cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpenataanruang@gmail.com
Editorial Address
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan dan Kebumian (FTSPK),Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya 60111
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Penataan Ruang
ISSN : 19074972     EISSN : 2716179X     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Penataan Ruang (JPR) merupakan jurnal yang dikelola oleh Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia. Tujuan dari Jurnal Penataan Ruang adalah sebagai wadah diseminasi hasil-hasil penelitian pengabdian masyarakat pada bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, baik di Indonesia maupun internasional.
Articles 175 Documents
ANALISA DAMPAK PENINGKATAN JALAN TEMBUS JANTHO-LAMNO TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN ACEH BESAR Fitri Dian Sari; Eko Budi Santoso
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 1 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i1.2223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dampak peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno terhadap Manfaat ekonomi yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan barang bagi produsen, pedagang dan konsumen untuk komoditi padi/beras, tomat dan sapi/daging sapi; penghematan biaya perjalanan bagi penumpang angkutan umum dari Jantho ke Lamno; dan potensi peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi pemerintah daerah Kabupaten Aceh Besar, serta kesesuaian dampak peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno dengan arahan pengembangan wilayah yang dibuat pemerintah daerah.    Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa statistic untuk data kuantitatif. Analisa tersebut digunakan untuk mengolah data yang menyangkut perhitungan prediksi pergeseran volume penjualan, harga jual dan harga beli komoditi sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno memberikan dampak positif terhadap manfaat ekonomi yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan. Produsen petani padi dan pedagang komoditi beras memperoleh manfaat yang signifikan yaitu masing-masing sebesar 34.98 persen dan 61,97 persen. Namun penghematan bagi konsumen akibat pergeseran harga beli tidak signifikan yaitu dibawah 3 (tiga) persen. Penghematan biaya perjalanan bagi penumpang angkutan umum adalah sebesar 46.63 persen. Penerimaan daerah dari pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)  juga mengalami peningkatan  sebesar 70,43 persen. Selanjutnya peningkatan jalan tembus Jantho-Lamno sesuai dengan arahan pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Besar yaitu peningkatan akses untuk memperlancar pemasaran hasil produksi terutama produk yang berfungsi sebagai penopang ekonomi daerah serta penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang mendorong kegiatan investasi enkonomi dan sosial.
PENGUKURAN KEBERLANJUTAN KOTA SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NERACA AIR YANG DIADAPTASI Karina Pradinie Tucuan; Rimadewi Suprihardjo
Jurnal Penataan Ruang Vol 1, No 2 (2006): Jurnal Penataan Ruang 2006
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v1i2.2337

Abstract

Pengukuran terhadap keberanjutan suatu kota menjadi isu yang terpenting sebab keberlanjutan suatu kota berpengaruh pada manusia yang ada di dalamnya. Pengukuran dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, pendekatan air bersih merupakan yang dirasa penting dalam penelitian ini adalah air bersih karena sumberdaya yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup.Namun, model neraca air yang akan digunakan mengukur keberlanjutan temyata tidak dapat mengukur aktivitas manusia dan kota dalam menjaga mengukur sehingga modei tersebui kemudian diadaptasi agar dapat atau keberlanjutan kota dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berlanjut tidaknya Kota Surabaya. Apabila faktor-faktor yang mempengaruhi dapat diketahui maka hal ini diharapkan dapat mempermudah dalam mengambil kebijakan untuk menjaga keberlanjutan kota Surabaya.Proses yang digunakan dalam mengadaptasi model adalah dengan menggunakan regresi dan aplikasi ekonometrik, sehingga model yang semula berbentuk (Qs<Qa atau Qs>Qa) menjadi (ao – a1Qk + e = Qa atau alo- a1Qk+ e> Qa) dimana Qk (menggunakan indikator BOD sungai) diukur dengan menggunakan aktivitas aktivitas kota yang mempengaruhinya seperti peran pemerintah dan masyarakatHasil pengukuran dengan model yang telah diadaptasi adalah Surabaya dinyatakan tidak berkelanjutan dikarenakan jumlah kebutuhan lebih besar danpada jumlah pemenuhan atau apabila dinotasikan dengan angka sebesar mengalami defisitsebesar 144l/det Kurang sinergisnya aspek fungsional dan aspek spasial kemudiandiketahui menjadi penyebab Surabaya tidak berkelanjutan dengan indikator mpemenuhan air bersih atau dengan kata lain usaha kota Surabaya dalam melakukan pembangunan berkelanjutan dinyatakan semu (Quasi).Rekomendasi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sinergisitas hal-hal yang bersifat fungsional dan hal-hal yang bersifat spasial antar wilayah, paradigm teknis kemasyarakatan dan juga rencana tata ruang yang memperhatikan kompleksitas wilayah (sinergisme spasial lokal)
Adaptasi Peningkatan Resiliensi Aspek Sosial Berdasarkan Konsep Climate and Disaster Resilience Initiative (CDRI) di Wilayah Perkotaan Benjeng dan Cerme, Gresik Mega Utami Ciptaningrum; Adjie Pamungkas
Jurnal Penataan Ruang Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Penataan Ruang 2017
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.644 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v12i1.5221

Abstract

Banjir luapan Kali Lamong Kabupaten Gresik berdampak pada dua wilayah perkotaan Benjeng dan Cerme. Dalam menghadapi bencana, saat ini konsep resiliensi menjadi tren untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan karena lebih menghemat biaya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa wilayah perkotaan Benjeng dan Cerme memiliki resiliensi yang tinggi terhadap banjir, namun masih perlu adanya penguatan dan peningkatan pada beberapa aspek sosial. Sehingga dibutuhkan arahan adaptasi peningkatan resiliensi sosial di wilayah perkotaan Benjeng dan Cerme. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Content Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 43 arahan adaptasi peningkatan resiliensi untuk wilayah perkotaan Benjeng dan 19 arahan untuk wilayah perkotaan Cerme. Fase mitigasi dan learning adaptation menjadi titik berat dalam meningkatkan risiliensi kedua wilayah perkotaan.Kata Kunci: Adaptasi, Dimensi sosial, Perkotaan, Resiliensi.
HEALTHY URBAN PLANNING: MEANING oF SUSTAINABLE DEVELOPMENT TO IMPROVE THE QUALITY OF HUMAN LIFE IN THE CITY Haryo Sulistyarso
Jurnal Penataan Ruang Vol 3, No 1 (2008): Jurnal Penataan Ruang 2008
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v3i1.2234

Abstract

A healthy City is one that is continually creating and improving those physical and social environment and expanding those community resources which enable people to mutually support each other in performing all the functions of life and in developing to their maximum potential. A healthy City is defined by a process and not just an outcome. A healthy city is not one that has achieved a particular health status level, it is conscious of health and striving to improve it. Those any city can be a healthy regardless of its current health statues, what is required is a commitment to health and a structure and process to achieve it.
Technology Foresight Analysis Sebagai Metodologi Dalam Pertimbangan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Karina Pradinie; Rimadewi Suprihardjo; Dian Rahmawati; Rulli Pratiwi Setiawan
Jurnal Penataan Ruang Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Penataan Ruang 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.568 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v11i1.5212

Abstract

Metodologi dalam penelitian kawasan cagar budaya sangat potensial untuk dikembangkan, terutama dalam pendekatan-pendekatan non fisik seperti partisipasi masyarakat. Aspek anthropologi yang dipotret dengan bingkai kajian etnografi, aspek ekonomi dan lingkungan aspek modal budaya dan berlanjutan. Dalam pengembangan cagar budaya, sangat diperlukan aspek-aspek yang akan mendukung masa depan cagar budaya. Pengetahuan terhadap aspek-aspek tersebut yang dibingkai dalam analisis foresight yang dikembangkan diharapkan bisa menjadi pertimbangan dirumuskan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung pengembangan kawasan cagar budaya ke depan.Keywords: Foresight Analysis, Cagar Budaya , Pengembangan Metode
IDENTIFIKASI POTENSI PELANGGARAN KAWASAN KONSERVASI PANTAI TIMUR SURABAYA BERDASARKAN PEMODELAN SPASIAL PREDIKSI TREN PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN BERBASIS CELLULAR AUTOMATA Yusuf, Lukman; Susetyo, Cahyono
Jurnal Penataan Ruang Vol 14, No 2 (2019): Jurnal Penataan Ruang 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.32 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v14i2.6600

Abstract

Keterbatasan lahan di Surabaya membuat kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) dilirik oleh pihak pengembang permukiman swasta. Namun, RTRW Kota Surabaya 2014 menetapkan kawasan Pamurbaya sebagai kawasan lindung/konservasi dengan zona ruang terbuka hijau. Dari seluruh kawasan konservasi Pamurbaya 92,66% masih berstatus kepemilikan perorangan. Sehingga terjadi kerawanan pelanggaran pada kawasan konservasi Pamurbaya. Dari perhitungan GIS faktual lapangan 2017, sudah terjadi pelanggaran sebesar 0,5% dari seluruh kawasan konservasi Pamurbaya. Selain itu kerawanan ini di perkuat dengan kondisi tutupan lahan saat ini, dari seluruh kawasan konservasi seluas 2.503,9  Ha, didominasi tutupan lahan tambak seluas 2080,40 Ha.Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifakasi potensi pelanggaran pada kawasan konservasi Pamurbaya berdasarkan model spasial prediksi tren perkembangan lahan tahun 2034. Hasil penelitiannya adalah faktor yang dominan mempengaruhi perkembangan lahan di Pamurbaya adalah faktor adanya jaringan jalan lingkar luar timur Surabaya dan kedekatan dengan permukiman yang sudah ada. Pola perkembangan lahan eksisting di kawasan Pamurbaya selama 2011-2017 didominasi dengan pertumbuhan permukiman sebesar 602,35 Ha, dan tambak tumbuh sebesar 222,45 Ha. Kemudian berdasarkan prediksi tren perkembangan lahan  Pamurbaya tahun 2034 dengan Cellular Automata, diprediksi permukiman akan tumbuh sebesar 62% dari luas saat ini, industri akan tumbuh sebesar 7%, perdagangan jasa akan tumbuh 15%. Juga diprediksi tambak akan berkurang 29% dari luas saat ini. Indetifikasi potensi pelanggaran kawasan konservasi Pamurbaya menghasilkan pada tahun 2029 kawasan konnservasi diprediksi akan  terjadi pelanggaran 8,74% dan tahun 2034 akan terlanggar 24,02%.
Arahan Pengendalian Penempatan dan ukuran Reklame Ruang Luar di Koridor Jalan Arteri Primer Studi Kasus Jalan Ahmad Yani Surabaya Heru Purwadio
Jurnal Penataan Ruang Vol 5, No 1 (2010): Jurnal Penataan Ruang 2010
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v5i1.2238

Abstract

Reklame ruang luar di Koridor Ahmad Yani telah tumbuh menjamur selama sepuluh tahun terakhir ini, seiring dengan tumbuhnya pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang koridor yang menimbulkan tarikan dan bangkitan lalu lintas yang tinggi. Kehadiran berbagai jenis reklame ruang yang terdiri dan reklame tiang reklame bando, reklame sign net baliho dan spanduk, menimbulkan berbagai masalah. Studi ini membatasi tinjauannya pada penempatan dan  reklame ruang luar, yaitu penempatan reklame di dalam Rumija Kereta Api dan Rumija jalan arteri primer penempatan yang mengelompok pada satu spot dimensi reklame yang mendominasi lingkungan, bangunan dan menutupi bangunan di belakangnya. Walaupun Kota Surabaya sudah memiliki peraturan daerah tentang reklame, yaitu Perda No 8 Tahun 2006 dan Perda No. 10 Tahun 2009; dan sudah pernah memiliki Tim Reklame, tapi belum mampu mengendalikan pemasangan reklame di Surabaya khususnya di koridor Ahmad Yani.Berangkat dari permasalahan yang diidentifikasikan, studi ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengendalian reklame ruang luar di koridor Ahmad Yani ditinjau dan penempatan dan ukuran reklame. Metoda yang digunakan adalah triangulasi dua tahap. Tahap pertama adalah triangluasi antara regulasi, teori dan hasil studi lain yang gayut tahap dua adalah triangluasi antara hasil tahap satu, kondisi empiris dan simulasi. Arahan pengendaliannya secara umum adalah reklame dizinkan ditempatkan pada peruntukan perdagangan dan jasa. Penempatan untuk setiap jenis reklame; (1) reklame tiang diizinkan pada kaveling kosong di luar Rumija Kereta ApilJalan Arteri Primer; (2) reklame sign net diizinkan pada median Jalan; (3) reklame pada jembatan layang dan JPO dilarang melebih batas ketinggian yang ada; (4) reklame ikon diizinkan berlokasi di dalam kaveling baik pada bangunan maupun di luar bangunan; (5) megatron dizinkan berlokasi di dalam kaveling dengan onentasi introvert; (6) balho dan spanduk ditempatkan di dalam kaveling pada panggung konstruksi tersendiri; (7) reklame pada street furniture dilarang mendominasi lingkungan; (8) reklame pada bangunan dirancang terintergasi dengan fasade bangunan. Pengendalian dimensi reklame bentuk ketinggian dan tinggi reklame diseragamkan, jumlah dan jarak antar reklame dibatasi berdasarkan sudut pandang horisontal 60 dan sudut pandang vertikal 30%.
PENGARUH KARAKTERISTIK WILAYAH TERHADAP PEMERATAAN ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH MENENGAH ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN MAGETAN Ageng Sri Pertiwi; Sri Amiranti S; Putu Gde Ariastita
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 1 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v4i1.2356

Abstract

Pengembangan pendidikan antarwilayah kecamatan di Kabupaten Magetan khususnya tingkat Sekolah Menengah masih belum merata. Hal ini didasarkan pada salah satu indikator pemerataan pendidikan yang menunjukkan bahwa angka partisipasi sekolah pada 12 kecamatan dari 16 kecamatan di bawah rata-rata kabupaten (56.06), sementara tertinggi adalah 240.03 terdapat di kecamatan Magetan dan APs terendah terdapat di kecamatan Karangrejo yaitu 5.14. Hal ini diiringi juga dengan perbedaaan karakteristik wilayah kecamatan, diantaranya adalah ketersediaan fasilitas pendidikan, tingkat aksesibilitas, sebaran jumlah unit industri dan angka kemiskinan di tiap wilayah kecamatan yang menunjukkan perbedaan yang signifikanHasil berdasarkan analisis Regresi Linier Berganda menunjukkan penelitian  bahwa faktor -faktor yang mempengaruhi pemerataan Menengah berdasarkan urutan besarnya adalah ketersediaan fasilitas pendidikan, angka kemiskinan, aksesibilitas dan jumlah unit industri perkecamatan. Analisis Klaster berdasarkan karakteristik wilayah tersebut menghasilkan tiga klaster yaitu klaster l' wilayah dengan dan semua faktor mendukung klaster wilayah dengan APS sedang dan angka kemiskinan tinggi klaster ll: wilayah dengan APS rendah dan ketersediaan fasilitas.
PENGEMBANGAN KONSEP KELEMBAGAAN SEBAGAI UPAYA REJUVENASI KAWASAN WISATA ALAM RANU GRATI DI KABUPATEN PASURUAN Rahmawati, Dian; Idajati, Hertiari; Umilia, Ema; Tambunan, Theresia; Safitri, Elok
Jurnal Penataan Ruang Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Penataan Ruang 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.992 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v13i1.6667

Abstract

Kawasan wisata alam Ranu Grati Pasuruan merupakan salah satu danau vulkanik yang terletak di dataran rendah dan memiliki kekayaan berupa sumber daya air yang hingga kini masih menunjang kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya dan pemandangan alam yang mengelilingi danau tersebut. Pengelolaan yang kurang optimal telah mendorong kawasan Ranu Grati saat ini mengalami fase stagnan menuju decline jika dilihat dari tipologi Butler. Kualitas air danau menurun akibat limbah keramba dan rumah tangga yang memenuhi daerah sempadan danau, beberapa ladang dan bekas kegiatan pertambangan pasir oleh masyarakat juga berpengaruh ke kualitas air danau, selain itu kegiatan pariwisata juga sangat terbatas perolehannya dalam mendapatkan pengalaman maupun kesempatan terlibat dalam aktivitas pariwisata kecuali jika ada acara tertentu.Artikel ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Kajian Pengembangan Kawasan Ranu Grati. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan arahan pengembangan Ranu Grati dilihat dari segi kelembagaan pariwisata sebagai upaya merejuvenasi kawasan Ranu Grati yang saat ini berposisi di fase stagnan menuju decline. Tahapan dari penulisan adalah (1) menyusun faktor yang berpengaruh terhadap menurunnya kondisi kawasan wisata Ranu Grati dengan metode Delphi (2) merumuskan arahan pengembangan Ranu Grati dari segi kelembagaan yang meliputi pemerintah, swasta dan masyarakat dengan metode pendekatan quadriple helix diintegrasikan dalam konsep zonasi kawasan. Hasil yang ditemukan didapatkan: (1) Faktor yang berpengaruh terhadap menurunnya kondisi kawasan wisata Ranu Grati yaitu potensi SDM yang belum seimbang, peran serta masyarakat yang masih rendah, dan koordinasi antar stakeholder yang kurang optimal; (2) Zonasi kawasan wisata Ranu Grati yang terintegrasi dengan konsep pengembangan fungsi kelembagaan yang terbagi dalam ruang inti dan ruang pendukung.
INDIKATOR KEMANDIRIAN PULAU KECIL: STUDI KASUS: POTERAN SUMENEP Adjie Pamungkas
Jurnal Penataan Ruang Vol 9, No 1 (2014): Jurnal Penataan Ruang 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v9i1.2172

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17.480 buah.Kepulauan tersebut didominasi oleh pulau-pulau kecil dan tertinggal.Konsep pengembangan pulau kecil mandiri adalah salah satu konsep pengembangan wilayah yang berupaya untuk memajukan pulau kecil tersebut sehingga tidak memiliki ketergantungan dengan pulau lainnya terutama pada pulau induknya (mainland).Untuk menerapkan konsep tersebut, penentuan pulau kecil mandiri sangatlah diperukan.Metode penelitian yang dilakukan adalah melakukan analisa kualitatif baik terhadap hasil wawancara maupun data-data dari publikasi pemerintah dan hasil riset terkait.Berdasarkan hasil analisa tersebut, Pulau Poteran termasuk ke dalam kriteria pulau kecil berdasarkan sepuluh kriteria. Selain itu, Pulau Poteran pun dinilai masih belum mandiri berdasarkan lima kriteria kemandirian dengan memanfaatkan 15 variabel utama dengan 76 sub variabel.

Page 4 of 18 | Total Record : 175