cover
Contact Name
Risa Nurisani
Contact Email
risa@unpad.ac.id
Phone
+6282316731181
Journal Mail Official
jurnalkajiankomunikasi@gmail.com
Editorial Address
Gedung Pascasarjana Lantai 2 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat 45363, Indonesia
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kajian Komunikasi
ISSN : 23032006     EISSN : 24775606     DOI : http://jurnal.unpad.ac.id/jkk/index
Core Subject : Education, Social,
JKK aims to encourage research in communication studies. Topics addressed within the journal include but not limited to: -Political communication is a communication that employs message and political actor or related to power, government, and policy. -Cross-cultural communication is a communication between people with different culture (for instance race, ethnic, or socio-economic) -Business communication is an idea or opinion exchange, information, instruction among people (personal or non-personal) through a various symbol to achieve company goal. -Organizational communication discusses organizational behavior and explained about interactions between people within the organization. -Health communication discusses communication strategy to distribute health information within community or society. The aim of health communication is persuading individual or society in making decision about health activity
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2020): December 2020" : 10 Documents clear
Reaktualisasi mahasiswa diaspora Indonesia dalam menjaga identitas budaya bangsa di Benua Australia Joshua Fernando; Rustono Farady Marta; Ratih Kurnia Hidayati
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.472 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.25219

Abstract

Setiap tahun semakin banyak mahasiswa Indonesia yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Penyebaran mahasiswa Indonesia terjadi hampir di seluruh benua seperti Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Diaspora Indonesia merupakan julukan bagi warga Indonesia yang berada di luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk  melihat konstruksi dimensi kultural Hofstede menurut prespektif mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di Benua Australia. Pengalaman terpenting ketika mahasiswa Indonesia di luar negeri sebagai representatif bangsa atau disebut dengan istilah “diaspora” memasuki wilayah baru, sehingga menjadi tantangan untuk menjaga identitas bangsa dalam berinteraksi dengan kultur baru. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi berdasarkan pengalaman mahasiswa Indonesia selama berkomunikasi dengan sistem di Benua Australia, kemudian menggunakan paradigma dialektis yang merupakan kombinasi kognitif dan  intrepretif di elaborasi dengan teori Dimensi Kultural prespektif Hostede. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagai mahasiswa diaspora di Australia dapat mempertahankan dan merefleksikan identitas bangsa dengan baik. Mahasiswa Indonesia juga terus meningkatkan kapasitas diri untuk dapat diterapkan saat mereka kembali di Indonesia guna modal kapasitas untuk membangun bangsa setelah kembali dari studinya di Benua Australia. Rekomendasi penelitian ini mendorong diaspora Indonesia untuk selalu mampu menjaga identitas bangsa dengan baik dan belajar mengenai budaya yang baik  dan secara akademik komunikasi lintas budaya bisa menjadi jembatan untuk adaptasi mahasiswa Indonesia selama berada di benua Australia.
Konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik berdasarkan naskah Sunda kuno Rangga Saptya Mohamad Permana; Elis Suryani Nani Sumarlina; Undang Ahmad Darsa
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.21 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.25671

Abstract

Pada naskah-naskah Sunda kuno terdapat konsep “parigeuing”. Naskah-naskah yang memuat konsep “Parigeuing” tersebut adalah Amanat Galunggung (AG), Fragmen Carita Parahyangan (FCP), Sanghyang Hayu (SH), dan Sanghyang Siksakanda ‘Ng Karesian (SSK). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal kepemimpinan Sunda yang disebut “Parigeuing” yang tertera dalam naskah-naskah Sunda kuno abad ke-16 M. Metode penelitian deskriptif analisis, diimplementasikan untuk mendeskripsikan data yang ada dalam naskah Sunda kuno. Selain itu, digunakan pula metode kajian kritik teks, kajian budaya, dan komunikasi politik, untuk mengkaji dan menganalisis kandungan isi naskah, sesuai dengan bahasan yang berkaitan dengan konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik. Sumber data primer berupa empat buah edisi teks naskah Sunda kuno abad ke-16 M dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Hasil yang didapat berkaitan dengan konsep kepemimpinan dan komunikasi politik dari keempat naskah dimaksud, pada dasarnya sejalan. Berdasarkan naskah SH, seorang pemimpin yang ideal harus menjiwai “Tiga Rahasia” yang terdiri dari lima bagian dalam lima belas karakter yang harus terinternalisasi dalam diri seorang pemimpin, dan menjalankan prinsip “Astaguna”. Pemimpin ideal dalam naskah SSK, harus memiliki sifat “Dasa Prasanta”, yang di dalam dirinya sudah melekat karakter kepemimpinan “Pangimbuhning Twah”. Dalam teks naskah FCP, antara ketiganya harus menjiwai karakternya masing-masing. Prebu harus “ngagurat batu”, Rama harus “ngagurat lemah”, dan Resi harus “ngagurat cai”. Selain itu, pemimpin ideal pun harus menjauhi “Opat Paharaman” dan “Catur Buta”. Seluruh karakter pemimpin dalam konsep Parigeuing tersebut dapat diwujudkan dalam komunikasi politik yang efektif dan bernilai.
Pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian dalam komunikasi mahasiswa di kampus IAIN Pontianak Ibrahim Ibrahim
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.909 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.19620

Abstract

Berada dalam situasi yang baru, berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, dan dihadapkan pada satu pengalaman dan harapan tertentu, seringkali memunculkan rasa cemas (kecemasan) dan tidak menentu (ketidak-pastian) dalam komunikasi. Akibatnya pun, seringkali proses komunikasi dan pemaknaan pesan yang mindfulness sulit didapatkan secara maksimal. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kecemasan dan ketidak-pastian dalam komunikasi antar mahasiswa Jurusan KPI IAIN Pontianak, terkait dengan proses dan pemaknaan pesan yang mindfulness antarbudaya. Dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, peneliti menggunakan lembar korespondensi sebagai teknik utama pengumpulan datanya, didukung dengan FGD dan observasi terhadap proses interaksi antar mahasiswa dalam perkuliahan di kelas. Hasil penelitian ini mendapati bahwa proses komunikasi dan pemaknaan pesan yang mindfulness berdasarkan konsep pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian antarbudaya berlaku dalam pengalaman komunikasi mahasiswa IAIN Pontianak. Secara spesifik, kajian ini menemukan; 1) kecemasan dan ketidak-pastian terjadi dalam proses komunikasi dan pemaknaan pesan pada awal-awal pertemuan kelas; 2) proses komunikasi dan pemaknaan pesan dalam situasi cemas dan tidak-pasti berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu; 3) pengelolaan kecemasan dan ketidak-pastian dalam komunikasi mahasiswa dijalankan dalam bentuk penerimaan dan adaptasi, atau penolakan dan menghindari; 4) proses pemaknaan pesan yang mindfulness antarbudaya berlangsung dalam berbagai varian, bahkan sangat beragam mengikuti pengalaman budaya yang berbeda.
Efikasi politik dan jenjang partisipasi politik pemilih pemula Kunto Adi Wibowo; Detta Rahmawan; Azman Hamdika Syafaat
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.126 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.26433

Abstract

Partisipasi politik pemilih pemula secara teoritis memiliki beragam bentuk dan saluran. Sementara di Indonesia, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum Indonesia memiliki fokus pada peningkatan partisipasi politik electoral terutama pada kelompok pemilih pemula. Terkait dengan hal tersebut, maka penelitian ini melakukan studi mengenai partisipasi politik dari Civic Voluntarism Model (CVM) terutama aspek efikasi politik sebagai prediktor utama partisipasi politik pemilih pemula. Selain itu, penelitian ini juga melakukan penyelidikan terkait jenjang partisipasi dari perspektif risiko, sumber daya, dan fokus intervensi institusi politik di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan secara tatap muka dan daring kepada 406 mahasiswa Universitas Padjadjaran dari tanggal 28 Mei 2019 sampai dengan 16 Juli 2019. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya penelitian ini menggunakan analisis regresi mediasi dengan efikasi politik sebagai prediktor dan partisipasi politik secara daring, luring, serta memilih pada pemilu 2019 secara berurutan merupakan mediator dan efek. Hasil penelitian mendemonstrasikan bahwa efikasi politik tidak memprediksi partisipasi memilih secara langsung. Efikasi politik memprediksi partisipasi politik daring, dan partisipasi politik daring selanjutnya memprediksi partisipasi politik luring, namun partisipasi politik luring tidak memprediksi partisipasi memilih pada pemilu 2019. Selanjutnya, isu praktis dan akademis terkait partisipasi politik dan konsolidasi demokrasi didiskusikan dalam bagian akhir dari artikel ini.
Komunikasi dan strukturasi gender petani di era revolusi industri 4.0 Anna Puji Lestari; Yuliyanto Budi Setiawan
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.775 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.25732

Abstract

Selama ini, struktur komunikasi antara buruh tani perempuan dan laki-laki masih bias. Hal ini mengakibatkan kesejahteraan buruh tani perempuan sangat jauh dibandingkan buruh tani laki-laki. Hal tersebut berakar dari struktur dominasi komunikasi laki-laki dalam pengelolaan dan penggarapan lahan Pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini menghadirkan pengalaman pengelola lahan pertanian perempuan sebagai wujud pemberdayaan petani perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Fenomenologi digunakan untuk mengetahui pengalaman sadar seorang perempuan dalam mengelola lahan pertanian terkait struktur atau aturan yang dibuatnya bagi buruh perempuan petani yang bekerja di bawahnya. Teori yang digunakan adalah Strukturasi Gender dan Ekofeminisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur komunikasi asimetris merupakan penyebab utama perempuan pengelola lahan pertanian masih mengadopsi pola pikir patriarki. Informan dalam penelitian memiliki pekerja laki-laki dan perempuan. Namun, laki-laki diberi peran lebih banyak dalam pengolahan lahan bertanian sehingga mendapatkan insentif lebih besar dari pekerja perempuan. Selain itu, status informan yang seorang perempuan dan tidak lagi memiliki suami ternyata membuatnya tidak memiliki kepercayaan diri dalam mengelola lahan pertanian tanpa memberikan akses lebih kepada para petani laki-laki. Informan yang merupakan perempuan ternyata menganggap buruh tani perempuan lemah. Dengan demikian, struktur komunikasi asimetris memberikan kekuasaan lebih pada petani laki-laki dikarenakan bias bahasa yang mengangap perempuan lemah sehingga berimplikasi pada pembagian pekerjaan dan penciptaan teknologi pertanian yang hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki.
Komunikasi humas pemerintahan kabupaten/kota di Jawa Barat melalui media digital Instagram Aat Ruchiat Nugraha; Diah Fatma Sjoraida; Lukiati Komala Erdinaya; Kokom Komariah
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.121 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.26407

Abstract

Komunikasi dalam pelayanan publik menempati peranan yang sangat penting pada masa revolusi industri 4.0. Pentingnya komunikasi publik ini ditandai dengan semakin strategisnya penyampaian dan penyebaran informasi tata kelola pemerintahan yang dilakukan oleh bagian Humas Pemerintah dengan tujuan agar dapat mengubah paradigma masyarakat terhadap kinerja lembaga pemerintah menjadi lebih positif dan solutif. Melalui komunikasi pemerintahan yang didukung dengan penerapan teknologi media digital merupakan alternatif utama dalam menghadapi era milenial yang sangat kompetitif dan interaktif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis data secara deskriptif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh Humas Pemerintah telah bergeser secara “ekstrim” akibat penetrasi teknologi informasi yang harus segera diwujudkan secara optimal dalam melayani masyarakat dalam bentuk pemanfaatan media digital, salah satunya Instagram. Pemilihan aplikasi Instagram ini oleh sebagian besar pelaku Humas Pemerintah Kabuptaen/Kota di Jawa Barat dikarenakan aplikasi Instagram sejalan dengan semangat dan nilai-nilai kehumasan yang selalu menyampaikan informasi-informasi yang positif kepada publiknya. Simpulan menunjukkan bahwa komunikasi pemerintahan melalui aplikasi teknologi informasi berupa media sosial Instagram dapat menjadi alternatif media komunikasi dalam membangun hubungan publik dan upaya branding lembaga pemerintah di lingkungan kabupaten/kota dalam membentuk positioning yang kuat di benak publik sehingga kabupaten/kota dapat dikenal secara luas.
Media sosial, komunikasi pembangunan, dan munculnya kelompok-kelompok berdaya Pajar Hatma Indra Jaya
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.034 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.16469

Abstract

Setiap tahun pemerintah telah mengeluarkan banyak dana untuk program pemberdayaan masyarakat, namun hasilnya belum banyak memunculkan kelompok-kelompok berdaya, apalagi menurunkan angka kemiskinan. Meskipun demikian di Yogyakarta ada beberapa komunitas yang muncul, tumbuh, dan berkembang dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salah satu komunitas berdaya tersebut adalah kelompok Mina Julantoro di Kecamatan Gedungkiwo yang mampu mengelola selokan kotor menjadi destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana proses munculnya kegiatan pemberdayaan masyarakat di kelompok tersebut. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan  melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses muncul dan berkembangnya pemberdayaan di kelompok Mina Julantoro terjadi karena proses peniruan dari video tentang keberhasilan program pengelolaan selokan di Singosaren Bantul yang viral dan menyebar secara cepat di media sosial. Keberhasilan program selokan bersih di Dusun Singosaren Bantul memengaruhi munculnya kegiatan serupa di tempat lain. Media sosial menjadi saluran komunikasi pembangunan dalam penyebaran gagasan positif sehingga memunculkan gerakan masyarakat untuk melakukan peniruan. Proses pemberdayaan melalui media sosial dimulai dengan pendokumentasian dalam bentuk video yang kemudian dikomunikasikan ke masyarakat luas dengan cara diunggah di YouTube dan diviralkan di grup WhatsApp. Tayangan tersebut membuat masyarakat tertarik untuk melihat, berkunjung, belajar, dan meniru. Ketika masyarakat telah mempunyai semangat dan gagasan pembangunan dari media sosial maka penyuluh pembangunan tinggal berperan sebagai enabler (pemungkin) untuk menjadi broker dan menjalankan peran teknis.
Memori kolektif para kontributor berita wilayah pasca konflik dan peliputan keberagaman Riris Loisa; Gregorius Genep Sukendro; Muhammad Gafar Yoedtadi; Lusia Savitri; Roswita Oktavianti
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.293 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.26190

Abstract

Pemberitaan keberagaman di dalam media konvergen belum banyak dijadikan kajian akademik. Artikel ini, bertujuan untuk membahas tentang pertimbangan para kontributor berita dari wilayah pasca konflik menjalankan tugasnya ketika meliput berita keberagaman untuk diberitakan di dalam media konvergen. Artikel ini merupakan luaran penelitian yang dilakukan dari perspektif teori normatif, dengan metode studi kasus mix-method. Penelitian dilakukan 2 (dua) tahap, tahap pertama berupa analisis isi terhadap berita-berita keberagaman di dalam akun resmi video share YouTube dari 2 (dua) media berita yang paling banyak diakses di Indonesia pada tahun 2018 versi Alexa.com, dilanjutkan dengan wawancara mendalam dengan para jurnalis kontributor media konvergen di wilayah pasca konflik, Ambon dan Aceh. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berdasarkan analisis isi, berita mengenai keberagaman wilayah pasca konflik di akun resmi YouTube dari kedua media yang diteliti pada tahun 2018 sangat rendah. Sementara dari wawancara mendalam, disimpulkan bahwa salah satu faktor yang melatarbelakangi rendahnya pemberitaan keberagaman tersebut adalah kehati-hatian para jurnalis pasca konflik dalam meliput peristiwa keberagaman dikarenakan memori kolektif traumatis akan dampak konflik dan pemberitaan konflik. Memori kolektif traumatik yang membuahkan kehati-hatian para kontributor di wilayah pasca konflik, patut menjadi pembelajaran bagi para kontributor berita di wilayah lain dalam memberitakan isu keberagaman, agar terhindar dari pengalaman traumatik yang dapat muncul sebagai dampak dari pemberitaan.
Analisis konvergensi simbolik dalam media sosial youth group terkait kasus COVID-19 di Indonesia Sri Seti Indriani; Ditha Prasanti
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.658 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.27271

Abstract

Pada awal tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi yang mengejutkan dunia. Virus yang menular dan berbahaya ini melumpuhkan sebagian besar negara di dunia. Paparan media tentang virus menyebabkan berbagai spekulasi dan asumsi tentang virus. Diskusi tentang virus menjadi terhangat yang diperbincangkan oleh berbagai kalangan dalam segala bentuk media massa, termasuk sebuah komunitas dalam media sosial. Sekelompok remaja dalam group WhatsApp bernama Monster Rabbits’ yang juga menjadikan kasus ini sebagai salah satu topik yang selalu diperbincangkan. Tujuan penelitian adalah mengungkapkan tema diskusi mereka, mengungkap rantai tema yang terbentuk dalam kelompok terkait dengan kasus COVID-19, dan untuk mengenali budaya obrolan mereka dalam kelompok. Teori konvergensi simbolik menjadi teori yang relevan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode etnografi virtual. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara offline-online, observasi, dan studi dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa tema yang terbentuk adalah tentang kesadaran mereka akan virus. Rantai yang terbentuk dalam percakapan dimulai dengan kasus COVID-19 di mana mereka mendapatkan sebagian besar informasi, perasaan mereka tentang hal itu, dan langkah-langkah untuk mencegah diri mereka sendiri dalam pengananan virus. Bagian terakhir dari diskusi adalah tema-tema yang mengungkap rantai fantasi yang memperdebatkan bagaimana virus dapat muncul di tempat pertama dan menyebar ke seluruh dunia. Budaya obrolan yang ditunjukkan dalam kelompok terdiri dari empat kategori, yaitu; penggunaan bahasa sehari-hari, penggunaan stiker yang difasilitasi oleh aplikasi, penggunaan screen shoot gambar dari situs web lain, dan penggunaan bahasa campuran antara Indonesia dan Inggris.
Perilaku komunikasi santri Kota Tangerang terkait informasi pornografi melalui Internet Inge Hutagalung
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.176 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.24552

Abstract

Penelitian terkait selective exposure terkait pornografi pada remaja DKI Jakarta telah dilakukan pada tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan kegunaan informasi berpengaruh kuat dibandingkan variabel dukungan kelompok dan keyakinan (belief) terhadap selective exposure. Adapun variabel keyakinan (belief) memiliki pengaruh yang paling lemah terhadap selective exposure. Hasil penelitian model teoritik yang telah dilakukan di kalangan remaja DKI Jakarta ini menimbulkan pertanyaan bagaimana jika pengujian model teoritik ini dilakukan di kalangan remaja pesantren. Hal ini menarik diteliti mengingat pola asuh di pesantren memiliki model pengasuhan yang tunduk pada pengasuh pesantren. Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis multivariat. Metode pengambilan sampel menggunakan sampel acak klaster (cluster random sampling). Hasil penelitian terkait selective exposure tentang pornografi para santri di kota Tangerang, menunjukkan bahwa dukungan kelompok sangat berpengaruh terhadap pilihan informasi pornografi secara langsung. Responden pria menyatakan pornografi memiliki kegunaan informasi, dan sebaliknya pada responden perempuan. Responden tergolong sensitif terhadap pornografi dan memiliki keyakinan negatif. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan adanya kepentingan terhadap informasi pornografi terkait edukasi seks, namun informasi tersebut tidak berpengaruh untuk menjadi petunjuk bagi kegiatan seksual.

Page 1 of 1 | Total Record : 10