Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan

HISTORICAL BASED LEARNING: INOVASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ANDRAGOGI Ismaul Fitroh; Joni Apriyanto; Resmiyati Yunus; Tonny Iskandar Mondong
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 14, No 4 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v14i4.17459

Abstract

Abstrak: Tujuan penulisan artikel ini yakni untuk membuat inovasi model pembelajaran sejarah pada mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Hindu dan Buddha sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada lima prinsip andragogi yakni (1) adanya identifikasi kebutuhan; (2) materi yang menarik, (3) berbasis masalah, (4) memanfaatkan sumber belajar, (5) belajar yang bermakna. Lima prinsip andragogi bisa memunculkan inovasi dalam pembelajaran yakni disebut dengan model Historical Based Learning. Dalam model Historical Based Learning ada tujuh langkah dalam pembelajarannya yakni; (1) menentukan materi, (2) membentuk kelompok, (3) heuristic, (4) kritik, (5) interpretasi, (6) historiografi, (7) evaluasi.Abstract: The purpose of writing this article is to create an innovative historical learning model in the course of Indonesian History of the Hindu and Buddhist Period so that learning objectives can be achieved. The method used in this research is descriptive qualitative method. Data were obtained from interviews, observations and documentation. The results showed that there are five principles of andragogy, namely (1) identification of needs; (2) interesting material, (3) problem-based, (4) utilizing learning resources, (5) meaningful learning. The five principles of andragogy can lead to innovation in learning, which is called the Historical Based Learning model. In the Historical Based Learning model there are seven steps in learning, namely; (1) determining the material, (2) forming groups, (3) heuristic, (4) criticism, (5) interpretation, (6) historiography, (7) evaluation.
HARMONI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KURIKULUM MERDEKA Ismaul Fitroh; Moh. Imron Rosidi
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 15, No 2 (2024): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v15i2.22230

Abstract

Abstrak: Tujuan penulisan artikel untuk mengkaji nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Data diperoleh dari berbagai sumber ilmiah, misalnya buku dan artikel dari jurnal yang terbit pada tahun 2014 hingga 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Kurikulum Merdeka terdapat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang terdiri dari beberapa kegiatan yakni (1) Pertukaran pelajar; (2) Magang/praktik kerja; (3) Asistensi mengajar di satuan Pendidikan; (4) Penelitian/riset; (5) Proyek kemanusian, (6) Kegiatan wirausaha; (7) Studi/proyek independent. (8) Membangun desa/kuliah kerja nyata tematik. Banyaknya kegiatan yang ada dalam MBKM tenyata memuat nilai-nilai Pancasila diantaranya adalah: (1) Landasan Filosofis Pancasila; (2) Pembentukan Karakter; (3) Penguatan Identitas Kebangsaan; (4) Pendidikan Demokratis; (5) Mengatasi Tantangan Sosial.Abstract: The purpose of writing an article is to examine the values of Pancasila contained in the Independent Curriculum. This research uses a qualitative method with a literature study approach. Data is obtained from various scientific sources, such as books and articles from journals published from 2014 to 2023. The results showed that in the Independent Curriculum there is the Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) program which consists of several activities, namely: (1) Student exchange; (2) Internship/work practice; (3) Teaching assistance in educational units; (4) Research; (5) Humanitarian projects, (6) Entrepreneurial activities; (7) Independent study/project. (8) Build villages/thematic community service program. The number of activities in MBKM actually contains the values of Pancasila including: (1) Philosophical Foundation of Pancasila; (2) Character Building; (3) Strengthening National Identity; (4) Democratic Education; (5) Overcoming Social Challenges.