R Siti Rukayah
Architecture And Urban Planning PhD Program, Architecture Department, Faculty Of Enginering, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Published : 67 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

MORFOLOGI ALUN-ALUN LASEM Rohman Eko Santoso; Suzanna Ratih Sari; R. Siti Rukayah
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v4i3.585

Abstract

Lasem is a sub-district on the east side of Rembang regency which is directly adjacent to the province of East Java. Lasem Square has existed since the kingdom era in 1513 and is constantly undergoing changes followed by a reduction in the area, function and activities therein. Along with the shrinking area and even the disappearance of the square that occurred from time to time, it is necessary to research the typology and morphology of the square to be used as a basis for revitalizing the Lasem square. This study aims to analyze the morphology of the Alun-alun Lasem, using historical reference data, books, field surveys, interviews, mapping and digitizing. In this study using descriptive qualitative analysis methods, as ingredients to add analysis based on field findings. Based on the results of this study it was found that the Typology and Morphology of the Lasem Square was influenced by government and ruling policy factors in its era. This is indicated by the changes in the square in terms of the extent, functions and activities that exist within and in the supporting area and its surroundings.
KARAKTER VISUAL GANG GAMBIRAN KAWASAN PECINAN, SEMARANG Kristiani Budi Lestari; Suzanna Ratih Sari; R. Siti Rukayah
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i1.594

Abstract

Abstract : Chinese culture played a major role in forming the identity of the semarang city, which is seen by the Chinatown as both economic and Tionghoa cultural center in Semarang. As a result of growing economic activity, the building with Chinese architectural in Chinatown had physical changes that adjusted the needs of the region’s residents. This resulted a change in the visual quality of the Semarang Chinatown as a historic settlement in Semarang. However, observations have shown that there are still quite a few historical houses, especially in Gang Baru, Gang Gambiran, Gang Besen. The study aims to learn how houses in the Gang Gambiran as one of the corridors that still maintain traditional characteristics on the facade may affect the characteristics of space in the Semarang Chinatown. The study employed qualitative methods with the facade of buildings in Gang Gambiran as a component that affected the visual character of the region. That indicator became the guide in data collection and analysis. As a result, the visual character of the Chinatown in the Gang Gambiran as one of the corridors in Semarang Chinatown settlement was strongly influenced by a dwelling that still retained the architectural significance of China.Abstrak: Kebudayaan Tionghoa berperan besar dalam membentuk identitas kota Semarang, hal tersebut terlihat dengan adanya Kawasan Pecinan (Chinatown) sebagai kawasan sentra ekonomi yang padat dan juga pusat kebudayaan warga Tionghoa di Semarang. Akibat kegiatan ekonomi yang semakin bertumbuh, bangunan dengan ciri arsitektur Tionghoa di Pecinan mengalami perubahan fisik bangunan yang menyesuaikan dengan kebutuhan penghuni kawasan. Hal tersebut mengakibatkan perubahan kualitas karakter visual kawasan Pecinan Semarang sebagai permukiman bersejarah di Semarang. Namun, dari pengamatan yang dilakukan ditemukan masih cukup banyak bangunan, khususnya tipe hunian di dalam beberapa koridor yang masih mempertahankan bentuk fasad sesuai ciri khas arsitektur Tionghoa. Bangunan-bangunan tersebut khususnya berada di koridor Gang Baru, Gang Gambiran, Gang Besen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hunian di Gang Gambiran sebagai salah satu koridor yang masih terdapat ciri khas tradisional pada fasad bangunan dapat mempengaruhi karakteristik ruang di Kawasan Pecinan Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan fasad bangunan di Gang Gambiran sebagai komponen yang mempengaruhi karakter visual kawasan.  Indikator tersebut menjadi patokan di dalam pengumpulan data dan analisa. Hasil dari penelitian ini adalah karakter visual Kawasan Pecinan di Gang Gambiran sebagai salah satu koridor di Kawasan Pecinan Semarang cukup kuat dipengaruhi oleh hunian yang masih mempertahankan ciri khas arsitektur China.
INVENTARISASI ARSITEKTUR BANGUNAN CAGAR BUDAYA KANTOR POS SEMARANG (Memikirkan Kembali Peluang Fungsi Kantor Pos di Era Digital) R. Siti Rukayah; Sudarmawan Juwono
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 3 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i3.836

Abstract

Abstract: During the Dutch colonial period, Daendeles (1808) built a 1000km postal highway from Anyer - Panarukan. Now the road is known as the pantura (north coast route). The main function is to facilitate communication between regions controlled by Daendeles. One of the buildings that influenced the construction of the postal highway was the first post office in Batavia (1746) and the second post office in Semarang (1750). In the city of Semarang, along with the development of the city to the south and the existence of road infrastructure towards the kingdom of Mataram (Surakarta and Jogjakarta), several branch post offices were built in the Bangkong area and the Post Office Jalan Dr. Wahidin. The building is the center of postal services and operations in the city of Semarang and its surroundings. However, along with the development of the postal industry process, it has pushed service rooms to be more efficient, resulting in a reduction in the need for workspaces which results in a lot of space that can be used for other functions. This opportunity to revitalize the old post office building can be integrated with the potential of the Old Town area which has been developed as a mainstay tourism destination for the city of Semarang. Taking into account this potential, the purpose of this paper is to map and inventory the architectural potential of the Semarang post office which is very urgent to do. The method used is to conduct observations and interviews in a structured manner. The focus of the study is on the potential of architecture, including architectural space and character, as well as the potential of the existing environment or area. The result of the building inventory to preserve that not only focuses on the physical building but also how the activities in it are still attached to the function of the building.Abstrak: Pada masa colonial Belanda, Daendeles (1808) membangun jalan raya pos sepanjang 1000km dari Anyer - Panarukan dan kini dikenal dengan jalur pantura. Fungsi utama adalah memperlancar komunikasi antar daerah yang di kuasai Daendeles. Salah satu bangunan yang berpengaruh terhadap dibangunnya jalan raya pos adalah Kantor pos pertama di Batavia (1746) dan Kantor pos kedua di Semarang (1750). Di Kota Semarang seiring dengan perkembangan kota ke arah Selatan dan telah adanya infrastruktur jalur jalan kearah kerajaan Mataram (Surakarta dan Jogjakarta) maka dibangunlah kantor pos cabang di kawasan Bangkong dan Kantor pos jalan Dr. Wahidin. Bangunan tersebut menjadi salah satu tulang punggung pelayanan dan operasional pos di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya. Namun seiring dengan perkembangan proses industri pos telah mendorong ruang pelayanan semakin efisien sehingga terjadi pengurangan kebutuhan ruang kerja yang mengakibatkan banyak ruang yang bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain. Peluang ini dapat diintegrasikan dengan potensi kawasan Kota Tua telah dikembangkan sebagai ruang publik dan destinasi pariwisata andalan Kota Semarang. Dengan memperhatikan adanya potensi tersebut tujuan paper ini adalah melakukan mapping dan inventarisasi potensi arsitektur kantor pos Semarang yang sangat mendesak untuk dilakukan. Metode yang dilakukan adalah melakukan survey lapangan dan wawancara secara terstruktur. Adapun fokus kajian adalah pada potensi arsitektur mencakup ruang dan karakter arsitektur, serta potensi lingkungan atau kawasan yang ada. Hasil dari inventarisir bangunan adalah upaya untuk melestarikan yang tidak hanya berfokus pada fisik bangunan saja tetapi juga bagaimana aktivitas di dalamnya masih tetap melekat dengan fungsi bangunannya. 
FAKTOR – FAKTOR PENGARUH PREFERENSI PENGGUNA PASAR PETEROGAN SEMARANG PASCA REVITALISASI Mira Fitriana; Suzanna Ratih Sari; Siti Rukayah
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.995 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v4i1.328

Abstract

Abstract: Declining visitor interest in traditional markets is one of the problems currently faced by traditional markets. The form of government effort to maintain the existence of traditional markets is by conducting a revitalization program. Semarang Peterongan Market is one of the Semarang City public facilities located on Jl. MT. Haryono No.936, Peterongan, Kec. South Semarang. Before burned, the conditions were very poor namely slums, dirty, irregular arrangement of shanties and unavailability of parking lots. This study aimed to identify the factors that caused traders not to occupy the 2nd and 3rd floors of the Peterongan Market , identifying buyer preferences to the efforts of the revitalization program that have been carried out at the Peterongan Market and to evaluate the physical, non-physical components and infrastructure that exist in the Peterongan Market. The study used a descriptive qualitative approach. Data collection is done by means of observation and interviews with market agencies, visitors and traders. The results showed that there were factors that caused traders not to occupy the 2nd and 3rd floors, buyers were reluctant to go up to the 2nd and 3rd floors, there was worst accessibility for traders or buyers, there were obstacles in the circulation of merchandise, design and size of kiosks and booths. accommodate the needs of traders. Buyers and traders' preferences are access and circulation that can accommodate their needs in the market, design kiosks and booths that are suitable for their trade. Based on the analysis results of the Semarang Peterongan Market building evaluation analyzed with regulations that apply to the physical component, it is generally appropriate.Keyword: zoning, circulation, user preferences,revitalizationAbstrak: Menurunya minat pengunjung terhadap pasar tradisional menjadi salah satu masalah yang sedang dihadapi pasar tradisional sekarang ini. Bentuk usaha pemerintah untuk menjaga eksistensi pasar tradisional yaitu dengan melakukan program revitalisasi. Pasar Peterongan Semarang merupakan salah satu fasilitas publik Kota Semarang yang berlokasi di Jl. MT. Haryono No.936, Peterongan, Kec. Semarang Selatan. Sebelum mengalami kebakaran,kondisi pasar sangat memprihatinkan yaitu kumuh,kotror,penataan lapak yang tidak teratur serta tidak tersedianya lahan parkir.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pengaruh preferensi pengguna tentang apa saja penyebab pedagang tidak menempati lantai 2 dan lantai 3 Pasar Peterongan Semarang,mengidentifikasi preferensi pembeli terhadap upaya program revitalisasi yang sudah dilakukan di Pasar Peterongan serta mengevaluasi komponen fisik,non fisik serta prasarana yang ada pada Pasar Peterongan. Penelitian menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif . Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan dinas pasar,pengunjung serta pedagang. Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor-faktor penyebab pedagang tidak menempati lantai 2 dan lantai 3 adalah pembeli enggan naik ke lantai 2 dan 3,tidak adanya aksesbilitas yang baik untuk pedagang maupun pembeli,terdapat kendala dalam sirkulasi barang dagangan,desain serta ukuran kios dan los tidak mengakomodasi kebutuhan pedagang. Preferensi pembeli dan pedagang cenderung dengan adanya akses serta sirkulasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka didalam pasar,desain kios serta los yang sesuai dengan jenis dagangan mereka. Berdasarkan hasil analisis  evaluasi bangunan Pasar Peterongan Semarang dianalisis dengan peraturan yang berlaku pada komponen fisik,umumnya sesuai.Kata Kunci: zoning,sirkulasi,preferensi pengguna,revitalisasi
POLA PERMUKIMAN MASYARAKAT ABOGE, DESA CIKAKAK, KEC. WANGON, KAB. BANYUMAS Huda Muhammad Basalamah; R. Siti Rukayah; Suzanna Ratih Sari
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 2 (2020): Jurnal arsitektur ARCADE Juli 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.692 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v4i2.425

Abstract

Abstract: In Indonesia, there are still many traditional settlements, where the people who live in it still follow in the footsteps of their ancestors. One of them is a settlement in Cikakak Village, They still respects and preserves the culture of their ancestors before them. The purpose of this study was to determine the pattern of settlements formed in the Village of Cikakak. This is because the people there have quite unique characteristics, firstly because the use of the aboge calendar, the people in this village are the Aboge Kejawen community. The research method used in this study is a qualitative research method with involved observation. It is obvious that each individual group certainly has a variety of different ways of reaching a social agreement, this is what then gives the difference between a settlement with other settlements. There are unique things that emerge from each individual group, including orientation, shape, spatial patterns and religious concepts and traditions that form the basis of the formation of a settlement. The settlement patterns found in Cikakak Village are a combination of cluster settlement patterns and linear settlement patterns formed by kinship relations and components of traditional space types at various scales, and orientation based on the presence of the Kiai H. Mustolih Tomb and Saka Tunggal Mosque, and the spatial hierarchy that is placing space as a pattern forming settlements in the Village Cikakak.Keyword: settlements, pattern area, kejawen, aboge, beliefAbstrak: Di Indonesia, masih banyak terdapat permukiman tradisional, dimana masyarakat yang tinggal di dalamnya masih mengikuti jejak peninggalan dari nenek moyang mereka. Salah satu diantaranya merupakan permukiman di Desa Cikakak, Kec. Wangon mereka masih menghargai dan melestarikan budaya dari leluhur sebelum mereka. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pola permukiman yang terbentuk di Desa Cikakak. Hal ini dikarenakan masyarakat disana memiliki karakteristik yang cukup unik yakni penggunaan kalender aboge, karena masyarakat di desa ini merupakan kelompok masyarakat kejawen aboge. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif dengan observasi terlibat. Setiap kelompok individu tentunya memiliki berbagai cara yang berbeda dalam mencapai sebuah kesepakatan sosial, hal inilah yang kemudian memberikan berbedaan antara suatu permukiman dengan permukiman lainnya. Ada hal unik yang muncul dari setiap kelompok individu, antara lain orientasi, bentuk, pola ruang serta konsep kepercayaan maupun tradisi yang melatarbelakangi terbentuknya suatu permukiman. Pola permukiman yang terdapat di Desa Cikakak merupakan bentuk gabungan dari pola permukiman kluster dan pola permukiman linear yang terbentuk akibat hubungan kekerabatan dan komponen jenis ruang tradisi dalam berbagai skala, dan orientasi berdasarkan keberadaan Makam Kiai H. Mustolih dan Masjid Saka Tunggal, serta hirarki ruang yang menempatkan ruang sebagai pola pembentuk permukiman di Desa Cikakak.Kata Kunci: permukiman, pola ruang, kejawen, aboge, kepercayaan
FENOMENA PERUMAHAN SYARIAH DI KOTA SEMARANG Mohammad Sahid Indraswara; Gagoek Hardiman; Raden Siti Rukayah; Fahmi Syarif Hidayat
MODUL Vol 22, No 1 (2022): MODUL vol 22 nomor 1 tahun 2022 (7 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.22.1.2022.13-20

Abstract

Besarnya jumlah umat Islam khususnya di Semarang serta kecenderungan masyarakat urban (kota) untuk mendapatkan lingkungan dan fasilitas yang kondusif untuk beribadah, pendidikan yang islami merupakan potensi dan peluang bagi pengembang perumhan syariah. Perumahan syariah adalah perumahan yang menerapkan nilai-nilai Islam yaitu habluminallah, hablumminannas dan hablumminal alamien sesuai al quran dan Hadits. Penelitian ini bertujuan mencari penerapan nilai-nilai islam  pada fasilitas perumahan syariah dan menetapkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan developer dalam membangun fasilitas pada  perumahan syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, pengumpulan data dilakukan dengan survey lapangan , sumber sekunder dari internet serta wawancara terstruktur (interview guide). Data yang didapatkan disusun dan dianalisis dengan mencari kesesuaian parameter nilai-nilai islami. Dari analisa didapatkan hasil penelitian bahwa nilai habluminallah diterapkan berupa tempat ibadah di bangun oleh 4 pengembang. Nilai habluminannas berupa   pesantren dibangun oleh 1 pengembang dan ruang terbuka yang direncanakan sebanyak 3 pengembang. Nilai Hablumminal alamien berupa adaptasi dengan alam lingkungan dilakukan oleh semua pengembang perumahan syariah.  Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pembangunan dibedakan menjadi dua yaitu faktor pendorong terdiri dari niat, menyesuaikan faslitas dengan konsep, dan keberlanjutan pengembangan perumahan. Faktor penghambat, terdiri dari keterbatasan lahan dan jumlah unit rumah, konversi dari perumahan konvesional, kerjasama dengan pemilik lahan, dan pemahaman/rujukan dari asosiasi property syariah.
MORFOLOGI DARI KAMPUNG NELAYAN MENJADI KAMPUNG BAHARI Puteri Iskandar; R. Siti Rukayah; Atik Suprapti
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i2.970

Abstract

Kampung nelayan identik dengan masyarakatnya yang bekerja sebagai nelayan. Tingkat Pendidikan, kondisi sosial dan ekonomi masyarakatnya yang rendah berpengaruh pada kualitas lingkungan dan standar kelayakan permukiman. Intervensi Pemerintah Kota Semarang dalam rangka menata dan meningkatkan kualitas lingkungan kampung nelayan Tambak Lorok dengan tahap awal menjadikan kampung nelayan Tambak Lorok sebagai kampung bahari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap morfologi yang terjadi dari kampung nelayan menjadi kampung bahari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan survey kelapangan dan serial peta yang diambil dari beberapa sumber. Selanjutnya, penyampaian data-data historis dan kondisi Kampung Tambak Lorok kini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan berkurangnya jumlah masyarakat yang bekerja sebagai nelayan morfologi yang semula adalah membentuk order pusat dengan ujung cabang-cabangnya sebagai dermaga menjadi berkurang. Morfologi yang terbentuk dari kampung nelayan menjadi kampung bahari adalah morfologi arah daratan diakibatkan perkembangan dari koridor utama yang semula kecil dan kini berubah menjadi besar.
Architecture on The Imah Panggung and Babaritan Tradition as A Space Spirit in Kampung Kranggan, Bekasi, Indonesia Abdullah Ali; Siti Rukayah; Agung Budi Sardjono; Sudarmawan Juwono
Journal of Architectural Design and Urbanism Vol 4, No 2 (2022): Vol 4 No 2, 2022
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, Universitas Diponegoro, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jadu.v4i2.13086

Abstract

AbstractThe current environmental crisis has made the theme of local wisdom related to the architecture and traditions of the archipelago a severe concern. Efforts to explore and rediscover functions, forms, meanings, and philosophies have been neglected due to the massive urban modernization. As an area directly adjacent to the capital city of Jakarta, the city of Bekasi is indeed inseparable from the problems of urbanization. This research focuses on the Imah Panggung and the Babaritan tradition (alms of the earth) in Kampung Kranggan, which persists today. Using qualitative methods, namely conducting in-depth observations and interviews with traditional elders, conducting descriptive analysis based on data and field findings. It can be concluded that the Imah Panggung and the Babaritan tradition have a solid relationship not only in terms of activity and function of space but also the philosophical meaning and heritage of knowledge and methods from ancestors, which are still very relevant today. The relationship between human beings, humans and nature, and humans and God are represented in the Imah Panggung architecture and the Babaritan ritual procession as the spirit of space in Kampung Kranggan.    
Arsitekur Multikultural pada Fasad Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Lia Rosmala Schiffer; Atiek Suprapti Budiarto; R. Siti Rukayah; Yudi Nugraha Bahar
ARSITEKTURA Vol 20, No 2 (2022): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v20i2.64108

Abstract

The Great Mosque of Sang Cipta Rasa is located in front of the Kasepuhan Palace Complex to the west of the square in front of the Kasepuhan Palace, Cirebon. The construction of this mosque was assisted by Sunan Bonang and Sunan Kalijaga. The physical work was carried out by the former Majapahit architect, Raden Sepat, assisted by 500 of his troops who were former Majapahit troops. (Budi, 2015). The religious shift from the end of the Hindu-Buddhist era to the entry of Islam affected the facade of the Great Mosque of Sang Cipta Rasa in Cirebon. Elements forming a building facade generally include the site entrance, ground floor zone, arcades, windows and building entrances, fences, roofs, and signs. and ornaments. This study uses a descriptive technique in its explanation. The research method used is a qualitative method, by observing the variable character of the facade of the Great Mosque of Sang Cipta. The purpose of this paper is to examine how the facade design of the Great Mosque of Sang Cipta on doors, windows, walls, and ornaments contains elements and components of Hindu, Javanese, Chinese and Islamic historical influences.
KARAKTERISTIK ATRIBUT TERHADAP PERILAKU PENGGUNA PADA PUSAT KULINER DI KOPLAKAN BLORA Glandisepa Chahyanita Dargayana; Suhargo Tri H.; Siti Rukayah
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v4i3.495

Abstract

Renovation will not succeed if the designer does not consider user attributes, so the results of the design will be changed according to the needs of user attributes. This happened in Koplakan Blora, which was more spacious and modern, but they complained about the lack of visitors after the renovation. This study aims to determine the characteristics of post-occupant users, interests, responses, and expectations of Koplakan users. Using descriptive qualitative research methods with instrument attributes (comfort, sociality, visibility, legibility) of the user, knowing the relationship between perceptions and user attributes, and knowing the comfortable space settings for the user. The results of the study are based on the required attributes, the user needs a large counter, the location of the sign that is easily visible to visitors, the size of a low counter barrier to be able to socialize with other traders, the shape of the building that is in accordance with the local culinary center
Co-Authors Abdullah Ali Abdurrahman Ibnu Auf, Abdurrahman Ibnu Abdurrohman Ibnu Auf, Abdurrohman Ibnu Agung Budi Sardjono Agung Nugroho Ajeng Sarinastiti, Ajeng Ali Alsharef Khlil Khalifah, Ali Alsharef Khlil Ali, Abdullah Alin Pradita Agustin Andi Asrul Sani, Andi Asrul Annica Etenia Annica Etenia Annica Etenia Arief Satya Wijaya Arief Satya Wijaya Arieska Avianda Rachmayanie Ashri Amalia Hadi, Ashri Amalia Atiek Suprapti Atiek Suprapti Budiarto atik suprapti Bagus Wahono, Bagus Bambang Setioko Bambang Supriadi Bambang Supriadi Bambang Suprijadi Bambang Supriyadi berliana narimala Budi Sudarwanto Deni Wahyu Setiawan deni wibawanto Dewanggo Haryo Paramtopo Dewi Astuti Diana Susilowati disa ceria Djoko Indrasaptono Edward E. Pandelaki, Edward E. Edward Endrianto Pandelaki Fahmi Syarif Hidayat Fahmi Syarif Hidayat fathulia fatmatina Frisca Ajengtirani Ardiniken Fristy Sulistiani Gagoek Hardiman Giovano, Fariz Addo Glandisepa Chahyanita Dargayana Harsritanto, Bangun Indrakusumo Radityo Heru Wibowo Huda Muhammad Basalamah Iin Maryati, Iin Iskandar, Iskandar Iskandar Iskandar, Iskandar Iskandar Joesron Alisyahbana, Joesron Kristiani Budi Lestari Lia Rosmala Schiffer Lia Rosmala Schiffer Loretta Ernadia Lutfiana, Nuraini luthfan alfarizi, luthfan Mira Fitriana Mohammad Sahid Indraswara Mudhofar Muffid Muhammad Abdullah Muhammad Abdullah Muhammad Abdullah Muhammad Haramain Muhammad Qadaruddin Naufal Kresna Diwangkara Nunuk Juli Sufiati nurul kusumaningrum Pancawati Dewi Permata Widianingrum Puteri Iskandar Rany, Azhar Hasna Reangga Perkasa, Reangga Rohman Eko Santoso Septana Bagus Pribadi Sigit Ashar Setyoaji, Sigit Ashar Stella Prita Anugeraheni Sudarmawan Juwono Sudarmawan Juwono Sugiono Sutomo, Sugiono Suhargo Tri H. Suzana Ratih Sari Suzanna Ratih Sari Suzzana Ratih Sari titien murtini Titien Woro Murtini Titien Woro Murtini Titien Woro Murtini Titien Woro Murtini Titien Woro Murtini, Titien titin murtini, titin Titin Woro Murtini Untung Mujiono Wijayanti . Yudi Nugraha Bahar YUUSHIINA DINI HAPSARI, YUUSHIINA DINI