Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Analisis Prioritas Konsep Dan Strategi Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kecamatan Nambo Astija, Sitti; Kadir, Ishak; Yusuf, Dewi Nurhayati
Jurnal Perencanaan Wilayah Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Perencanaan Wilayah
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.9 KB) | DOI: 10.33772/jpw.v6i2.17141

Abstract

ABSTRACTThe slum areas at Nambo sub-district are divided into Pudai - Nambo Cluster (Bungkutoko, Petoaha, Nambo Kelurahan) and the Tondonggeu - Sambuli Cluster. The typologies of settlements in Nambo sub-district are lowlands and water banks. This study aims to analyze the priority scale, to determine the concepts and strategies for slum areas improvement in Nambo sub-district. The method used in this research is quantitative descriptive by assigning a weighting analysis of slum area priority indicators based on Ministry of Public Works and Public Housing Regulation No.2 / 2016. The results show that the slum area in Nambo sub-district is divided into two priority classifications, namely moderate slum, illegal land status and other considerations of high and moderate slum, illegal land status and other moderate considerations. Based on the slum conditions in Nambo District, the concept / treatment pattern of slum area is towards resettlement, with formulation strategies; land preparation, rehabilitation / improvement of residential buildings, rehabilitation / improvement and rehabilitation of settlement infrastructure / improvement of fire protection.Keywords: Slum Area, Concept,  Nambo, Priority, StrategyABSTRAK Kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Nambo terbagi atas Kluster Pudai – Nambo (Kelurahan Bungkutoko, Petoaha, Nambo) dan Kluster Tondonggeu – Sambuli. Tipologi permukiman di Kecamatan Nambo merupakan dataran rendah dan tepi air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis skala prioritas, menentukan konsep dan strategi penanganan kawasan kumuh di Kecamatan Nambo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis pembobotan indikator prioritas kawasan kumuh berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 2 Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan kumuh di Kecamatan Nambo terbagi atas dua klasifikasi prioritas yaitu kumuh sedang, status lahan tidak legal dan pertimbangan lainnya tinggi dan kumuh sedang, status lahan tidak legal dan pertimbangan lain sedang. Berdasarkan kondisi kekumuhan di Kecamatan Nambo maka konsep/ pola penanganan kawasan permukiman kumuh yaitu permukiman kembali. Rumusan strategi; penyiapan lahan, rehabilitasi/perbaikan bangunan hunian, rehabilitasi/ perbaikan infrastruktur permukiman dan rehabilitasi/ perbaikan proteksi kebakaran.Kata Kunci : Kawasan Kumuh, Konsep, Nambo, Prioritas, Strategi
Pendampingan Teknis Dalam Identifikasi dan Perencanaan Infrastruktur Permukiman Kumuh di Kelurahan Abeli Kota Kendari Kadir, Ishak; Ma’ruf, Annas; Kadir, Abdul; Said, Burhan; Zakaria Umar, Muhammad
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.85 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v2i1.12147

Abstract

Kelurahan Abeli Kota Kendari merupakan salah satu kelurahan yang memiliki kawasan kumuh seluas 3,5 Ha yang terletak di RT 3 dan RT 5. Karakteristik kekumuhan di Kelurahan Abeli meliputi: belum adanya fasilitas drainase dan jalan setapak yang menghubungkan lingkungan, akses air minum masih sulit, belum tertatanya fasilitas pembuangan sampah dan pengolah limbah lingkungan, serta masih banyaknya rumah tinggal masyarakat yang tidak layak huni. Paper ini bertujuan untuk menunjukkan beberapa kegiatan pendampingan teknis bagi masyarakat dalam mengidentifikasi dan merencanakan infrastruktur permukiman mereka. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengabdian ini adalah tahap persiapan, koordinasi dengan kelurahan dan BKM, dan pelaksanaan meliputi pendampingan identifikasi masalah, penyusunan baseline RPLP dan DED serta pembangunan infrastruktur. Pengabdian ini disimpulkan bahwa pengetahuan tentang penataan kawasan kumuh meningkat setelah pendampingan teknis. Dengan program penataan kumuh perkotaan, luasan kawasan kumuh di Kelurahan Abeli diharapkan akan berkurang dan menjadi nol kumuh.
Bimbingan Teknis Penyusunan Master Plan Penataan Permukiman Desa Mata Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Kadir, Ishak; Ma’ruf, Annas; Tahir, M. Arzal; Hasan, La Ode Amrul; Aulia, Weko Indira Romanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.152 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v3i2.21424

Abstract

Penataan permukiman Desa Mata Wawatu belum berjalan secara maksimal dan terarah karena belum memiliki pola dan arah kebijakan pengembangan wilayah secara berkelanjutan. Permasalahan umum yang dihadapi masyarakat antara lain: [1] potensi Sumber Daya Alam belum tertata dengan baik karena belum memiliki arah kebijakan pembangunan yang jelas, [2] pengetahuan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman masih kurang. Metode pelaksanaan kegiatan yaitu: [1] model Participatory Rural Appraisal yang menekankan keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kegiatan, [2] model Participatoty Tecnology Development yang memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai standar berbasis pada ilmu pengetahuan dan kearifan lokal, [3] model Community Development yaitu pendekatan yang melibatkan masyarakat secara langsung, dan [4] Edukatif. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengabdian ini adalah tahap persiapan, tahap pembekalan, dan pelaksanaan. Hasil kegiatan program kemitraan masyarakat menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan warga masyarakat Desa Mata Wawatu mengalami peningkatan setelah mengikuti bimbingan teknis. Masyarakat telah mampu mengidentifikasi potensi dan permasalahan desa serta analisisnya secara partisipatif.
Bimbingan Teknis Penyusunan Master Plan Penataan Permukiman Desa Mata Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Kadir, Ishak; Ma’ruf, Annas; Tahir, M. Arzal; Hasan, La Ode Amrul; Aulia, Weko Indira Romanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.152 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v3i2.21425

Abstract

Penataan permukiman Desa Mata Wawatu belum berjalan secara maksimal dan terarah karena belum memiliki pola dan arah kebijakan pengembangan wilayah secara berkelanjutan. Permasalahan umum yang dihadapi masyarakat antara lain: [1] potensi Sumber Daya Alam belum tertata dengan baik karena belum memiliki arah kebijakan pembangunan yang jelas, [2] pengetahuan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman masih kurang. Metode pelaksanaan kegiatan yaitu: [1] model Participatory Rural Appraisal yang menekankan keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kegiatan, [2] model Participatoty Tecnology Development yang memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai standar berbasis pada ilmu pengetahuan dan kearifan lokal, [3] model Community Development yaitu pendekatan yang melibatkan masyarakat secara langsung, dan [4] Edukatif. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengabdian ini adalah tahap persiapan, tahap pembekalan, dan pelaksanaan. Hasil kegiatan program kemitraan masyarakat menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan warga masyarakat Desa Mata Wawatu mengalami peningkatan setelah mengikuti bimbingan teknis. Masyarakat telah mampu mengidentifikasi potensi dan permasalahan desa serta analisisnya secara partisipatif.
Sosialisasi dan Penguatan Sistem Informasi dan Pengelolaan Administrasi Desa dalam Menghadapi COVID-19 Kadir, Ishak; Yamin, Muh; Handrawan, Handrawan; Ma’ruf, Annas; Aksara, La Ode Muhammad Bahtiar
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.068 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v2i2.15185

Abstract

Desa Ameroro merupakan desa yang cukup besar di Kabupaten Konawe. Namun untuk penyampaian informasi desa kepada masyarakat belum maksimal, terlebih di tengah pandemi Covid-19 ini. Penguatan sistem informasi dan pengelolaan administrasi desa sangatlah penting. Selain mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat desa, hal ini juga dapat menarik perhatian masyarakat selain masyarakat Desa Ameroro. Dengan adanya penguatan sistem informasi, dapat memperkenalkan desa ke masyarakat luas dan secara tidak langsung menunjukkan potensi desa. Pengabdian ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan solusi untuk penguatan sistem informasi dari Desa Ameroro. Pengabdian ini dilakukan dengan tahap-tahap berikut : (1) metode pelaksanaan kegiatan; (2) memberi materi pelatihan penggunaan sistem; (3) rencana evaluasi penggunaan; (4) jadwal pelaksanaan kegiatan. Sistem yang ditawarkan adalah dalam bentuk website resmi Desa Ameroro. Website ini akan diisi dengan informasi mengenai profil desa dan kegiatan-kegiatan yang terlaksana di Desa Ameroro. Dalam pengabdian ini akan mengajarkan penggunaan dan pengelolaan dari website tersebut agar bisa dioperasikan dengan baik oleh aparat desa dan bermanfaat bagi Desa Ameroro.Kata kunci : covid-19, sistem informasi, websiteAbstract
Bimbingan Teknis Pembuatan Material Bata Beton dari Bahan Tambah Serat Sagu (metroxylon sagu rottb.) pada Para Tukang Bangunan di Kelurahan Wuawua Kecamatan Wuawua Kota Kendari Kadir, Ishak; Ma’ruf, Annas; Rianty, Hapsa; Umar, Muhammad Zakaria
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.886 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v1i1.10077

Abstract

Di Jalan Chairil Anwar, Lorong Durian, RW. 02, RT. 04, RT. 06, Kelurahan Wuawua, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara masih terdapat tanaman sagu yang tumbuh dan berkembang secara sporadis di sekitar permukiman warga. Selama ini tanaman sagu belum dimanfaatkan dengan optimal. Pengabdian ini penting dilaksanakan karena untuk memanfaatkan limbah serat sagu sebagai bahan tambah bata beton. Pengabdian ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pembuatan material bata beton dari bahan tambah limbah ampas sagu. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengabdian ini adalah tahap persiapan, rekruitmen peserta, tahap pembekalan, dan pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri dari tahap pratest, praktek, dan tahap postest. Data dianalisis dalam bentuk tabulasi data, diagram batang, dan analisis uji dua sampel berpasangan dengan uji Wilcoxon sehingga diketahui apakah pengetahuan para tukang bangunan meningkat atau tidak meningkat sebelum dan sesudah bimbingan teknis. Pengabdian ini disimpulkan bahwa pengetahuan para tukang bangunan mengenai bata serat sagu meningkat sebelum dan sesudah bimbingan teknis.
Bimbingan Teknis Penguatan Kelembagaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kawasan Pulau Labengki Desa Labengki Kecamatan Lasolo Kepulauan Kabupaten Konawe Utara Ma’ruf, Annas; Kadir, Ishak; Tahir, M. Arzal; Umar, Muhammad Zakaria
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.995 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v1i1.10084

Abstract

Bagi masyarakat Labengki, tercemarnya laut oleh sampah plastik tentunya akan sangat berdampak tidak hanya terhadap sektor pariwisata namun juga secara langsung dapat berdampak pada pendapatan masyarakat yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan dengan lingkup pemasaran hasil tangkap ke pemasaran lokal bahkan pemasaran skala internasional. Kondisi di mana keanekaragaman hayati Labengki yang harus berhadapan dengan pencemaran sampah plastik tentunya merupakan hal memprihatinkan yang memerlukan penanganan secepatnya dan sebaik-baiknya. Pengabdian ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan kelembagaan masyarakat tentang pengelolaan sampah khususnya sampah plastik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengabdian ini adalah tahap persiapan, rekruitmen peserta, tahap pembekalan, dan pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri dari tahap pratest, pelatihan penguatan, dan tahap postest. Dari hasil postest diperoleh bahwa persentase pengetahuan bahwa sampah platik membutuhkan ratusan tahun untuk diuraikan oleh alam sekitar 88,2%. Pemahaman dan kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam memisahkan sampah plastik dan ikut dalam program donasi sampah sekitar 94,1%. Pengabdian ini disimpulkan bahwa pengetahuan kelembagaan masyarakat Labengki mengenai pengelolaan sampah khususnya sampah plastik meningkat setelah dilakukan bimbingan teknis.
PERENCANAAN PUSAT PERBELANJAAN BERKONSEP CITY WALK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU DI KABUPATEN KONAWE SELATAN Ardianto, Mego; Kadir, Ishak; Rosyidah, Sitti
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPerencanaan Pusat Perbelanjaan berkonsep City Walk didesain dengan tujuan memberikan sebuah perkembangan barubagi Kabupaten Konawe Selatan. Yang dimana salah satu hambatan yang ada yaitu kurangnya fasilitas pelayanan sehinggatidak adanya aktivitas terpusat dari masyarakat dalam kegiatan ekonomi untuk skala besar dan menyebabkan kurangnyaminat masyarakat untuk tinggal dan menetap pada pusat Kota Kabupaten Konawe Selatan. Kehadiran Pusat PerbelanjaanBerkonsep city walk Dengan Pendekatan Arsitektur Hijau diharapkan dapat menjadi sebuah bangkitan dan daya tarik bagimasyarakat untuk tinggal dan menetap di pusat kota kabupaten dan melakukan aktivitas perekonomian di daerah sehinggaperputaran ekonomi tetap terjadi di Kabupaten Konawe Selatan. Konsep city walk pada pusat perbelanjan yang mengadopsipedestrian pada sebuah kota, dapat diterapkan untuk memberikan suasana berbeda kepada pengunjung saat berbelanja.Untuk meminimalisir penggunaan energi diperlukan sebuah penekanan konsep pada perancangan pusat perbelanjaan.Dengan pendekatan arsitektur hijau dapat diterapkan sebagai solusi dari penggunaan energi ber-lebihan padabangunan. Prinsip dasar arsitektur hijau digunakan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkankenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi. Tulisan ini menggunakan metodeanalisis deskriptif kualitatif dengan menguraikan permasalahan dan kebutuhan ruangnya. Data primer mengenai PusatPerbelanjaan. Sedangkan data sekunder mengenai Arsitektur Hijau dan konsep City Walk. Metode pengumpulan data melaluistudi literatur, pengamatan langsung, wawancara terstruktur dan studi banding. Hasil penelitian ini menunjukan lokasiterpilih terletak di Kecamatan Andoolo. Fasilitas Pusat Perbelanjaan terdiri dari fasilitas utama berupa retail store, supermarket,departemen store, restoran, cafe, foodcourt, serta fasilitas penunjang lainnya.Kata Kunci : Pusat Perbelanjaan, City Walk, Arsitektur Hijau, Kabupaten Konawe Selatan.ABSTRACTShopping Center Planning with the City Walk concept is designed with the aim of providing a new development forSouth Konawe Regency. Which is where one of the existing obstacles is the lack of service facilities so that there is nocentralized activity from the community in large-scale economic activities and causes a lack of public interest in living andsettling in the center of the City of South Konawe Regency. The presence of a shopping center with a city walk concept witha green architectural approach is expected to be an awakening and attraction for people to live and settle in the districtcity center and carry out economic activities in the area so that economic turnover continues to occur in South KonaweRegency. The concept of a city walk in a shopping center that adopts pedestrians in a city, can be applied to provide adifferent atmosphere for visitors when shopping. To minimize energy use, an emphasis on the concept of shopping centerdesign is needed. With the green architectural approach, it can be applied as a solution to the excessive use of energy inbuildings. The basic principles of green architecture are used to reduce adverse environmental impacts, increase humancomfort with efficiency and reduce the use of energy resources. This paper uses a qualitative descriptive analysis method todescribe the problems and space requirements. Primary data regarding Shopping Centers. While the secondary data isabout Green Architecture and the City Walk concept. Methods of data collection through literature study, directobservation, structured interviews and comparative studies. The results of this study indicate that the selected location islocated in Andoolo District. Shopping Center facilities consist of main facilities in the form of retail stores, supermarkets,department stores, restaurants, cafes, food courts, and other supporting facilities.Keywords: Shopping Center, City Walk, Green Architecture, South Konawe Regency.
TAMAN BUDAYA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR DI KABUPATEN MUNA Zubair, La Ode Muhammad; Kadir, Ishak; Umar, Muhammad Zakaria
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTaman budaya dengan pendekatan arsitektur neo vernakular di Kabupaten Muna penting direncanakan sebagai berikut:(1) Potensi wisata daerah dan kebudayaan Muna perlu dilestarikan agar terinventarisir dengan baik; (2) Arsitektur neovernakular derivatif dari arsitektur vernakular yang perlu ditampilkan dengan pola baru. Taman budaya adalah sarana untukmempromosikan dan mengembangkan kebudayaan daerah. Penelitian ini ditujukan sebagai berikut: (1) Untuk mengolahtapak pada bangunan taman budaya di Kabupaten Muna; (2) Untuk mengolah kebutuhan ruangan pada bangunan tamanbudaya di Kabupaten Muna; (3) Untuk menerapkan prinsip-prinsip arsitektur neo vernakular pada bangunan taman budayadi Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan metode perancangan arsitektur dengan pendekatan kualitatif. Sumber dataterdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara data direduksi, data disajikan, dan data disimpulkan. Berdasarkan hasildesain penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: Pertama, fasad menghadap timur dan barat, bangunan berbentuk rumahpanggung, dan sirkulasi kendaraan ke tapak sesuai bentuk tapak; Kedua, besaran ruangan didapatkan ruangan perpustakaansebesar 881 m2, museum budaya sebesar 917,7 m2, pergelaran seni tari sebesar 897,5 m2, pengelola taman budaya sebesar192,64 m2, resto mini sebesar 100,2 m2; Ketiga, prinsip-prinsip arsitektur neo vernakular didapatkan perancangan tematikthe modification of local house dan ditransformasikan ke bangunan-bangunan taman budaya Muna.Kata Kunci: Taman Budaya Muna, Arsitektur neo vernakular.ABSTRACTIt is important to plan a cultural park with a neo vernacular architectural approach in Muna Regency as follows: (1)The potential for regional tourism and Muna culture needs to be preserved so that it is properly inventoried; (2) Neovernacular architecture is a derivative of vernacular architecture that needs to be presented with a new pattern. Culturalparks are a means to promote and develop regional culture. This research is aimed as follows: (1) To cultivate the site of acultural park building in Muna Regency; (2) To process the need for space in the cultural park building in Muna Regency;(3) To apply the principles of neo vernacular architecture to the cultural park building in Muna Regency. This study usesan architectural design method with a qualitative approach. Data sources consist of primary data and secondary data.Data collection techniques consist of observation, interviews and documentation. The data analysis technique was carriedout by reducing the data, presenting the data, and inferring the data. Based on the results of this research design, it isconcluded as follows: First, the facade faces east and west, the building is in the form of a house on stilts, and thecirculation of vehicles to the site according to the shape of the site; Second, the size of the room is 881 m2 of library space,917.7 m2 of cultural museum, 897.5 m2 of dance performances, 192.64 m2 of cultural park management, 100.2 m2 of minirestaurant; Third, the principles of neo vernacular architecture were obtained from the thematic design of the modificationof local house and transformed into the buildings of the Muna cultural park.Keywords: Muna Cultural Park, Neo vernacular architecture.
Membangun Desa Melalui Bimbingan Teknis Perencanaan Master Plan Desa Wisata Leppe Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Ma’ruf, Annas; Kadir, Ishak; Hasan, La Ode Amrul; Ahdiyani, Wisdha; Firdausah, Azzahra Miftahul
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v5i2.46180

Abstract

Desa Leppe berada di wilayah pesisir dan lautan yang digunakan untuk berbagai kegiatan seperti Pelabuhan penyebrangan, industri, agrobisnis dan agroindustri rekreasi dan pariwisata. Berbagai potensi diupayakan menjadi desa yang mandiri dengan memaksimalkan potensi desa, membangun dan meningkatkan perekonomian warga desa. Masterplan harus dipersiapkan dengan baik dan melibatkan peran perangkat desa dan masyarakat dalam penyusunannya, agar rencana tata ruang desa dapat menjadi arahan yang tepat dalam mengambil keputusan untuk membangun desa. Metode pelaksanaan pada tahap pertama dilakukan kegiatan urun rembuk, perkenalan para dosen pengabdi, tujuan kegiatan, program-program kegiatan kepada para apparat desa, serta beberapa warga. Tahap kedua dilakukan pengumpulan Data, hal ini ditujukan untuk mengetahui data Primer, sekunder data lokasi dan pendukung. Tahap ketiga dilakukan analisis kebutuhan perencanaan/ akar permasalahan. Kemudian tahap ke empat dilakukan bimbingan teknis perencanaan master plan, menekankan keterlibatan masyarakat sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan dan pendidikan untuk pemberdayaan masyarakat. Kesimpulan kegiatan bimbingan teknis perencanaan masterplan desa bahwa anggota masyarakat, tokoh masyarakat dan aparat desa dalam memahami posisi desa yang nantinya bisa dikembangkan menjadi desa wisata pesisir. Pelaksanaan pkm di desa Leppe telah berjalan sesuai dengan rencana kegiatan dalam program kerja yang telah disusun yaitu membangun desa melalui bimbingan teknis perencanaan master plan desa wisata Leppe Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.