cover
Contact Name
Ni Luh Gde Sumardani
Contact Email
-
Phone
+6281338996609
Journal Mail Official
fapetmip@gmail.com
Editorial Address
Gd. Agrokompleks Lt.1 Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Majalah Ilmiah Peternakan
Published by Universitas Udayana
ISSN : 08538999     EISSN : 26568373     DOI : https://doi.org/10.24843/MIP
Majalah Ilmiah Peternakan (MIP) diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Udayana. MIP terbit secara berkala, tiga kali dalam setahun, pada bulan Februari, Juni dan Oktober. MIP merangkum berbagai manuskrip di bidang peternakan seperti nutrisi, produksi, reproduksi, pasca panen (pengolahan dan tekhnologi) serta sosial ekonomi bidang peternakan. Manuskrip terbuka untuk para dosen dan peneliti yang berkaitan dengan bidang peternakan, serta terbuka untuk mahasiswa S1, S2, dan S3, dengan mengikuti kaidah yang telah ditetapkan oleh MIP.
Articles 344 Documents
THE EFFECT OF FISH MEAL REPLACEMENT WITH EXPIRED POWDER MILK IN RATIONS ON THE PERFORMANCE AND NUTRIENT DIGESTIBILITY OF MALE NATIVE CHICKENS (2-10 WEEKS) PERTIWI M. E. D; I M. MASTIKA; I M. NURIYASA** NURIYASA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 20 No 3 (2017): Vol 20, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.287 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2017.v20.i03.p07

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of fish meal substitution with expired milk in diets on theproductivity of cockerels at the age of 2-10 weeks. This study was carried out in Puger Village, Jember Regency,East Java. A Completely Randomized Design (CRD) was used with five treatments and five replicates. Totally, therewere 25 experimental units and each unit consists of four cockerels fed without fish meal (R0); 25% diets of fishmeal substitution with expired milk (R1); 50% diets of fish meal substitution with expired milk (R2); 75% diets offish meal substitution with expired milk (R3) and 100% diets of fish meal substitution with expired milk (R4). Dietsand water were given ad libitum. The variables observed were performance and nutrient digestibility. It showedthat cockerels fed 75% diets of fish meal substitution with expired milk (R3) produced higher final body weightand nutrient digestibility (P<0.05) compared to treatment R0, R1, R2 and R4. Treatment R3 produced 75.08%digestibility coefficient of dry ingredient and 72,21% digestibility coefficient of crude protein. It can be concludedthat 75% fish meal substitution with expired milk produced better performance and nutrient digestibility comparedto other treatment.
RESPONS FISIOLOGI KELINCI LOKAL YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN AMPAS TAHU YANG DISUPLEMENTASI RAGI TAPE PADA JENIS KANDANG BERBEDA Nuriyasa I M.; Roni N. G. K.; Puspani E.; Candrawati D. P. M. A.; Wirawan I W.; Puger A. W.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 2 (2014): Vol 17, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.616 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i02.p05

Abstract

Penelitian yang bertujuan mempelajari respon fisiologi kelinci jantan lokal telah dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola split-plot 2×3 dengan 4 blok (ulangan). Jenis kandang sebagai main plot yang terdiri dari: kandang under ground shelter (K0) dan kandang battery (K1). Perlakuan ransum sebagai sub plot yang terdiri dari: ransum tanpa menggunakan ampas tahu (R0), ransum menggunakan 15% ampas tahu tanpa suplementasi ragi tape (R1) dan ransum menggunakan 15% ampas tahu yang disuplementasi 0,2% ragi tape (R2).Hasil penelitian mendapatkan bahwa kandang battery menyebabkan suhu dan kelembaban kandang lebih tinggi daripada kandangunder ground shelter. Temperatur dan kelembaban udara lebih tinggi pada K1 menyebabkan denyut jantung dan temperatur kulit lebih tinggi daripada K0. Perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap temperatur dan kelembaban kandang serta temperatur rektal dan kulit ternak kelinci. Pada kandang K0, perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata terhadap laju respirasi. Pada kandang K1, perlakuan ransum R2 menyebabkan laju respirasi kelinci jantan lokal lebih tinggi daripada R1 dan R0. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelinci jantan lokal yang dipelihara pada kandang under ground shelter menghasilkan respon fisiologi lebih baik daripada kandang battery. Penggunaan ampas tahu dalam ransum kelinci dan suplementasi ragi tape pada penggunaan ampas tahu tidak mempengaruhi respon fisiologi ternak kelinci jantan lokal.
KONSUMSI DAN KOEFISIEN CERNA NUTRIEN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN KONSENTRAT DITAMBAH SODA KUE (SODIUM BIKARBONAT). I. G. L. OKA CAKRA; I. G. M. SUWENA; N. M. SUCI SUKMAWATI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 3 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.58 KB)

Abstract

RINGKASAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui konsumsi dan koefisien cerna nutrien pada kambing (PE) yang diberi pakan konsentrat ditambah soda kue telah dilaksanakan di Stasiun Penelitian, Fapet, Unud, Jl. Raya Sesetan No. 122 Denpasar dan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, mulai dari tanggal 21 Maret sampai 16 Mei 2002. Penelitian menggunakan 9 ekor ternak kambing PE lepas sapih dengan berat badan awal 18,56 + 3,21 kg. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah level soda kue dalam konsentrat, yaitu 3 %, 6 % dan 9 % masing-masing untuk perlakuan A, B, dan C. Kambing diberi pakan atas rumput lapangan dan konsentrat dengan perbandingan 40 % : 60 %. Ransum diberikan 2 kali sehari, sedangkan air minum diberikan ad libitum. Peubah yang diamati adalah konsumsi dan koefisien cerna bahan kering, bahan organik, serat kasar, dan protein kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering, bahan organik, serat kasar, protein kasar, serta koefisien cerna bahan kering, bahan organik, serat kasar, dan protein kasar pada kambing yang mendapat perlakuan A, B dan C secara statistika menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P >0,05). Kambing yang mendapat perlakuan A mempunyai konsumsi dan koefisien cerna nutrien yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan B dan C. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan soda kue dari level 3 % - 9 % tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan konsumsi dan koefisien cerna nutrien pada kambing peranakan etawah (PE).
POTENSI TERNAK SAPI POTONG, SAPI PERAH DAN KERBAU SEBAGAI PENGHASIL DAGING DI KABUPATEN NUSA TENGGARA TIMUR I. K. Sukada; I. W. Suberata; I. G. Suarta
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 No 3 (2016): Vol 19, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.222 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2016.v19.i03.p03

Abstract

Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sering dijuluki sebagai lumbung sapi potong sapi perah dan kerbau.Dipandang dari sudut luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga antara lain lahan bukan pertanian, lahanpertanian yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah seluas. Penelitian dilakukan terbatas pada tiga buahkabupaten di NTT yaitu Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Belu. Hasil penelitian menunjukkan hubunganmatematika antara lahan pangan (X) terhadap populasi sapi potong (Y) didapatkan: Y = 110,2324+1,7048X dan R2= 0,9838 (P<0,01). Hubungan matematika antara lahan perkebunan (X) terhadap populasi sapi potong (Y) adalah:Y=116,5996+2,4735X dan R2 = 0,9833 (P<0,01). Hubungan matematika antara lahan hortikultural (X) terhadappopulasi sapi potong (Y) tidak berbeda nyata (P>0,05). Nilai Location Quotien terbesar pada kerbau terdapatdi Kabupaten Kupang 6,2920, selanjutnya nilai LQ untuk kerbau di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar4,9411 dan nilai LQ untuk kerbau di Kabupaten Belu sebesar 2,0762. Nilai LQ untuk sapi perah terbesar 1,4577ditemukan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa populasi ternakpotong terhadap lahan pangan dan perkebunan berhubungan positif sangat nyata (R2 = 0,98 P<0,01). Nilai LQternak kerbau terbesar berturut-turut didapatkan di Kabupaten Kupang, TTS dan Belu sehingga dapat dijadikansentra ternak kerbau untuk daerah-daerah lain di Provinsi NTT. Begitu juga untuk ternak perah di KabupatenTimor Tengah Selatan dapat dijadikan sentra ternak karena lebih besar dari satu.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN SALAM (Syzygium polyanthum Walp) DALAM RANSUM YANG DISUPLEMENTASI DENGAN LARUTAN EFFECTIVE MICROORGANISMS-4 (EM-4) MELALUI AIR MINUM TERHADAP KARKAS ITIK BALI JANTAN TJOKORDA GEDE BELAWA YADNYA; NI GUSTI KETUT RONI; NI MADE SUCI SUKMAWATI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 1 (2014): Vol 17, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.792 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i01.p06

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun salam (Syzygium polyanthum Walp) dalam ransum yang disuplementasi dengan larutan Effective Microorganisms-4 (EM-4) melalui air minum terhadap karkas itik bali jantan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan tiga kelompok. Perlakuannya adalah sebagai berikut ransum tanpa kotoran itik, sekam padi, daun salam dan tanpa larutan EM-4 (A), ransum mengandung kotoran itik (B), perlakuan B + daun salam (C), ransum mengandung sekam padi (D), perlakuan D + daun salam (E), ransum mengandung serbuk gergaji kayu (F), perlakuan F + daun salam (G), perlakuan B, C, D, E, F, dan G mendapatkan larutan EM-4. Setiap kelompok berisi tiga ekor itik. Variabel yang diamati bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan komposisi fisik karkas. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun salam dalam ransum yang disuplementasi larutan EM-4 melalui air minum dapat memperbaiki karkas itik bali jantan.
STUDI KUALITAS ORGANOLEPTIK KULIT BABI GULING DARI BAHAN BAKU BABI BALI DAN BABI LANDRACE Sriyani N. L. P.; A. A. Oka
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 21 No 3 (2018): Vol 21, No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.611 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2018.v21.i03.p01

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas organoleptik kulit babi guling yang berasal daribabi bali dan babi landrace. Kulit babi guling ini adalah salah satu bagian dari babi guling yang paling digemarikonsumen, bentuk dan teksturnya hampir menyerupai kerupuk. Babi yang digunakan pada penelitian ini adalahbabi bali yang yang didatangkan dari Desa Gerokgak, Kabupaten Buleleng dipelihara secara ekstensif dengandiberikan pakan tradisional seadanya dan babi landrace dipelihara secara intensif yang diberikan pakan komersial.Berat babi yang digunakan relatif sama yaitu ± 20 kg dan dilanjutkan dengan proses penggulingan. Selanjutnyauuji organoleptik kulit babi guling dilakukan dengan menggunakan uji hedonik kepada 20 panelis semi terlatih.Uji hedonik yang dilakukan meliputi warna, aroma, tekstur, citarasa, ketebalan kulit, kerenyahan (crispy) danpenerimaan keseluruhan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis non-parametrik dengan uji-tmenurut Mann-Whitney dibantu dengan program SPSS 16. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat kesukaanpanelis terhadap variabel warna, aroma, tekstur, cita rasa, ketebalan kulit dan kerenyahan (crispy) dari kulit babiguling yang berasal dari babi bali nyata lebih tinggi daripada babi landrace (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwapanelis lebih menyukai kulit babi guling yang berasal dari babi bali daripada babi landrace.
PENINGKATAN KECERNAAN LIMBAH TEMPE DENGAN MIKROBA SELULOLITIK DAN RESPONS PEMBERIANNYA PADA ITIK I. W. Wirawan; A. A. P. Putra Wibawa; I. B. G. Partama
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 2 (2015): Vol 18, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.434 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i02.p07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan limbah tempe terfermentasi oleh mikroba selulolitik dalam ransum terhadap penampilan itik bali jantan umur 6-12 minggu. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam kali ulangan. Tiap ulangan menggunakan empat ekor itik bali jantan umur enam minggu dengan berat badan homogen. Ransum yang diberikan selama penelitian disusun dengan kandungan protein kasar 16% dan energi termetabolis 2900 kkal/kg tanpa menggunakan limbah tempe (kulit ari kacang kedelai) sebagai kontrol (A), ransum yang mengandung 15% kulit ari kacang kedelai (B), dan ransum dengan 15% kulit ari kacang kedelai terfermentasi oleh kultur mikroba selulolitik (C). Ransum dan air minum selama penelitian diberikan secara ad libitum. Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan berat badan, dan feed conversion ratio (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 15% kulit ari kacang kedelai terfermentasi dalam ransum secara nyata (P<0,05) meningkatkan konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum jika dibandingkan dengan ransum kontrol maupun ransum yang mengandung 15% kulit ari kacang kedelai tanpa terfermentasi. Dapat disimpulkan bahwa fermentasi kulit ari kacang kedelai dengan mikroba Celulolitik dapat meningkatkan performans itik bali umur 6-12 minggu.
BEBERAPA RESPON FISIOLOGIS KERBAU PACUAN YANG MENDAPAT LAMA WAKTU LATIHAN BERBEDA I G. L. Oka; I K. Sumadi I P. Ari Astawa; A.W. Puger; I G.L.O. Cakra
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.74 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai beberapa respon fisiologis kerbau pacuan yang mendapat lama waktu latihan berbeda di Desa Candikusuma, Kabupaten Jembrana (Bali). Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola Slit Plot 3 X 4. Tiga tingkat massa tubuh sebagai petak utama (B1 = 309,44 ± 4,29 kg; B2 = 350,94 ± 6,21 kg; B3 = 393,94 ± 8,07 kg) dan 4 tingkat lama waktu latihan sebagai anak petak (L0 : tidak dilatih; L1 : dilatih selama 5 menit/hari; L2 : dilatih selama 10 menit/hari; L3 : dilatih selama 15 menit/hari). Meningkatnya lama waktu latihan menyebabkan meningkatnya suhu kulit dan suhu rektal masing-masing dari 35,58o sampai 40,41o C dan dari 38,13o sampai 40,73o C, serta meningkatnya denyut nadi dan frekuensi nafas masing-masing dari 32 sampai 82 detak/menit dan dari 22 sampai 46 kali/menit. Terjadi peningkatan kebugaran pada kerbau yang dilatih selama 10 – 15 menit/hari yang ditunjukkan oleh suhu kulit, suhu rektal, denyut jantung, dan frekuensi nafas pada 30 menit pemulihan sesudah uji pacuan. PHYSIOLOGICAL RESPONSE IN RACING BUFFALO SUBJECTED TO DIFFERENT LENGTH OF EXERCISE ABSTRACT A research which was aimed at identifying physiological response has been carried out in racing buffalo subjected to different length of exercise in the village of Candikusuma, Jembrana regency (Bali). Randomized Completely Block Design which was arange in 3 X 4 Split Plot was applied in this research. There were three mainplots in which each plot had one group of the animals that categorized on the based of their average liveweight (± SD) i.e. group of B1 (309,44 ± 4,29 kg), B2 (350,94 ± 6,21 kg) and B3 (393,94 ± 8,07 kg), and four levels of exercise length used as subplot. The levels of exercise were the buffalo which were not subjected exercise (LO), those subjected exercise for 5 (L1), 10 (L2) and 15 minutes/day (L3). The increased of length of exercise were done resulted the increased body temperature and rectal temperature each from 35.58o to 40.41oC and from 38.13o to 40.73oC, also pulse increased and breath frequency each from 32 to 82 breats per minute and from 22 to 46 times per minute. The buffalo that had 10 – 15 minutes per day of exercise got fitness that were showed by the skin temperature, rectal temperature, pulse and breath in thirty minutes recovery after race.
FERMENTABILITAS RANSUM SAPI PERAH BERBASIS JERAMI PADI YANG MENGANDUNG KONSENTRAT YANG DIFERMENTASI OLEH Saccharomyces creviseae DAN EM-4 Hernaman I.; A. R. Tarmidi; T. Dahlia
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 20 No 2 (2017): Vol 20, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.628 KB) | DOI: 10.24843/mip.2017.v20.i02.p01

Abstract

Musim kemarau menyebabkan banyak peternak sapi perah memanfaatkan jerami padi sebagai pakan sumberserat, namun bahan pakan ini memiliki kualitas dan kecernaan nutrien yang rendah. Pengunaan konsentratfermentasi diharapkan dapat menutupi kekurangan limbah tersebut dalam ransum. Penelitian menggunakanRancangan Acak Lengkap dan data yang terkumpul dianalisis dengan Uji Kontras Orthogonal. Ransum percobaanterdiri atas 1) 50% jerami padi+50% konsentrat 2) 50% jerami padi+25% konsentrat+25% konsentrat terfermentasi.3) 50% jerami padi+50% konsentrat terfermentasi. Konsentrat terfermentasi yang digunakan diperoleh darihasil fermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae dan Effective Microorganisms-4 (EM-4) selama 3 hari. Hasilmenunjukkan bahwa penggunaan konsentrat terfermentasi sebanyak 50% dalam ransum dapat menurunkan(P<0,05) produksi asam lemak terbang dan N-NH3 dalam cairan rumen dengan rataan konsentrasi yang diperolehuntuk masing-masing sebesar 114 dan 4,27 mM, namun konsentrasi ini masih dalam kisaran yang dibutuhkanoleh mikroba rumen. Kesimpulan, konsentrat termentasi dapat digunakan sampai 50% dalam ransum sapi perahberbasis jerami padi. Kata Kunci: Microorganisms-4, fermentabilitas, jerami padi, konsentrat, Saccharomyces cerevisiae, sapiperah
PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN KULIT KACANG KEDELAI TERFERMENTASI DENGAN RAGI TAPE TERHADAP KARKAS DAN KADAR KOLESTEROL DAGING ITIK BALI JANTAN I A P. UTAMI; I G.N.G. BIDURA; D. A. WARMADEWI; D.P.M.A. CANDRAWATI; E. PUSPANI; I B. G. PARTAMA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.171 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Denpasar, Bali yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan 15%pakan serat (pollard dan kulit ari kacang kedelai) dengan dan tanpa terfermentasi dengan ragi tape (Saccharomycessereviseae) dalam ransum terhadap karkas dan kadar kolesterol daging itik bali jantan umur 2-8 minggu.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima macam perlakuandan lima kali ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan 4 ekor itik bali jantan umur dua minggudengan berat badan homogen (246±12,75 g). Ke lima perlakuan yang dicobakan, yaitu itik yang diberi ransum basaltanpa penggunaan kulit gandum, kulit ari kacang kedelai, dan ragi sebagai kontrol (A); ransum dengan penggunaankulit gandum 15% (B); ransum dengan kulit gandum 15% terfermentasi 0,20% ragi tape (C); ransum dengan penggunaankulit ari kacang kedelai 15% (D); dan ransum dengan kulit ari kacang kedelai 15% terfermentasi 0,20%ragi tape (E); Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, yaitu berat karkas, persentasekarkas, lemak abdominal, dan kadar kolesterol daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 15% pollard(B) dan 15% kulit ari kacang kedelai (D) ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat potong,berat karkas, dan persentase karkas itik, dibandingkan dengan kontrol (A). Penggunaan 15% pollard (C) dan kulitari kacang kedelai (E) terfermentasi ragi pada itik nyata (P<0,05) meningkatkan berat potong dan berat karkasitik dibandingkan dengan tanpa fermentasi, serta memberikan hasil yang sama (P>0,05) dibandingkan dengankontrol. Penggunaan 15% pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi, secara nyata (P<0,05) menurunkanpersentase lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwapenggunaan pollard dan kulit ari kacang kedelai 15% dalam ransum tidak berpengaruh terhadap karkas itik baliumur 2-8 minggu. Penggunaan 15% pollard dan kulit ari kacang kedelai terfermentasi dengan ragi tape dalam ransumdapat menurunkan lemak abdomen dan kadar kolesterol daging itik.

Page 2 of 35 | Total Record : 344


Filter by Year

2004 2023