Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL HUTAN TROPIS

DAMPAK PASCA PENAMBANGAN INTAN TERHADAP KUALITAS TANAH DAN AIR DI KELURAHAN PALAM,KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Eko Rini Indrayatie
Jurnal Hutan Tropis Vol 12, No 31 (2011): Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 12 Nomer 31 Tahun 2011
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v12i31.1554

Abstract

Diamond mining in Palam Village District Cempaka is one of the people’s. The number of people mine will be positively correlated with the waste that system of diamond mining in Palam Village produce that use the system of dumping. Piles of minerals and mined land will also reduce the physical and chemical properties of soil such as bulk density, pH, CEC and C organic. Water pollution both on the water surface and ground water can occur because Lindian water (leachate) from the waste piles and puddles of water inside the pit. Questions to be answered in this study is how the soil and water quality impacts on post-mining land and which is not mined land. The research was conducted in the land post-mining diamonds in Palam Village District Cempaka Banjarbaru City of South Kalimantan. This land is no longer used for mining since 5 years ago. Soil sampling in the field conducted at two locations, there are the location that have not done as the diamond mining andafter diamond mining land. Replications of samples at each location as many as 3 samples done by purposive sampling. The results demonstrate the physical and chemical soil quality in the study area that includes Bulk Densityand structure of the soil that showing no difference between  the lnot mined land with post-mining land, while the chemical properties of post-mining land is smaller for the parameters CEC (6.96%), C- organic (0.55%) and organic matter (0.95%) than land which is not mined the CEC (11.86%), C-organic (1.24%) and organic matter (2.1%) while for otherwise the soil pH. As for water quality in the two land in the study area are also still within tolerable limits of water quality standards are allowed except for BOD5 parameter which is slightly above the quality standard according to Regulation No. 05 the Governor of South Kalimantan in 2007 and still considered the water quality is not polluted until polluted light.Keywords: diamond post-mining land, chemical and physical properties of soil, water quality
KARAKTERISTIS DAN LAJU PEMBAKARAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENAMBAHAN AROMATERAPI AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) DAN GAHARU (Aquilaria malaccensis) Muhammad Faisal Mahdie; Adi Rahmadi; Eko Rini Indrayatie; Noor Mirad Sari; Hanifa Arsya
Jurnal Hutan Tropis Vol 11, No 1 (2023): JURNAL HUTAN TROPIS VOLUME 11 NOMER 1 EDISI MARET 2023
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v11i1.15997

Abstract

Limbah dari buah kelapa adalah tempurung kelapa yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar sehari – hari. Serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu mengandung resin yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal menjadi solusi dalam penyediaan bahan aromaterapi karena mengandung aroma yang menenangkan dan menghilangkan stress. Tujuan dari penelitian adalah (1) Menganalisis Uji Karakteristik briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan serbuk kayu gaharu yang meliputi kerapatan, uji kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, nilai kalor dan laju pembakaran (2) Mengetahui perlakuan terbaik dari briket arang aromaterapi tempurung kelapa dengan penambahan serbuk akar wangi dan limbah serbuk kayu gaharu.  Pengujian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan, jadi jumlah seluruh sampel sebanyak 18 buah. Kadar air tertinggi sebesar 8,55% terdapat pada perlakuan E dan terendah terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05%, kadar abu briket aromaterapi bervariasi yaitu nilai terendah  6,19% pada perlakuan E dan tertinggi 11,46% pada perlakuan A. Nilai rata-rata zat terbang tertinggi 60,29% terdapat pada perlakuan E dan kadar zat terbang terendah 42,83% terdapat pada perlakuan F. Kadar karbon terikat tertinggi terdapat pada perlakuan F yaitu 43,66% dan rata-rata terendah terdapat pada perlakuan E yaitu 24,97%. Nilai kalor bervariasi antara 4885,21 kal/gr - 5516,24 kal/gr, kadar karbon terendah terdapat pada perlakuan E dan perlakuan F memiliki nilai kalor tertinggi. Rata-rata kerapatan briket arang aromaterapi tertinggi sebesar 0,8546 gr/cm3 terdapat pada perlakuan F dan perlakuan E memiliki rata-rata kerapatan terendah yaitu 0,5740 gr/cm3 . Laju pembakaran terendah terdapat pada perlakuan D yaitu 0,39 gr/menit dan tertinggi terdapat pada perlakuan E yaitu 0,63 gr/menit. Kadar air terbaik terdapat pada perlakuan C yaitu 4,05% (SNI < 8%), kadar abu terbaik terdapat pada perlakuan E yaitu 6,19% (SNI < 8%), semua perlakuan untuk zat terbang belum memenuhi standar (SNI < 15%), pengujian karbon terikat dan kerapatan tidak mensyaratkan standar SNI,  nilai karbon terbaik pada perlakuan F yaitu 5516,24 kal/gr (SNI > 5000 kal/gr).