cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpenataanruang@gmail.com
Editorial Address
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan dan Kebumian (FTSPK),Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya 60111
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Penataan Ruang
ISSN : 19074972     EISSN : 2716179X     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Penataan Ruang (JPR) merupakan jurnal yang dikelola oleh Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia. Tujuan dari Jurnal Penataan Ruang adalah sebagai wadah diseminasi hasil-hasil penelitian pengabdian masyarakat pada bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, baik di Indonesia maupun internasional.
Articles 175 Documents
TINGKAT GEMEINSCHAFT CITY MASYARAKAT PADA PERMUKIMAN NELAYAN KEDUNG COWEK Naibaho, Angelina Rointan; Rahmawati, Dian
Jurnal Penataan Ruang Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Penataan Ruang 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.03 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v13i2.6676

Abstract

Salah satu daerah di Surabaya yang turut mengalami perkembangan kota ialah Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak. Perkembangan kota di Kedung Cowek berimplikasi pada terdapatnya permukiman kumuh. Untuk memberantas permukiman kumuh, sebelumnya di Kelurahan Kedung Cowek telah dilaksanakan program Perbaikan Lingkungan Permukiman (PLP-BK) pada tahun 2016. Sementara di daerah penelitian masyarakat menunjukkan adanya ciri gemeinshcaft terlihat dari masyarakat nelayan yang homogen, kekerabatan yang tinggi serta kondisi sosial budaya masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat gemeisnhcaft city masyarakat nelayan di Kelurahan Kedung Cowek. Metode analisis yang digunakan ialah teknik analisa deskriptif kualitatif untuk menentukan deliniasi permukiman nelayan dan teknik analisa skoring untuk mengukur tingkat gemeinshcaft city masyarakat nelayan. Dari hasil studi ditemukan bahwa wilayah yang termasuk permukiman nelayan ialah RW 2 RT 1, RT 2, RT 3 dan RW 3 RT1, RT 2, RT 3. Hasil tingkat gemeinschaft city menunjukkan permukiman nelayan berada pada tingkat gemeinsncaft city tinggi dan sedang. Pengukuran tingkat gemeinshcaft city masyarakat permukiman nelayan menggunakan variabel yang memiliki bobot berbeda.
ZONING REGULATION SEBAGAI PERANGKAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAN OPERASIONALISASI RENCANA TATA RUANG Sigit Dwinanto A
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 1 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i1.2229

Abstract

Kegiatan pembangunan serinkali menimbulkan eksternalisasi negative yang tidak kecil. Terdapat beberapa kendala yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi, seperti rencana tata ruang yang telah disahkan berfungsi dan tertinggal dari laju pertumbuhan kotanya atau lemahnya pengendalian (pengawasan dan penertiban) yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Ketentuan yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang seringkali menimbulkan berbagai interpretasi debatable baik oleh instansi-instansi sektoral pemerintah daerah maupun masyarakat, sehingga pemanfaatan ruang tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Untuk itu sangat dibutuhkan perangkat tambahan sebagai instrument pengendali pembangunan, sesuatu yang tidak  dapat dilakukan dengan rencana tata ruang. Dengan zoning regulation, diharapkan rencana tata ruang dapat lebih aplikatif dan operasional sebagai alat penentu perkembangan kota-kota di Indonesia.
Kajian Indikator Daya Tampung Lingkungan Binaan dan Sosial di Jawa Timur Eko Budi Santoso; Ema Umilia
Jurnal Penataan Ruang Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Penataan Ruang 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.958 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v11i2.5215

Abstract

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur semakin memicu performa pembangunan fisik. Disisi lain, terjadi degradasi dan permasalahan terkait lingkungan di sisi internal maupun ekstrenal Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, adanya kajian indikator daya tampung lingkungan binaan dan sosial ini dapat dijadikan masukan untuk pembangunan Jawa Timur yang lebih berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode analisa deskriptif kualitatif yang dilanjut dengan analisa delphi. Hasil dari analisa delphi dalam penentuan indikator daya tampung lingkungan binaan di Jawa Timur didapatkan kesepakatan bahwa indikator yang dapat mengukurnya adalah indikator ketersediaan lahan, ketersediaan sumberdaya air, dan aspek kualitas lingkungan. Sedangkan, indikator dalam penentuan daya dukung lingkungan sosial adalah indikator gaya hidup dan tingkat konsumsi penduduk.Kata Kunci: Daya Tampung Lingkungan Binaan, Daya Tampung Lingkungan Sosial
Fenomena Urban Sprawl Wilayah Pembangunan Gresik Selatan Linda Dwi Rohmadiani; Yohanes Alftiz Kunce; Indri Dewi Rachmawanti
Jurnal Penataan Ruang Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Penataan Ruang 2020
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2297.06 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v15i1.6722

Abstract

Berkembangnya Kota Surabaya secara tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan wilayah Kabupaten Gresik. Perkembangan perumahan real estate di wilayah Pembangunan Gresik Selatan pada lima tahun terakhir sangat pesat, diawali dengan perkembangan Perumahan Kota Baru Driyorejo pada Tahun 1995. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tipologi dan pola urban sprawl dari aspek kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, jarak ke pusat Kota Surabaya dan pembangunan dalam jangkauan jaringan jalan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif evaluatif dengan teknik analisis skoring untuk analisis tipologi dan komparasi antara eksisting dengan Teori Bentuk Kota untuk analisis pola urban sprawl.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa 64% desa di wilayah penelitian tingkat urban sprawl sedang, namun pada wilayah Kecamatan Driyorejo 69% termasuk tingkat urban sprawl tinggi. Pola urban sprawl adalah ribbon development mengikuti jaringan jalan kolektor primer.
Konsep Distribusi Fasilitas Pendidikan Berdasarkan Wilayah dan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Gresik Ahmad Nur Sonhaji; Rimadewi Suprihardjo; Putu Rudy Satiawan
Jurnal Penataan Ruang Vol 5, No 1 (2010): Jurnal Penataan Ruang 2010
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v5i1.2242

Abstract

Permasalahan  sekolah dasar serta kekurangan siswa pada beberapa banyaknya sekolah dasar yang melayani siswa dari luar wilayah normatifnya di Kabupaten Gresik terindikasi karena distribusi layanan fasilitas  pendidikan sekolah dasar yang ada belum sesuai kebutuhan serta karakteristik pola persebaran permukiman. Penelitian ini bertujuan merumuskan konsep distribusi fasilitas pendidikan berdasarkan karakteristik pola persebaran tetap antara kebutuhan dan ketersediaan pendidikan sekolah fasilitas dasar di Kabupaten Gresik.Teknik analisis tetangga digunakan untuk mengklasifikasikan wilayah berdasarkan karakteristik persebaran permukimannya,  (Regresi linier berganda) untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi distribusi fasilitas sekolah dasar, selanjutnya analisis kebutuhan ketersediaan fasilitas pendidikan berdasarkan faktor yang berpengaruh untuk mengetahui keseimbangan antara ketersediaan fasilitas pendidikan dengan kebutuhan disuatu wilayah, lebih lanjut perumusan arahan konsep distribusi layanan Sekolah dasar berdasarkan pola persebaran permukiman di kabupaten Gresik dilakukan dengan analisis triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecamatan-kecamatan di kabupaten Gresik mempunyai 2 pola persebaran permukiman yaitu pola persebaran mengelompok dan persebaran acak, analisis Regresi berganda menunjukkan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi distribusi fasilitas pendidikan adalah variabel jumlah penduduk dan jumlah desa. sedangkan hasil analisis kebutuhan ketersediaan layanan fasilitas pendidikan mendapatkan bahwa sebagian besar wilayah mengalami kondisi berlebih. Adapun konsep distribusi layanan Sekolah dasar yang ideal adalah sistem distribusi layanan sekolah dasar yang diarahkan pada: 1) pola persebaran permukiman sebagai dasar pendistribusian layanan fasilitas pendidikan yang mampu menjangkau wilayah normatifnya; 2) Penyesuaian ketersediaan fasilitas pendidikan berdasarkan kebutuhannya.
POTENSI INDUSTRI PENGOLAHAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SMK DI KABUPATEN PASURUAN - Mulyono; Heru Purwadio; Haryo Sulistyarso
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 1 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v4i1.2360

Abstract

Berdasarkan distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha tahun 2006 di Kabupaten Pasuruan terlihat bahwa sektor industry pengolahan menempati urutan teratas dengan prosentase 31,16%. Sektor ini perlu mendapatkan perhatian terutama dalam upaya pengembangan sumber daya manusianya. Melihat kondisi existing sektor industry pengolahan masih menjadi sektor dominan, sementara itu dalam pengembangan sumberdaya manusia pendidikan SMK, terlihat masih ada hambatan. Hambatan tersebut adalah belum dikembangkannya SMK yang sesuai dengan potensi industry pengolahan. Penelitian ini ebrtujuan untuk merumuskan konsep pengembangan SMK yang sesuai dengan potensi industry pengolahan di Kabupaten Pasuruan.Untuk mengidentifikasi potensi industry pengolahan, digunakan analisis LQ. Sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor penghambat pengembangan SMK dan konsep pengembangan SMK yang sesuai dengan potensi industry pengolahan, dianalisis dengan Delphi yang diawali dengan analisis stakeholders. Potensi yang dominan pada sektir industry pengolahan di Kabupaten Pasuruan adalah perpaduan antar subsector industry yaitu 1) industry makanan, minuman dan rokok 2) mesin dan peralatannya, 3) barang dari kayu, rotan 4) tekstil dan alas kaki 5) kertas, percetakan dan penerbitan, dan 6) industry kimia.Faktor-faktor penghambat pengembangan SMK yang sesuai dengan potensi industry pengoalahan yaitu 1) biaya operasional pendidikan SMK, 2) tenaga pendidik SMK, 3) sarana dan prasarana, 4) kerjasama SMK dengan industry, 5)kemajuan ekonomi(potensi), 6) kemampuan Iptek, 7) kebijakan pemerintah, dan 8) minat masyrakat. Penelitian ini dihasilkan konsep pengembangan SMK melalui 1) diferensiasi masyarakat, 2) pelatihan/magang, 3) pembelajaran SMK di BLK/Industri, 4) kerjasama SMK dengan industry yang saling menguntungkan, 5) Re-Engineering SMK dengan pengembangan/pembukaan program kahlian SMK berdasarkan potgensi industry yaitu : Teknologi Tekstil, Kria Kulit, Kria Kayu, Teknik Kimia, Teknik Grafika, Pengecoran Logam dan Mekanina Industri, 6) beradaptasi dengan lingkungan eksternal untuk mencari pasar kerja lulusan, 7) efektifitas program peningkatan SDM untuk orientasi penempatan tenaga kerja ke industri, sosialisasi lulusan SMP/MTs untuk masuk SMK, dan 8)menganalisis minat masyarakat dalam pemilihan program keahlian SMK
SEGMENTASI KONDISI PSIKOGRAFIS MASYARAKAT BERDASARKAN KONSEP VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DI KELURAHAN KEDUNG COWEK Sidauruk, Gita Toruli; Ariastita, Putu Gde
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.751 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v14i1.6595

Abstract

Kelurahan Kedung Cowek merupakan salah satu prioritas pertama penanganan kumuh di Kota Surabaya. Namun, program penanganan kekumuhan yang selama ini sudah dilakukan seringkali mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh partisipasi masyarakat setempat untuk terlibat dalam program perbaikan permukiman masih tergolong rendah. Dalam upaya penanganan kumuh tersebut, pemerintah harus memberikan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat terkait kecenderungannya untuk terlibat dalam suatu program. Pada hakikatnya, kondisi psikografis dapat menggambarkan sikap dan tanggapan seseorang terhadap suatu program pembangunan secara mendalam dibandingkan dengan kondisi demografisnya. Oleh karena itu, dengan berlokasi di RW 2 dan 3 Kelurahan Kedung Cowek, penelitian ini bertujuan untuk mensegmentasikan kondisi psikografis masyarakat ke dalam 8 variabel psikografis menurut konsep VALS (Value and Lifestyle), yaitu segmen innovators, thinkers, believers, achievers, strivers, experiencers, makers dan survivors. Proses ini dilakukan dengan metode scoring menggunakan skala likert secara kuantitatif. Output dari penelitian ini adalah teridentifikasinya kondisi psikografis masyarakat di Kelurahan Kedung Cowek yang beragam. Kondisi psikografis terbanyak adalah believers, sementara yang paling sedikit adalah makers.
STUDI PERKEMBANGAN DAN REVITALISASI PECINAN MAKASSAR Kilda Wildana Nur; Endang Tri Sunarti Darjosanjoto; Ispurwono Soemarno
Jurnal Penataan Ruang Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Penataan Ruang 2012
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v7i1.2260

Abstract

Kawasan Pecinan Makassar adalah salah satu artefak kota yang memiliki nilai sejarah dan simbol arsitektural. Namun faktanya, potensi muatan sejarah dan perannya sebagai collective memory dalam kawasan kota lama Makassar yang dimilikinya ini tidak sejalan dengan kondisi yang ada saat ini. Kawasan ini mengalamai degradasi vitalitas yang tidak relevan dengan statusnya sebagai pusaka kota. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis komponen-komponen yang mengalami penurunan vitalitas di Pecinan Makassar. Melalui penganalisaan tipo-morfologi kota, elemen-elemen kawasan dari berbagai periode, perubahan tata guna lahan, dan bahkan karakter yang intangible dapat diuraikan sebagai referensi identifikasi pada Pecinana Makassar. Adapun hasil studi ini adalah kondisi degradasi vitalitas fisik dan non fisik yang menjadi suatu komponen fundamental dalam melaksanakan revitalisasi.
PENDEKATAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN PERKOTAAN DALAM PERANCANGAN KOTA Sri Amiranti; Erwin Sudarma
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i2.2350

Abstract

Psikologi lingkungan perkotaan yang mengkaji relasi antara perilaku pemanfaat kota dengan konteks lingkungan perkotaan tempat perilaku, menjadi pendekatan yang menjanjikan dalam proses perancangan kota dan evaluasi hasilnya. Gejala pemanfaatan ruang kota yang tidak sesuai dengan rancangan awalnya (misal: digunakan tidak sesuai peruntukan, digunakan sesuai peruntukan namun diubah tatanan fisiknya), dapat ditelusuri penyebabnya dengan pendekatan ini. Dasarnya adalah karena ruang kota terbentuk tidak hanya sebagai hasil rancangan fisik kota saja, tetapi juga karena hasil stimuli ruang kota hasil dan perilaku spasial pemanfaat kota dalam ruang kota. Proses persepsi, eksperiensi dan perilaku manusia tercakup dalam proses psikologi hubungan manusia dengan lingkungan, yang menjadi bagian kajian ilmu psikologi lingkungan. Hasil penelusurannya dapat menjadi masukan bagi perancangan kembali kawasan kota tersebut, sekaligus komparasi untuk perancangan kawasan baru yang lebih manusiawi.
Pengembangan Masyarakat Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang dengan Pendekatan Participatory Rural Apraissal dalam Percepatan Pembangunan Desa Belinda Ulfa Aulia; Eko Budi Santoso; Arwi Yudhi Kuswara
Jurnal Penataan Ruang Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Penataan Ruang 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.286 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v11i2.5230

Abstract

Permasalahan pembangunan pada kawasan perdesaan salah satunya disebabkan karena minimnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Desa Plumbon Gambang-Diwek-Jombang merupakan salah satu potret kawasan perdesaan yang ingin melakukan percepatan pembangunan kawasan desa dengan cara mengetahui kebutuhan pembangunan desa berdasarkan masukan langsung dari masyarakat. Melalui artikel ini akan dikaji apa yang menjadi kebutuhan pembangunan desa secara tepat dibatasi pada kebutuhan pembangunan terkait aspek fisik. Untuk mendapatkan informasi yang akurat maka digunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan menggunakan teknik participatory mapping. Dengan menggunakan teknik tersebut diharapkan dapat terrumuskan kebutuhan pembangunan desa berdasarkan asas partisipatif kemudian selanjutnya dapat ditentukan prioritas kebutuhan pembangunan desa. Dengan memahamkan masyarakat desa atas proses partisipatif maka selanjutnya dapat digaris bawahi hal-hal yang dianggap penting dalam mengaplikasikan participatory mapping untuk menjawab kebutuhan pembangunan desa.Kata Kunci: pengembangan masyarakat, Participatory Rural Appraissal (PRA), participatory mappig

Page 3 of 18 | Total Record : 175