Parino Rahardjo
Program Studi S1 PWK, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 36 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

STUDI TRANSFORMASI PASAR TRADISIONAL, OBJEK STUDI PASAR CIPUTAT, KOTA TANGERANG SELATAN Nelson Antonio Da Silva Pereira; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo; Suryadi Santoso
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8848

Abstract

Ciputat Market is located at Jalan Aria Putra, near Flyover Ciputat. With land area of 5,670 m2 and building area 14,516 m2, Ciputat market has 4 levels, namely Basement, floor 1, 2nd Floor, and 3rd floor that contains mosque and market management office,  built by the local government of Tangerang Regency in 1992 and managed by the local Government of the trade and Perdindustrian,  of a total of 1,137 stalls and loss of only 441 stalls and 68 loss that are still selling,  the Occupancy rate of Ciputat market is 37%, it is,  estimated that as many as 698 stalls and 167 loss  are closed,  Most traders choose to sell on the ground floor or outside the market building,  ttested from the research is to know the problems that exist in the market of ciputat and know the factors that cause the number of stalls and Loss  are empty in Ciputat market , judging by the accessibility and location around the market, Ciputat market is strategic, Ciputat Market is a  traditional market that the activities of the sellers and their buyers are carried out directly in the form of retail in the meantime or remain with a limited level of service,  authors do some analysis such as policy analysis, location analysis, site analysis, visitor analysis,  management analysis, and  best Practice Analysis with Deskritif method and SWOT method, in orderto know that ciputat market is maintained or do transformation, with the method of transforming the market of Ciputat is the right decision to improve the quality of Ciputat market. Keywords:  traditional market; traditional market management; transformation of traditional marketsAbstrakPasar Ciputat terletak di Jalan Aria Putra, dekat Flyover Ciputat. Dengan luas tanah 5.670 m2 dan luas bangunan 14.516 m2, Pasar Ciputat memiliki 4 level lantai, yaitu lantai Basement, lantai 1, lantai 2, dan lantai 3 yang berisi masjid serta kantor pengelola pasar, Dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 1992 dan dikelola oleh Pemerintah daerah Dinas perdagangan dan Perdindustrian, Dari total 1.137 Kios dan loss hanya 441 kios dan 68 loss yang masih berjualan, Occupancy rate Pasar Ciputat ini adalah 37% saja, Diperkirakan sebanyak 698 kios dan 167 loss yang tutup, Kebanyakan pedagangg memilih untuk berjualan di lantai dasar atau di luar gedung pasar, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan yang ada di  Pasar Ciputat dan mengetahui faktor yang menyebabkan  banyaknya kios dan loss yang kosong di Pasar Ciputat, dilihat dari aksesisibilitas  dan lokasi sekitar pasar, Pasar Ciputat cukup strategis, Pasar Ciputat adalah  Pasar tradisonal yang kegiatan para penjual dan pembelinya dilakukan secara langsung dalam bentuk eceran dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas,  Penulis melakukan beberapa analisis seperti analisis kebijakan, analisis lokasi, analisis tapak, analisis pengunjung, analisis Pengelolaan, dan analisis best practice dengan metode deskritif dan metode SWOT, demi mengetahui apakah Pasar Ciputat tetap dipertahankan atau melakukan transformasi, dengan metode tersebut mentransformasi Pasar Ciputat adalah keputusan yang tepat untuk meningkatkan kualitas Pasar Ciputat.
PENERAPAN PROGRAM KOTAKU DALAM MENGATASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG RAWA BARAT, KELURAHAN KEBON JERUK, KOTA JAKARTA BARAT Tika Amelia Karina; Parino Rahardjo; Jo Santoso
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12870

Abstract

KOTAKU is government’s strategic program which intended to increase to basic infrastructure and service in slum areas. Kampung Rawa Barat is one of the towns which gets the priority in the implementation of KOTAKU program and the TORA location priority for Agrarian Reform Activities There are 3.7 hectares of slum area in Kampung Rawa Barat with various problems such as the condition of facilities and infrastructure, with indications of various problems besides that there are also 32 houses in Kampung Rawa Barat whose buildings stand on the banks of rivers. The problems that exist in slum areas are indicated by the existing conditions of basic facilities and infrastructure that have not been fully served and adequate. The purpose of this study was to analyze the respondents, the physical condition of housing and the community, the level of slums, the area, and the participation of the people living in this tourist area. The analytical method used is using a quantitative approach. The data sources used consist of 2 types, namely primary and secondary data. The number of research respondents was 88 respondents from a total of 2 RT (RT15/16). The results of this study indicate that the majority of the population living in slum areas are young men, working street vendors and earning an average of less than 1 million rupiah, and the majority of the population is dominated by natives. In addition, the physical condition of slum areas shows that there are residential buildings that are not suitable for habitation, settlements whose environmental roads do not meet technical standards, waste is still disposed of carelessly at several points, and there are still many houses that have not been served by septic pipes or septic tanks. The level of slums in the slum area in Kampung Rawa Barat is at the level of light slums. Meanwhile, the level of participation in the implementation of the KOTAKU program in Kampung Rawa Barat is at a moderate level of participation. Keywords: KOTAKU Program; Level of Dinginess; People’s Participation. Abstrak Program KOTAKU adalah program strategis pemerintah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan pelayanan dasar pada kawasan permukiman kumuh perkotaan. Kampung Rawa Barat merupakan salah satu kampung kota yang mendapat prioritas pelaksanaan program KOTAKU, hal ini ditunjukkan pada daftar Kampung Kumuh dan juga Lokasi TORA Prioritas Kegiatan Reforma Agraria Provinsi DKI Jakarta. Terdapat 3,7 hektar kawasan kumuh di Kampung Rawa Barat dengan berbagai macam permasalahan. Permasalahan yang ada di dalam kawasan kumuh ditunjukkan dengan kondisi eksisting sarana dan prasarana dasar yang belum sepenuhnya terlayani serta memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik masyarakat responden, kondisi fisik perumahan dan permukiman kumuh, tingkat kekumuhan kawasan permukiman dan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggal pada kawasan permukiman kumuh. Metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan terdiri dari 2 jenis yaitu data primer dan sekunder. Jumlah responden penelitian sebanyak 88 responden dari total 2 RT (RT15/16). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal di kawasan permukiman kumuh mayoritas berjenis kelamin laki-laki golongan usia muda, dengan pekerjaan PKL serta berpenghasilan rata-rata dibawah 1 juta rupiah, dan mayoritas penduduk lebih didominasi oleh penduduk asli. Selain itu untuk kondisi fisik kawasan permukiman kumuh menunjukkan adanya bangunan hunian yang tidak layak huni, permukiman yang jalan lingkungannya belum sesuai standar teknis, sampah masih dibunag secara sembarangan di beberapa titik, dan masih banyak rumah yang belum terlayani saluran pipa septik atau tanki septiktank. Tingkat kekumuhan pada Kampung Rawa Barat berada pada tingkat kekumuhan Ringan. Sementara tingkat partisipasi dalam penyelenggaraan program KOTAKU di Kampung Rawa Barat berada pada tingkat partisipasi Sedang.
RENCANA PENATAAN KAWASAN WISATA TELAGA BIRU CISOKA, KABUPATEN TANGERANG Sahda Salsabila; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12832

Abstract

The Telaga Biru Cisoka Tourism Area is a post-sand excavation area that is a tourist destination, which has 3 (three) lakes with different colors and 1 (one) lake as a Retention Basion. The Telaga Biru Cisoka Tourism Area has tourism potential based on agro-tourism and sports. The existence of tourist attractions such as Telaga Biru Cisoka can make an attraction to meet the needs of local residents and increase regional economic income. The purpose and objective of this research is to propose a structuring plan for the Telaga Biru Cisoka Tourism Area and get the results in the form of a Telaga Biru Cisoka Tourism Area master plan. This is in order to optimize the potential of the Telaga Biru Cisoka Tourism Area and to realize it as an agro-tourism and sports area then become input or recommendations to stakeholders who play a role in planning. Based on the results of the analysis, the Telaga Biru Cisoka Tourism Area has 3 (three) zoning in its arrangement plan, namely the water zone, agricultural zone, and service zone. Where from each zoning there are functions of cultivation, research and education, and recreation. Not only that, the Cisoka Blue Lake Tourism Area was also analyzed based on its natural conditions, like based on topographical analysis and hydrological analysis. Where the analysis aims to obtain the functions and concepts that will be planned in accordance with the natural conditions in the Cisoka Blue Lake Tourism Area.Keywords : setup plan/ physical plan; the function of cultivation; the function of recreation; topography and hidrology AbstrakKawasan Wisata Telaga Biru Cisoka merupakan lahan pasca galian pasir yang menjadi tujuan destinasi wisata, yang memiliki 3 (tiga) danau dengan warna berbeda dan 1 (satu) danau sebagai Retention Basin. Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka memiliki potensi wisata yang berbasis agrowisata dan olahraga. Adanya tempat wisata seperti Telaga Biru Cisoka dapat menjadikan suatu daya tarik untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan menambahkan pendapatan ekonomi daerah. Maksud dan tujuan pada penelian di wisata ini yakni mengusulkan rencana penataan pada Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka dan mendapatkan hasil berupa masterplan Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka. Hal tersebut guna mengoptimalkan potensi Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka dan mewujudkan sebagai kawasan agrowisata dan olahraga. Kemudian menjadi masukan atau rekomendasi kepada para stakeholder yang berperan dalam perencanaan. Berdasarkan hasil analisis, Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka memiliki 3 (tiga) zonasi dalam rencana penataannya yakni zona air, zona pertanian, dan zona pendukung. Dimana dari masing-masing zonasi terdapat fungsi budidaya, penelitian dan edukasi, serta rekreasi. Tak hanya itu, Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka juga dianalisis berdasarkan kondisi alamnya, yakni berdasarkan analisis topografi dan analisis hidrologi. Dimana analisis tersebut bertujuan untuk mendapatkan fungsi dan konsep yang akan direncanakan yang sesuai dengan kondisi alam pada Kawasan Wisata Telaga Biru Cisoka.
STUDI PERKEMBANGAN POLA RUANG KAWASAN MARGONDA RAYA Kyrana van den Berg; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8856

Abstract

Margonda Raya area is one of the starting points for the development of Depok City (Irsyam, 2017). The area which in 1970 was agricultural land has now become a downtown area. The area is developing quickly into a dense area. New problems arise such as traffic congestion on the other hand large-scale development continues to occur. This indicates an imbalance in development. In addition, the spatial plan for the area was not systematically formed. This study is limited to discussion related to the development of spatial patterns. The study was conducted to determine the shape of spatial pattern development that occurred as well as its alignment with government directives in the existing spatial planning documents. The study was conducted using qualitative and quantitative approaches with comparative descriptive analysis methods. Based on studies conducted, it is identified that current developments have not been fully anticipated in spatial planning. The phenomenon of development that occurs in the Margonda Raya region is very rapid and needs to be anticipated to maintain the balance of development in the future which can affect the quality of life of the people of the city itself. Keywords: Development; Margonda Raya Road; Region; Space Pattern; Spatial AbstrakKawasan Margonda Raya merupakan titik awal perkembangan Kota Depok (Irsyam, 2017). Kawasan yang pada Tahun 1970 merupakan lahan pertanian kini telah menjadi kawasan pusat kota. Kawasan berkembang cepat menjadi kawasan yang padat. Muncul masalah-masalah baru seperti kepadatan lalu lintas disisi lain pembangunan skala besar terus terjadi. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan pembangunan. Selain itu, rencana tata ruang untuk kawasan tidak dibentuk secara sistematis. Studi ini dibatasi pada pembahasan terkait perkembangan pola ruang. Studi dilakukan untuk mengetahui bentuk perkembangan pola ruang yang terjadi serta keselarasannya dengan arahan pemerintah dalam dokumen rencana tata ruang yang sudah ada. Studi dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode analisis deskriptif komparatif. Berdasarkan studi yang dilakukan, diidentifikasi bahwa perkembangan yang terjadi saat ini belum sepenuhnya diantisipasi dalam rencana tata ruang. Fenomena perkembangan yang terjadi di kawasan Margonda Raya sangat pesat dan perlu diantisipasi untuk menjaga keseimbangan pembangunan yang kedepannya dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat kota itu sendiri.
PENGELOLAAN DANAU SITU GEDE DAN HUTAN PENELITIAN DRAMAGA SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA Muthiannisa Umarputri; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4597

Abstract

Situ Gede is a natural lake surrounded by Dramaga Research Forest and has the potential to become an object of ecotourism studies. However, there are still problems in the area, including the management of facilities and infrastructure which if ignored can threaten the balance of the ecosystem. In order for better management of the area, it is necessary to know the potential and problems in the region and then manage it as an ecotourism area so that it attracts people to visit but the ecosystem in it is maintained and becomes a sustainable tourism. There are aspects that are considered for tourism (Fandeli, 1995), namely attractions (attraction), amenities (facilities) and accessibility. For ecotourism, the necessary components related to management are from aspects of conservation, entertainment, economy, community participation, education and local wisdom based on Domestic Government Regulation No.33 of 2009 Article 3 and for basic management principles (Wurtzebach & Miles, 1984) consisting of 3E (Efficient, Effective, Economical) plus 4C (Complementary, Competitive, Comfortable, Convenience) produces MPAM (Profitable, Marketable, Adaptable, Manageable) and considers management elements such as organization, management, human resources, facilities and infrastructure, tourist attraction and promotion. By using quantitative and qualitative research and research methods in the form of field surveys, interviews, and collection of related documents and then analyzing the conditions of existing management, best practices, carrying capacity and management strategies, recommendations can be generated from management aspects and their eco-aspects. AbstrakSitu Gede merupakan situ atau danau alami yang dikelilingi oleh Hutan Penelitian Dramaga dan berpotensi untuk menjadi objek studi ekowisata. Namun masih terdapat permasalahan pada kawasan tersebut, di antaranya pengelolaan sarana dan prasarana yang bila didiamkan dapat mengancam keseimbangan ekosistem. Agar pengelolaan kawasan menjadi lebih baik, perlu diketahui potensi dan masalah pada kawasan untuk kemudian dibuat pengelolaannya sebagai kawasan ekowisata agar menarik minat masyarakat untuk berkunjung namun ekosistem di dalamnya tetap terjaga dan menjadi wisata berkelanjutan. Terdapat aspek yang diperhatikan untuk pariwisata (Fandeli, 1995) yaitu atraksi (daya tarik), amenitas (fasilitas) dan aksesibilitas. Untuk ekowisata, komponen yang diperlukan terkait pengelolaan ialah dari aspek konservasi, hiburan, ekonomi, partisipasi masyarakat, edukasi dan kearifan lokal berdasarkan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No.33 Tahun 2009 Pasal 3 dan untuk prinsip dasar pengelolaan (Wurtzebach & Miles, 1984) terdiri dari 3E (Efisien, Efektif, Ekonomis) ditambah 4C (Complementary, Competitive, Comfortable, Convenience) menghasilkan MPAM (Profitable, Marketable, Adaptable, Manageable) dan memerhatikan unsur pengelolaan seperti organisasi, manajemen, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, daya tarik wisatawan dan promosi. Dengan menggunakan penelitian kualiltatif dan kuantitatif serta metode penelitian berupa survei lapangan, wawancara, dan pengumpulan dokumen terkait kemudian menganalisis kondisi pengelolaan eksisting, best practices, daya dukung serta strategi pengelolaan maka dapat dihasilkan rekomendasi dari aspek pengelolaan serta aspek ekowisatanya.
EVALUASI KELAYAKAN HUTAN KOTA STUDI KASUS HUTAN KOTA SRENGSENG, JAKARTA BARAT Randy Kusuma Markho; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo; Suryadi Santoso
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8918

Abstract

Urban forests are one of the most important parts in urban areas. With urban physical development that continues to occur makes it difficult and expensive to add urban forests. Whereas urban forests have important benefits for urban communities, such as providing a balance to ecosystems, as water catchment areas, and being a place of carbondioxide to oxygen cycles. One of the urban forests in Jakarta is Hutan Kota Srengseng. In this research, we want to find out whether Hutan Kota Srengseng meets the criteria so that it is worth mentioning as an urban forest. The method used in this research is qualitative, field observations and literature studies. The results of this study will find out the ecosystem services provided by the Hutan Kota Srengseng and the potential that exists in the Hutan Kota Srengseng so that they can make optimal plans for developing and managing Hutan Kota Srengseng in the future. Keywords: Ecosystem Services; Urban; Urban ForestAbstrak Hutan kota merupakan salah satu bagian terpenting di perkotaan. Dengan perkembangan fisik perkotaan yang terus terjadi membuat sulit dan mahal untuk menambah hutan kota. Padahal hutan kota mempunyai memberikan manfaat yang penting untuk masyarakat kota, seperti memberikan keseimbangan bagi ekosistem, sebagai areal resapan air, dan menjadi tempat daur karbondioksida menjadi oksigen. Salah satu hutan kota yang ada di Jakarta adalah Hutan Kota Srengseng. Pada penelitian kali ini ingin mengetahui apakah Hutan Kota Srengseng telah memenuhi kriteria sehingga layak disebut sebagai sebuah hutan kota. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif, observasi lapangan dan studi literatur. Hasil penelitian ini akan mengetahui layanan ekosistem yang diberikan oleh Hutan Kota Srengseng dan potensi yang ada di Hutan Kota Srengseng sehingga dapat membuat rencana pengembangan dan pengelolaan Hutan Kota Srengseng yang optimal kedepannya.
REVITALISASI SITU TIPAR SEBAGAI WISATA BARU DI KOTA DEPOK Binsar Farel Mohamad; Priyendiswara Agustina Bela; Parino Rahardjo; Regina Suryadjaja
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i1.11307

Abstract

Depok city has now developed into one of the cities that experienced quite high growth in the JABODETABEK area. For the people of the city itself a comfortable city can not be met only with infrastructure development, but also required public space to interact and socialize one of them by utilizing the natural potential that exists as a recreational facility. Lake as a natural beauty with the form of protected areas has a function as a water importer (recharge) in groundwater basins, clean water reserves, land fisheries and recreational facilities. Situ Tipar is one of the four that is being prioritized to improve competitiveness in 2020. But for the existing condition of Situ Tipar still has some problems, namely the misuse of the border there, the lack of quality and quantity of public facilities and existing conditions that are not maintained so that the lake has not been able to facilitate tourists who come to Situ Tipar. On this basis, this research was carried out to provide recommendations to the government and surrounding residents to organize areas that improve the quality of Tipar in accordance with its function and positive impacts that can prosper the surrounding residents. This research refers to existing data and combined with the study of government and empirical regulations. The analysis method that the author uses is policy analysis, location, footprint, tourist attraction and best practices with descriptive analysis tools, SWOT and benchmarking Keywords:  City; Recreation; Situ AbstrakKota Depok kini telah berkembang menjadi salah satu kota yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi di wilayah Jabodetabek. Bagi masyarakat kota sendiri kota yang nyaman tidak dapat terpenuhi hanya dengan pembangunan infrastruktur, tapi juga diperlukan ruang publik untuk berinteraksi dan bersosialisasi salah satunya dengan memanfaatkan potensi alam yang ada sebagai sarana rekreasi. Situ sebagai keindahan alam dengan bentuk kawasan lindung mempunyai fungsi sebagai pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah, cadangan air bersih, perikanan darat serta sarana rekreasi. Situ Tipar merupakan salah satu situ dari empat situ yang sedang diprioritaskan pengembangunannya guna meningkatkan daya saing pada tahun 2020 ini. Namun untuk kondisi eksisting Situ Tipar masih memiliki beberapa permasalahan yaitu adanya penyalahgunaan sempadan situ, masih minimnya kualitas dan kuantitas fasilitas umum serta kondisi eksisting yang tidak terawat sehingga belum dapat memfasilitasi wisatawan yang datang ke Situ Tipar. Atas dasar tersebut maka penelitian ini dilakukan guna memberikan rekomendasi kepada pemerintah serta warga sekitar untuk melakukan penataan kawasan yang bersifat meningkatkan kualitas situ Tipar sesuai dengan fungsinya serta dampak positif yang dapat mensejahterakan warga sekitar. Penelitian ini mengacu kepada data eksisting dan dipadu dengan kajian peraturan pemerintah dan empiris. Adapun metode analisis yang penulis pakai adalah analisis kebijakan, lokasi, tapak, daya tarik wisata dan best practices dengan alat analisis deskriptif, SWOT dan benchmarking.
STUDI INTEGRASI MODA ANGKUTAN UMUM (STUDI KASUS : STASIUN GARUT BARU, KECAMATAN GARUT KOTA, KABUPATEN GARUT) Bella Syafira; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12854

Abstract

Transportation is work on to run with effectively, capacity and quality to serve various hub in an area, and transportation can also be used as an element for regional development. Effectively means achieving the planned targets, capacity means having good facilities for adequate facilities and infrastructure, and quality means being able to provide transportation services that are smooth (fast), safe, cheap and comfortable. Mass transportation can also have a great influence, one of which can be used to become a driving force for the economic and tourism sectors in a area and region. Transportation consists of 2 components, it was a facilities and infrastructure, transportation facilities used to transport the passengers such as bus, trains, cars and motorcycles. Meanwhile, transportation infrastructure is a supporting component of transportation facilities such as roads, toll roads, terminals, stations and ports. Some important elements of transportation that used for integrating some hub in an area are the vehicle (vehicles or modes of transportation), the way (road and routes), the terminal (terminals, bus stops and stations) and the passanger. In a transportation system, if there one element is not in a good condition, then each activity center in an area will not be well integrated. Keywords:, economic and tourism sectors; integration;  regional development; stakeholder; transportationAbstrakTransportasi diusahakan agar dapat berjalan secara efektif, berkapasitas dan berkualitas untuk melayani berbagai pusat kegiatan di sebuah kawasan, dan transportasi juga dapat digunakan sebagai elemen untuk pengembangan wilayah. Efektif berarti mencapai sasaran yang telah direncanakan, berkapasitas berarti memiliki fasilitas yang baik untuk sarana dan prasarana tersedia secara cukup, dan berkualitas berarti dapat memberikan pelayanan jasa transportasi yang lancar (cepat), selamat (aman), murah dan nyaman. Transportasi secara masal juga dapat memiliki pengaruh yang besar, salah satunya dapat digunakan untuk menjadi penggerak untuk sektor perekonomian dan pariwisata di suatu wilayah dan kawasan. Transportasi terdiri dari 2 komponen yaitu sarana dan prasarana, sarana transportasi adalah komponen yang digunakan untuk mengangkut penumpang yang ada seperti bus, kereta api, mobil dan motor. Sedangkan prasarana transportasi merupakan komponen penunjang dari sarana transportasi seperti contohnya jalan raya, jalan tol, terminal, stasiun dan pelabuhan. Beberapa unsur penting transportasi agar dapat saling mengintegrasikan titik penting yang ada adalah the vehicle (kendaraan atau moda transportasi), the way (jaringan jalan dan trayek atau rute), the terminal (terminal, halte dan stasiun) dan the passanger (penumpang).  Dalam sebuah sistem transportasi, jika kondisinya ada yang kurang baik dari keempat unsur di atas maka masing-masing pusat kegiatan yang ada di sebuah kawasan tidak akan terintegrasi dengan baik. 
EVALUASI KEBERHASILAN BAURAN PENYEWA MALL KUNINGAN CITY Sandio Adhya Bayudi; Priyendiswara Agustina Bela; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.9033

Abstract

This study aims to determine the right tenant mix for the Kuningan City Mall shopping center in an effort to increase the number of visitors and tenants. Kuningan City Mall has a Lifestyle & Entertainment concept that aims to complement the needs and entertainment for the surrounding area of the Setiabudi District, South Jakarta. In this case, several analyzes are conducted, namely location analysis, market analysis, comparative analysis of Mall Kuningan City with its competitors, and analysis of people's perspectives and perspectives, with the help of several analytical tools to be used namely descriptive, SWOT, comparison method, questionnaire. The analysis results obtained will be used as consideration for a new management strategy for Kuningan City Mall in an effort to increase the number of visitors and tenants. Keywords: competitors; management strategy; occupancy rate; shopping center; tenant mixAbstrakPenulisan ini bertujuan untuk mengetahui bauran penyewa yang tepat bagi pusat perbelanjaan Mall Kuningan City dalam upaya untuk meningkatkan jumlah arus pengunjung dan penyewa. Mall Kuningan City memiliki konsep Lifestyle & Entertainment yang bertujuan untuk melengkapi akan kebutuhan dan hiburan bagi disekitar cakupan area Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Dalam hal ini, maka dilakukan beberapa analisis yaitu analisis lokasi, analisis komparasi antara Mall Kuningan City dengan kompetitornya, dan analisis persepsi dan perspektif masyarakat, dengan bantuan beberapa alat analisa yang akan digunakan yaitu deskriptif, SWOT, comparison method, dan kuesioner. Dari hasil analisis yang diperoleh tersebut akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk strategi pengelolaan yang baru bagi Mall Kuningan City dalam upaya meningkatkan jumlah arus pengunjung dan penyewa.
STUDI PASAR TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN JUMLAH PEDAGANG DAN PENGUNJUNG (STUDI KASUS: PASAR JEMBATAN BESI) Mita Rahmalia; Parino Rahardjo; Suryono Herlambang
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22446

Abstract

The number of traditional markets in DKI Jakarta has regressed a lot. This happened because in terms of the physical condition of the market buildings has an age of more than 25 years causing management disruption and impacting to internal acitivites market. Efforts that need to be made to maintain the existence of traditional markets are to carry out physical improvements of large-scale physical buildings to support activities in the market such as management activities, availability of market facilities and infrastructure. Based on this phenomenon, there is an interest in conducting research precisely in one of the traditional markets, namely the Jembatan Besi Market. Jembatan Besi Market is a traditional market owned and managed by PD. Pasar Jaya. This market is included in the environmental scale market which has a service range that is sufficient for the Jembatan Besi Village area. The scope of activities in the market are filled with active sellers and crowds of visitors from the nearest environment. Therefore, this study aims to identify management in the Jembatan Besi Market in an effort to maintain the existence of traditional markets and determine consumen perceptions as an effort to maintain the number of sellers and buyers. One of the ways to maintain the number of sellers and buyers in Jembatan Besi Market is to conduct a study using qualitative research methods and determine recommendations for development concepts in accordance based on SNI Pasar Rakyat in order to support the activities. Keywords:  Traditional Market; Buyers; Sellers Abstrak Persebaran jumlah pasar tradisional di DKI Jakarta banyak mengalami kemunduran. Hal ini dipengaruhi dari segi kondisi fisik bangunan pasar memiliki usia lebih dari 25 tahun sehingga menyebabkan penyusutuan terhadap pengelolaan  dan berdampak terhadap kegiatan internal penghuni pasar. Upaya yang perlu dilakukan untuk mempertahankan eksistensi pasar tradisional adalah dengan melakukan perbaikan fisik bangunan skala besar untuk menunjang aktivitas dalam pasar seperti kegiatan pengelolaan, ketersediaan sarana dan prasarana pasar. Dengan adanya fenomena tersebut, maka timbul ketertarikan dalam melakukan penelitian tepatnya pada salah satu pasar tradisional yaitu Pasar Jembatan Besi. Pasar Jembatan Besi merupakan jenis pasar tradisional yang dimiliki dan dikelola oleh PD. Pasar Jaya. Pasar ini termasuk kedalam pasar skala lingkungan yang memiliki jangkauan pelayanan mencakupi seluruh wilayah Kelurahan Jembatan Besi. Cakupan pelaku kegiatan pasar berasal dari area lingkungan pasar terdekat sehingga berpengaruh terhadap aktivitas dalam pasar yang dipenuhi oleh aktifnya pedagang dan ramainya pengunjung. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dan kondisi fisik serta mengetahui persepsi pedagang dan pengunjung sebagai pelaku kegiatan Pasar Jembatan Besi. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan jumlah pedagang dan pengunjung pasar dengan melakukan studi menggunakan metode penelitian kualitatif dan hasil akhir berupa rekomendasi konsep pengembangan sesuai dengan SNI Pasar Rakyat demi menunjang kegiatan pelaku pasar.