cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 560 Documents
PENGARUH PROPORSI SEPEDA MOTOR TERHADAP NILAI EKUIVALEN MOBIL PENUMPANG PADA RUAS JALAN LUAR KOTA (THE INFLUENCE OF MOTORCYCLE PROPORTIONS AGAINST THE PASSENGER CAR EQUIVALENT ON OUTER URBAN ROADS) Hafdiansyah, Hafdiansyah; Yuwono, Tri Basuki; Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.603 KB)

Abstract

ABSTRAK  Dominasi sepeda motor dalam arus lalu lintas di jalan-jalan di Indonesia memerlukan perhatian khusus dikarenakan berbagai parameter lalu lintas saat ini belum mempertimbangkan pengaruh perubahan proporsi sepeda motor. Nilai ekuivalensi merupakan salah satu faktor kunci dalam evaluasi kinerja lalu lintas yang perlu disesuaikan terkait dengan besarnya proporsi sepeda motor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai ekuivalen mobil penumpang (EMP) untuk berbagai proporsi sepeda motor pada ruas jalan luar kota dengan asumsi sepeda motor sebagai hambatan dan menganalisis pengaruhnya. Metode perhitungan nilai EMP yang digunakan adalah metode waktu antara. Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara proporsi sepeda motor dengan nilai EMP kendaraan berat menengah. Analisis menunjukkan pula bahwa semakin besar proporsi sepeda motor, maka nilai EMP kendaraan berat menengah juga semakin meningkat. Nilai EMP yang diperoleh memiliki rentang antara 1,143 sampai 2,919.Kata Kunci: proporsi sepeda motor, arus lalu lintas, EMP, waktu antara, jalan luar kota. ABSTRACTThe dominance of motorcycles in traffic flow on roads in Indonesia requires special attention due to a fact that variety of traffic parameters has not considered the effect of changes in the proportion of motorcycles yet. Equivalent value is one of the key factors in the evaluation of traffic performance that needs to be adjusted as a consequence of the proportions of a motorcycle. The purpose of this study is to determine the value of a passenger car equivalent (pce) for different proportions of motorcycles and analyze its influence. The method of pce calculation employs the value of headway. Analysis shows that the greater the proportion of motorcycle, the higher the value of pce. The pce values obtained has a range in between 1.143 to 2.919.Keywords: proportion of motorcycle, traffic flow, pce, headway, outer urban.
PENGEMBANGAN MODEL DEFORMASI PERMANEN UNTUK CAMPURAN STONE MATRIX ASPHALT (DEVELOPMENT OF PERMANENT DEFORMATION MODEL FOR STONE MATRIX ASPHALT MIXTURES ) Suaryana, Nyoman
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.645 KB)

Abstract

ABSTRAK Deformasi permanen atau alur pada jejak roda merupakan jenis kerusakan yang banyak dijumpai dalam perkerasan jalan beraspal, danflow number umumnya digunakan sebagai parameter untuk melihat ketahanan terhadap deformasi permanen. Salah satu jenis perkerasan beraspal yang dikembangkan untuk lebih tahan terhadap alur adalah SMA (Stone Matrix Asphalt).  Tujuan dari studi ini adalah untuk mengembangkan model deformasi permanen pada campuran beraspal panas, khususnya pada campuran SMA.  Metodologi yang digunakan adalah metoda experimental  yang dimulai dengan pengujian bahan, pembuatan rancangan campuran dan selanjutnya pengujian flow number dengan variasi temperatur pengujian, jenis aspal, rongga udara dalam campuran serta gradasi campuran. Temperatur pengujian digunakan bervariasi dari 20, 35, 45 dan 56 0C.  Dua jenis aspal digunakan , yaitu aspal minyak pen 60/70 dan aspal minyak yang dimodifikasi dengan asbuton (aspal batu buton). Hasil studi menunjukkan nilai flow number (ketahanan terhadap alur) akan menurun jika temperatur dan void dalam campuran meningkat, dan flow number akan meningkat jika filler bertambah dalam rentang tertentu. Flow number juga akan meningkat dengan meningkatnya viskositas aspal.  Pengembangan model deformasi permanen telah dikembangkan dengan jumlah data sebanyak 32 buah.  Persamaan tersebut  dibatasi untuk material SMA dengan menggunakan gradasi AASHTO dan untuk beban axial 87 psi (unconfined test). Apabila dibandingkan dengan model deformasi permanen yang telah dikembangkan Rodezno dkk (2010), model ini menghasilkan nilai flow number yang lebih rendah sebagai akibat dari adanya perbedaan dalam pengkondisian contoh uji. Kata kunci: deformasi permanen, flow number,  stone matrix asphalt, asbuton  ABSTRACT Rutting has been considered the most serious distress in flexible pavement, and flow number is an explanatory index for the evaluation of the rutting potential of asphalt mixtures.  One type of asphalt paving are developed to be more resistant to rutting is the SMA (Stone Matrix Asphalt),.  The objective of this study was to develop permanent deformation model for hotmixtures, especially for SMA mix. The methodology used in this study is experimental method, its start from material testing, perform design mix and flow number test in some defferent variables such as  testing temperature, binder type, mix volumetric and  mix grading.  The temperature used vary from 20, 35, 45 and 56 0C. Two different binder type was used, i.e. pure petroleum bitumen 60/70 pen grade and  pure petroleum bitumen modified  by granular Buton rock asphalt (asbuton).  The flow number (rutting resistance) of SMA mixture observed in ths study were decreases when the temperature and void in mix increase, and  the flow number will increase if  the increased filler in a certain boundary.  Flow number will also increase with increasing viscosity of asphalt.  The development of permanent deformation model has been developed with the amount of data as much as 32 data.  The equation should be limited to the SMA mix by using a gradation of AASHTO standard  and axial stress for testing of 87 psi (unconfined test).When compared to the permanent deformation modes that have been developed by Rodezno et al (2010), the model generates value of flow number is lower as a result of the differences in  conditioning of the sample. Keywords: permanent deformation, flow number,stone matrix asphalt, asbuton 
TEKNIK PENCAMPURAN YANG OPTIMAL ANTARA CRUMB RUBBER DAN ASPAL PEN 60/70 (OPTIMAL MIXING TECHNIQUE OF CRUMB RUBBER AND 60/70 PEN ASPHALT) Mulyani, Sri; Hamdani, Dani
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.31 KB)

Abstract

ABSTRAKBan bekas dikategorikan sebagai limbah industri yang bila dibiarkan begitu saja tentu akan mencemari lingkungan. Seiring pertumbuhan ekonomi negara kita, jumlah ban bekas akan semakin meningkat. Oleh sebab itu pengolahan ban bekas menjadi isu penting guna penyelamatan bumi. Salah satu pemanfaatan ban bekas dalam bentuk Crumb Rubber dalam bidang perkerasan dengan menggunakan sebagai bahan tambah pengikat campuran beraspal. Makalah ini bertujuan mengkaji teknik pencampuran crumb rubber ke dalam aspal agar didapatkan bahan pengikat aspal dengan karakteristik yang diinginkan di laboratorium. Crumb Rubber yang digunakan sebagai bahan tambah merupakan hasil dari pengolahan ban bekas dengan metode ambient procsess. Hasil kajian di laboratorium menunjukkan bahwa, komposisi contoh uji yang terbaik adalah yang memiliki kadar karbon tinggi (60,14 %), kadar debu kecil (7,57 %), plasticizer content (4,95 %), dan acetone extract (7,84 %). Kondisi optimum pencampuran aspal dengan Crumb Rubber untuk skala laboratorium adalah dengan kecepatan pengadukan 6.000 rpm, didapatkan pada temperatur 140 oC dan lama pengadukan selama 60 menit.Kata kunci: teknik pencampuran, crumb rubber, aspal karet, aspal modifikasi, karakteristik bahan pengikat aspalABSTRACTScrap tires are categorized as industrial waste which if left unused will certainly pollute the environment. As our country's economic growth, the number of scrap tires will increase. Therefore, the processing of scrap tires become an important issue in order to save the earth. One use of scrap tires in the form of crumb rubber in pavement is as an additive in asphalt mixture. This research aims to examines the technique of blending crumb rubber into asphalt in order to obtain asphalt binder with desirable characteristics in the laboratory. Crumb Rubber used as an additive material is the result of scrap tire processing with ambient procsess method. The results of the laboratory study showed that the best sample composition was high carbon content (60.14 %), small dust content (7.57 %), plasticizer content (4.95 %), and acetone extract (7.84 % ). The optimum condition for laboratory scale of asphalt mixing with Crumb Rubber has been obtained on 6,000 rpm stirring speed, at temperature of 140 oC and 60 minutes stirring time.Keywords: mixing technique, crumb rubber, asphalt rubber, modified asphalt, asphalt binder properties.
KRITERIA PENILAIAN MODEL AERODINAMIK JEMBATAN KABEL DALAM PENGUJIAN TEROWONGAN ANGIN (RATING CRITERIA OF AERODYNAMIC MODEL OF CABLE BRIDGES IN THE WIND TUNNEL TEST) Tristanto, Lanneke; Hardono, Setyo; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.566 KB)

Abstract

ABSTRAKGaya angin pada lantai jembatan kabel gantung dan beruji dipengaruhi oleh kecepatan dan sudut serang angin, perbandingan dimensi, bentuk dan ukuran penampang melintang serta gerakan lantai. Pengaruh tersebut direproduksi dalam terowongan angin dengan membuat model lantai jembatan. Model untuk pengujian aerodinamik jembatan kabel dipersiapkan dengan penskalaan prototipe jembatan aktual. Kesesuaian aerodinamik antara model dan prototipe jembatan kabel harus dirancang agar model mewakili karakteristik struktural prototipe. Pengujian terowongan angin menghasilkan beberapa informasi penting seperti kecepatan dan sudut serang angin kritis yang merupakan batas keamanan untuk stabilitas aerodinamik prototipe, pengurangan atau peningkatan osilasi dan perkiraaan amplitude maksimum. Makalah ini membahas perancangan model secara teoritis-eksperimental dalam menetapkan persyaratan penskalaan model, dan kriteria penilaian obyektif untuk evaluasi hasil pengujian terowongan angin dengan solusi praktis aplikatif. Jembatan beruji kabel Palibaja Sukabumi yang fleksibel dalam arah lateral dengan nilai perbandingan bentang lebar sebesar 54 ternyata tahan terhadap angin flutter berdasarkan rasio frekuensi torsi/lentur sebesar dua berdasarkan hasil uji getaran.  Hasil uji aerodinamik model lantai jembatan Palibaja mengungkap kemungkinan terjadinya gaya angkat dalam arah gaya berat jembatan, dengan solusi perforasi lantai. Kata kunci: model aerodinamik, penskalaan model, pengujian terowongan angin, kecepatan dan sudut serang angin, stabilitas aerodinamik, uji getaran jembatan, kriteria penilaian.  ABSTRACT The wind forces on the deck of suspended and stayed cable bridges are influenced by the critical wind velocity and attack angle, ratio of dimensions, shape and size of the cross section, and deck motion. These effects are reproduced in a wind tunnel, by constructing a deck model. The model for aerodynamic testing of cable bridgesis prepared by scaling of the actual bridge prototype. Aerodynamic similarity between model and prototype of a cable bridge has to be designed, thus the model represents the structural characteristics of the prototype. The wind tunnel test reveals some important information such asthe critical wind speed and attack angle as safety limit for aerodynamic stability of the prototype, decrement or increment of oscilation and the estimated maximum amplitude. This paper discusses theoretical experimental design methods in establishing model scaling requirements and anobyective rating criteria for evaluating wind tunnel test results with practical applicative solutions. The cable stayed bridge Palibaja Sukabumi which is flexible in lateral direction due to span width ratio of 54, is verified flutter resistant by the torsional flexural frequency ratio of two based on bridge vibration test results. The Palibaja aerodynamic deck model test reveals a possible uplift in bridge gravity direction, with deck perforation solution. Keywords: aerodynamic model, model scaling, wind tunnel test, wind velocity and attack angle, aerodynamic stability, bridge vibration test, rating criteria
PENGARUH PENGKONDISIAN CAMPURAN BERASPAL PANAS TERHADAP KETAHANAN ALUR DAN FATIK Hamdani, Dani; -, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.526 KB)

Abstract

Benda uji campuran beraspal panas yang disiapkan di laboratorium memiliki kinerja campuran yang berbeda dengan yang diproduksi di unit produksi campuran beraspal. Salah satu perbedaannya adalah lamanya antara rentang waktu pencampuran dan pemadatan campuran beraspal. Hal demikian sangat berpengaruh terhadap tingkat penuaan aspal atau proses oksidasi dari campuran beraspal panas yang disiapkan di laboratorium dan yang diproduksi di unit produksi campuran beraspal. AASHTO R30-02 merekomendasikan untuk pengujian di laboratorium pembuatan benda ujinya  dilakukan pengkondisian. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pengkondisian campuran beraspal panas terhadap ketahanan terhadap alur dan fatik. Campuran beraspal panas lapis aus dibuat 2 tipe, yaitu yang dikondisikan di dalam oven pemanas selama 4 jam ± 5 menit pada temperatur yang setara temperatur 135 ± 3 oC dan yang tidak dikondisikan/standar. Berdasarkan hasil kajian di laboratorium dapat diambil kesimpulan, yaitu penurunan nilai penetrasi berturut turut sebesar 22 % dan  17 % pada campuran AC-WC Pen-60 dan ACWC-Polimer yang dikondisikan lebih besar daripada nilai penurunan penetrasi pada Aspal Pen-60 dan aspal Polimer berturut turut sebesar 19 % dan 11 % akibat simulasi penuaan aspal dengan pengujian RTFOT. Campuran beraspal panas AC-WC Pen-60 dan ACWC-Polimer yang mengalami pengkondisian di laboratorium akan mengalami penuaan dan meningkatkan kekakuan campuran beraspal sehingga mempengaruhi ketahanan terhadap alur dan fatik campuran tersebut dengan nilai 5596 MPa dan 3848 MPa dibandingkan dengan kekakuan campuran beraspal panas AC-WC Pen-60 dan ACWC-Polimer standar sebesar 4465 MPA dan 2899 MPa
MODEL PENGELOLAAN TEMPAT ISTIRAHAT PADA JALAN NON TOL (MANAGEMENT MODEL OF REST AREA ON NON TOLL ROADS) Pangihutan, Harlan; Hendrawan, Hendra
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.904 KB)

Abstract

ABSTRAKTempat istirahat merupakan bagian dari perlengkapan jalan yang tidak berkaitan langsung dengan pengguna jalan yang pelaksanaannya merupakan kewajiban dari penyelenggara jalan. Tujuan dari penyediaan tempat istirahat pada jalan non tol selain untuk mengurangi jumlah kecelakaan juga untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal daerah setempat. Investasi yang diperlukan untuk mengelola tempat istirahat tidaklah sedikit, dengan demikian diperlukan model kelembagaan, pembiayaan, dan standar pelayanan yang optimal agar tempat isirahat pada jalan non tol dapat berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan untuk membahas model kelembagaan, pembiayaan, dan standar pelayanan yang optimal yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan tersebut yaitu melalui kajian pustaka terkait legalitas hukum dan wawancara dengan pemangku kepentingan. Hasil kajian dan wawancara dianilisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa model kelembagaan yang tepat mengacu kepada regulasi yang ada yaitu Unit Pelayanan Teknis (UPT). Jenis pembiayaan dengan bentuk UPT hanya mencakup kegiatan pemeliharaan dan operasional manajemen. Standar pelayanan bentuk UPT ini mencakup perkerasan jalan, tempat parkir, utilitas, dan fasilitas yang mencakup pengamanan, pemeliharaan aset, serta operasional manajemen. Kata kunci: tempat istirahat, jalan non tol, model kelembagaan, UPT, pembiayaan, standar pelayanan  ABSTRACT Rest area is a part of road facilities which is not directly related to road users and its implementation is the authority of road organizer. The purpose of non toll rest area provision is to reduce the number of traffic accidents and also to encourage local economic growth. To manage such area requires relatively big investation, therefore, institutional model,  financing and optimum  service standard are required, so that it  becomes sustainable. The study aims to discuss institutional model, financing and optimum standard of services suited to Indonesian condition. The method used to achieve the goal is by conducting literature review related to legal aspects and stakeholder interview. The results were analyzed by qualitative and descriptive methods. Based on that analysis result, suitable institutional model conforming with the existing regulation is Technical Service Unit (TSU), financing of TSU covers for maintenance activity and operational management, while service standard covers road pavement, parking lot, utilities, and other facilities including security, asset maintenance, and operational management.Keywords: rest area, non tol roads, institutional model, TSU, financing, standard services
PENGARUH KANDUNGAN BASA NITROGEN TERHADAP SIFAT REOLOGI ASPAL (THE EFFECT OF NITROGEN-BASES CONTENT ON REOLOGICAL CHARACTERISTICS OF ASPHALT) Hermadi, Madi
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.551 KB)

Abstract

ABSTRAK Pada umumnya aspal terdiri dari berbagai jenis senyawa hidrokarbon yang diantaranya jenis basa nitrogen. Menurut Rostler (1959)senyawa basa nitrogen ini adalah bagian dari aspal yang larut dalam pelarut parafin normal dengan berat molekul ringan seperti normal pentana (n-pentana) tetapi menjadi tidak larut setelah ditambahkan ke dalam larutan tersebut larutan asam sulfat 85%. Kandungan basa nitrogen dalam aspal sangat penting karena berfungsi sebagai bahan anti pengelupasan (anti-stripping agent) yang meningkatkan daya lekat aspal pada agregat. Tetapi, menurut Boyer (2000) dan Petersen (2009) basa nitrogen adalah senyawa komponen aspal yang memiliki kereaktifan tinggi sehingga mudah mengalami penuaan. Untuk lebih memahami fenomena ini maka pada tulisan ini akan disampaikan hasil kajian pengaruh senyawa basa nitrogen terhadap sifat reologi aspal termasuk sifat reologi setelah mengalami penuaan. Berdasarkan analisis kimia metode Rostler, senyawa basa nitrogen tidak dapat diekstrak dalam keadaan utuh. Oleh karena itu, pengakajian terhadap pengaruh senyawa basa nitrogen dilakukan dengan cara menghitung perbedaan pengaruh antara pengaruh malten (bagian aspal yang berbentuk cair dan masih mengandung senyawa basa nitrogen) dengan pengaruh malten yang sudah direaksikan dengan asam sulfat 85% (untuk menghilangkan senyawa basa nitrogen) terhadap sifat reologi aspal. Hasilnya menunjukkan bahwa makin tinggi kandungan basa nitrogen maka sifat reologi aspal asli dan setelah penuaan jangka pendek akan makin rendah, namun sifat reologi aspal setelah penuaan jangka panjang lebih tinggi dari sifat reologi aspal asli dan setelah penuaan jangka pendek.Impikasinya apa? Kata kunci:Basa nitrogen, Aspal, Reologi, penuaan jangka pendek, penuaan jangka panjang.  ABSTRACT Commonly, asphalt consists of various types of hydrocarbon molecules including nitrogen base.According to Rostler, nitrogen bases is a part of bitumen that soluble in low molecular weight of normal paraffins but insoluble after treated by 85% sulfuric acid. This part is very important because it can act as a bitumen anti striping to increase the bitumen adhesion. However, nitrogen bases is a bitumen component of highly reactive resins (Boyer, 2000; Petersen, 2009). It is easy to age. This paper presents the investigation of the effect of nitrogen bases component on bitumen rheology and ageing. The effect of nitrogen bases was calculated from the difference of the effect of extracted malthenes which consisted of nitrogen bases with the effect of extracted malthenes which the nitrogen bases was removed. The results showed that increasing nitrogen bases reduced the rheology of non-aged and short-term aged bitumen. However, after long-term aged the bitumen rheology became higher than non-aged and short-term aged conditions. Keywords: Nitrogen Bases, Asphalt, Rheology, Short-term aging, Long-term aging.
EVALUASI UMUR FATIK ELEMEN BAJA JEMBATAN STANDAR TIPE KOMPOSIT MENGGUNAKAN DATA WIM (FATIGUE LIFETIME EVALUATION OF COMPOSITE STANDARD BRIDGE STEEL ELEMENT USING WIM DATA) Nugraha, Widi
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.353 KB)

Abstract

ABSTRAKJembatan adalah infrastruktur yang mengalami beban yang bersifat dinamis dan berulang. Efek dari sifat beban ini pada elemen jembatan khususnya elemen baja pada Jembatan tipe komposit adalah terjadinya siklus tegangan kemudian relaksasi secara berulang seiring kendaraan melintas selama masa layan jembatan, yang dapat berakibat pada kegagalan fatik. Jembatan komposit yang direncanakan berdasarkan standar pembebanan jembatan SNI 1725:2016 dimana kondisi fatik ini dapat dievaluasi terhadap tahanan fatik nominal selama masa layan. Tujuan dari penulisan ini adalah mengevaluasi umur fatik struktur jembatan standar Bina Marga tipe komposit terhadap akumulasi kendaraan proyeksi hasil pengukuran beban kendaraan bergerak (WIM) di Ruas Jalan Pantura, Cikampek – Pamanukan, Jawa Barat pada tahun 2011 dan di Ruas Jalan Tol Jakarta-Tangerang, DKI Jakarta pada tahun 2016 yang menggambarkan kondisi beban dan lalu lintas terberat di ruas jalan nasional dan ruas jalan tol. Evaluasi ini dilakukan dengan analisis struktur terhadap beban kendaraan bergerak WIM dengan luaran rentang tegangan dan siklus kejadiannya, dan kemudian dibandingkan dengan kurva siklus rentang tegangan / stress range cycles- number curve (S-N curve) tahanan fatik nominalnya. Metode evaluasi fatik dengan metode S-N curve ini mengacu pada SNI dan AASHTO. Hasil evaluasi umur fatik menunjukkan bahwa dalam masa layan rencana 50 tahun, jembatan tipe komposit ini memiliki tahanan fatik nominal pada S-N curve yang belum terlampaui dan diproyeksikan akan tercapai umur fatik pada 63 tahun untuk ruas jalan Cikampek-Pamanukan dan pada 55 tahun untuk ruas jalan tol Jakarta-Tangerang.Kata Kunci: fatik, jembatan komposit, beban kendaraan, beban bergerak, S-N curveABSTRACTBridge is an infrastructure that withstands dynamic and repetitive loading. The effect of this loading on the bridge element, especially steel girder on Composite Girder Bridge type, there is repetitive occurrence of stress and relaxation due to vehicle loading in service life that can make the bridge failed due to fatigue. This fatigue condition can be evaluated to nominal fatigue resistance in service life, based on SNI 1725:2016, an Indonesian bridge loading standard. The purpose of this research is to evaluate the fatigue lifetime of a 25 m simple span composite bridge structure due to projection of accumulated vehicle load from WIM vehicular loads measurement in Pantura highway of Cikampek-Pamanukan, West Java in 2011 and toll road of Jakarta-Tangerang, Jakarta in 2016 which has the most heavy traffic in National road links and toll roads. This evaluation was conducted by using stress range-number of cycles from structural analysis of accumulated WIM vehicular load, and compared to nominal fatigue resistances using stress range cycles-number curve (S-N curve). Evaluation method of fatigue with S-N curve method are specified in SNI and AASHTO. Evaluation results indicated that the fatigue limit of 50 year lifetime services on S-N curve which has not been surpassed and projected, the fatigue lifetime of the bridge would be on the 63rd year for Cikampek-Pamanukan road and 55th year for Jakarta-Tangerang toll road.Keywords: fatigue, composite bridge, vehicular load, weigh in motion, S-N curve
KARAKTERISTIK CAMPURAN HANGAT ASBUTON DENGAN BAHAN TAMBAH BERBASIS PARAFIN (CHARACTERISTICS OF WARM MIX ASBUTON WITH WAX BASED ADDITIVE) Suaryana, Nyoman; Kusnianti, Neni
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.842 KB)

Abstract

ABSTRAKPembangunan yang berwawasan lingkungan sudah menjadi tuntutan di seluruh dunia, sehingga isu lingkungan dan penghematan penggunaan bahan bakar menjadi perhatian dunia.  Salah satu metode konstruksi perkerasan jalan yang berwawasan lingkungan adalah campuran beraspal hangat. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi karakteristik campuran hangat Asbuton (aspal batu Buton dari Indonesia) dengan bahan tambah berbasis parafin yang dibandingkan dengan karakteristik campuran panas Asbuton.  Metodologi penelitian berupa metode experimental, melalui percobaan di laboratorium.  Studi dimulai dengan pengujian bahan, pembuatan rancangan campuran beraspal dengan metode Marshal, serta pengujian karakteristik campuran beraspal panas dan hangat. Hasil studi menunjukkan campuran hangat menggunakan Asbuton pracampur dan bahan tambah berbasis parafin mempunyai karakteristik campuran yang baik dan memenuhi ketentuan spesifikasi campuran beraspal untuk lapisan aus. Temperatur pencampuran dan pemadatan campuran hangat Asbuton dapat dilaksanakan sekitar 15 ºC lebih rendah dari campuran panas Asbuton, tanpa mengurangi kualitas campuran beraspalnya.  Campuran hangat Asbuton dengan bahan tambah berbasis parafin (dengan nama Leadcap) sebanyak 1 %, mempunyai nilai modulus resilien pada temperatur 25 oC sebesar 2267 MPa, mempunyai ketahanan terhadap alur dengan nilai stabilitas dinamis sebesar 7000 lint/mm, ketahanan terhadap pengaruh air dengan nilai rasio kuat tarik tidak langsung sebesar 94,5 %, ketahanan terhadap kehilangan berat akibat pelepasan butir dengan nilai pelepasan butir sebesar 3,6 %.  Nilai modulus dan ketahanan tersebut lebih baik dibandingkan dengan campuran panas Asbuton.   Sementara ketahanan terhadap retak lelah lebih rendah yang ditunjukkan dengan kemiringan kurva fatigue yang lebih besar.  Kata kunci: campuran hangat, Asbuton, parafin, alur, retak lelah, kehilangan berat akibat pelepasan butir, ketahanan terhadap air ABSTRACTGreen construction technology becomes a necessary in the entire world, so that environmental issues and saving on fuel use have become the world's attention.   One of the green construction technology is warm mix asphalt.  The purpose of this study is to evaluate the characteristics of warm mix Asbuton (Indonesian natural rock asphalt) with wax based additive, compared with the characteristics of hot mix Asbuton. Research methodology is in the form of experimental methods, through experiments and observations in the laboratory.  The study started with testing materials, mix designing with the Marshall method, as well as testing the characteristics of hot and warm mix Asbuton.The results of the study showed that warm mix Asbuton has good characteristics and comply with the specifications for asphalt concrete wearing course.  The mixing and compation temperature of  warm mix Asbuton is  around 15 ºC lower than hot mix Asbuton without decreasing the quality of asphalt mix.  Warm mix Asbuton with 1 % of wax-based additive (known as Leadcap)  has a value of resilient modulus at temperature of 25 oC of  2267 MPa, has rutting resistance by  dynamic stability value of  7000 passing/mm, water  resistance by  indirect tensile strength ratio value of  94.5%, resistance to mass losse raveling with the  value of 3.6 %. The values of modulus and the resistance mentioned are better than hot mix Asbuton.  While fatigue resistance is lower, indicated by the greater slope of the fatigue curve. Keywords: warm mix, Asbuton, wax, rutting, fatigue, mass losse raveling, water resistance
PENGUKURAN WALKABILITY INDEX PADA RUAS JALAN DI KAWASAN PERKOTAAN Tanan, Natalia; Wibowo, Sony S.; Tinumbia, Nuryani
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.505 KB)

Abstract

Aktivitas berjalan adalah bentuk aktivitas yang penting, baik sebagai moda transportasi maupun sebagai aktivitas itu sendiri. Berjalan sebagai moda transportasi menjadi indikator penting dalam aksesibilitas dan penilaian liveable city. Walkability index (WI) adalah salah satu metode untuk menilai kualitas dan lingkungan untuk melakukan aktivitas berjalan. Makalah ini membahas mengenai pengukuran walkability pada ruas jalan beberapa kawasan terpilih di perkotaan dengan menggunakan dua jenis survey: survey inventarisasi fasilitas pejalan kaki dan survey wawancara pejalan kaki. Metode WI sudah banyak dikembangkan dan dalam kajian ini digunakan metode WI yang dikembangkan sedemikian rupa yang cocok untuk kondisi fasilitas pejalan kaki di kota-kota di Indonesia. Terdapat sembilan parameter yang digunakan dalam mengembangkan WI dan dengan survey form yang dikembangkan khusus, dilakukan investigasi terhadap beberapa kawasan di daerah studi. Kawasan-kawasan tersebut adalah kawasan pendidikan, kawasan perbelanjaan, kawasan perkantoran, dan kawasan peribadatan. Rute berjalan dalam walking catchment area untuk setiap kawasan dinilai dan ditentukan nilai WI-nya. Hasil kajian memperlihatkan Walkability Index rata-rata untuk kawasan pendidikan 70,64, kawasan perbelanjaan 68,03, kawasan perkantoran 68,16, dan kawasan peribadatan 67,42. Dari indeks tersebut terlihat bahwa secara umum daerah studi termasuk ke dalam kategori kuning yang berarti cukup baik untuk berjalan. Nilai WI dapat memberikan indikasi arah perbaikan yang perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui perbaikan fasilitas pejalan kaki pada kawasan-kawasan tersebut dengan mengacu pada nilai setiap parameter yang digunakan.

Page 2 of 56 | Total Record : 560


Filter by Year

1984 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue