Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PUSAT INKUBATOR BISNIS SYARIAH DI MANADO, Arsitektur Metafora Numan Jafar; Sonny Tilaar; Surijadi Supardjo
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v10i2.40958

Abstract

Inkubator bisnis merupakan suatu program yang membantu suatu startup atau bisnis dalam mencapai tujuan, pertumbuhan dan kesuksesan startup atau bisnis itu sendiri. Akan tetapi, praktik lapangan incubator bisnis di Indonesia masih bersifat konvensional dan hingga saat ini belum ada incubator bisnis yang bersifat Syariah. Jika dilihat dari pandangan hukum islam dalam melakukan hubungan perniagaan (muamalah) harus memenuhi unsur-unsur yang diperbolehkan, mengacuh pada penjualan produk baik barang maupun jasa serta transaksi yang halal. Berdasarkan rencana kerja tata kurang kota manado dalam pengembangan bidang usaha maka ditawarkan perencanaan dan perancangan pusat Inkubator Bisnis Syariah untuk memperkuat kewirausahaan di Kota Manado. Konsep yang digunakan pada perancangan pusat Inkubator Bisnis Syariah yaitu tema Arsitektur Metafora.Kata Kunci : Manado, Inkubator Bisnis Syariah, Arsitektur Metafora
GELANGGANG OLAHRAGA (TIPE A) DI MAPANGET, KOTA MANADO: Arsitektur Futuristik Adhitiah M. Amu; Sonny Tilaar; Pierre H. Gosal
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Olahraga tertentu telah menjadi salah satu penopang nama bangsa Indonesia di kancah dunia, seperti bulu tangkis, futsal, tinju, panahan dan lain-lain. Ketersediaan fasilitas olahraga dalam rangka pembinaan atlit dan peningkatan prestasi atlit sangat dibutuhkan di setiap daerah, lebih khusus di Sulawesi Utara dalam hal ini di Kota manado .Fasilitas yang dimaksud berupa Gelanggang Olahraga. Pada Tugas Akhir ini, saya mendesain Gelanggang Olahraga dengan type A atau bertaraf internasional. Tema perancangan yang dipakai yaitu Arsitektur Futuristik . Lokasi Gelanggang Olahraga ini direncanakan bertempat di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Hasil perancanganyang didapat yaitu : Ruang Utama pada fasilitas ini yaitu Ruang Penonton atau Tribun dan Arena Petandingan, Gubahan massa menggunakan bangunan tunggal dengan bentuk dasar oval sesuai dengan tipilogi gelanggang olahraga pada umumnya, Jalur pergerakan menggunakan pola terpusat dimana pergerakan terpusat pada bangunan gelanggang olahraga. Struktur bangunannya terdiri dari tiga bagian utama yaitu sistem struktur pondasi menggunakan pondasi tiang pancang, struktur tengah menggunakan sistem struktur rangka kaku dari beton bertulang dan atapnya menggunakan sistem struktur cangkang, Penghawaaan yang digunakan menggunakan penghawaan alami dan buatan, demikian juga dengan pencahayaannya. Kata Kunci : Arsitektur Futuristik, Gelanggang Olahraga, Manado
CAMPING RESORT DI LIKUPANG: Arsitektur Ekologi M. Nur A. Hasan; Sonny Tilaar; Andy A.M. Malik
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan perkembangan Provinsi Sulawesi Utara yang semakin pesat, maka wisatawan semakin banyak dan meningkat. Akibat dari banyaknya aktifitas wisatawan yang menimbulkan pergerakan manusia yang semakin beragam pula, khususya di likupang maka dari itu di hadirkan sebuah fasilitas penunjang yaitu resort. Dan Resort camping adalah salah satu wadah yang berperan sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut, resort ini juga menggunakan metode perancangan dimana tiap masa bangunan di tata mengikuti kontur agar suasana di resort ini terlihat lebih alami dan juga itupun menjadi sebuah ketertarikan wisatawan agar datang berkunjung ke resort ini, terutama yang menarik dari objek ini adalah sebuah fasilitas yang belum pernah di terapkan pada resort lainya yaitu tersediannya tempat camping khusus pengunjung maupun untuk umum. Ada juga hal menarik dari objek ini ialah mengadopsi tema arsitektur ekologis karena tiap masa bangunan didesain menggunakan material alami yang dimana bahan baku tersebut bisa di hadirkan kembali agar tidak merusak alam. objek ini di rancang semenarik mungkin agar dapat menarik minat bagi wisatawan luar maupun wistawan lokal, agar dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Kata Kunci : Arsitektur Ekologis, Camping Resort, Likupang
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN HALMAHERA UTARA BERDASARKAN RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Herdfil S. Tambariki; Sangkertadi; Sonny Tilaar
SPASIAL Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan pesisir merupakan pusat yang didalamnya ada kegiatan ekonomi nasional dengan berbagai kegiatan regional misalnya perikanan laut, perdagangan, budidaya, transportasi, pariwisata, pengeboran minyak dan banyak lagi. Pembangunan Permukiman Pesisir Mempengaruhi Kondisi Lokal. Rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP-3-K) yang mana adalah bagian penting dalam pengendalian pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kabupaten Halmahera Utara serta dilanjutkan untuk mengevaluasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir di Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan RZWP-3-K Provinsi Maluku Utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teknik analisis data memakai metode deskriptif untuk mengidentifikasi pemanfaatan ruang kemudian dilanjutkan Analisis spasial yang adalah sekumpulan dari teknik yang bisa digunakan untuk melakukan pengolahan data SIG untuk mengevaluasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir di Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan RZWP-3-K, berdasarkan identifikasi ditemui pemanfaatan ruang dengan beberapa zonasi yaitu zona permukiman, zona perikanan tangkap, zona perikanan budidaya, zona pelabuhan, kawasan konservasi, alur pelayaran, alur pipa dan kabel bawah laut, alur migrasi biota laut, berdasarkan analisis yang dilakukan dengan hasil evaluasi didapatkan bahwa pemanfaatan ruang kawasan pesisir di Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan RZWP-3-K Provinsi Maluku Utara dalam aspek struktur ruang hanya memiliki bobot 24,09 % dan untuk pola ruang hanya memiliki 24 % dengan keseluruhan nilai bobot 48,09 % yang diklasifikasikan yaitu tingkat kesesuaian sedang (>25%-50%), artinya pemanfaatan ruang masih belum sepenuhnya sesuai dengan rencana tata ruang atau aturan yang berlaku. Kata Kunci: Evaluasi, Observasi, Pemanfaatan Ruang, Pesisir, Spasial, SIG
ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA DASAR PERMUKIMANDI KELURAHAN MAASING, KECAMATAN TUMINTING, KOTA MANADO Alfath S.N. Syaban; Sonny Tilaar; Amanda Sembel
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i1.5260

Abstract

PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN CALACA DAN ISTIQLAL KECAMATAN WENANG Cyntha Tendean; Sonny Tilaar; Hendriek H Karongkong
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i3.6054

Abstract

Persoalan permukiman di pusat kota cukup beragam, salah satunya adalah tata lingkungan yang tidak teratur. Ketidak teraturan permukiman memyebabkan wilayah itu cenderung kumuh. Di kota manado permukiman serta sejumlah persoalannya perlu di kaji, salah satunya yaitu pengelolaan air limbah domestik. Untuk itu wilayah yang menjadi fokus penting yaitu di Kelurahan Calaca dan Kelurahan Istiqlal Kecamatan Wenang. Di Kecamatan Wenang, memiliki lokasi pemukiman kumuh yang berada di daerah bantaran sungai Tondano. Pengelolaan air limbah domestik (Rumah Tangga), seperti  Tinja, Urine, dan buangan kamar mandi serta buangan dapur yang baik dan benar menjadi penting di analisa, karena dilokasi tersebut masyarakat membuang kotoran limbah cair masih dilakukan pada tempat yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk  mendeskripsikancara pembuangan air limbah domestik dan menganalisis sistem pengelolaan air limbah domestik di permukiman kumuh, di Kelurahan Calaca dan Istiqlal Kecamatan Wenang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis dataMetode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif  kualitatif. Data yang diperoleh melalui wawancara/kusioner dan observasi lapangan dianalisis untuk mengetahui prilaku dan cara masyarakat menyalurkan air limbah domestiknya, serta kelembagaan, peraturan, kebijakan pemerintah, pembiayaan serta presepsi dari masyarakat.Berdasarkan hasil analisis menunjukan untuk jenis limbah grey watermereka menyalurkan air limbah domestiknya melalui pipa, drainase dan langsung kesungai, untuk jenis limbah Black Water (Urine dan Tinja), masyarakat menyalurkan melalui pipa langsung ke sungai, menyalurkan melalui kloset langsung mengalir ke sungai dan menggunakan septic tank individu. Untuk Sistem Pengelolaannya,di tinjau dari Sarana dan Prasarana pada kelurahan Calaca dari hasil presentase terbanyak yaitu tidak memenuhi 38% dan yang tersendah dikategorikan memenuhi sebanyak 1%. Pada kelurahan Istiqlal dari hasil presentase terbanyak yaitu memenuhi sebanyak 50% dan terenda di kategorikan tidak memenuhi sebanyak 1%.Ditinjau dari aspek pembiayaan, tidak ada retribusi yang di tanggungkan kepada masyarakat dalam pembangunan IPAL yang berada di kelurahan Istiqlal, pembiayaan murni dari pemerintah. Ditinjau dari aspek kelembagaan, yang mengorganisir pengelolaan air limbah domestik di Kelurahan Calaca dan Istiqlal tidak berperan penuh dalam tupoksinya, serta terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi, serta program-program yang ada tidak terlaksana dengan baik.Untuk aspek Kebijkan, ditemukan belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik, selain itu untuk peraturan dan kebijakan dari pemerintah pusat tidak terlaksana dengan baik.
ARAHAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN NELAYAN BERBASIS EKOWISATA (Studi Kasus: Pesisir Pantai Malalayang, Kelurahan Malalayang Satu dan Malalayang Satu Timur, Kecamatan Malalayang, Kota Manado) Muhammad Syahri Paputungan; Fella Warouw; Sonny Tilaar
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i3.6061

Abstract

Disepanjang pesisir pantai kota Manado sudah sulit dijumpai permukiman nelayan tradisional hal ini diakibatkan oleh proses pembangunan kota manado yang mengarah kekawasan pesisir pantai kata Manado sehingga reklamsai pantai sering dilakukan. Sehingga permukiaman nelayan yang dahulunya banyak tersebar di pesisir pantai kota Manado namun saat ini sudah sangat sulit dijumpai. Padahal apabila merujuk pada visi kota Manado yaitu Manado Kota model Ekowisata hal ini bertolak belakang dengan sistem pembangunan di kota Manado. Pesisir pantai Malalayang, kelurahan Malalayang Satu dan Malalayang Satu Timur merupakan salah satu tempat permukiman nelayan yang saat ini masih bertahan.Hal ini harus mendapat arahan yang baik agar permukiman nalayan tersebut dapat tetap eksis karena memiliki nilai historikal budaya yang nantinya dapat diarahkan menuju konsep ekowisata.Dalam penelitian ini ada tiga aspek yang coba di teliti guna tercapainya konsep ekowisata yaitu kualitas lingkungan, budaya lokal masyarakat dan ekonomi masyarakat. Dan dalam melakukan survey penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan cara kuesioner yang dibagikan sebanyak 90 kuesioner, saat menganalisis data menggunakan metode analisis likert, analisis citra dan analisis SWOT guna mendapatkan arahan dalam pengembangan permukiman nelayan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kualitas lingkungan belum mencapai standar kelayakan dan perlu penambahan prasarana guna tercapainya kualitas lingkungan yang memadai.Budaya lokal masyarakat memiliki nilai jual yang tinggi apabila permukiman nelayan tersebut diarahakan menuju konsep ekowisata.Sedangkan ekonomi masyarakat masih berada pada tataran kelas menengah kebawah terutama pada masyarakat nelayan, perlu dilakukan pembenahan dibidang prasarana dan pelatihan-pelatiahan agar ekonomi masyarakat sekitar bisa berkembang.
Analisis Kawasan Pariwisata Bahari Di Kabupaten Minahasa Tenggara Falentino Mokolensang; Sonny Tilaar; Raymond Tarore
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 10 No. 1 (2021): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v10i1.34465

Abstract

Southeast Minahasa has growing tourism potential, however, several tourism objects need attention, such as the marine tourism area. Cooperation between the government, the private sector and the community is urgently needed. The purpose of this research is to identify the potential of marine tourism areas in Southeast Minahasa Regency, to map the zoning of marine tourism areas in Southeast Minahasa Regency. The research was conducted using secondary data analysis methods obtained in several related institutions and equipped with survey methods then assisted by field observations, data analysis including potential objects was carried out by observation and identification. Potential objects are obtained from the tourism object assessment criteria and the assessed assessment technique, then the total score found is classified as applying the interval class method in the low, medium and high categories. The results showed that Lakban Beach was included in a high combined potential. Lumintang Beach, Bentenan Beach, Punten Island and Naga Island (Dakokayu) belong to the mixed potential class. Meanwhile, Baling-Baling Island, Hais Beach and Pasir Panjang Beach are included in the low combined potential class. There are three marine tourism zones, namely the coastal zone, the sea level zone, the underwater zone, the distributionzone for the location of marine tourism areas which are implemented in the form of a Geographical Information System in the form of a thematic map. Keywords: Potential, Maritime Tourism, Zoning.
Ketersediaan Prasarana dan Sarana Perkotaan di Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan Sadam Ali; Windy Mononimbar; Sonny Tilaar
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2023): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tersedianya sarana dan prasarana di suatu daerah, masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, bagi pemerintah, sarana dan prasarana merupakan faktor terpenting dalam roda perekonomian dan pemerintahan. Ketika infrastruktur dan fasilitas suatu daerah dalam kondisi baik, kegiatan ekonomi dan transportasi juga berjalan dengan lancar. Metode penelitian bersifat kuantitatif dan kualitatif. Kebutuhan prasarana dan sarana perkotaan di Kecematan Tumpaan, Kecamatan Amurng Timur dan Kecamatan Amurang di Kabupaten Minahasa Selatan perlu adanya rencana penambahan sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan rencana penambahan lebar jalan agar sesuai dengan SNI. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sarana Pendidikan Kecamatan Tumpaan, Amurang Timur dan Amurang perlu adanya rencana penambahan sarana pendidikan TK, SD, SLTP (Kecamatan Amuranh Timur dan Amurang) dan SMU. Kebutuhan sarana kesehatan Kecamatan Tumpaan perlu adanya rencana penambahan sarana kesehatan berupa poskesdes, Kecamatan Amurang Timur perlu adanya rencana penambahan poskesdes dan Kecamatan Amurang pada poryeksi penduduk memiliki pertambahan penduduk yang meningkat sangat besar, perlu adanya penambahan sarana rumah bersalin. Kebutuhan sarana peribadatan Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang Timur dan Amurang perlu adanya rencana penambahan sarana masjid. Kebutuhan prasarana seperti jalan pada Kecamatan Tumpaan perlu adanya penambahan lebar jalan pada jalan lokal primer dan lingkungan, Kecamatan Amurang Timur perlu adanya pelebaran jalan local dan Jalan lingkungan dan Kecamatan Amurang Pada perlu adanya pelebaran jalan lokal primer dan Jalan lingkungan. Kata Kunci : Ketersediaan, Prasarana dan Sarana, Perkotaan Kabupaten Minahasa Selatan. Abstrak With the availability of facilities and infrastructure in an area, people can easily carry out their daily activities. In addition, for the government, facilities and infrastructure are the most important factors in the wheel of the economy and government. When the infrastructure and facilities of an area are in good condition, economic and transportation activities also run smoothly. The research method is both quantitative and qualitative. The need for urban infrastructure and facilities in the Tumpaan sub-district, Amurng Timur sub-district and Amurang sub-district in the South Minahasa regency requires a plan to add education, health, worship facilities and a plan to increase the width of the road to comply with the SNI. Based on the results of the analysis of the need for educational facilities in the Tumpaan, Amurang Timur and Amurang sub-districts, there is a need for plans to add educational facilities for kindergarten, elementary, junior high school (Amurang Timur and Amurang sub-districts) and high school. The need for health facilities in Tumpaan District needs plans to add health facilities in the form of poskesdes, Amurang Timur District needs plans to add poskesdes and Amurang District in the population projection has a very large increase in population, there is a need to add maternity facilities. The need for worship facilities in the Tumpaan District, Amurang Timur and Amurang Districts requires plans to add mosque facilities. The need for infrastructure such as roads in Tumpaan District needs to increase the width of the road on primary local roads and the environment, East Amurang District needs widening of local roads and environmental roads and Amurang District In the need for widening of local primary roads and environmental roads. Keywords: Availability, Infrastructure and Facilities, Urban District of South minahasa.
Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kerawanan Banjir Di Perkotaan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan Syahril S; Sonny Tilaar; Frits O. P. Siregar
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2023): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yang dimaksud dengan “banjir” adalah suatu peristiwa atau keadaan dimana suatu daratan atau daerahterendam oleh peningkatan volume air. Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba danmemiliki debit air yang besar akibat tersumbatnya aliran air. Saat hujan deras setiap tahunnya, KotaMasamba sering menimbulkan banjir. Maka dari itu, dilakukan penelitian dengan judul “PengaruhPerubahan Penggunaan Lahan Terhadap Kerentanan Banjir di Kelurahan Masamba Kabupaten LuwuUtara Provinsi Sulawesi Selatan”. Studi ini mengkaji hubungan antara perubahan penggunaan lahandengan tingkat kerentanan terhadap banjir di kawasan perkotaan Masamba antara tahun 2010 hingga2020. Dari tahun 2010 hingga 2020 yang didominasi oleh perubahan tata guna lahan, terjadi peningkatanhutan sebesar 1,4%. luas, peningkatan luas lahan pemukiman sebesar 0,79 persen, dan penurunan luaspenggunaan lahan perkebunan dan semak belukar sebesar 9,32 persen. Daerah perkotaan Masamba telahhancur akibat banjir akibat penggunaan lahan yang signifikan ini.Kata kunci: Perubahan Tata Guna Lahan, Kerawanan Banjir, Perkotaan MasambaAbstractWhat is meant by "flood" is an event or situation in which a land or area is submerged by an increase inthe volume of water. Flash floods are floods that occur suddenly and have a large water discharge due toblockage of the water flow. When it rains heavily every year, Masamba City often causes flooding.Therefore, a study was conducted with the title "The Influence of Changes in Land Use on FloodVulnerability in Masamba Village, North Luwu Regency, South Sulawesi Province". This study examinesthe relationship between changes in land use and the level of vulnerability to flooding in the urban area ofMasamba between 2010 and 2020. From 2010 to 2020, which was dominated by changes in land use,there was an increase in forests of 1.4%. area, an increase in the area of residential land by 0.79 percent,and a decrease in the area of land use for plantations and shrubs by 9.32 percent. The urban area of Masambahas been devastated by flooding due to this significant land use.Keyword: Land Use Change, Flood Vulnerability, Masamba Town