cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 107 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 107 Documents clear
HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU MAKAN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA PADA WANITA DEWASA MUDA USIA 18-22 TAHUN (STUDI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO) Zsa-Zsa Ayu Laksmi; Martha Ardiaria; Deny Yudi Fitranti
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.409 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20706

Abstract

Latar Belakang Perilaku makan dan kebiasaan olahraga seseorang dipengaruhi oleh body image. Individu yang memiliki body image tidak puas cenderung berpikir bagaimana menjadi ideal yang menyebabkan individu menjadi tidak perhatian terhadap pemilihan konsumsi makanan yang sehat dan membatasi asupan makan. Demi mencapai kondisi tubuh ideal, individu juga melakukan olahraga dan tidak jarang olahraga yang dilakukan justru berlebihan serta tidak diimbangi dengan asupan makanan yang seimbang.Tujuan Menganalisis hubungan antara body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga pada wanita dewasa muda usia 18-22 tahun.Metode Penelitian observasional dengan rancangan belah lintang dilaksanakan di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=64). Body image responden diperoleh dari Body Shape Questionnaire, perilaku makan dari kuesioner Eating Attitudes Test 26, dan kebiasaan olahraga diperoleh dari frekuensi olahraga dalam seminggu. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi-Square.Hasil Terdapat hubungan yang bermakna antara body image dengan perilaku makan (p=0,001) dan kebiasaan olahraga (p=0,019). Responden yang memiliki body image tidak puas mempunyai kecenderungan 27,6 kali untuk berperilaku makan abnormal dan 4,3 kali untuk berolahraga dengan frekuensi lebih sering dibandingkan dengan responden yang memiliki body image puas.Kesimpulan Terdapat hubungan antara body image dengan perilaku makan dan kebiasaan olahraga pada wanita dewasa muda usia 18-22 tahun.
KESESUAIAN TERMOMETER INFRAMERAH DENGAN TERMOMETER DIGITAL TERHADAP PENGUKURAN SUHU AKSILA PADA USIA DEWASA MUDA Faiz Muhammad Al As'ady; Albertus Ari Adrianto; Edwin Basyar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.205 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20851

Abstract

Latar  Belakang:  Termometer Digital yang sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil pengukurannya. Sedangkan termometer inframerah dengan metode pengukuran yang baru dan waktu pengukuran yang cepat menjadikan termometer inframerah sebagai pilihan alternative yang digunakan untuk mengukur suhu aksila.Tujuan: Membuktikan adanya kesesuaian termometer inframerah dengan termometer digital dalam melakukan pengukuran suhu aksila pada usia dewasa muda.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observational analitik menggunakan desain cross-sectional. Subjek penelitian sebanyak 32 mahasiswa berusia 18-22 tahun. Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada setiap termometer, diambil nilai rata-rata hasil pengukuran kemudian diolah dengan menggunakan uji Interclass Correlation Coefficient (ICC) for Absolute Agreement.Hasil: Nilai rata-rata suhu aksila pada termometer inframerah 37,09 oC, sedangkan suhu rata-rata dengan termometer digital adalah 36,02 oC. Dengan uji ICC didapatkan nilai kesesuaian kurang dari sedang yaitu ICC = 0,296 (0,21-0,40).Kesimpulan: Termometer inframerah dengan termometer digital tidak memiliki kesesuaian dalam melakukan pengukuran suhu aksila pada usia dewasa muda, sehingga kedua alat tersebut tidak dapat saling menggantikan dalam melakukan pengukuran suhu aksila.
PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN DAN MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIK GINJAL TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI DIETILNITROSAMIN Patwi Purnamasari; Ratna Damma Purnawati; Neni Susilaningsih
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.545 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21286

Abstract

Latar belakang: Daun sukun (Artocarpus altilis) dan madu mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang berpotensi menekan kerusakan oksidatif pada ginjal. Kerusakan oksidatif pada ginjal dapat disebabkan oleh zat nefrotoksik seperti DEN.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sukun dan madu terhadap gambaran mikroskopis ginjal tikus wistar yang diinduksi DEN.Metode: Penelitian ini berjenis true eksperimental dengan desain post test only control group. Sampel sebanyak 25 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok K1 diberikan akuades per oral dan injeksi akuades intraperitoneal. Kelompok K2, P1, P2, dan P3 diinjeksi DEN secara intrapertioneal dengan dosis 50 mg/kgBB/tikus/minggu; P1 diberikan ekstrak daun sukun per oral dengan dosis 200 mg/kgBB/tikus/hari, P2 diberikan madu per oral dengan dosis 2g/kgBB/tikus/hari, P3 diberikan ekstrak daun sukun dengan dosis 200 mg/kgBB/tikus/hari dan madu dengan dosis 2g/kgBB/tikus/hari per oral. Tikus diterminasi setelah 8 minggu perlakuan kemudian diamati gambaran mikroskopis ginjalnya yang berupa degenerasi dan nekrosis pada tubulus proksimal.Hasil: Rerata skor degenerasi kelompok K1 = 1,12; K2 = 4,2; P1 = 2,52; P2 = 4,08; P3 = 3,72. Rerata skor nekrosis kelompok K1 = 1,12; K2 = 4,32; P1 = 2,48; P2 = 3,2; P3 = 3,28. Nilai p hasil uji beda dengan uji Mann-Whitney data degenerasi sel tubulus proksimal antara K2-P1, K2-P2, K2-P3 adalah 0,008; 0,501; dan 0,007 secara berurutan. Nilai p hasil uji Mann-Whitney data nekrosis sel tubulus proksimal antara K2-P1, K2-P2, K2-P3 adalah 0,007; 0,006; dan 0,007 secara berurutan.Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun sukun dan madu dapat menurunkan kerusakan oksidatif pada ginjal akibat DEN.
HUBUNGAN TINGKAT STRESS, PERILAKU MEROKOK DAN ASUPAN ENERGI PADA MAHASISWA Rhory Defie; Enny Probosari
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.26 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20694

Abstract

Latar Belakang Stress merupakan kondisi yang dialami oleh semua orang, termasuk mahasiswa. Stress merupakan salah satu alasan seseorang merokok. Perilaku merokok dan tingkat stress dapat menyebabkan asupan makanan berkurang, sehingga asupan energi juga berkurang.Tujuan Mengetahui faktor yang berpengaruh dengan asupan energi, mengetahui hubungan perilaku merokok terhadap asupan energi, mengetahui hubungan tingkat stress terhadap asupan energi dan mengetahui hubungan perilaku merokok dengan tingkat stress.Metode Observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas DiponegoroHasil Didapatkan hasil yang signifikan antara perilaku merokok terhadap asupan energi dengan p yaitu p=0,031. Sedangkan tingkat stress terhadap asupan energi tidak mendapatkan hasil yang signifikan dengan p yaitu p=0,120 dan tingkat stress terhadap perilaku merokok juga tidak mendapatkan hasil yang signifikan dengan p yaitu p=0,418.Kesimpulan Perilaku merokok mempengaruhi asupan energi pada mahasiswa yaitu seiring meningkatnya perilaku merokok maka asupan energi pada mahasiswa juga akan meningkat. Sedangkan tingkat stress tidak mempengaruhi asupan energi dan perilaku merokok.
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN GEJALA DEPRESI MAHASISWA KEDOKTERAN (STUDI PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TINGKAT AKHIR YANG MENGGUNAKAN KURIKULUM MODUL TERINTEGRASI) Rirra Hayuning Handikasari; Innawati Jusuf; Andrew Johan
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.682 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20790

Abstract

Latar Belakang Survei di Indonesia menyatakan 97,4% masyarakat menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial memberikan dampak positif seperti membantu menjalin komunikasi dan mencari informasi tentang ilmu dan pendidikan. Penggunaan media sosial dapat dinilai intensitasnya melalui frekuensi dan durasi penggunaan menggunakan instrumen Social Networking Time Use Scale (SONTUS). Studi meta-analisis tahun 2016 menyatakan terdapat 20-30% mahasiswa kedokteran memiliki gejala depresi. Gejala depresi dapat diskrining menggunakan instrumen Beck Depression Inventory-II (BDI-II). Penelitian ini menganalisis hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan derajat gejala depresi pada mahasiswa kedokteran.Tujuan Mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dengan derajat gejala depresi pada mahasiswa kedokteran.Metode Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional dilakukan pada 207 mahasiswa/i tingkat akhir kurikulum modul terintegrasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Instrumen yang digunakan: SONTUS dan BDI-II. Analisis data dengan uji korelasi Chi-Square dan Spearman.Hasil Responden sebesar 29,5% menggunakan media sosial dengan intensitas rendah, 45,4% intensitas rata-rata, 21,7% intensitas tinggi, dan 3,4% intensitas sangat tinggi. Akun media sosial yang paling banyak dimiliki responden yaitu Line (95,7%), Instagram (95,2%), dan Facebook (87,9%). Responden yang memiliki gejala depresi: 10,6% derajat ringan, 3,9% derajat sedang, dan 0,5% derajat berat. Korelasi positif signifikan ditemukan antara intensitas penggunaan media sosial dengan derajat gejala depresi (p<0,004, rs=0,199).Kesimpulan Intensitas penggunaan media sosial berhubungan dengan derajat gejala depresi pada mahasiswa kedokteran kurikulum modul terintegrasi.
PERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PASCA TRABEKULEKTOMI DAN PASCA FAKO-TRABEKULEKTOMI PADA GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP: STUDI PADA BERBAGAI STADIUM Nur Muhammad Ichsan; Maharani Maharani; Fifin Luthfia Rahmi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.984 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21277

Abstract

Latar Belakang Glaukoma primer sudut tertutup seringkali ditangani dengan operasi trabeulektomi ataupun fako-trabekulektomi. Tetapi belum ada yang menelitinya pada berbagai stadium.Tujuan Membandingkan penurunan tekanan intraokuler (TIO) pasca trabekulektomi dengan pasca fako-trabekulektomi pada berbagai stadium glaukoma primer sudut tertutup.Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional.  Sampel adalah 30 buah rekam medik pasien glaukoma primer sudut tertutup dengan kriteria tertentu, yang dibagi menjadi 15 rekam medik pasien yang dioperasi dengan trabekulektomi dan 15 rekam medik pasien yang dioperasi dengan fako-trabekulektomi. Data yang diambil adalah nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosis glaukoma primer sudut tertutup beserta cup-disk ratio, TIO pra operasi, pasca operasi, dan saat follow-up selama minimal 3 bulan, dan obat antiglaukoma tambahan. Uji statistik menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil Dari data 30 sampel, didapatkan rerata penurunan TIO pada keseluruhan sampel kelompok trabekulektomi 23,07 ± 14,48 mmHg, stadium ringan 12,30 ± 6,51 mmHg, stadium sedang 19,27 ± 10,29 mmHg, dan stadium berat 29,41± 16,68 mmHg. Pada kelompok fako-trabekulektomi hasil rerata penurunan TIO pada keseluruhan sampel 14,39 ± 10,94 mmHg, stadium ringan 19,77 ± 14,72 mmHg, stadium sedang 10,32 ± 5,31 mmHg, dan stadium berat 15,00 ± 12,63 mmHg. Uji t tidak berpasangan tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kedua kelompok, baik secara umum (p = 0,074) maupun pada berbagai stadium (stadium ringan: p = 0,562; stadium sedang: p = 0,114; stadium berat: p = 0,098).Kesimpulan Tidak ada perbedaan penurunan TIO yang bermakna pasca trabekulektomi maupun pasca fako-trabekulektomi pada berbagai stadium glakuoma primer sudut tertutup.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI MORTALITAS PADA PASIEN COMPLICATED INTRA ABDOMINAL INFECTIONS Puspitadewi, Elisabeth Sukma; Farhanah, Nur; Mughni, Abdul
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.661 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21474

Abstract

Latar Belakang: Complicated Intra Abdominal Infections merupakan penyakit infeksi intra abdominal yang membutuhkan perhatian lebih terkait dengan prognosisnya yang buruk dan angka kematian yang cukup tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pada CIAIs diantaranya adalah jenis kelamin, usia, luas peritonitis, durasi antara diagnosis hingga tindakan operasi, karakter cairan, asal organ, kegagalan organ, dan keganasan.Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pada pasien CIAIs berdasarkan skor Indeks Peritonitis Mannheim (IPM).Metode: Penelitian observasional analitik dengan metode kohort retrospektif yang dilakukan pada bulan Agustus-September 2017. Sampel kasus merupakan pasien CIAIs yang meninggal setelah dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang, sedangkan sampel kontrol merupakan pasien CIAIs yang bertahan hidup setelah dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Data diambil dari catatan medis pasien kemudian dianalisis menggunakan univariat, bivariat, dan multivariat dengan SPSS 21.Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 32 pasien sebagai kasus dan 19 pasien sebagai kontrol. Setelah dilakukan uji Chi-Square diperoleh nilai kemaknaan hubungan antara variabel dengan mortalitas sebagai berikut: jenis kelamin (p = 0,489 [RR = 1,167]), usia (p = 0,389 [RR = 0,829]), luas peritonitis (p = 0,262 [RR = 1,630]), durasi (p = 0,015 [RR = 1,981]), karakter cairan (p = 0,405 [RR = 0,833]), asal organ (p = 0,443 [RR = 1,148]), kegagalan organ (p = 0,000388 [RR = 2,945]), keganasan (p = 0,611 [RR = 0,790]).Kesimpulan: Variabel durasi dan kegagalan organ memiliki hubungan yang bermakna, sedangkan variabel lainnya berhubungan tidak bermakna.
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN LENSA KONTAK TERHADAP SENSIBILITAS KORNEA Anita Tri Kurniawati; Riski Prihatningtias; Maharani Maharani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.944 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20669

Abstract

Latar belakang : Lensa kontak merupakan alternatif pengganti kacamata yang banyak digunakan masyarakat, terutama perempuan berusia > 18 tahun. Pemakaian lensa kontak dapat mengurangi transmisi oksigen ke kornea sehingga berdampak pada perubahan fisiologis dan metabolisme sel di kornea. Hipoksia kornea dan tekanan mekanik akibat pemakaian lensa kontak dapat menurunkan sensibilitas kornea. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai sensibilitas kornea adalah lama pemakaian lensa kontak.Tujuan : Mengetahui hubungan lama pemakaian lensa kontak terhadap sensibilitas kornea Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 50 mata dari 26  mahasiswi Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pemeriksaan sensibilitas kornea menggunakan estesiometer Cochet-Bonnet yang diukur sebanyak 3 kali dan dihitung rata-ratanya. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman.Hasil : Berdasarkan dari 50 mata yang telah dilakukan pengukuran sensibilitas kornea, terdapat 2 mata dengan sensibilitas normal dan 48 mata dengan sensibilitas tidak normal. Lama pemakaian lensa kontak dan sensibilitas kornea memiliki hubungan yang bermakna (p = 0,001) dengan kekuatan korelasi sedang (r = -0,464).Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna dengan derajat korelasi sedang antara lama pemakaian lensa kontak dan sensibilitas kornea, yaitu semakin lama memakai lensa kontak sensibilitas kornea semakin rendah.
PERBANDINGAN ANTARA NILAI RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT (NLCR) PADA ANAK DENGAN DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE Putri Java Islami Yuntoharjo; Nahwa Arkhaesi; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.669 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20741

Abstract

Latar belakang: Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi. Kriteria WHO (2011), terdapat beberapa hasil pemeriksaan darah seperti leukosit, trombosit, hematokrit yang berperan penting dalam perjalanan klinis infeksi dengue. Didukung penelitian sebelumnya mengenai NLCR sebagai prediktor atau marker inflamasi.Tujuan: mengetahui perbedaan antara nilai rasio neutrofil limfosit (NLCR) pada anak dengan DD dan anak dengan DBD.Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang (cross sectional). Pengambilan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling. Subyek penelitian adalah 46 pasien infeksi dengue yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi dan RSND Semarang periode 2015-2017. Data yang dikumpulkan adalah usia, jenis kelamin, status gizi dan NLCR.Hasil: Terdapat perbedaan nilai rasio neutrofil limfosit yang bermakna secara statistik (p<0,001) antara pasien DD dan DBD. NLCR pada DBD (0,55 (±0,33 SB)) lebih rendah dari pada DD (1,8 (±1,23 SB)). Rerata neutrofil pada DBD (1530 sel/ul) lebih rendah dari pada DD (2384 sel/ul). Rerata limfosit pada DBD (3251 sel/ul) lebih tinggi dari pada DD (1659 sel/ul). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur (p=0,748), jenis kelamin (p=0,555) dan status gizi (p=0,289) terhadap kelompok DD dan DBD.Kesimpulan: Rerata nilai NLCR pada demam berdarah dengue lebih rendah dari pada demam dengue.
PENGARUH DURASI KANGAROO MOTHER CARE TERHADAP PERUBAHAN TANDA VITAL BAYI Zahra, Sabrina Aulia; Radityo, Adhie Nur; Mulyono, Mulyono
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.284 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21192

Abstract

Latar belakang: Bayi berat lahir rendah dan bayi berat lahir sangat rendah cenderung terjadi ketidakstabilan tanda vital. Kangaroo Mother Care (KMC) merupakan salah satu perawatan yang efektif bagi bayi prematur. Metode KMC mampu mengoptimalisasikan tanda vital bayi.Tujuan: Menganalisis pengaruh durasi kangaroo mother care  terhadap perubahan tanda vital bayi pada bayi berat lahir rendah dan bayi berat lahir sangat rendah usia 0-28 hari.Metode: Penelitian kuasi eksperimental pretest and posttest one group design dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Subjek penelitian adalah bayi berat lahir rendah dan bayi berat lahir sangat rendah usia 0-28 hari, telah stabil, dan belum pernah dilakukan KMC sebelumnya. Subjek kemudian dilakukan KMC selama 2 jam dan diukur tanda vitalnya sebelum, setelah 1 jam KMC, dan setelah 2 jam KMC. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Repeated ANOVA post- hoc Bonferroni dan uji Friedman.Hasil: Penelitian menggunakan 22 bayi dengan 3 bayi dropout. Analisis data menggunakan 19 bayi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata suhu (p<0,001 vs p<0,001), denyut jantung (p=0,054 vs p<0,001), laju pernapasan (p=0,058 vs p<0,001), dan saturasi oksigen(p=0,004 vs p=0,001) antara KMC 1 jam dan KMC 2 jam. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada median tekanan sistolik (p=0,159) dan tekanan diastolik (p=0,727) antara KMC 1 jam dan KMC 2 jam.Kesimpulan: Durasi Kangaroo Mother Care 2 jam memberikan pengaruh lebih baik pada suhu, denyut jantung, laju pernapasan, dan saturasi oksigen bayi daripada durasi 1 jam, sedangkan pada tekanan darah tidak memberikan perubahan.

Page 3 of 11 | Total Record : 107


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue