Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Albacore : Jurnal Penelitian Perikanan Laut

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN UKURAN LOBSTER DENGAN JARING INSANG DI PERAIRAN KABUPATEN ACEH JAYA Irfannur -; Ronny Irawan Wahju; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.318 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.211-223

Abstract

Kabupaten Aceh Jaya memiliki potensi perikanan lobster yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi komoditi unggulan perikanan. Terdapat 6 spesies lobster yang bernilai ekonomis tinggi di perairan Aceh Jayayaitu Panulirus homarus, P. longipes, P. ornatus, P. penicillatus, P. polyphagus dan P. versicolor.Tujuan penelitian adalahmenganalisis komposisi jenis dan distribusi ukuran hasil tangkapan lobster di perairan Aceh Jaya, mengetahui hubungan panjang dan berat lobster dikaitkan dengan panjang karapas pertama kali matang gonad (CLM) dan aturan yang ada, dan mengestimasi produktivitas penangkapan lobster dengan jaring insang (gillnet) di perairan Aceh Jaya. Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapang di lokasi pendaratandan tempat pengumpulan lobster padabulan Januari-Febuari tahun 2016 di Kabupaten Aceh Jaya. Komposisi hasil tangkapan gillnet lobster didominasi oleh P. penicillatussebanyak 31.41%, diikuti oleh P. homarus sebanyak 27.92%, P. longipes sebanyak 22.17%,P. versicolor sebanyak 11.97% dan P. ornatus sebanyak 4.68%. Pola hubungan panjang dan berat ke lima jenis lobster yang tertangkap bersifat allometrik negatif. Hasil tangkapan lobster yang layak tangkap berkisar antara 56.66 – 100%, jika dibandingkan dengan PERMEN-KP No 56 tahun 2016 dengan ukuran legal tangkap diatas 8 cm sebesar60.00 – 90,00%. Produktivitas penangkapan lobster menggunakan gillnet terjadi pada bulan April sebesar 2.440 kg/trip dan terendah pada bulan Januari sebesar 1.330 kg/trip.Kata kunci: jaring insang, lobster, panulirus, produktivitas penangkapan.
PENGGUNAAN LAMPU LIGHT EMITTING DIODE (LED) BIRU TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG DI KABUPATEN ACEH JAYA Khairul -; Wazir Mawardi; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.447 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.235-243

Abstract

Nelayan bagan apung di Aceh menggunakan lampu neon berwarna putih sebagai alat bantupenangkapan ikan. Saat ini berkembang lampu Light Emitting Diode (LED) biru sebagai alternatifsumber cahaya pada perikanan bagan yang hemat energi, namun belum diketahui efektivitasnya.Penelitian ini membandingkan hasil tangkapan antara lampu neon warna putih dan LED biru. Tujuandari penelitian ini adalah untuk menentukan komposisi hasil tangkapan lampu neon dan LED biru.Pengambilan data dilakukan dengan uji coba penangkapan ikan dengan mengoperasikan 2 unit bagansecara bersamaan di lokasi yang berdekatan selama 10 hari operasi pada bulan September-Oktober 2016di Gampoeng Lhoek Kruet, Kabupaten Aceh Jaya. Bagan pertama dengan menggunakan lampu neonsebagai kontrol dan bagan kedua dengan lampu LED biru. Komposisi hasil tangkapan bagan denganLED biru terdiri dari 6 spesies ikan yaitu teri (Stolephorus insularis ) sebesar 47%, rebon (Mysis relicta)20%, layur (Trichiurus savala) 7%, cumi-cumi (Mastigoteuthis Flammea) 3%, gerot-gerot (Pamadasysmaculatus) 7% dan talang-talang (Scomberoides commersonnianus) 16%. Penggunaan lampu LEDsecara signifikan meningkatkan total tangkapan sebesar 31,15% dibandingkan dengan lampu neon.Lampu LED biru ini cocok untuk menangkap ikan layur dan cumi-cumi.Kata kunci: bagan apung, lampu biru, lampu neon, light emitting diode (LED).
PENGGUNAAN LIGHT EMITTING DIODE (LED) CELUP BAWAH AIR DENGAN WARNA BERBEDA: PENGARUHNYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU Hamidi Hamidi; Mulyono Sumitro Baskoro; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 3 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.857 KB) | DOI: 10.29244/core.1.3.285-296

Abstract

Bagan perahu merupakan salah satu alat penangkap ikan yang dioperasikan pada malam hari. Alat tangkap ini menggunakan lampu sebagai attraktor untuk menarik ikan masuk kedalam area penangkapan. Lampu flourescent (neon) yang digunakan oleh nelayan bagan perahu di Perairan Aceh Barat Daya. Penelitian ini menggunakan lampu light emitting diode (LED) bawah air untuk meningkatkan hasil tangkapan. Namun efektivitas penggunaan lampu LED bawah air belum diketahui secara jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh penggunaan lampu LED bawah air dengan warna yang berbeda terhadap hasil tangkapan bagan perahu. Ujicoba penangkapan ikan dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2016 selama 12 hari dengan mengoperasikan bagan perahu menggunakan lampu LED (biru, merah dan kuning) dan lampu neon sebagai kontrol. Analisis data dilakukan dengan membandingkan total ikan hasil tangkapan antara lampu LED dan lampu neon. Berdasarkan hasil penelitian, total hasil tangkapan ikan dengan lampu LED biru dan merah adalah 38.38% dan 7.58%, lebih besar dibandingkan bagan kontrol sebesar 23.61% dan 14.34%. Sedangkan, total hasil tangkapan ikan LED kuning sebesar 4.04%, lebih rendah dibandingkan bagan kontrol sebesar 12.05%. Lampu LED biru menangkap tiga jenis ikan yaitu teri 37.92%, kembung 49.17%, dan tamban 44.5%, berbeda secara nyata dibandingkan hasil tangkapan bagan kontrol (P < 0.05).Kata kunci: bagan perahu, hasil tangkapan, neon, LED.
SELEKTIVITAS BUBU BUTON DI PERAIRAN DESA WAKAL, KABUPATEN MALUKU TENGAH Kedswin Gerson Hehanussa; Sulaeman Martasuganda; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 3 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.676 KB) | DOI: 10.29244/core.1.3.309-320

Abstract

Nelayan di Perairan Desa Wakal menggunakan alat tangkap bubu untuk menangkap ikan karang. Bubu terbuat dari anyaman bambu dengan celah-celah berukuran kecil berbentuk hexagonal. Konstruksi ukuran mata bubu masih belum efektif untuk meloloskan ikan-ikan yang belum layak tangkap sehingga sangat mempengaruhi kelangsungan sumberdaya ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat selektivitas alat tangkap bubu dengan melihat komposisi hasil tangkapan. Pengumpulan data dilakukan dengan uji coba penangkapan menggunakan 4 unit bubu buton yang dipasangcover net sebanyak 20 kali ulangan. Penelitian dilakukan pada bulan September-Desember 2016 di Desa Wakal, Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah total hasil tangkapan bubu sebanyak 353 ekor yang terdiri dari 63 spesies dan 22 famili. Komposisi ikan dominan adalah pada famili Achanthuridae, Scaridae, Holocentridae, Serranidae dan Lethrinidae. Presentasi ikan yang layak tangkap sebesar 76.34% dan tidak layak tangkap sebesar 23.66%. Kurva selektivitasberdasarkan fungsi logistik menunjukkan bahwa peluang tertangkap ikan pada ukuran tinggi tubuh 9.5-19.5 cm, sedangkan ukuran ikan yang mampu meloloskan diri mempunyai tinggi tubuh sebesar 3.5-7.5 cm. Bubu yang digunakan nelayan tidak selektif terhadap jenis dan ukuran.Kata kunci: bubu, desa wakal, ikan karang, selektivitas.
KOMODITAS DAN ALAT PENANGKAPAN IKAN UNGGULAN BERBASIS DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KUALA STABAS KABUPATEN PESISIR BARAT, LAMPUNG Kusnul Hidayat; Budhi Hascaryo Iskandar; Mochammad Riyanto; Dwi Putra Yuwandana
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 3 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.3.265-275

Abstract

Sektor kelautan dan perikanan di Indonesia khususnya Provinsi Lampung memiliki potensi perikanan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 387.000 ton/tahun. Akan tetapi, tingkat pemanfaatan perikanan tangkap di Provinsi Lampung berdasarkan Laporan Statistik Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung pada tahun 2014 baru mencapai 157.969 ton/tahun. Angka pemanfaatan tersebut baru mencapai 41,57 % dari total potensi perikanan tangkap provinsi Lampung. Salah satu faktor penting dalam mengembangkan sektor perikanan tangkap adalah dengan mengetahui komoditas dan alat penangkapan ikan (API) unggulan pada daerah tertentu. Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Kuala Stabas (PP Kuala Stabas), Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komoditas perikanan unggulan dan jenis alat tangkap yang tepat untuk pemanfaatan perikanan di PP Kuala Stabas. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah dengan wawancara dan responden utama dipilih dengan metode snow-ball sampling. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode Comparative Performance Index (CPI) untuk menentukan komoditas perikanan unggulan dan metode analisis skoring untuk menentukan API unggulan. Berdasarkan analisis CPI, komoditas perikanan unggulan di PP Kuala Stabas ialah ikan setuhuk (blue marlin) dengan massa rata-rata ikan sebesar 102,1 kg. Kemudian, hasil kajian terhadap seleksi jenis alat tangkap unggulan dengan metode skoring diperoleh bahwa alat rawai berada pada prioritas utama berdasarkan kajian aspek biologi, jaring gelung berdasarkan kajian aspek teknis, sosial, dan ekonomi, serta jaring rampus berdasarkan kajian aspek ekosistem perairan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jaring gelung merupakan alat tangkap terbaik yang dapat digunakan dalam pemanfaatan perikananan di PP Kuala Stabas. Kata kunci: alat tangkap ikan, CPI, ikan setuhuk, komoditas perikanan, PP Kuala Stabas, tuna
PRODUKTIVITAS ALAT TANGKAP DAN PENDAPATAN NELAYAN PADA PERIKANAN SIDAT DI MUARA SUNGAI CIMANDIRI PALABUHANRATU Rafdi Zhafir Akbar; Ronny Irawan Wahju; Mochammad Riyanto
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 2 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.2.221-233

Abstract

Saat ini kegiatan budidaya sidat masih mengandalkan benih sidat (glass eel) dari alam dan muara Sungai Cimandiri menjadi salah satu lokasi penangkapan glass eel. Tujuan penelitian ini adalah menghitung produktivitas alat tangkap glass eel, mengidentifikasi hasil tangkapan dan menghitung pendapatan pengumpul glass eel di muara Sungai Cimandiri. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan observasi langsung di lapangan menggunakan simple random sampling dan accidental sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis hasil tangkapan utama, analisis hasil tangkapan sampingan, dan analisis keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan nilai CPUE muara Sungai Cimandiri tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 37,1 gr/jam, terendah terjadi pada bulan September sebesar 1,6 gr/jam, sedangkan bulan Februari, Maret, Oktober, dan Desember tidak ada aktivitas penangkapan. Hasil tangkapan sampingan sebesar 20% dari hasil tangkapan total sebanyak 2995,6 gr yang terdiri dari, gere-gere (Microphis sp) 3%, udang merah (Metapenaeopsis sp) dan udang beras (Penaeus sp) 1%, boboso (Bunaka gyrinoides) 6%, kanayapan (Butis sp) 3%, kepiting batu (Clistocoeloma sp) 1%, tempang podol (Ambassis sp) 5%, dan belanak (Moolgarda seheli) 1%. Penerimaan usaha pengumpul sidat tahun 2019 sebesar Rp178.536.000 per tahun dan biaya usaha sebesar Rp157.524.400 per tahun, sehingga keuntungan yang didapat sebesar Rp21.011.600 per tahun. Kata kunci: benih sidat, produktivitas, sidat, Sungai Cimandiri