cover
Contact Name
Eri Hendra Jubhari
Contact Email
webpdgi@gmail.com
Phone
+628124235346
Journal Mail Official
webpdgi@gmail.com
Editorial Address
Ruko Malino A4. Baruga, Antang, Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
MDJ (Makassar Dental Journal)
ISSN : 20898134     EISSN : 25485830     DOI : 10.35856/mdj
Core Subject : Health,
The journal receives a manuscript from the following area below Dentistry science and development with interdisciplinary and multidisciplinary approach: Dental Public Health and Epidemiology Oral and Maxillofacial Surgery Dental Conservation and Endodontics Preventive Dentistry Biomedical Dentistry Dental Radiology Pediatric Dentistry Oral Pathology Prosthodontics Traumatology Oral Biology Biomaterials Orthodontics Periodontics
Articles 471 Documents
Reseksi segmental dan rekonstruksi mandibula dengan mandibular positioner guidance sebagai perawatan ameloblastoma pada pasien edentulus total Benny Widianto; Masykur Rahmat; Rahardjo .
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.479 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.108

Abstract

Ameloblastoma adalah tumor jinak odontogenik yang pertumbuhannya lambat dan bersifat invasif lokal. Tumor ini memperlihatkan tanda-tanda sebagai tumor jinak secara histopatologis, secara klinis bersifat agresif dan destruktif. Ameloblastoma lebih sering terjadi di mandibular daripada maksila. Tingkat rekurensi ameloblastoma sangat tinggi. Tujuan memberikan informasi tentang salah satu cara penatalaksanaan kasus ameloblastoma multikistik dengan reseksi segmental disertai rekonstruksi mandibula menggunakan titanium mandibular plate untuk mengembalikan artikulasi, fungsi, dan bentuk mandibula seperti semula pada pasien total edentulous. Seorang wanita berusia 44 tahun datang ke Poli Bedah Mulut RSUP Dr Sardjito dengan keluhan pembengkakan pada rahang bawah selama 1 tahun. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, radiologi, CT-Scan, dan biopsi didapat diagnosa klinis ameloblastoma multikistik. Pada kasus ini dilakukan tindakan reseksi segmental dan rekonstruksi menggunakan titanium mandibular plate dan plat dimensi vertikal sebagai mandibular positioner guidance. Disimpulkan bahwa penatalaksanaan ameloblastoma multikistik pada kasus ini dengan reseksi segmental dan rekonstruksi mandibula untuk mengembalikan estetika, artikulasi dan fungsi seperti semula, serta prognosisnya baik.
Hemimandibulektomi disertai rekonstruksi plat AO pada ameloblastoma mandibula: Case report Eka Prasetiawaty; Herman Hambali; Kiki Akhmad Rizki
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.907 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.109

Abstract

Amelobloastoma adalah tumor jinak odotogenik yang lambat pertumbuhannya, paling sering terjadi pada mandibula, lokal invasif tetapi relatif, tidak ada keluhan dan jika tidak diobati dapat tumbuh menjadi ukuran besar dan menyebabkan kerusakan pada rahang dan wajah. Pengobatan yang tepat dari ameloblastoma masih kontroversial, karena tingkat kekambuhan ameloblastoma sangat tinggi, sehingga dokter melakukan pengobatan radikal dengan hemimandibulektomi. Laporan ini membahas tentang pengelolaan ameloblastoma mandibula dengan hemimandibulektomi dan rekonstruksi dengan plat mini AO titanium. Seorang wanita 30 tahun mengeluh tentang benjolan di rahang bawah kirinya. Radiografi mengungkapkan massa telah melibatkan dan menghancurkan bagian koronoideus dan kondil rahang bawahnya. Biopsi insisi mengkonfirmasi ameloblastoma di rahang bawah kirinya. Pasien dirawat di rumah sakit satu hari sebelum operasi. Setelah hemimandibulektomi dilakukan, kami melakukan rekonstruksi dengan menempatkan plat AO mini untuk mendapatkan kontur rahang bawah. Setelah itu tindak lanjut operasi kondisi pasca pasien. Disimpulkan bahwa hemimandibulektomi dan rekonstruksi dengan titanium mini plate AO adalah pilihan pengobatan yang ideal dalam mengobati ameloblastoma dari mandibula.
Penggunaan bioceramic dalam bidang endodontik Hermiati Daharuddin; Juni Jekti Nugroho
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.942 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.111

Abstract

Latar belakang: Bioceramic adalah bahan keramik khusus yang dirancang untuk digunakan dalam ilmu kedokteran dan kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi, bioceramic biasanya digunakan sebagai bahan pelapis untuk meningkatkan biokompabilitas metal implant. Bioceramic mengandung bahan alumina, zirkonia, bioactive glass, keramik kaca, pelapis dan komposit, hidroksiapatit dan kalsium fosfat yang dapat teresorbsi, serta radiotherapy glasses. Bioceramic sangat biokompatibel, tidak beracun, tidak menyusut dan secara kimiawi stabil dalam lingkungan biologis. Dengan semua sifat kebaikan yang dimiliki oleh bioceramic, maka bahan ini kemudian dikembangkan untuk dapat digunakan secara luas dalam kedokteran gigi, salah satunya sebagai bahan sealer pada perawatan endodontik.
Penggunaaan calcium hydroxide point secara klinik sebagai medikamen intrakanal: sebuah tinjauan pustaka Munirah .; Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.235 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.112

Abstract

Kalsium hidroksida dalam bidang endodontik digunakan sebagai medikamen intrakanal pada inflamasi periapikal, kasus fraktur, perforasi dan apeksifikasi. Akan tetapi, untuk melepaskan kalsium hidroksida pasta dari saluran akar membutuhkan waktu dan sisa-sisa kalsium hidrokside pada saluran akar dapat berinteraksi dengan sealer zinc oksida eugenol membentuk calcium eugenolate. Untuk mengatasi kekurangan ini diperkenalkan guttapercha point yang dapat melepaskan kalsium hidroksida. Calcium hydroxide point ini memberikan hasil klinis yang baik dan memberikan penyembuhan pada radiolusensi periapikal. Tulisan ini menjelaskan penggunaan calcium hydroxide point secara klinik sebagai medikamen intrakanal.
Perilaku perubahan dimensi pada hasil cetakan Sumadhi Sastrodihardjo
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.238 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.113

Abstract

Pengambilan cetakan merupakan pekerjaan awal dalam pembuatan berbagai restorasi. Perubahan dimensi yang terjadi pada hasil cetakan merupakan hal yang tidak diharapkan. Perubahan dimensi hasil cetakan dapat menyebabkan restorasi yang dihasilkan tidak sesuai untuk dipasangkan didalam mulut. Penyebab perubahan dimensi hasil cetakan ini banyak coba diungkapkan seperti jenis bahan cetak yang dipergunakan beserta sifat-sifatnya, waktu pengisian hasil cetakan, desinfeksi hasil cetakan dengan bahan desinfektan dan lain sebagainya. Walaupun demikian penyebab perubahan dimensi yang sebenarnya terutama sewaktu pengambilan cetakan belum dapat diungkapkan secara jelas. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai bagaimana peri laku perubahan dimensi yang terjadi pada hasil cetakan sewaktu pengambilan cetakan dan kemungkinan penyebab terjadinya perubahan dimensi hasil cetakan tersebut. Perubahan dimensi pada hasil cetakan dapat terjadi oleh adanya pengembangan dan pengerutan bahan cetak. Pengembangan dan pengerutan bahan ini dapat terjadi disebabkan oleh sifat-sifat bahan yang dipergunakan dan kemungkinan juga faktor-faktor lainnya. Dari beberapa hasil penelitian akan didiskusikan bagaimana perilaku perubahan dimensi yang terjadi pada hasil cetakan sewaktu pengambilan cetakan dan kemungkinan penyebabnya.
Pengaruh aplikasi liner self adhering flowable composite terhadap kebocoran mikro restorasi resin komposit klas II (in vitro) Widi Prasetia; Darwis Aswal
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.661 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.114

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pada liner self-adhering flowable composite kebocoran mikro pada restorasi resin komposit klas II. Sebanyak 30 kavitas klas II dipreparasi pada gigi premolar atas yang diekstraksi karena alasan ortodonti. Gigi-gigi tersebut dibagi tiga kelompok. Kelompok 1: restorasi klas II resin komposit (Filtek P60, 3M) dengan self adhering flowable composite (Dyad Flow, Kerr) sebagai liner, kelompok 2: restorasi klas II resin komposit (Filtek P60, 3M) dengan resin komposit flowable (Filtek Flow Z350, 3M), sedangkan kelompok 3: restorasi klas II (Filtek P60, 3M) tanpa lining. Seluruh sampel kemudian direndam dalam larutan methylen blue 0,5% selama 24 jam pada suhu kamar. Pengamatan kebocoran mikro dilakukan setelah gigi dipotong dalam arah mesiodistal melalui bagian tengah gigi dengan melihat penetrasi methylen blue 0,5% pada tepi restorasi melalui stereomikroskop. Hasil uji statistik dengan uji Mann-Whitney diperoleh hasil bahwa antara kelompok 2 dan kelompok 3 terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05). Sedangkan antara kelompok 1 dan 2, dan antara kelompok 1 dan 3 tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengunaan self adhering flowable composite sebagai liner pada restorasi klas II resin komposit tidak dapat mengurangi kebocoran mikro.
Nyeri orofasial yang terkait dengan disfungsi sendi temporomandibula: diagnosis dan perawatannya (makalah ini dibawakan pada PERIL 3 IPROSI di Makassar) Daroewati Mardjono
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.421 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.115

Abstract

Nyeri orofasial (NOF), atau nyeri kraniofasial, adalah gejala nyeri yang dirasakan di daerah sekitar mulut, wajah, kepala, dan leher. Sebenarnya nyeri ini, seperti halnya nyeri yang lain, hanyalah suatu gejala subjektif yang menandai adanya penyakit /gangguan di sekitar daerah tersebut. Nyeri sebenarnya adalah suatu sensasi yang sangat tidak menyenangkan, bahkan kadang-kadang mengganggu aktivitas seseorang. Karena nyerilah orang merasa cemas dan terdorong mencari pertolongan profesional. Oleh penderita, nyeri biasa dikemukakan dengan berbagai istilah, antara lain nyeri menusuk, nyeri tajam, nyeri berdenyut, nyeri tumpul, nyeri di permukaan, nyeri di dalam, dan masih banyak lagi yang lain. Persepsi pasien tentang nyeri sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti emosi, pengalamannya tentang nyeri, sosiobudaya, dan masih banyak lagi faktor yang mungkin berpengaruh. Karena itu sering kali nyeri sulit dideteksi sumbernya, lebih-lebih jika nyeri itu bersifat tumpul dan dalam, dan perawatannya menjadi tidak terarah. Pada kesempatan ini akan dibahas secara singkat NOF ini, khususnya yang terkait dengan masalah disfungsi sendi temporomandibula (STM), karena masalah ini sering dijumpai dalam praktik sehari-hari dokter gigi. Harapannya, dapat membuka wawasan para sejawat menghadapi pasien dengan masalah tersebut di atas.
Teknik pencetakan abutment implan: sebuah tinjauan pustaka Evelyn Neos; Edy Machmud; Rifaat Nurrahma; Irfany .
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.631 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i2.116

Abstract

Implan gigi merupakan perawatan alternatif terbaik dalam mengembalikan fungsi mastikasi, estetik dan fonetik pada pasien dengan kehilangan sebagian atau seluruh giginya. Penggunaan implan gigi telah memperluas lingkup kedokteran gigi klinis, menciptakan pilihan perawatan tambahan untuk kasus-kasus kompleks dengan rehabilitasi fungsional yang terbatas. Implan gigi terdiri atas badan implan, healing cap, abutment dan mahkota. Oleh karena itu untuk mendapatkan mahkota yang memiliki adaptasi, akurasi dan efisiensi yang baik, dibutuhkan teknik pencetakan yang tepat. Terdapat dua teknik pencetakan dasar yang sering dilakukan, yaitu teknik open-tray dan teknik closed-tray. Pada teknik open-tray, coping transfer berada dalam cetakan dan tidak disekrup sebelum cetakan dikeluarkan dari dalam mulut. Sedangkan pada teknik closed-tray, coping transfer tertahan pada implan saat pelepasan cetakan dan harus direposisikan kembali pada hasil cetakan. Kedua teknik pencetakan ini memiliki indikasi dalam penggunaannya serta keuntungan dan kerugian masing-masing. Dengan demikian dengan teknik pencetakan yang tepat tentu saja dapat menjadi pondasi untuk proses rekontruksi prostetik yang baik serta merupakan faktor penting dalam perawatan restorasi implan.
Pengaruh praktik higiene terhadap profil kesehatan rongga mulut pada manula di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Ciracas Hermita Agus; Afi Savitri; Gus Permana Subita
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.28 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i2.117

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir, angka populasi manula di seluruh dunia telah meningkat dengan cepat, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Data mengenai kesehatan rongga mulut pada manula di Indonesia masih sangat kurang. Penelitian ini melihat pengaruh praktik higiene rongga mulut terhadap profil kesehatan rongga mulut khususnya status kebersihan mulut (OHI-S), kesehatan gigi (DMF-T), kesehatan periodontal (CPI) pada manula di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Ciracas. Selain itu, juga mendeskripsikan keluhan subjektif yang dirasakan di rongga mulut mereka. Data didapat dengan melakukan pemeriksaan klinis intraoral dan wawancara terstruktur menggunakan panduan kuesioner. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan analitik dengan desain potong lintang. Responden penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 87 orang. Praktik higiene rongga mulut pada manula di PSTW Budi Mulia 03 Ciracas masih perlu ditingkatkan. Selain itu, terdapat pengaruh praktik higiene, khususnya kebiasaan menyikat gigi dan usaha selain menyikat gigi (penggunaan obat kumur, menyikat lidah dan pemakaian benang gigi) terhadap nilai OHI-S, DMF-T dan CPI. Walaupun sebagian besar responden tidak merasakan adanya keluhan subjektif di mulut, namun bukan berarti tidak ada penyakit jaringan lunak dalam rongga mulut tersebut. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan antara lain edukasi praktik higiene rongga mulut pada lanjut usia penghuni panti, perlunya kesadaran petugas panti agar turut bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan mulut sehari-hari lanjut usia penghuni panti, serta kerjasama dengan pihak eksternal untuk mengatasi angka decay yang sangat tinggi dan tindakan rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi pengunyahan.
Apeksifikasi pada gigi insisivus sentralis rahang atas dengan diskolorisasi menggunakan mineral trioxide aggregate Meilina Goenawan; Juni Jekti Nugroho
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.36 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i2.118

Abstract

Trauma pada gigi permanen muda dapat menyebabkan gigi non vital bila tidak dilakukan perawatan pada tahap awal. Perawatan gigi permanen immatur non vital merupakan tantangan bagi klinisi disebabkan formasi akar yang belum lengkap sehingga daerah apeks terbuka. Apeksifikasi adalah perawatan yang dilakukan untuk menginduksi barrier kalsifik dengan cara menempatkan bahan apeksifikasi pada daerah apeks yang terbuka. Mineral trioxide aggregate (MTA) merupakan bahan apeksifikasi yang memiliki biokompatibilitas yang baik, kemampuan untuk menutup daerah apeks dan pH yang tinggi. Laporan kasus ini menampilkan perawatan gigi permanen non vital dengan daerah apeks yang terbuka disertai diskolorisasi. Seorang wanita berumur 16 tahun datang ke RSGM Universitas Hasanuddin dengan keluhan adanya perubahan warna pada gigi insisivus sentralis kiri rahang atas. Gigi tersebut memiliki riwayat trauma dan pada gambaran radiografi tampak dinding saluran akar yang divergen dengan ujung apeks yang terbuka lebar. Perawatan yang dilakukan adalah apeksifikasi dengan menggunakan MTA di sepanjang saluran akar. Apeksifikasi dengan menggunakan MTA memberikan hasil yang memuaskan dan waktu perawatan yang lebih singkat.

Page 11 of 48 | Total Record : 471


Filter by Year

2017 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 12 No. 2 (2023): Volume 12 Issue 2 Agustus 2023 Vol. 11 No. 1 (2022): Volume 11 Issue 1 April 2022 Vol. 10 No. 3 (2021): Volume 10 Issue 3 Desember 2021 Vol. 10 No. 2 (2021): Volume 10 Issue 2 Agustus 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): Volume 10 Issue 1 April 2021 Vol. 9 No. 3 (2020): Volume 9 Issue 3 December 2020 Vol. 9 No. 2 (2020): Volume 9 No 2 Agustus 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): Volume 9 No 1 April 2020 Vol. 8 No. 3 (2019): Vol 8 No 3 Desember 2019 Vol. 8 No. S - 2 (2019): Volume 8 Suplemen 2 2019 Vol. 8 No. 2 (2019): Vol 8 No 2 Agustus 2019 Vol. 8 No. S - 1 (2019): Volume 8 Suplemen 1 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019 Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): Vol 7 No 2 Agustus 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): Vol 7 No 1 April 2018 Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): Vol 6 No 2 Agustus 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): Vol 6 No 1 April 2017 Vol. 6 No. S-1 (2017): Vol 6 Suplemen 1 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): Vol 5 No 3 Desember 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): Vol 5 No 2 Agustus 2016 Vol. 5 No. S - 1 (2016): Vol 5 Suplemen 1 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): Vol 5 No 1 April 2016 Vol. 4 No. 6 (2015): Vol 4 No 6 Desember 2015 Vol. 4 No. 5 (2015): Vol 4 No 5 Oktober 2015 Vol. 4 No. 4 (2015): Vol 4 No 4 Agustus 2015 Vol. 4 No. 3 (2015): Vol 4 No 3 Juni 2015 Vol. 4 No. 2 (2015): Vol 4 No 2 April 2015 Vol. 4 No. 1 (2015): Vol 4 No 1 Februari 2015 Vol. 3 No. 6 (2014): Vol 3 No 6 Desember 2014 Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014 Vol. 3 No. 4 (2014): Vol 3 No 4 Agustus 2014 Vol. 3 No. 3 (2014): Vol 3 No 3 Juni 2014 Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014 Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014 Vol. 2 No. 6 (2013): Vol 2 No 6 Desember 2013 Vol. 2 No. 5 (2013): Vol 2 No 5 Oktober 2013 Vol. 2 No. 4 (2013): Vol 2 No 4 Agustus 2013 Vol. 2 No. 3 (2013): Vol 2 No 3 Juni 2013 Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013 Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013 Vol. 1 No. 6 (2012): Vol 1 No 6, Desember 2012 Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012 Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012 Vol. 1 No. 3 (2012): Vol 1 No 3, Juni 2012 Vol. 1 No. 2 (2012): Vol 1 No 2, April 2012 Vol. 1 No. 1 (2012): Vol 1 No 1, Februari 2012 More Issue