cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 107 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 107 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN KACAMATA PADA ANAK SEKOLAH Hasan Murdiman; Arif Wildan; Maharani Maharani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.444 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20853

Abstract

Latar Belakang: Menurut data WHO tahun 2010 didapatkan prevalensi miopia di dunia sebesar 27% dan 2,8% untuk miopia tinggi. Miopia aksial, dimana panjang bola mata menjadi lebih panjang dari normal merupakan jenis yang sering terjadi, biasanya disertai dengan tipisnya central corneal thickness (CCT). Pengukuran tekanan intraokular (TIO) menggunakan tonometer applanasi maupun indentasi pada miopia ini seharusnya akan memberikan hasil yang lebih rendah dari TIO sebenarnya. Penelitian pada anak mengenai TIO pada miopia jarang dilakukan, padahal tekanan intraokular abnormal pada anak, juga dapat menimbulkan kerusakan saraf mata.Tujuan: Mengetahui perbedaan TIO anak miopia dan emetropia.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 42 subjek terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 21 miopia dan 21 emetropia. Penelitian dilakukan di SD Negeri Meteseh Semarang, dengan subjek berasal dari kelas 4 hingga 6. Pemeriksaan tekanan intraokular menggunakan TonoPen XL. Uji statistik menggunakan uji t-tes tidak berpasangan untuk varian berbeda dan uji Spearman.Hasil: Tekanan intraokular rerata pada miopia sebesar 19,52 ± 0,71 mmHg, dan pada emetropia sebesar 21,23 ± 0,33 mmHg. Perbedaan TIO antara mata miopia dan emetropia adalah signifikan dengan nilai p=0,039 (p<0,05) berdasarkan uji t tes tidak berpasangan untuk varian berbeda. Uji Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara besar miopia dengan besar tekanan intraokular dengan nilai p=0,056 (p>0,05).Simpulan: Terdapat perbedaan TIO antara anak miopia dan anak emetropia. Tidak terdapat hubungan antara besar miopia dengan tekanan intraokular.
HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA DEWASA OVERWEIGTH USIA 20-25 TAHUN Sulistyaningnagari, Putri Gayatri; Murbawani, Etisa Adi; Fitranti, Deny Yudi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.632 KB)

Abstract

Latar Belakang Hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar asam urat serum yang melebihi 60mg/l. Angka prevalensi hiperurisemia di Indonesia mencapai 18%. Prevalensi hiperurisemia ditemukan lebih banyak pada subjek dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi. Faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam urat serum di antaranya lingkar pinggang dan pola makan.Tujuan Mengidentifikasi hubungan lingkar pinggang dan pola makan  dengan kadar asam urat serum pada dewasa overweight usia 20-29 tahun.Metode Penelitian observasional dengan rancangan belah lintang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=62). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan menggunakan pita ukur, dan data pola makan dikumpulkan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) semi-kuantitatif. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson dan Spearman.Hasil Pada penelitian didapatkan korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang dan kadar asam urat serum (r=0,484; p=0,001). Korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah didapatkan antara asupan gizi karbohidrat dengan kadar asam urat serum (r=0,353; p=0,005). Asupan gizi protein dan lemak tidak menunjukkan korelasi yang bermakna dengan kadar asam urat serum (p=0,104 dan p=0,537).Kesimpulan Terdapat korelasi signifikan lingkar pinggang dan asupan gizi karbohidrat dengan kadar asam urat serum.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MIOPIA PADA ANAK SD DI DAERAH PERKOTAAN DAN DAERAH PINGGIRAN KOTA Wulansari, Dewi; Rahmi, Fifin Luthfia; Nugroho, Trilaksana
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.738 KB)

Abstract

Latar Belakang Kelainan refraksi merupakan salah satu penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Miopia merupakan salah satu bentuk kelainan refraksi. Data WHO tahun 2010 didapatkan prevalensi miopia di dunia sebesar 27% dan 2,8% untuk miopia tinggi. Faktor risiko terjadinya miopia adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan. Diperlukan studi tentang faktor risiko dalam upaya pencegahan miopia.Tujuan Mengetahui dan menganalisis perbedaan prevalensi dan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan miopia miopia pada anak sekolah di perkotaan dan pinggiran kotaMetode Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi crossectional. Subjek penelitian adalah siswa SD kelas 4-6, dengan jumlah 59 di pinggiran kota dan 75 di perkotaan. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Uji statistik yang dilakukan adalah uji Chi-square.Hasil Prevalensi miopia di perkotaan 56%, sedangkan di pinggiran kota 28,8%. Didapatkan hasil yang signifikan antara jarak membaca buku (p=0,011), dan aktivitas di luar ruangan pada hari libur (p=0,002) dengan miopia di daerah perkotaan. Di daerah pinggiran kota didapatkan hasil yang tidak signifikan antara faktor-faktor yang diteliti dengan miopia. Didapatkan hasil yang signifikan antara letak geografis dengan miopia (p=0,002)Simpulan Prevalensi miopia lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dengan piggiran kota. Faktor yang berhubungan dengan miopia di perkotaan adalah tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi, jarak membaca buku, dan aktivitas di luar ruangan pada hari libur. Tidak terdapat hasil yang signifikan antara faktor-faktor dengan miopia di pinggiran kota. Terdapat hubungan antara letak geografis dengan miopia.
PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DENGAN KELAINAN SIMPLEKS DAN KELAINAN KOMPLEKS PADA USIA 2-5 TAHUN Adinda Adinda; Anindita Soetandji; Rina Pratiwi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.401 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21279

Abstract

Latar Belakang : Pada usia 2-5 tahun pertumbuhan anak mengalami perlambatan. Banyak anak terdiagnosis PJB >1 tahun karena minimnya pemeriksaan dini. Anak dengan PJB paling sering mengalami gangguan pertumbuhan.Tujuan: Mengetahui perbedaan pertumbuhan anak PJB dengan kelainan simpleks dan kelainan kompleks pada usia 2-5 tahun.Metode: Penelitian secara observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah anak usia 2-5 tahun dengan PJB tanpa kelaianan bawaan lain yang datang ke Poliklinik Anak RSUP dr. Kariadi.Sampel dibagi menjadi PJB kelainan simpleks asianotik (n=43), PJB kelainan kompleks asianotik (n=43), PJB sianotik (n=43). Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis data menggunakan chi-square untuk data kategorik dan data numerik dengan uji one way Anova jika persebaran data normal dan uji Kruskal Wallis jika persebaran data tidak normal.Hasil: Terdapat perbedaan pada WAZ (p=0,02) antara ketiga kelompok dimana pasien dengan berat badan kurang lebih banyak pada PJB sianotik (p= 0,012) dan berat badan normal lebih banyak pada PJB asianotik simplek (p=0,017). Tidak ada perbedaan pada ΔWAZ, ΔHAZ, dan ΔWHZ bulan 0-2 serta rerata WAZ, HAZ,WHZ bulan ke-0,1,2 antara ketiga kelompok PJB. Tidak terdapat pebedaan pada penyakit infeksi dan sistem pembiayaan antara ketiga kelompok PJB.Simpulan: Terdapat perbedaan pada WAZ antara ketiga kelompok PJB.
HIPONATREMIA SEBAGAI PREDIKTOR MORTALITAS GAGAL JANTUNG STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Vionika Vitasari; Ilham Uddin; Sefri Noventi Sofia
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.633 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21492

Abstract

Latar Belakang Gagal jantung adalah salah satu masalah kardiovaskular dengan tingkat mortalitas yang tergolong tinggi. Pemeriksaan fisik dan penunjang dilakukan untuk mengetahui tingkat mortalitas pada pasien dengan gagal jantung. Hiponatremia merupakan salah satu prediktor mortalitas pada pasien dengan penyakit gagal jantung yang tergolong praktis untuk dilakukan.Tujuan Membuktikkan hubungan hiponatremia dengan kejadian mortalitas penderita gagal jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode Observasional analitik retrospektif dengan desain case control. Sampel penelitian ini adalah pasien gagal jantung yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Hasil Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pasien gagal jantung yang hiponatremia terhadap kejadian mortalitas di RSUP dr. Kariadi Semarang dengan nilai p berturut-turut p=0,009 dan p=0,017 dengan OR = 6,067. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pasien gagal jantung dengan usia ≥51 tahun (p=0,613;OR=1,593), normotensi (p=0,011 dan p=0,091; OR=5,926), riwayat diabetes mellitus (p=0,319;OR=1,950), kadar kreatinin yang meningkat (p=0,740;OR=0,802) terhadap kejadian mortalitas di RSUP dr. Kariadi Semarang.Kesimpulan Terdapat hubungan antara hiponatremia dengan kejadian mortalitas pada penderita gagal jantung di RSUP dr. Kariadi Semarang. Sehingga hiponatremia dapat dijadikan prediktor mortalitas pasien gagal jantung di RSUP dr. Kariadi Semarang.
PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Enterococcus faecalis PENYEBAB GANGREN PULPA Ardiana Cahaya Imaniar; Indah Lestari Vidyahayati; Gunawan Wibisono; V. Rizke Ciptaningtyas
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.461 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20671

Abstract

Latarbelakang: Gangren pulpa merupakan akibat lanjut karies gigi yang tidak dirawat dengan baik. Bakteri yang terlibat pada gangrene pulpa diantaranya adalah Enterococcus faecalis. Gangren pulpa memiliki kaitan yang erat dengan karies gigi, sehingga pengobatan awal gangren pulpa dilakukan dengan menghilangkan karies baik secara mekanik maupun kimia. Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan asap cair sebagai bahan percobaan, kandungan fenol pada asap cair diharapkan efektif dalam menghambat maupun membunuh pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar Hambat Minimum dan Kadar Bunuh Minimum asap cair terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian asap cair pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis penyebab gangren pulpa.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah koloni Enterococcus faecalis dengan perlakuan sebanyak 6 konsentrasi asap cair (100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25% dan 0%) duplikasi dilakukan sebanyak 5 kali.Hasil: Uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa nilai signifikansi p <0.005 kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney yang menyatakan bahwa terdapat signifikansi pada kelompok P3(25%). Konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri terdapat pada konsentrasi 25% dan konsentrasi terendah yang dapat membunuh bakteri terdapat pada konsentrasi 100%.Kesimpulan: Nilai Kadar Hambat Minimum asap cair terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis adalah pada konsentrasi 25% sementara nilai Kadar Bunuh Minimum terdapat pada konsentrasi 100%.
PERBANDINGAN PLATELET LARGE CELL RATIO (P-LCR) PADA ANAK DENGAN DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE Anggie Lorenza; Nahwa Arkhaesi; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.407 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20743

Abstract

Latar Belakang Infeksi virus dengue merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue yang memiliki empat serotipe. Salah satu gejala DD dan DBD ialah trombositopenia. Platelet Large Cell Ratio (P-LCR) merupakan salah satu penanda aktivasi trombosit yang berukuran lebih dari 12 fl yang akan meningkat ketika terjadi trombositopenia.Tujuan Membuktikan perbedaan antara nilai P-LCR pada anak dengan demam dengue dan demam berdarah dengueMetode Penelitian observasional analitik dengan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien anak yang terkena DD dan DBD yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi dan Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang dengan total jumlah 49 sampel. Uji beda antara nilai P-LCR dengan DD dan DBD menggunakan uji t-tidak berpasangan. Uji regresi linier dilakukan untuk mengetahui pengaruh dominan terhadap nilai P-LCR.Hasil Rerata nilai P-LCR tertinggi didapatkan pada pasien DBD sebesar 42,05 ± 6,34 sedangkan pada nilai P-LCR pada DD hanya sebesar 31,51 ± 6,96. Terdapat perbedaan bermakna antara nilai P-LCR pada DBD dan DD dengan nilai p<0,001. Uji regresi linier menunjukan hanya kelompok DD dan DBD saja yang mempengaruhi terhadap nilai P-LCR dengan nilai p<0,001.Kesimpulan Rerata nilai P-LCR pada DBD lebih tinggi dibandingkan DD
PERBEDAAN FLEKSIBILITAS TRUNCUS ATLET RENANG (RENANG GAYA BEBAS, RENANG GAYA DOLPHIN, RENANG GAYA DADA), BOLA VOLI DAN TAEKWONDO (STUDY PADA ATLET DI KLUB KOTA SEMARANG JAWA TENGAH) Isyania Fajriati; Muhammad Wajdi; Yuswo Supatmo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.195 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21194

Abstract

Latar belakang : Fleksibilitas sebagai aspek penting pada setiap aktifitas manusia, misal olahraga, terutama olahraga prestasi. Gerakan yang biasa dilakukan oleh atlet, seperti fleksi, ekstensi, rotasi maupun memberikan tekanan pada truncus dapat menyebabkan cidera truncus. Lebih dari 80% orang mengalami keluhan sakit punggung selama hidupnya, hal tersebut sering terjadi ketika melakukan olahraga kompetitif.Tujuan : Untuk mengidentifikasi perbedaan fleksibilitas truncus pada atlet renang (renang  gaya bebas, renang gaya dolphin, renang gaya dada), bola voli dan taekwondoMetode : Penelitian analitik observasional metode cross sectional sampel 90 dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok atlet renang, bola voli dan taekwondo. Penelitian dengan cara pengukuran panjang truncus atlet dengan cara passive extension dengan scoring hyperextensi truncus.Hasil : Terdapat perbedaan tidak bermakna dari fleksibilitas truncus kelompok atlet renang dengan bola voli (p=0,105). Terdapat perbedaan signifikan dari fleksibilitas truncus kelompok atlet renang dan taekwondo (p<0,001). Terdapatt perbedaan signifikan dari fleksibilitas truncus kelompok atlet bola voli dan taekwondo(p=0,010).Kesimpulan : Fleksibilitas truncus kelompok atlet renang lebih baik dari bola voli. Fleksibilitas truncus kelompok atlet renang lebih baik dari taekwondo. Fleksibilitas truncus kelompok atlet bola voli lebih baik dari taekwondo
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU Silka Roudhatul Jannah; Donna Hermawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.183 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21466

Abstract

Latar Belakang: Kecemasan adalah  perasaan khawatir yang menyebar, tidak menyenangkan, serta tidak jelas,. Dukungan sosial adalah keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk dimintai bantuan, dorongan, dan penerimaan apabila individu mengalami kesulitan atau masalah. Semakin tinggi tingkat dukungan sosial maka akan sangat mempengaruhi kecemasan ibu dengan anak Autism Spectrum Disorder (ASD). Tingkat kecemasan diukur menggunakan Zung Self-rating Anxiety Scale. Tingkat dukungan sosial diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social.Tujuan: Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan pada ibu dengan anak ASD.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan teknik cross-sectional. Subjek dari penelitian ini diambil dari ibu yang memiliki anak Autism Spectrum Disorder (ASD) yang bersekolah di SLB Negeri Semarang. Setelah itu diuji menggunakan uji korelasi Somer’d.Hasil: Sebanyak 44 subjek, 41 ibu (93,2%) yang mengalami kecemasan ringan, dan terdapat 3 ibu yang mengalami kecemasan sedang (6,8%). Tidak terdapat ibu yang mengalami kecemasan berat atau bahkan panik. Dari tingkat dukungan sosialnya, terdapat 11 ibu (25%) yang mendapatkan dukungan sosial sedang dan 33 ibu (75%) mendapatkan dukungan sosial tinggi, serta tidak didapatkan ibu dengan dukungan sosial rendah. Berdasarkan hasil analisis dengan uji Somers’d tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan tingkat dukungan sosial dengan nilai p sebesar 0,083 (p>0,05)Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat dukungan sosial pada ibu yang memiliki anak Autism Spectrum Disorder (ASD) yang bersekolah di SLB Negeri Semarang.
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE PADA MEDIA AGAR DARAH DOMBA DENGAN AGAR DARAH MANUSIA PENGARUH PREINKUBASI DALAM SUPLEMENTED TODD HEWITT BROTH (STHB) Nabila Fawzia; Purnomo Hadi; Helmia Farida
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.195 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20720

Abstract

Latar Belakang Agar darah yang umum digunakan saat ini dan menjadi standar adalah dengan agar darah domba (ADD) sebagai media selektif untuk kultur Streptococcus pneumoniae. Namun di negara berkembang, penggunaan agar darah domba kurang ekonomis. ADM terdapat kekurangan dalam menumbuhkan bakteri karena adanya perbedaan morfologi dan komposisi darah. Penambahan prosedur kultur dengan preinkubasi dalam STHB (Suplemented Todd Hewitt Broth) diharapkan dapat meningkatkan jumlah bakteri yang tumbuh pada media kulturTujuan Menguji efektifitas ADMG dan preinkubasi dalam STHB sebagai media untuk menumbuhkan Streptococcus pneumoniae dibandingkan dengan ADDG. Metode Penelitian ini menggunakan desain true experimental-post test only. Sampel penelitian adalah 16 swab nasofaring dari subjek sehat yang disimpan dalam media STGG pada temperatur -80OC (n=16). Pengamatan meliputi kuantitas koloni,diameter koloni,diameter zona hemolisis,dan karakteristik koloni. Uji yang digunakan adalah uji Student –T atau uji Mann Whitney dan uji Chi Square. Hasil Pada penelitian didapatkan perbedaan namun tidak bermakna pada kuantitas koloni (p=0,590; 0,590; 0,590), diameter koloni (p=0,985;0,809;0,985), dan karakteristik koloni (p=0,446; 1,000; 1,000). Pada diameter zona hemolisis ditemukan perbedaan bermakna antar kedua media (p=0,014;0,002;0,002).Kesimpulan Pertumbuhan S.pneumoniae pada Media Agar Darah Manusia dan Preinkubasi dalam STHB tidak lebih baik dibandingkan pada Media Agar Darah Domba.

Page 8 of 11 | Total Record : 107


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue