cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 107 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 107 Documents clear
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Nurul Eka Putri; Fathur Nur Kholis; Dwi Ngestiningsih
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.332 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20693

Abstract

Latar Belakang: Terdapat 30% penduduk dunia terinfeksi bakteri Tuberkulosis dan Indonesia merupakan 10 negara dengan insidensi TB terbanyak. Penderita TB memiliki gejala utama yaitu batuk lama, disertai dengan demam, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, kelelahan, serta keringat malam. Pengobatan TB membutuhkan waktu selama 6 bulan dengan banyak jenis obat. Gejala dan pengobatan yang kompleks akan mengakibatkan perubahan pada tingkat stress serta kualitas hidup pasien. Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat stres dengan kualitas hidup pasien Tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi, Semarang.Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dilaksanakan di Poli DOTS-TB RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel penelitian merupakan pasien tuberkulosis RSUP Dr. Kariadi Semarang (n=60) yang menajalani pengobatan minimal 1 bulan. Responden diberi informed consent, mengisi kuesioner data pribadi, Depression Anxiety Stress Scale (DASS), dan The St George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ). Analisis hubungan yang digunakan adalah uji Chi-square, uji Mann-Whitney, dan uji Spearman.Hasil: Sebanyak 60% responden memiliki tingkat stress normal, 23% tingkat stress ringan, 8% tingkat stress sedang, 5% tingkat stress parah, dan 3% tingkat stress sangat parah. Sebanyak 32% responden memiliki kualitas hidup baik dan 68% memiliki kualitas hidup tidak baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara gejala dengan kualitas hidup (p=0,034). Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, lama pengobatan, jenis kelamin, status gizi, pekerjaan, status pernikahan, status ekonomi, dan efek samping obat dengan kualitas hidup. Tidak ada hubungan yang signifikan antara status bakteriologis dengan tingkat stress dan kualitas hidup. Korelasi signifikan ditemukan antara tingkat stress dengan kualitas hidup (p=0,007) dengan korelasi cukup dan searah (r=0,476).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kualitas hidup pasien tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN ASPEK PERILAKU DENGAN STATUS KONTROL GLIKEMIK PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUP DR. KARIADI Hefa Aghna Fauzia; Heri-Nugroho Heri-Nugroho; Ani Margawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.881 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20785

Abstract

Latar belakang : Jumlah kasus diabetes melitus di indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa tahun 2010. Jumlah kasus di Jawa tengah tahun 2013 sebesar 9,376 kasus. Penyakit diabetes termasuk 10 besar kasus di RSUP Dr. Kariadi. Komplikasi diabetes melitus mencakup mikrovaskular dan makrovaskular yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pasien DM. Ketidakpahaman pasien terhadap terapi yang sedang dijalaninya menjadi penyebab kegagalan terapi. Tujuan : Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan aspek perilaku dengan status kontrol glikemik pada pasien diabetes mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode penelitian : Observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis RSUP Dr. Kariadi dan data primer menggunakan instrumen kuesioner pengetahuan dan perilaku. Subjek penelitian sebanyak 45 pasien DM yang dirawat inap maupun rawat jalan di RSUP Dr. Kariadi. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan Rasio Prevalensi.Hasil : Rata-rata usia responden adalah 57 tahun, 23% responden berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikkan respoden dengan jumlah terbanyak adalah  SD, 29% responden bekerja, dan 27% responden terkena DM selama > 5 tahun.Hasil uji hipotesis hubungan tingkat pengetahuan dengan status kontrol glikemik didapatkan nilai signifikansi p = 1,00 (p> 0,05), ini menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Hasil uji hipotesis hubungan aspek perilaku dengan status kontrol glikemik didapatkan nilai signifikansi p = 0,35 (p> 0,05), menunjukkan hubungan yang tidak bermakna.Simpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikkan, pekerjaan, lama menderita, pengetahuan, dan perilaku dengan status kontrol glikemik (p> 0,05).
HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG DAN LINGKAR LENGAN ATAS DENGAN HBA1C PADA OBESITAS : STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Evelyn Meiliani Panji Putri; Meita Hendrianingtyas; Edward Kurnia Setiawan
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.105 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21276

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi kegemukan dan obesitas pada penduduk secara global mengalami peningkatan. Pengukuran lingkar pinggang (LP) dan lingkar lengan atas (LiLA) merupakan alternatif Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk antopometri untuk penapisan obesitas. HbA1c merupakan salah satu parameter untuk menilai status glikemik diabetes melitus.Tujuan: Mengetahui hubungan LP dan LiLA dengan HbA1c pada obesitas.Metode Penelitian: Penelitian merupakan observasional analitik pendekatan belah lintang pada 30 subyek usia 18-24 tahun. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga September 2017 di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sampel diperiksa di laboratorium swasta di Semarang. Kadar HbA1c diperiksa dengan menggunakan metode ion-exchange HPLC, ukuran LP dan LiLA diperiksa dengan midline, dan IMT diperiksa dengan timbangan dan pengukur tinggi badan. Analisis data menggunakan uji Spearman. Signifikansi dicapai jika p<0,05.Hasil: Rerata LP, LiLA, dan HbA1c secara berturut-turut yaitu 102,69 ± 12,67 cm, 36,76 ± 3,63 cm, dan 5,97 ± 1,27%. Hubungan LP dengan HbA1c tidak signifikan (r= 0,185; p= 0,327 ) dan hubungan LiLA dengan HbA1c juga tidak signifikan (r=0,137; p= 0,469).Simpulan: Tidak didapatkan hubungan antara LP dan LiLA dengan HbA1c pada obesitas. Perlu studi lebih lanjut untuk melihat hubungan LP dan LiLA dengan HbA1c pada obesitas pada subyek berusia > 24 tahun.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IRIGASI HIDUNG DENGAN SPUIT DAN NASAL WASH BOTTLE TERHADAP DERAJAT SUMBATAN HIDUNG : STUDI PADA PETUGAS GERBANG TOL Anisa Rochmah Maulida; Anna Mailasari Kusuma Dewi; Zulfikar Naftali
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.338 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21473

Abstract

Latar Belakang : Asap kendaraan bermotor dapat menimbulkan inflamasi pada mukosa hidung. Hal ini memunculkan gejala sumbatan hidung. Irigasi hidung menggunakan larutan salin dapat menurunkan gejala tersebut.Tujuan : Mengetahui perbandingan efektivitas irigasi hidung dengan spuit dan nasal wash bottle terhadap derajat sumbatan hidung pada petugas gerbang tol.Metode : Penelitian ini berjenis eksperimental dengan rancangan penelitian pretest and posttest randomized group. Subjek sebanyak 43 orang dibagi menjadi kelompok perlakuan (irigasi hidung dengan spuit) dan kontrol (irigasi hidung dengan nasal wash bottle). Irigasi hidung dengan NaCl 0,9% selama 14 hari. Derajat sumbatan hidung dinilai sebelum dan setelah 14 hari dengan NOSE Scale dan PNIF.Hasil : Rerata selisih derajat sumbatan hidung berdasarkan NOSE Scale antara kelompok perlakuan dengan kontrol adalah 1,57 dan 1,55; sedangkan pengukuran PNIF adalah 21,43 dan 23,86. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p NOSE Scale=0,692; p PNIF=0,789)Simpulan : Tidak terdapat perbedaan efektivitas irigasi hidung dengan spuit dan nasal wash bottle terhadap derajat sumbatan hidung pada petugas gerbang tol.
PERBEDAAN KONDISI RONGGA MULUT PENDERITA DM TIPE 2 TIDAK TERKONTROL DAN TERKONTROL Paramestri Sekar Kinanthi; Oedijani Santoso
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.572 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20668

Abstract

Latar Belakang : Keluhan kondisi mulut yang paling menonjol pada penderita DM adalah menurunnya aliran saliva yang menyebabkan mulut kering. Penurunan aliran saliva dapat meningkatan glukosa saliva dan menurunkan efek self-cleansing yang dapat menjadi kontribusi terhadap peningkatan prevalensi karies gigi. Tujuan : Mengetahui perbedaan kondisi rongga mulut pada penderita DM  tipe 2 tidak terkontrol dan terkontrol.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling sejumlah 32 orang penderita DM tipe 2 tidak terkontrol dan terkontrol di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi. StatusDM dinilai dengan kadar glukosa darah puasa (GDP), kondisi rongga mulut dinilai dengan indeks kebersihan mulut (OHI-S) dan indeks karies (DMF-T).Hasil : Nilai rerata OHI-S kelompok penderita DM tipe 2 tidak terkontrol adalah 3,40±0,90SD, sedangkan penderita DM tipe 2 terkontrol adalah 1,78±0,74SD (p<0,001)dan rerata nilai DMF-T penderita DM tipe 2 tidak terkontrol adalah 14,63±5,28SD, sedangkan penderita DM tipe 2 terkontrol 10,84±5,04 SD (p=0,052). Korelasi antara OHI-S dan kontrol plak didapatkan nilai p=0,192 dan hubungan antara DMF-T dan kontrol plak didapatkan nilai p=0,412.Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna OHI-S penderita DM  tipe 2 tidak terkontrol dan terkontrol. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara DMF-T penderita DM tipe 2 tidak terkontrol dengan terkontrol.Kontrol plak tidak mempengaruhi OHI-S  dan DMF-T.
UJI SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS MENTZER INDEX, RED DISTRIBUTION WIDTH INDEX DAN GREEN AND KING INDEX TERHADAP DIAGNOSIS TALASEMIA BETA MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI Ruth Hanna Kristina; Nyoman Suci Widyastiti; Edward Kurnia Setiawan
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.775 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20740

Abstract

Latar belakang: Anemia mikrositik hipokromik sering disebabkan oleh anemia defisiensi besi dan talasemia beta minor. Pemeriksaan baku emas talasemia beta adalah pemeriksaan genetik, sedangkan anemia defisiensi besi adalah pemeriksaan cadangan besi sumsum tulang. Kedua pemeriksaan tersebut memakan biaya yang mahal. Perlu adanya teknik skrining berupa indeks perhitungan yang adekuat dengan biaya yang terjangkau.Tujuan: Mengetahui dan membandingkan nilai sensitivitas dan spesifisitas Mentzer Index, Red Distribution Width Index dan Green and King Index.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian uji diagnostik. Terdapat 98 data anemia mikrositik hipokromik yang terdiri dari masing-masing 49 anemia defisiensi besi dan talasemia beta minor. Dilakukan perhitungan Mentzer index, Red Distribution Width Index dan Green and King Index yang dibandingkan dengan parameter diagnosis untuk mengetahui nilai sensitivitas dan spesifisitas. Parameter diagnosis emas yaitu ferritin serum atau TIBC atau besi serum untuk diagnosis anemia defisiensi besi dan hemoglobin A2 untuk diagnosis talasemia beta minor.Hasil: Mentzer index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas untuk mendeteksi anemia defisiensi besi sebesar 93,88% dan 87,76%, dan talasemia beta minor sebesar 87,76% dan 93,88%. RDWI index memiliki nilai sensitivitas dan spseifisitas untuk medeteksi anemia defisiensi besi sebesar 89,80% dan 83,67%, dan untuk talasemia beta minor sebesar 83,67% dan 89,80%. Green and King index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas anemia defisiensi besi sebesar 91,84% dan 77,55%, dan untuk talasemia beta minor sebesar 77,55% dan 91,84%.Kesimpulan: Mentzer index memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas tertinggi sehingga dapat digunakan sebagai teknik skrining untuk mendiagnosis talasemia beta minor dan anemia defisiensi besi.
PENGARUH DERAJAT MEROKOK TERHADAP FUNGSI TUBA EUSTACHIUS PADA PEROKOK AKTIF Adiyani Harianingrum; Zulfikar Naftali; Dwi Marliyawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.962 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21191

Abstract

Latar belakang: Tuba Eustachius merupakan saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring. Gangguan fungsi tuba eustachius didefinisikan sebagai terganggunya ventilasi dari tuba eustachius yang ditandai dengan adanya gejala-gejala dan tanda-tanda disregulasi tekanan di telinga tengah. Penyebab gangguan fungsi tuba eustachius bermacam-macam, dan salah satunya adalah merokok.Tujuan: Mengetahui pengaruh derajat merokok terhadap fungsi tuba eustachius pada perokok aktif. dan menganalisis perbedaan fungsi tuba eustachius pada perokok aktif derajat ringan, dan perokok aktif derajat sedang-berat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross-sectional. Sampel merupakan laki-laki perokok aktif di lingkungan Undip, Tembalang, Kota Semarang yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu perokok derajat ringan  (indeks brinkman <200) dan derajat sedang-berat (indeks brinkman ≥200). Pemeriksaan fungsi tuba eustachius dilakukan dengan menggunakan alat timpanometri. Dilakukan pengukuran puncak timpanogram (P1), puncak timpanogram dengan induksi perasat toynbee (P2) dan perasat valsava (P3). Perokok aktif dikatakan mengalami gangguan fungsi tuba eustachius apabila P1-P2<10daPa atau Pmax-Pmin<15daPa pada satu atau kedua telinga. Analisis statistik uji fishers exact digunakan untuk menilai perbedaan fungsi tuba eustachius pada perokok derajat ringan dan perokok derajat sedang-berat.Hasil: Didapatkan sampel 75 perokok aktif, 69(92%) perokok derajat ringan dan 6(8%) perokok derajat sedang-berat. Insidensi gangguan fungsi tuba eustachius pada perokok aktif sebesar 74,7%. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil analisis fungsi tuba eustachius perokok derajat ringan dan perokok derajat sedang-berat (p>0,05).Simpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perokok aktif derajat ringan dengan perokok aktif derajat sedang-berat terhadap gangguan fungsi tuba eustachius
UJI BEDA SENSITIVITAS JAMUR MALASSEZIA SP. TERHADAP KETOKONAZOL DAN MIKONAZOL SECARA IN VITRO Wayan Dimas Yogiswara; Muslimin Muslimin; V. Rizke Ciptaningtyas
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.934 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21463

Abstract

Latar Belakang: Pitiriasis versikolor merupakan infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh jamur Malassezia sp. Saat ini penggunaan antifungal topikal masih menjadi terapi lini pertama. Menurut Danish Society of Dermatology antifungal golongan azol yaitu ketokonazol dan mikonazol menjadi rekomendasi untuk pengobatan topikal pitiriasis versikolor. Uji sensitivitas secara berkala diperlukan untuk mengetahui sensitivitas obat antijamur.Tujuan: Menganalisis perbedaan sensitivitas jamur Malassezia sp. terhadap ketokonazol dan mikonazol secara in vitro.Metode: Penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional design dilaksanakan di Rumah Sakit Nasional Diponegoro. Didapatkan 20 subjek, namun hanya 16 subjek yang memenuhi kriteri inklusi: pasien pitiriasis versikolor berusia 16-64 tahun, tidak sedang mengonsumsi obat antijamur, dan diagnosis pitiriasis versikolor positif. Sampel dilakukan scrapping lesi dan ditemukan spagghetti and meatball pada mikroskop kemudian dikultur. Hanya 10 sampel positif kultur, sehingga 6 dari 10 sampel yang tumbuh dipilih secara acak kemudian dilakukan subkultur. Sampel yang tumbuh kemudian dilakukan uji sensitivitas terhadap ketokonazol dan mikonazol. Perbedaan sensitivitas dianalisis menggunakan uji chi square (uji x2).Hasil: Berdasarkan statistik perbedaan sensitivitas ketokonazol dan mikonazol menunjukan hasil yang signifikan (P=0,001), dimana 16 sampel sensitif ketokonazol, sedangkan mikonazol didapatkan resisten 10 sampel dan 6 sampel intermediet.Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada sensitivitas jamur Mallasezia sp. terhadap ketokonazol dan mikonazol secara in vitro. 
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN LAMA PENYEMBUHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) ATAS Prasekti, Heti; Anam, Moh. Syarofil; Arkhaesi, Nahwa
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.52 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20717

Abstract

Latar Belakang: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) atas diakui sebagai salah satu masalah kesehatan yang paling umum dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di seluruh dunia dan sering menimbulkan gejala ringan sehingga sering dianggap sepele dan tidak mendapatkan perhatian khusus. Rata-rata anak menderita ISPA atas 6-8 kali per tahun.Tujuan: Mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan lama penyembuhan ISPA atas.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kohort prospektif dengan menggunakan kuisioner. Subyek penelitian ini adalah pasien anak yang menderita ISPA atas dan datang berobat ke Puskesmas Ngesrep Semarang dengan usia 6 – 59 bulan. Subyek penelitian berjumlah 50 anak, terdiri dari 25 anak kelompok ASI eksklusif dan 25 anak kelompok tidak ASI eksklusif. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji Chi-square.Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan lama penyembuhan ISPA atas dengan nilai p=0,02. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara status gizi, status imunisasi, suplementasi vitamin A, jenis obat yang didapat, polusi udara di dalam rumah, kondisi rumah, dan status sosial ekonomi terhadap lama penyembuhan ISPA atas (p>0,05).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan lama penyembuhan ISPA atas.
DISTRIBUSI KADAR LDL (LOW-DENSITY LIPOPROTEIN) TARGET PASCA TERAPI STATIN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Muhammad Irvan Muzakky; Pipin Ardhianto; Ilham Uddin
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.067 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20855

Abstract

Latar Belakang: Target terapi kolesterol LDL bagi pasien dengan risiko kardiovaskuler sangat tinggi adalah ˂70 mg/dL atau dengan penurunan ≥50% dari konsentrasi awal. Kebanyakan pasien dapat mencapai terget ini dengan pemberian monoterapi statin.Tujuan: Mengetahui persentase tercapainya kadar LDL absolut pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) di RSUP Dr. Kariadi yang sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Dislipidemia European Society of Cardiology (ESC) dan European Atherosclerosis Society (EAS).Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sebanyak 100 sampel diambil dari catatan medis pasien PJK periode Januari 2016 sampai Agustus 2017 yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pasien dan profil lipid pasien PJK. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram.Hasil: Karakteristik pasien PJK terbanyak adalah kelompok usia lanjut usia (74%), jenis kelamin laki-laki (77%), dan indeks massa tubuh tergolong berisiko (35%). Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus dan hipertensi dengan frekuensi masing-masing adalah 70% dan 46%. Distribusi fraksi lipid abnormal pada pasien PJK mencakup kolesterol total (36%), trigliserida (57%), K-HDL (71%) dan K-LDL (74%). Jenis statin yang paling banyak diresepkan adalah simvastatin (81%) dan atorvastatin (19%). Sebanyak 5% pasien PJK di RSUP Dr. Kariadi Semarang mencapai target kadar LDL absolut (<70 mg/dL).Kesimpulan: Sebanyak 5% pasien PJK di RSUP Dr. Kariadi Semarang berhasil mencapai target kadar LDL absolut, sedangkan 95% pasien lainnya belum mencapai target.

Page 1 of 11 | Total Record : 107


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue