Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENYALAHGUNAAN ZAT TERLARANG (DOPING DAN NAPZA) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN STAMINA DALAM OLAHRAGA Dewi, Ida Ayu Kade Arisanthi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 1 No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.005 KB)

Abstract

Banyak cara orang untuk meraih sesuatu terutama prestasi dengan segala cara dan salah satunya adalah doping dan Napza. 1). Menurut Perspektif umum, doping dalam Bahasa Inggris berarti zat campuran opium dan narkotika untuk perangsang. Kata doping pertama kali dipakai di Inggris pada tahun 1869 untuk balapan kuda, dimana kuda didoping agar menjadi juara. Nilai sportifitas dalam beberapa cabang olahraga sering ternoda oleh pemakaian obat doping yang dikonsumsi atletnya. Salah satu jenis doping yang paling sering digunakkan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steroid ( androstenedione, nandrolone dan stanozolol. THG (tetrahydrogestrinone) adalah steroid tiruan yang didesain secara spesifik untuk membantu atlet. Ditemukan di laboratorium Los Angeles setelah mendapat petunjuk dari seorang pria yang menyatakan sebagai pelatih atletik terkenal. Steroid anabolik adalah steroid yang merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosterone. 2).Menurut Perspektif Hukum, penyebutan kata doping” dapat dilihat dalam UU. No.3 tahun 2005 tentang sistem Keolahrgaan Nasional. dalam pasal 1 angka 22 disebutkan :“doping adalah penggunaan zat dan metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Jenis obat kategori doping tidak sengaja dikonsumsi antara lain; stimulan, obat penenang, obat anti mual, Beta Blockers, obat penghilang rasa sakit, diuretik. Jenis obat kategori doping sengaja dikonsumsi adalah narkotika. Narkotika atau Napza adalah zat /bahan yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat/otak sehingga bilamana disalahguunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa, dan fungsi social. Penggolongan Napza menurut WHO, 1973 antara lain; alcohol-barbiturate, amphetamine, cannabis, cocaine, hallucinogen, opiate (morphine), khat, volatile solvents (inhalant). Snyder, 1983 : Opiate, neuroleptic, stimulants, anti-anxiety, anti-depressant, psychedelic, sedative-hypnotic. Lainnya: uppers, downers & hallucinogens. Akibat yang ditimbulkan dari pemakaian Napza dan Narkotika antara lain;mudah tersinggung , kadang agresif, pemarah, membolos sekolah, siang tidur- malam bergadang, kemampuan / prestasi belajar turun. Beberapa kasus : gangguan jiwa, paranoid, pernah juga percobaan bunuh diri.
Kemampuan Gerak Dasar Renang Gaya Dada Pada Siswa Menengah Pertama Laksana, Anak Agung Ngurah Putra; Adnyana, I Wayan; Pranata, I Kadek Yudha; Dewi, Ida Ayu Kade Arisanthi
Journal Coaching Education Sports Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/jces.v2i1.490

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas VII 4 SMP Negeri 5 Kuta Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sampel terdiri dari 5 siswa dan 1 orang guru. Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Adapun analisis data yang digunakan yaitu analisis Miles dan Huberman yaitu analisis data model interaktif yang melalui langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cukup maksimal kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar renang gaya dada yaitu kategori (baik). Dengan persentase hasil nilai observasi sebanyak 18 siswa (60%) berada di kategori baik dan sebanyak 12 siswa (40%) berada dalam kategori cukup. Hasil data wawancara menunjukkan sudah cukup maksimal proses pembelajaran. Karena sedikit faktor penghambat. Hasil data kuesioner menunjukkan sebanyak 18 siswa (60%) dalam kategori baik dan sebanyak 12 siswa (40%) berada dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran gaya renang dada pada siswa dapat ditingkatkan atau didorong dari kemampuan gerak yang dimiliki oleh siswa tersebut
PENYALAHGUNAAN ZAT TERLARANG (DOPING DAN NAPZA) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN STAMINA DALAM OLAHRAGA Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.005 KB)

Abstract

Banyak cara orang untuk meraih sesuatu terutama prestasi dengan segala cara dan salah satunya adalah doping dan Napza. 1). Menurut Perspektif umum, doping dalam Bahasa Inggris berarti zat campuran opium dan narkotika untuk perangsang. Kata doping pertama kali dipakai di Inggris pada tahun 1869 untuk balapan kuda, dimana kuda didoping agar menjadi juara. Nilai sportifitas dalam beberapa cabang olahraga sering ternoda oleh pemakaian obat doping yang dikonsumsi atletnya. Salah satu jenis doping yang paling sering digunakkan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steroid ( androstenedione, nandrolone dan stanozolol. THG (tetrahydrogestrinone) adalah steroid tiruan yang didesain secara spesifik untuk membantu atlet. Ditemukan di laboratorium Los Angeles setelah mendapat petunjuk dari seorang pria yang menyatakan sebagai pelatih atletik terkenal. Steroid anabolik adalah steroid yang merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosterone. 2).Menurut Perspektif Hukum, penyebutan kata doping” dapat dilihat dalam UU. No.3 tahun 2005 tentang sistem Keolahrgaan Nasional. dalam pasal 1 angka 22 disebutkan :“doping adalah penggunaan zat dan metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Jenis obat kategori doping tidak sengaja dikonsumsi antara lain; stimulan, obat penenang, obat anti mual, Beta Blockers, obat penghilang rasa sakit, diuretik. Jenis obat kategori doping sengaja dikonsumsi adalah narkotika. Narkotika atau Napza adalah zat /bahan yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat/otak sehingga bilamana disalahguunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa, dan fungsi social. Penggolongan Napza menurut WHO, 1973 antara lain; alcohol-barbiturate, amphetamine, cannabis, cocaine, hallucinogen, opiate (morphine), khat, volatile solvents (inhalant). Snyder, 1983 : Opiate, neuroleptic, stimulants, anti-anxiety, anti-depressant, psychedelic, sedative-hypnotic. Lainnya: uppers, downers & hallucinogens. Akibat yang ditimbulkan dari pemakaian Napza dan Narkotika antara lain;mudah tersinggung , kadang agresif, pemarah, membolos sekolah, siang tidur- malam bergadang, kemampuan / prestasi belajar turun. Beberapa kasus : gangguan jiwa, paranoid, pernah juga percobaan bunuh diri.
PENGARUH METODE PELATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN ATLET SHORINJI KEMPO UNIT KEGIATAN MAHASISWA IKIP PGRI BALI Anak Agung Ngurah Putra Laksana; Anak Agung Ngurah Budiadnyana; Ni Luh Gde Widiantari; I Putu Eri Krisnayadi; I Wayan Adnyana; Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 6 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.577 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3661590

Abstract

Latar belakang dari permasalahan penelitian ini adalah kurangnya kelincahan atlet Shorinji Kempo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai pengaruh metode pelatihan circuit training terhadap peningkatan kelincahan atlet Shorinji Kempo Unit Kegiatan Mahasiswa. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti UKM Shorinji Kempo sebanyak 18 orang. Penelitian ini merupajan jenis penelitian uji eksperimental dengan rancangan penelitian pretesposttest control group design. Proses pengambilan data dilakukan dengan tes kelincahan pada saat pretest dan posttes. Selanjutnya data hasil dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji t-test independent. Hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa eksperimen pertama dapat t-hitung 10,320 sedangkan t-tabel didapat sebesar 2,306 dengan taraf signifikan 5% dan db=8 demikian juga pada kelompok experiment kedua didapat t-hitung sebesar 5,256 sedangkan t-tabel didapat sebesar 2,306 dengan taraf signifikan 5% dan db=8, perbedaan kelompok eksperimen pertama dan kedua dapat t-test sebesar 3,880 sedangkan t-tabel didapat sebesar 2,120 dengan taraf signifikan 5% dan db= 18.Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pelatihan circuit training berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kelincahan pada atlet Shorinji Kempo Unit Kegiatan Mahasiswa.
Efektivitas Pelatihan Push-Up dengan Beban Tambahan di Punggung Terhadap Daya Tahan Otot Lengan Maryoto Subekti; I Gusti Putu Ngurah Adi Santika; Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi; I Wayan Citrawan; I Made Darmada; I Putu Merta Yasa
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 7 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.52 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4459309

Abstract

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMKN 5 Denpasar, rata-rata daya tahan otot lengan siswa berada pada level kurang. Hal ini sesuai data pengukuran yang dilakukan pada saat pembelajaran olahraga berlangsung. Dengan kurangnya tingkat daya tahan otot lengan siswa, maka timbul kekhawatiran terhadap prestasi siswa yang terlibat langsung dalam setiap kegiatan olahraga prestasi yang diikuti oleh SMKN 5 Denpasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek yang diberikan oleh pelatihan Push-Up dengan beban tambahan di punggung terhadap daya tahan otot lengan. Penelitian ini mempergunakan rancangan penelitian Eksperimen Randomize Pre And Post Test Group Design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 22 orang yang terbagi ke dalam kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil dalam penelitian ini diperoleh pelatihan Push-Up dengan beban tambahan di punggung meningkatkan daya tahan otot lengan siswa dengan rerata peningkatan 24,82 kali/menit atau meningkat 75,62%. Kesimpulan penelitian ini adalah pelatihan Push-Up dengan beban tambahan di punggung efektif dalam meningkatkan daya tahan otot lengan siswa.
Manajemen Pengelolaan Laboratorium Pengukuran Olahraga Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Ni Wayan Ary Rusitayanti; Putu Citra Permana Dewi; Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi; Ni Luh Putu Indrawathi; Komang Ayu Tri Widhiyanti; I Putu Eri Kresnayadi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 7 No. 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.35 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.5010382

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberi gambaran secara menyeluruh tentang (1) Manajemen pengelolaan laboratorium pengukuran olahraga dilihat dari konteks perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan ; (2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan laboratorium pengukuran olahraga ; dan (3) alternatif pemecahan masalah yang dilakukan pihak Universitas dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengelolaan laboratorium pengukuran olahraga di Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif tipe studi kasus. Pengambilan data diambil melalui observasi dan wawancara dengan Ketua Laboratorium. Data yang diperoleh dianalisa dengan cara deskriptif interpretatif dan hasil penelitian menunjukkan bahwa proses manajemen pengelolaan pengukuran olahraga sudah memenuhi aturan yang ada dan telah dikelola dengan baik oleh Ketua Laboratorium. Peralatan laboratorium pengukuran olahraga sudah terinventaris dengan baik sehingga pada saat dilakukan pemeriksaan dan supervisi oleh pihak Universitas tidak lagi kewalahan karena setiap barang yang ada telah di label sesuai nama alat, tahun penerimaan dan jumlah unitnya. Proses evaluasi yang dilakukan ketua laboratorium untuk mengetahui kondisi barang dilakukan secara manual yaitu pencatatan melalui buku pemakaian alat tanpa menggunakan kartu pemakaian alat sehingga tidak mudah untuk mendeteksi alat yang rusak.
Pengaruh Massage Lokal Ekstremitas Bawah sebagai Pemulihan Pasif terhadap Kekuatan Otot Tungkai Atlet Sepakbola di SMP Negeri 3 Sukawati Komang Ayu Tri Widhiyanti; Ni Wayan Ary Rusitayanti; Ni Wayan Ariawati; Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi; Ni Luh Putu Indrawathi; I Ketut Sumerta
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 8 No. 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.206 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.5895130

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek mekanis dari Massage lokal ekstremitas bawah sebagai tindakan restoratif pasif pada kekuatan otot tungkai. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan design penelitian Non-randomized Pretest-Postest Group Design dimana satu kelompok sampel mendapatkan perawatan restoratif pasif berupa Massage lokal ekstremitas bawah dan pada kelompok yang satunya sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian ini adalah ada penurunan kekuatan otot tungkai pada kelompok eksperimen setelah aktifitas yakni sebesar -37,46%, setelah pemulihan ada peningkatan sebesar 46,48%, artinya bahwa setelah aktifitas mengalami penurunan kekuatan sebesar 37,46%, sedangkan setelah pemulihan ada peningkatan sebesar 46,48%. Hasil penelitian pada kelompok eksperimen  ada perbedaan besar dalam kompetensi kekuatan otot tungkai siswa sebelum dan sesudah menerima Massage lokal ekstremitas bawah. Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kekuatan otot tungkai siswa sebelum dan sesudah pemulihan dengan duduk. Terdapat perbedaan kekuatan otot tungkai yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol setelah pemulihan. Pemulihan pasif dengan Massage lokal ekstremitas bawah lebih cepat meningkatkan kekuatan otot tungkai jika dibandingkan pemulihan pasif dengan duduk setelah terjadi penurunan setelah aktivitas fisik.
Kemampuan Gerak Dasar Renang Gaya Dada Pada Siswa Menengah Pertama Anak Agung Ngurah Putra Laksana; I Wayan Adnyana; I Kadek Yudha Pranata; Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi
Journal Coaching Education Sports Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/jces.v2i1.490

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas VII 4 SMP Negeri 5 Kuta Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sampel terdiri dari 5 siswa dan 1 orang guru. Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Adapun analisis data yang digunakan yaitu analisis Miles dan Huberman yaitu analisis data model interaktif yang melalui langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cukup maksimal kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar renang gaya dada yaitu kategori (baik). Dengan persentase hasil nilai observasi sebanyak 18 siswa (60%) berada di kategori baik dan sebanyak 12 siswa (40%) berada dalam kategori cukup. Hasil data wawancara menunjukkan sudah cukup maksimal proses pembelajaran. Karena sedikit faktor penghambat. Hasil data kuesioner menunjukkan sebanyak 18 siswa (60%) dalam kategori baik dan sebanyak 12 siswa (40%) berada dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran gaya renang dada pada siswa dapat ditingkatkan atau didorong dari kemampuan gerak yang dimiliki oleh siswa tersebut
Hubungan Kelentukan Otot Pinggang dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Cut Back Selancar Klub Canggu Surf Community 2021 I Made Aprika Putra; Anak Agung Ngurah Putra Laksana; I Putu Merta Yasa; Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi; I Putu Eri Kresnayadi; I Gst Ngr Agung Cahya Prananta
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 8 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.22 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.6784916

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hubungan antara kemampuan kelentukan otot pinggang terhadap kemampuan cut back selancar, (2) hubungan antara kemampuan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan cut back selancar, dan (3) hubungan secara bersama-sama kelentukan otot pinggang dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan cut back selancar. Penelitian ini merupakan penelitian hubungan berganda dengan metode tes dan pengukuran. Populasi diambil dari klub canggu surf community yang berjumlah 20 orang. Data berupa hasil kelentukan otot pinggang, kekuatan otot tungkai dan kemampuan cut back. Data yang diperoleh diuji menggunakan program computer SPSS 16. Sampel yang digunakan adalah teknik “population study” yaitu menggunakan seluruh populasi langsung dijadikan sampel. Instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes dan pengukuran kelentukan otot pinggang, kekuatan otot tungkai, dan kemampuan cut back selancar. Data hasil penelitian menggunakan hubungan product moment dan hubungan berganda. Hasil analisis data diperoleh 1) besarnya hubungan antara korelasi kelentukan otot pinggang terhadap kemampuan cut back selancar r hitung sebesar 0,604 > r tabel 0,444, 2) besarnya hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan cut back selancar r hitung sebesar 0,614 > nilai r tabel 0,444, dan 3) Besarnya hubungan secara bersama-sama kelentukan otot pinggang dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan cut back selancar sebesar 0,620 dan nilai f change sebesar 0,016 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Ada hubungan secara signifikan antara kelentukan otot pinggang dengan kemampuan cut back selancar, 2) Ada hubungan secara signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan cut back selancar, 3) Ada hubungan antara kelentukan otot pinggang dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan cut back selancar.
PELATIHAN MENCENGKERAM HANDGRIP DENGAN BEBAN TEKANAN 20 KG TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TANGAN Nadya Putri Virgita; Maryoto Subekti; I Ketut Sumerta; Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi; I Gst Ngr Agung Cahya Prananta; I Gusti Putu Ngurah Adi Santika
Bajra : Jurnal Keolahragaan Vol. 1 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Bidang Penelitian dan Pengembangan KONI Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.296 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7124865

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek atau dampak yang dihasilkan dari pelatihan mencengkram hand grip dengan beban 20 kg terhadap kekuatan otot tangan atlet pelatda cabang olahraga panjat tebing Bali tahun 2018. Jumlah sampel adalah keseluruhan atet PELATDA cabang olahraga panjat tebing yang diambil dengan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan kekuatan otot tangan dari pelatihan mencengkram hand grip dengan beban 20 kg untuk kelompok perlakuan dengan peningkatan cengkeraman 3,53 kg untuk tangan kanan atau meningkat 10,18% dan peningkatan cengkeraman 2,52 kg untuk tangan kiri atau meningkat 7,44%. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan mencengkeram handgrip dengan beban tekanan 20 kg dapat meningkatkan kekuatan otot tangan