Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR Habibi, Muazar
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan Vol 17 No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.762 KB) | DOI: 10.24090/insania.v17i1.1492

Abstract

Abstract : In accordance with the stages of children’s development, characteristics of how children learn, the concept of learning and meaningful learning, the learning activities for early grades of elementary school should be done with thematic learning. Integrated thematic learning is learning that uses theme to integrate some subjects so it can provide meaningful experiences to students. To enhance teachers’ ability to implement thematic learning, then it could be through training, lesson study, induction training, through independent study. Then, in addition, to support the success of the thematic learning it is necessary to improve school atmosphere, infrastructure improvement, improvement of surveillance systems, and preparation of students entering the school. Key Words: Learning and Thematic.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DI PAUD MENGGUNAKAN PERMAINAN TRADISIONAL Nurhasanah, Nurhasanah; Rachmayani, Ika; Habibi, A. Muazar
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA Vol 4, No 2 (2018): JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jseh.v4i2.17

Abstract

Adapun Tujuan Umum penelitian ini adalah menghasilkan Model Pembelajaran Inovatif di PAUD yang mengggunakan permainan Tradisional sebagai Model Pembelajaran di PAUD. Adapun secara khusus, tujuan penelitain ini adalah untuk memetakan hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui teknik atau cara pengembangan model pembelajaran di PAUD menggunakan permainan tradisional? 2. Untuk mengetahui prosedur dan komponen pengembangan model pembelajaran di PAUD menggunakan permainan tradisional? 3.Hasil pengembangan model pembelajaran di PAUD menggunakan permainan tradisional sebagai acuan dalam menyusun pedoman penyusunan pembelajaran di PAUD sudah sesuai dengan tingkat capaian perkembangan anak?. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, khususnya pengembangan model pembelajaran. Hasil yang diperoleh adalah pertama teknik yang digunakan dalam melakukan pengembangan model mengikuti langkah-langkah model pengembangan menurut bagan alur penelitian yang telah direncanakan. Selanjutnya komponen pengembangan model meliputi : 1. Mengidentifikasi permainan tradisional yang akan digunakan, 2. Merumuskan aturan permainan dan hal hal yang diperlukan dalam pelaksanaan model pembelajaran menggunakan permainan tradisional. 3. Melakukan pelaksanaan permainan sebagai uji coba pertama sampai ketiga. 4. Melakukan analisis hasil ujicoba dan 5. Menetapkan langkah langkah pembelajaran sebagai hasil dari model pembelajaran di PAUD menggunakan permainan tradisional. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian maka hasil analisis kualitatif disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran di PAUD menggunakan permainan tradisional dapat mengembangkan hampir semua aspek perkembangan melalui permainan tradisional dengklek, namun tidak semua indikator pada aspek perkembangan dapat dikembangkan. Implikasi hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di PAUD. Tindak lanjut penelitian ini adalah penelitian ini dapat dilanjutkan untuk melihat dampak permainan tradisional, khususnya permainan dengklek apabila menjadi model pembelajaran bagi anak anak berkebutuhan khusus.
Pengembangan Model Pelatihan Motivasi Berprestasi Untuk Guru PAUD Di Lombok Barat MA Muazar Habibi; Baiq Nilawati Astini; Nurhasanah Nurhasanah; Ika Rachmayani
Jurnal Ilmiah POTENSIA Vol 6, No 1 (2021): JANUARI
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jip.6.1.78-89

Abstract

Motivasi berprestasi guru merupakan kekuatan yang mendorong guru untuk menjalankan tugas sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih. Guru yang mempunyai motivasi berprestasi akan mempunyai tanggung jawab tinggi untuk bekerja dengan antusias dan sebaik mungkin mengerahkan segenap kemampuan dan keterampilan guna mencapai prestasi yang optimal. Penelitian ini mengembangkan model pelatihan motivasi berprestasi (PMB), dan meningkatkan motivasi berprestasi guru sebagai tujuan akhirnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi dan data dianalisis secara induktif/kualitatif.  Hasil dari uji ahli untuk pengembangan model PMB : pada aspek ketepatan, kegunaan, dan kelayakan tergolong sangat tepat, sangat berguna, dan sangat layak. Hasil dari uji pengguna untuk pengembangan model PMB : pada aspek ketepatan, kegunaan, dan kelayakan tergolong sangat tepat, sangat berguna, dan layak. Rangkaian uji efektivitas mengukur peningkatan aspek-aspek motivasi berprestasi yang terdiri dari 6 aspek yaitu memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi, keberanian mengambil/ memikul resiko, memiliki tujuan yang realistik, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan, memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam semua kegiatan yang dilakukan, dan mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Fokus penelitian pengembangan ini adalah: 1) Pengembangan model pelatihan motivasi berprestasi untuk guru yang menghasilkan model pelatihan motivasi berprestasi dan 2) Pengembangan model pelatihan motivasi berprestasi  untuk guru yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi. Tujuan penelitian pengembangan ini  adalah: 1) Menghasilkan model pelatihan motivasi berprestasi untuk guru dan 2) Peningkatan motivasi berprestasi guru melalui pelatihan motivasi berprestasi. Barat. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, mengadopsi teori Reasearch and Development (R & D) Borg and Gall (2012:783). Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna generalisasi. Hasil dari uji ahli dan uji pengguna untuk pengembangan model PMB adalah: penilaian oleh ahli pada aspek ketepatan, kegunaan  dan kelayakan ahli menyatakan bahwa model PMB sangat tepat dan sangat berguna, sedangkan aspek kelayakan ahli menyatakan bahwa model PMB memiliki nilai sangat layak dan layak. Penilaian dari pengguna adalah : penilaian aspek ketepatan pengguna menilai bahwa model PMB ini sangat tepat dan tepat, penilaian aspek kegunaan pengguna menilai sangat berguna dan berguna, penilaian aspek kelayakan pengguna menilai layak pada model PMB, hasilnya dari uji efektifitas produk menunjukkan bahwa pelatihan ini mampu meningkatkan aspek-aspek motivasi berprestasi dengan kategori tinggi sekali, sedangkan hasil Uji efektivitas Model PMB adalah 80% peserta mengalami peningkatan motivasi berprestasi dalam kategori tinggi dan tinggi sekali sehingga disimpulkan bahwa Model PMB efektif dalam meningkatkan motivasi berprestasi guru. 
Optimization of Google Classroom in Blended Learning in Junior High School Ishak Talibo; Pandu Adi Cakranegara; Muhammad Asrori Muazar Habibi; Faisal Faisal; Elhefni Elhefni
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 2 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.836 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v14i2.1992

Abstract

This study aims to optimize the learning of Islamic Religious Education with Google Classroom. This type of research is quantitative. The population as well as the sample is 4 teachers. Data was collected by means of a questionnaire via Google Form. Assessment of the questionnaire using the Guttman scale. Next is the interpretation of the calculation results. This study shows that the teacher's perception, ease of access, and the benefits of Google Classroom are on average 4.15 or 83.18%, this indicates that it is very good. Thus, Google Classroom can optimize online learning in blended learning on Islamic Religious Education subjects. This study recommends teachers to use Google Classroom in online learning or distance learning as an alternative application.
Strategi Orang Tua dalam Menangani Gejala Stres pada Anak TK B Saat Pembelajaran Daring Fatimatun Zahroh; Muazar Habibi; Ika Rachmayani; I Nyoman Suarta
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha Vol. 10 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/paud.v10i1.42564

Abstract

Sistem pembelajaran secara daring yang berlangsung selama pandemi covid-19 menimbulkan berbagai gejala stres bagi anak terutama anak usia prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi orang tua dalam menangani gejala stres anak saat pembelajaran daring selama pandemi covid-19. Penelitian ini tergolong kedalam penelitian survei. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan ketentuan yaitu orang tua yang memiliki anak TK B yang sudah terlibat dalam pembelajaran secara daring selama pandemi covid-19. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini yakni 27 orang tua siswa TK B. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode menggunakan metode angket, dengan instrument berupa lembar pertanyaan tertulis yang perlu diisi oleh orang tua berupa data pribadi orang tua dan anak. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat gejala stres yang dialami anak disesuaikan dengan kemampuan orang tua dalam menangani gejala stres anak yang muncul yakni 15% anak berada pada tingkat gejala stres rendah, 81% berada pada tingkat gejala stres sedang, dan 4% pada tingkat gejala stres tinggi. Dengan gejala stres yang dialami anak peneliti menemukan bahwa para orang tua menggunakan berbagai upaya dalam menangani gejala stres belajar anak seperti 67% orang tua memberikan hadiah/ reward, 22% orang tua mengajak anaknya bermain dan rekreasi, dan 11% yang memahami dan menyesuaikan gaya belajar anak. Orang tua harus selalu peka terhadap kondisi anak sehingga tidak mengalami gejala stres saat pembelajaran daring.
Training Scenario Development on Environmental Education Using The STSE Model to Improve Positive Attitudes of Prospective Early Childhood Education Teachers towards The Environment MA Muazar Habibi
Early Childhood Research Journal (ECRJ) Vol.5, No.1, June 2022
Publisher : Department of Early Childhood Education, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ecrj.v5i1.17612

Abstract

The purpose of this research is to develop training scenarios on environmental education using Science, Technology, Society, Environment (STSE) model integrated into scientific thematic lessons, particularly for prospective early childhood teachers. In addition, product efficiency on the positive attitudes of the trainers towards the environment was examined. The above-mentioned objectives are possibly achieved with the following activities: 1) initializing the Borg Gall model (1999) and 2) assessing the resulting product value using t-test, termed pre-test and post-test. Therefore, the applied simulations were declared suitable for use after series of  developmental events.The results involved three expert assessments in the field of early childhood, environmental education, and educational technology, although further analysis is required. Subsequent investigation conducted on the subject user group, indicating a positive value of 83.3%, in support of the product.Therefore, the efficiency test results showed the training on environmental education using the STSE model and integrated with scientific thematic lessons, were known to enhance 32.44% of all aspects of the prospective teacher's positive attitudes on the environment.
Penanganan Kecemasan pada Anak Usia Dini Melalui Terapi Bermain MA Muazar Habibi
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i1.297

Abstract

Kecemasan pada anak usia dini merupakan suatu keadaan saat anak merasakan sesuatu kekhawairan yang berlebihan yang dapat mempengaruhi emosi anak menjadi tidak stabil. Terapi bermain merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan oleh terapis, konselor, atau psikolog untuk mengatasi kecemasan pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh terapi bermain dalam mengatasi kecemasan anak usia dini. Penelitian ini berjenis studi kepustakaan atau studi literatur. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti berdasarkan sumber bacaan atau literatur berupa buku, jurnal, dan majalah. Hasil peneltian ini menunjukan bahwa terapi bermain dapat mengatasi kecemasan pada anak usia dini.
Penerapan Permainan Pesan Berantai untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Anak Kelompok B di RA Hidayatul Ikhsan NW Tebaban Shofia Hikmatuzzohrah; M. A. Muazar Habibi; Fahruddin Fahruddin; I Nyoman Suarta
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3.672

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak anak dengan menerapan permainan pesan berantai pada Kelompok B di RA Hidayatul Ikhsan NW Tebaban. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yakni faktor guru dan faktor siswa dengan jumlah siswa 10 orang dan 1 orang guru. Pelaksanaan penerapan permainan pesan berantai yang semakin baik membuat keterampilan menyimak anak di setiap siklusnya meningkat. Pada pra siklus keterampilan menyimak anak mencapai 33,4% dikatagorikan belum meningkat hal ini disebabkan karena metode yang digunakan guru sangat monoton dalam pembelajaran yakni hanya mengajarkan anak membaca, menulis, bernyanyi dan pemberian tugas. Setelah melakukan permainan pesan berantai dengan pada siklus I mencapai 48,9% yang kemudian meningkat menjadi 76,9% pada siklus II dengan katagori terlaksana secara maksimal. Hal tersebut membuat keterampilan menyimak anak pada siklus 1 mencapai 62,7% dikatagorikan mulai meningkat. Dan mengalami peningkatan pada siklus II mencapai 82,2% dan mencapai indikator keberhasilan  yang berjumlah 76%. Hal ini dikarenakan usaha guru yang sangat maksimal dalam menerapkan permainan pesan berantai dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan menyimak anak semakin meningkat.
efektifitas Efektifitas Terapi Bermain Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan dan Ketrampilan Sosial Bagi Anak Autism: Eksperimen di PAUD-SD Lenterahati Islamic Boarding School MA Muazar Habibi
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2.706

Abstract

Anak-anak penyandang autism semakin hari semakin meningkat. Fombonne (2012) di Canada mendapatkan data sebanyak 60 anak per 10.000 kelahiran. Sedangkan di Indonesia di perkirakan terdapat 1 anak per 150 kelahiran. Meningkatnya jumlah anak dengan gangguan autism berarti semakin menunutut adanya inovasi dalam bentuk intervensi yang efektif dan murah, mengingat terapi autism di Indonesia dan di Nusa Tenggara Barat khusuanya Lombok Barat masih tergolong mahal. Tiga tahun terakhir ini di Nusa Tenggara Barat Khusunya di Kabupaten Lombok Barat banyak bermunculan anak-anak yang positif mengalami ganguan perkembangan yang disebut autism hal ini dapat dilihat tingginya atensi masyarakat untuk memasukkan anak-anak dengan gejala Autism di sekolah yang menyelengarakan kelas inklusi seperti di PAUD-SD Lenterahati Islamic Boarding School. Hal ini juga terbukti dari munculnya berbagai macam pusat-pusat terapi autism atau anak dengan kebutuhan khusus, serta semakin meningkatnya peserta yang terdaftar dan menjalani terapi di pusat-pusat terapi autism. Pengalaman ini menuntut banyak orang untuk memikirkan terapi alternatif yang mungkin dapat diberikan untuk membantu meningkatkan perilaku positif dan mengurangi simtom-simtom negatif dari anak-anak dengan gangguan autism. Sebenarnya banyak alternatif terapi yang dikenal oleh para ahli maupun pemerhati, namun sayangnya belum banyak yang dapat diterapkan secara lengkap, hal ini disebabkan oleh keterbatasan fasilitas yang ada di pusat-pusat terapi, sehingga belum ada data dan fakta yang menunjukkan bukti-bukti efektivitas dari penerapan terapi tersebut bagi perbaikan kemampuan anak autism, dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk menerapkan terapi dengan model “bermain sosial” untuk membantu meningkatkan perilaku positif anak autism, serta ingin mengetahui seberapa jauh sumbangan terapi tersebut pada tujuan yang ingin dicapai. Terapi tersebut dipilih sebagai terapi alternatif, mengingat terapi tersebut biayanya murah, dapat dilakukan dimana saja, tidak harus dikelas, dan oleh siapa saja. Hal ini memungkinkan setiap orang tua atau keluarga yang memiliki anak dengan gangguan autism dapat memberikan terapi tersebut sepanjang waktu. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen yang sifatnya quasi, artinya penelitian ini tidak dilakukan dilaboratorium yang dapat mengontrol berbagai faktor eksternal yang dimungkinkan dapat mempengaruhi perubahan perilaku subyek di luar situasi eksperimen. Penelitian ini hanya terdiri dari kelompok eksperimen saja, untuk itu tidak menggunakan kelompok kontrol mengingat sulitnya mendapatkan subyek yang dapat mengikuti perilakuan selama periode eksperimen secara intens dan terus menerus dengan 11 orang subyek menggunakan tritmen terapi bermain kelompok untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sosial menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Sehingga hasil eksperimen tersebut dianggap efektif. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; 1) Terapi bermain sosial dapat digunakan sebagai terapi alternatif yang dapat diterapkan dirumah sesuai dengan program yang telah ditentukan sebagai home program. 2) Terapi bermain sosial juga efektif untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sosial anak dengan gangguan autism ringan hingga sedang. 3) Terapi bermain sosial dapat memberikan hasil yang efektif apabila dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan, serta dilakukan dalam kelompok kecil (maksimal 6 orang) dengan dipandu oleh seorang fasilitator yang telah dilatih. 4) Terapi bermain sosial ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan sosial anak dengan gangguan autism apabila didalam kelompok juga terdapat anggota dengan anak normal. Dan 5) Ibu atau pengasuh atau anggota keluarga lain memiliki peranan yang cukup berarti dalam kelangsungan terapi bermain sosial dalam kelompok kecil.
PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR Muazar Habibi
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan Vol 17 No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.762 KB) | DOI: 10.24090/insania.v17i1.1492

Abstract

Abstract : In accordance with the stages of children’s development, characteristics of how children learn, the concept of learning and meaningful learning, the learning activities for early grades of elementary school should be done with thematic learning. Integrated thematic learning is learning that uses theme to integrate some subjects so it can provide meaningful experiences to students. To enhance teachers’ ability to implement thematic learning, then it could be through training, lesson study, induction training, through independent study. Then, in addition, to support the success of the thematic learning it is necessary to improve school atmosphere, infrastructure improvement, improvement of surveillance systems, and preparation of students entering the school. Key Words: Learning and Thematic.