Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Penggunaan Pakan Berbahan Baku Tepung Osteochilus hasselti Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Muhammad Safir; Nur’aidah Nur’aidah; Kasim Mansyur; Livia Caprilia; Eny Heriyati
JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Vol 3, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jago.v3i3.468

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang banyak digemari oleh Masyarakat. Ikan ini memerlukan nutrisi yang lengkap untuk pertumbuhannya. Protein sebagai sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan biasanya diperoleh dari pakan komersial. Dewasa ini harga pakan ikan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya kandungan protein pakan. Dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan alternatif sumber protein dalam pakan guna menekan biaya produksi akuakultur. Danau Rano yang terletak di Sulawesi Tengah telah menjadi wadah budidaya ikan nilem hasil introduksi dengan produksi yang melimpah. Sementara masyarakat sekitar jarang mengkonsumsi ikan ini, sehingga nilai ekonomisnya rendah. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan ikan nilem menjadi tepung ikan sebagai sumber protein pakan untuk pertumbuhan nila. Perlakuan yang diujikan yakni penggunaan tepung ikan nilem dengan dosis berbeda yaitu 0% sebagai kontrol, 9% dan 18%. Ikan uji adalah bibit nila berukuran 3,21±0,17 g, yang diberikan pakan tiap dosis dengan empat kali ulangan. Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari dalam baskom bervolume 35 L yang berisi air sebanyak 16 L. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan berbahan baku tepung ikan nilem memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan benih ikan nila (P<0,05) dibandingkan kontrol. Pertumbuhan tertinggi dan rasio konversi pakan yang rendah diperoleh pada perlakuan dosis tepung ikan nilem 18%. yakni masing-masing sebesar 2,30 g dan 1,82. Kelangsungan hidup yang diperoleh untuk semua perlakuan berkisar 82,50-85,0%. Penggunaan tepung ikan nilem sebagai bahan baku pakan dengan dosis 18% memberikan pertumbuhan tertinggi, dan rasio konversi pakan yang rendah.
PERSENTASE JANTAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) HASIL PERENDAMAN DENGAN EKSTRAK DAUN SENGGANI (Melastoma candidum) DOSIS BERBEDA Muhammad Safir; Indira Ghandi; Novalina Serdiati; Madinawati Madinawati
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 11, No 2 (2023): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v11i2.4888

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis optimum ekstrak daun senggani dalam menghasilkan persentase jantan tertinggi pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap yang teridiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diujikan yakni dosis ekstrak daun senggani; 0 (A/kontrol); 20 (B); 40 (C); 60 (D); 80 ppm (E). Larva ikan nila umur 7 hari direndam dalam air yang berisi ekstrak daun senggani sesuai dosis perlakuan selama 4 jam. Pasca perendaman, larva ikan nila dipelihara selama 60 hari. Pakan berupa cacing sutera diberikan selama 30 hari pertama dan selebihnya diberi pellet. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari (pukul 07.30-08.00, 12.30-13.00, dan 17.30-18.00 Wita). Hasil penelitian menunjukkan persentase kelamin jantan (KJ) pada perlakuan A, B, C, D, dan E secara berurut masing-masing sebesar 45%, 65%, 72%, 77,5%, dan 80%. Laju pertumbuhan harian (LPH) dan kelangsungan hidup (KH) untuk semua perlakuan berkisar antara 7,28-7,58 %/hari dan 85-95%. Hasil analisis menunjukkan persentase KJ ikan nila tertinggi terdapat pada perlakuan 80 ppm yakni sebesar 80%. LPH dan KH tidak berbeda secara signifikan antar semua perlakuan (P>0,05). Kesimpulan, ekstrak daun senggani (M. candidum) dengan dosis 80 ppm menghasilkan persentase jantan tertinggi (80%) pada ikan nila.
Pertumbuhan, dan Rasio Konversi Pakan Ikan Pangasius hypophthalmus; Sauvage, 1878) Diberi Pakan Terfermentasi dengan Probiotik Dosis Berbeda Muhammad Safir; Muh. Armansyah; Nur Hasanah; Seftina Fifi Mangitung
JSIPi (JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN) (JOURNAL OF FISHERY SCIENCE AND INNOVATION) Vol 7 No 1 (2023): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan terfermentasi probiotik dengan dosis berbeda pada pertumbuhan dan rasio konversi pakan ikan Pangasius hypophthalmus. Percobaan yang diujikan adalah dosis penggunaan probiotik yakni 0; 5; 7; dan 9 mL/100 g pakan. Setiap perlakuan diberi masing-masing empat kali ulangan dan peletakan wada didesain secara acak rengkap. Hasil dari penelitian menunjukkan pemberian pakan terfermentasi probiotik dengan dosis berbeda menunjukkan pengaruh (p<0,05) pada laju pertumbuhan spesifik harian (LPSH), dan pertambahan bobot mutlak (PBM), rasio konversi pakan (RKP) serta efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) pada benih ikan P. hypophthalmus. LPSH, PBM, RKP dan EPP yang tinggi (p<0,05) diperoleh diperlakuan pakan probiotik dengan dosis 7 mL dan 9 mL per 100 g pakan. Kelangsungan hidup benih ikan P. hypophthalmus selama 56 hari pemeliharaan adalah 100%. Pertumbuhan yang tinggi dan rasio konversi pakan yang rendah dalam pemeliharaan benih ikan P. hypophthalmus dapat diperoleh dengan pemberian pakan terfermentasi dengan probiotik dosis 7 mL/100 g pakan.
Fermentasi Tepung Pelepah Sawit dengan Sumber Probiotik Berbeda Sebagai Bahan Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Muhammad Safir; Novalina Serdiati; Kasim Mansyur; Akbar Marzuki Tahya
JSIPi (JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN) (JOURNAL OF FISHERY SCIENCE AND INNOVATION) Vol 8 No 1 (2024): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor penting dalam kegiatan akuakultur, namun memiliki dana operasional termahal adalah pakan. Sebagai upaya akuakultur berkelanjutan dan jaminan harga pakan yang terjangkau adalah melalui pemanfaatan bahan baku yang melimpah dan tidak bernilai ekonomis. Kelapa sawit dikenal sebagai tanaman multiguna, seperti pelepah sawit yang sebelumnya diketahui sebagai limbah perkebunan kelapa sawit jumlahnya melimpah dan tidak bernilai ekonomis. Bahan inovatif yang dapat dikembangkan menjadi olahan adalah tepung sebagai sumber nutrien bagi organisme budidaya termasuk pada ikan nila. Akan tetapi, bahan tersebut memiliki zat antinutrisi yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis probiotik yang sesuai sebagai bahan fermentasi dalam menurunkan kandungan zat antinutrisi tepung pelepah sawit yang diamati melalui respons pertumbuhan yang dihasilkan. Penelitian mengujikan jenis probiotik A (Effective Microorganisms/EM-4), B (Boster), C (Raja lele), dan D (Ragi tempe) masing-masing pada benih ikan nila. Setiap perlakuan diberi tiga kali ulangan. Benih ikan nila yang diberi pakan perlakuan berbahan baku tepung pelepah sawit yang difermenatsi dengan probiotik EM-4, Boster, Raja lele, dan ragi tempe menunjukkan respons pertumbuhan (laju pertumbuhan spesifik harian dan pertambahan bobot individu) masing-masing sebesar 6,01%; 5,87%; 7,71%; 3,75% dan 7,34g; 7,03g; 9,95g; 3,75g. Rasio konversi pakan dan kelangsungan hidup masing-masing sebesar 1,09; 1,11; 0,92; 2,11 dan 70%; 73,3%;80%; 50%. Hasil analisis menunjukkan respons pertumbuhan dan kelangsungan hidup lebih tinggi dan rasio konversi pakan lebih rendah (P<0,05) pada ikan hasil perlakuan pakan berbahan baku tepung pelepah sawit yang difermentasi dengan probiotik Raja lele. Fermentasi tepung pelepah sawit sebagai bahan baku pakan menggunakan probiotik Raja lele memberikan respons pertumbuhan tertinggi.
Effect of feedings with different protein levels and dietary supplemental rElGH on culture performances of sex reversed Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) Muhammad Safir; alimuddin alimuddin; Mia Setiawati; muhammad Agus Suprayudi; Muhammad Zairin Junior
Depik Vol 11, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.1.22550

Abstract

This study aims to evaluate the culture performance of tilapia (Oreochromis niloticus) that have been treated with 17α-methyltestosterone (MT) and without MT (w-MT), feed with different protein levels (20, 24, and 28%) and recombinant Epinephelus lanceolatus growth hormone (rElGH)-diet. The research was conducted in 9 treatments and triplicate. Tilapia larvae were soaked twice, totaling 500 larvae, at the age of 10 days after hatching (DAH) and the age of 14 DAH was soaked for 4 hours using 1/l MT 2 mg/l solution. Fish maintenance was conducted in an aquarium of 1.0x0.5x0.5 m3 in the first month, and three months later in net cages (2.0x2.0x1.5 m3). Daily growth rate (DGR) and biomass gain (BG) were increased in line with increasing feed protein content and rElGH supplementation. The highest DGR and BG values were MT+28+rElGH (P 0.05) treatment. The highest feed consumption and the lowest feed conversion ratio were also obtained in the MT+28+rElGH treatment (P 0.05). Fish survival was ranged from 79.89 to 90.28% (P 0.05). The highest profit potential was found in the MT+28+rElGH treatment. The efficient aquaculture can be obtained by feeding sex-reversed tilapia at a protein level of 28% and a diet supplemented with rElGH.Keywords:Feed conversion ratioGrowth hormoneProtein retention17α-methyltestosterone