi berturut-turut sebesar 6,39±1,58; 119,95±28,04; dan 62,12±6,57 µM ekivalen troloks/g ekstrak. Kata kunci: biji, Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, Aquilaria beccariana, FRAP ABSTRACT Reducing power is one indicator of potential antioxidant activity of a compound. This study aims to determine the reduction power of the ethanol extract of the seeds of Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, and Aquilaria beccariana against Ferric ion (Fe3+). Dry powder of A. microcarpa, A. malaccensis, and A. beccariana seeds was macerated using 70% ethanol. Reducing power determined using FRAP (ferric reducing antioxidant power) that is based on the ability of the compounds in reducing iron compounds (III) -tripiridil-triazine to iron (II) -tripiridil triazine at pH 3.6. The absorbance was measured using a UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 598 nm. The results showed ethanol extract of seeds of A. microcarpa, A. malaccensis, and A. beccariana have reducing power of 6.39 ± 1.58; 119.95 ± 28.04; and 62.12 ± 6.57 µM troloks equivalents / g extract respectively. Key words: seeds, Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, Aquilaria beccariana, FRAP
Rendemen dan Flavonoid Total Ekstrak Etanol Kulit Batang Bangkal (Nauclea subdita) dengan Metode Maserasi Ultrasonikasi Destria Indah Sari; Liling Triyasmono
Jurnal Pharmascience Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i1.5755

Abstract

ABSTRAK Penggunaan jenis dan konsentrasi pelarut ekstraksi merupakan beberapa hal yang dapat mempengaruhi jumlah rendemen dan kandungan metabolit sekunder suatu ekstrak. Bangkal (Nauclea subdita) merupakan salah satu tumbuhan di Kalimantan Selatan, dan bagian kulit batangnya sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengatasi pengaruh buruk sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rendemen dan kandungan flavonoid total dalam ekstrak etanol kulit batang bangkal dengan metode maserasi ultrasonikasi. Konsentrasi pelarut etanol divariasikan menjadi 30%, 50%, 70%, dan 96%. Hasil rendemen yang diperoleh untuk masing-masing konsentrasi tersebut yaitu 2,60%; 1,88%; 1;88%; 1,92%. Sedangkan total flavonoid yang diperoleh dari dua replikasi sebesar 12,329 ± 0,251 EK, 8,865 ± 0,058 EK, 18,012 ± 0,461 EK, dan 44,728 ± 2,525 EK. Kata kunci : bangkal (Nauclea subdita), rendemen, flavonoid total, maserasi ultrasonikasi ABSTRACT Solvent type and concentration were some factors that could effect extract yield and secondary metabolites content. Bangkal (Nauclea subdita) were one of the plant on South Kalimantan, and its bark were used to treat sunrays negative effect. This research was aimed to determined extract yield and total flavonoid content using ultrasonicated maceration methode. Ethanol concentration were varied to 30%, 50%, 70%, and 96%. Yield obtained from those concentrations were 2.06% , 1.88%, 1.88%, and 1.92%, respectively. While total flavonoid content obtained from conducted in duplication were 12.329 ± 0.251 QE, 8.865 ± 0.058 QE, 18.012 ± 0.461 QE, and 44.728 ± 2.525 QE, respectively. Keywords: Nauclea subdita, extract yield, total flavonoid, ultrasonicated maceration.