Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Mengungkap Potensi Metabolit Sekunder Tanaman Herbal Indonesia untuk Menghentikan Metastasis Kanker Payudara: Pendekatan in-silico Amalina, Nur Dina; Suzery, Meiny; Cahyono, Bambang; Bima, Damar Nurwahyu
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v9i3.41146

Abstract

Kanker payudara adalah penyakit dengan kasus kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskular. Kemoterapi yang merupakan pilihan utama terapi kanker hingga saat ini terbukti menyebabkan beberapa efek samping berbahaya. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan terapi berbasis herbal yang efektif untuk membunuh sel kanker dan meminimalkan efek samping. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengevaluasi interaksi molekuler secara in silico beberapa senyawa metabolit sekunder herbal Indonesia dengan indikasi terapeutik untuk pengobatan antikanker. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua metabolit sekunder dari Citrus sp., Curcuma sp., Caesalpinia sappan, dan Alpinia galanga memiliki interaksi yang lebih kuat dengan protein NF-κB dibandingkan dengan doksorubisin. Interaksi paling kuat adalah senyawa kurkumin yang merupakan metabolit sekunder dari Curcuma sp. Namun simulasi awal ini hanyalah langkah awal untuk mengembangkan kombinasi senyawa-senyawa tersebut sebagai agen antikanker yang lebih potensial. Lebih penting lahi bahwa senyawa metabolit sekunder dari Citrus sp., Curcuma sp., C. sappan, dan A.galanga berpotensi di kembangkan sebagai agen kemoterapi alami dengan mempengaruhi proliferasi sel.
Asam Lemak Dari Gonad Kerang Simping Amusium Pleuronectes Bambang Cahyono; Bayu Legowo; Jusup Supriyanto; Ita Widowati
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 15, No 1 (2010): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2598.399 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.15.1.1-6

Abstract

Amusium pleuronectes merupakan salah satu biota laut yang sangat prospektif untuk dikembangkan. Beberapa senyawa asam lemak yang terdapat dalam bahan alam tersebut, untuk pertamakalinya telah berhasil diidentifikasi dan diusulkan strukturnya. Sampel A. pleuronectes dikumpulkan dari perairan Weleri - Kendal, Jawa Tengah. Isolasi bahan dilakukan dengan ekstraksi kontinyu, diikuti dengan hidrolisis dan esterifikasi menggunakan methanol/BF3. Analisis ester dari asam lemak dilakukan dengan GC-MS, menghasilkan tujuh puncak utama yang diusulkan sebagai asam tetradekanoat, asam pentadekanoat, asam heksadekanoat, asam heksadekaenoat, asam heptadekanoat, asam oktadekanoat dan asam oktadekaenoat, Senyawa omega-3 yang lazim diperoleh dalam bahan alam laut jenis lain, tidak ditemukan dalam sampel dari lokasi yang dipilh. Keadaan ini membuka telah wawasan bagi penelitian lebih lanjut, khususnya data dari daerah lain, guna mendapatkan gambaran peta potensi pengembangan A. pleuronectes di Jawa Tengah. Kata kunci : Amusium pleuronectes, asam lemak, gonad  Amusium spleuronectes. is one of the marine biota that very prospective for further development. Several fatty acid compounds contained in this natural product, for the first time have been identified and proposed their structures. Samples were collected from the waters of Weleri - Kendal, Central Java. Materials isolation were carried out using continuous extraction, followed by hydrolysis and esterification using methanol/BF3. Analysis of fatty acid esters by GC-MS, resulting in seven main peaks which is proposed as tetradecanoic acid, pentadecanoic acid, hexa-decanoic acid, heptadecanoic acid, and oktadecanoic acid. Omega-3 compounds commonly found in other materials types of marine natural, not found in samples from locations selected. This situation opens perspectives This situation opens perspectives for further research, especially data from other regions, in order to get an picture map of A. pleuronectes potential development in Central Java. Key words:  fatty acids,  Amusium pleuronectes, gonad
PENGARUH PROSES PENGERINGAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza ROXB) TERHADAP KANDUNGAN DAN KOMPOSISI KURKUMINOID Bambang Cahyono; Muhammad Diah Khoirul Huda; Leenawaty Limantara
Reaktor Volume 13, Nomor 3, Juni 2011
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.395 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.13.3.165-171

Abstract

EFFECT OF DRYING PROCESSES ON CURCUMINOID CONTENT AND COMPOSITION OF TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza ROXB) RHIZOMES. Curcuminoid a yellow coloring agent of turmeric is known to have many benefits in food and medicinal industries. This compound can be isolated by simple extraction from fresh rhizome or symplicia. The research of comparing qualitative and quantitative of curcuminoid in different drying process has not yet been published. Drying methods used in this research were done in an oven at 60°C and under 30-watt electrical lamp at ±30°C. Each method was carried out in time variation of 1, 3, and 5 days. Extraction of curcuminoid was done using ethanol 95% followed by fat reduction process using petroleum ether. Curcuminoid analysis was done by TLC, UV-Visible spectrophotometer and HPLC. The result showed that the water content of all samples was approximately 4.06%-7.76%. TLC analysis identified the presence of two dominant components in the curcuminoid with the Rf values of 0.37 and 0.15. The UV-Visible spectra indicated that simplicia would give more result in curcuminoid than fresh rhizome. There were 4 substances detected in HPLC analysis, they were curcumin 61-67%, demetoxycurcumin 22-26%, bisdemetoxycurcumin 1-3%, and curcuminoid derivative 10-11%. In addition, drying on oven resulted brighter and crispier simplicia than drying under lamp.  Kurkuminoid yang merupakan zat utama yang berwarna kuning dalam temulawak telah diketahui memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan dan makanan. Bahan ini dapat diisolasi dari bahan segar atau simplisia kering melalui ekstraksi. Riset yang mencoba membandingkan kualitas dan kuantitas kurkuminoid akibat perlakuan panas pada saat pembuatan simplisia hingga sekarang belum pernah dilakukan. Penelitian dimulai dengan pengeringan temulawak segar setelah dirajang pada oven suhu 60°C dan pada pengeringan lampu listrik 30 watt pada suhu ± 30°C. Masing-masing metode dilakukan variasi lama pengeringan 1, 3, 5 hari. Ekstraksi kurkuminoid dilakukan menggunakan etanol 95% dan defatisasi menggunakan petroleum eter, sedangkan analisis kualtatif dan kuantitatif kurkuminoid direalisasikan dengan KLT, spektrofotometer UV-Tampak dan KCKT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan air semua sampel sekitar 4,06%-7,76%. Analisis KLT mengidentifikasi adanya dua komponen dominan dalam kurkuminoid dengan nilai Rf 0,37 dan 0,15. Hasil analisis Spektrofotometri UV-tampak memberikan keenderungan bahwa kurkuminoid dari sampel kering lebih mudah terekstraksi daripada sampel basah. Kromatogram HPLC dapat mendeteksi adanya 4 senyawa yaitu kurkumin 61-67%, demetoksikurkumin 22-26%, bisdemetoksikurkumin 1-3%, dan turunan kurkuminoid 10-11%, urutan prosentase masing-masing komponen tetap sama selama proses pengeringan. Hasil penelitian ini juga telah dapat menunjukkan bahwa perbedaan kondisi operasi pengeringan sangat mempenaruhi penampakan simplisia yang dihasilkan, pengeringan oven memiliki warna lebih cerah dan  lebih meremah daripada pengeringan lampu.
SINTESIS SENYAWA C18H26O9 DARI HIPTOLIDA HASIL ISOLASI DAUN HYPTIS PECTINATA Meiny Suzery; Ely Kusniawati; Dwi Hudiyanti; Bambang Cahyono
Reaktor Volume 14, Nomor 1, April 2012
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.961 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.14.1.68-72

Abstract

SYNTHESIS OF C18H26O9 COMPOUNDS FROM HYPTOLIDE ISOLATED FROM HYPTIS PECTINATA LEAVES. Isolation of hyptolide has been done from Hyptis pectinata, and alkene group transformation through oxidation reactions using H3B: OEt2 to the isolated compound was also conducted. Product analyses were carried out using TLC, UV spectrometry, IR, and LC-MS. Pure crystal with melting point of 86-87oC was isolated. The yield was 1.75% (w/w). After analysing and compilating of spectroscopic data it was confirmed as hyptolide compound. Hydroboration of this compound (followed by hydrolysis using H2O2 under alkaline conditions) produce its alcohol derivatives, with 28.9% the percentage of transformation, it was demonstrated by LCMS data. IR spectrum at 3600cm-1, confirming the replacement of hydroxyl bond by alkene. Regioselectivity of addition reaction is proposed through simulation with Chem Office. The reaction product was suspected as 6-hydroxy-7-(6-oxo-3,6-dihydro-2H-pyran-2-yl) heptane-2,3,5-tryil triacetate. Extension of reaction time to 24 hours, has increase hydroboration product to 78.3%. This research has opened other studies of natural materials in accordance to the roadmap set.  Telah dilakukan isolasi hiptolida dari bahan alam Hyptis pectinata, dan transformasinya melalui reaksi oksidasi menggunakan H3B:OEt2 terhadap gugus alkena pada senyawa hasil isolasi. Analisis produk dilakukan menggunakan KLT, spektrometri UV, IR, dan LC-MS. Kristal murni dengan titik leleh 86-87oC berhasil diisolasi dengan rendemen 1,75 % (b/b), dirujuk sebagai senyawa hiptolida setelah melalui analisis dan kompilasi data-data spektroskopi. Hidroborasi terhadap senyawa hiptolida (yang diikuti hidrolisis menggunakan H2O2 dalam suasana basa) menghasilkan senyawa alkohol turunannya, dengan persentase transformasi sebesar 28,9%, dapat ditunjukkan melalui data LCMS. Data spectrum IR menunjukkan adanya puncak pada 3600cm-1, memperkuat dugaan  adanya ikatan hidroksil menggantikan gugus alkena. Regioselektivitas reaksi adisi diusulkan melalui simulasi dengan Chem Office, produk reaksi diduga mempunyai struktur  sebagai 6-hydroxy-7-(6-oxo-3,6-dihydro-2H-pyran-2-yl)heptane-2,3,5-tryil triacetate. Perpanjangan waktu reaksi selama 24 jam, telah dapat menaikkan produk hidroborasi menjadi 78,3%. Data penelitian ini telah membuka jalan bagi penelitian-penelitian bahan alam lain sesuai dengan roadmap penelitian yang telah ditetapkan.
Encapsulation Rutin with Chitosan-NATPP Using Coaservation Method Bambang Cahyono; Meiny Suzery; H Hadiyanto; Sestri Bela Pratiwi
Reaktor Volume 17 No. 4 Desember 2017
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.668 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.17.4.215-220

Abstract

Abstract This study aims to make microparticles of rutin compounds at various concentrations with NaTPP-chitosan as matrix. Encapsulation is done by coaservation method. The success of encapsulation was identified by UV-Vis spectrophotometry, Fourier Transform Infra-Red (FTIR) spectroscopy and Scanning electron microscopy (SEM). Based on UV-Vis spectrophotometry analysis, the efficiency of encapsulation (EE) and loading capacity (LC) was obtained at 62,43-94,36 and 1,73% -32,1%, at rutine concentration 0,625-11,25 mM. The success of rutin encapsulation is demonstrated by the rutin characteristics of the product seen with the presence of peaks of aromatic rings, indicating the presence of rutin compounds contained in the chitosan matrix. SEM analysis shows rough and porous surface morphology in microcapsules. The rutin release profile of the microcapsules is described as two phase processes, burst release at the initial discharge in the first 30 min followed by slow release. At the highest LC (11.25 mM concentration), it provides greater discharge rates for both synthetic fluid simulations 77.53 ± 3.59% and 78.76 ± 4.00% after 3h of discharge. The controlled release data showed high discharge rates at acidic pH than alkaline pH. Keywords: Rutin, encapsulation, citosan, coaservation
PENGGUNAAN PROBIOTIK GUNA PENINGKATAN PERTUMBUHAN, EFISIENSI PAKAN, TINGKAT KELULUSHIDUPAN DAN NILAI NUTRISI IKAN BANDENG (Chanos chanos) (Probiotic Use for Growth Improvement, Feed Efficiency, Survival Rate and Nutrition Value of Milkfish (Chanos chanos)) Diana Chilmawati; Fronthea Swastawati; Ima Wijayanti; Ambaryanto Ambaryanto; Bambang Cahyono
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.898 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.119-125

Abstract

Budidaya bandeng sebagai bahan baku berbagai olahan perlu didukung dengan teknologi yang intensif. Peningkatan kualitas nutrisi bandeng diperlukan untuk memperoleh bahan baku yang tidak hanya banyak tetapi juga bernutrisi. Penambahan probiotik ke dalam pakan bandeng dapat meningkatkan efisiensi pakan agar pakan lebih mudah dicerna dan enzim dapat bekerja lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan probiotik terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, tingkat kelulushidupan dan nilai nutrisi ikan bandeng. Bahan yang digunakan adalah ikan bandeng dengan berat rata-rata 102±2,58 g, pakan bandeng komersil dengan kandungan protein 30% dan probiotik dengan komposisi jamur Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus oryzae, bakteri Lactobacillus acidophilus, Bacillus subtilis, Rhodopseudomonas, Actinomycetes dan Nitrobacter. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok dengan dua perlakuan dan 5 kali ulangan. Analisis data menggunakan uji t untuk membandingkan budidaya ikan bandeng perlakuan A yaitu tanpa penggunaan probiotik dalam pakan dan perlakuan B yaitu dengan penggunaan probiotik dalam pakan. Hasil uji t menunjukkan penggunaan probiotik pada pakan berpengaruh nyata (P<0,05) pada pertumbuhan, efisiensi pakan dan nilai nutrisi namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada tingkat kelulushidupan ikan bandeng. Penggunaan probiotik pada pakan bandeng memberikan nilai RGR (1.958±0.02%/hari), nilai EPP (78.333±0.745%), kandungan protein (25.794±0.600%) lebih tinggi dan FCR (1.321±0.030) yang lebih baik dari perlakuan tanpa penggunaan probiotik dalam pakan bandeng. Milkfish culture as main raw materia for various processed food needs intensive technology support. Improvement in milkfish nutrition quality is necessary to obtain many raw nutritious materials.The addition of probiotics to milkfish feed is able to improve feed efficiency. Thus, the feed is easier to digest and the enzymes can work more effectively. This study aims to find out the effect of probiotic use on the growth, feed efficiency, survival rate and nutritional value of milkfish. The materials used in thi study were milkfish with an average weight of 102 ± 2.58 g, commercial milkfish feed with 30% protein content and probiotics composed of fungus Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus oryzae, Lactobacillus acidophilus, Bacillus subtilis, Rhodopseudomonas, Actinomycetes and Nitrobacter. The study was conducted using an experimental method with a randomized block design with two treatments and 5 repetitions. Data analysis was conducted using T test to compare milkfish culture treatment A,i.e. without the use of probiotics in feed and treatment B by using probiotics in feed. The results of the t test showed that the use of probiotics in feed had a significant effect (P <0.05) on growth, feed efficiency and nutritional value but had no significant effect (P> 0.05) on the level of milkfish survival capability. The use of probiotics in milkfish feed resulted in RGR value (1.958 ± 0.02% / day), EPP value (78.333 ± 0.745%),higher protein content (25.794 ± 0.600%)  and FCR (1.321 ± 0.030) which was better than the treatment without the us of probiotics in milkfish feed.
Cytotoxic Activity of Hyptis Pectinate Extracts on MCF-7 Human Breast Cancer Cells Nur Dina Amalina; Meiny Suzery; Bambang Cahyono
Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Society for Cancer Chemoprevention

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14499/indonesianjcanchemoprev11iss1pp1-6

Abstract

Hyptis pectinata (L.) poit, popularly known in the world as “comb bushmint” is a medicinal plant commonly used for the treatment of throat and skin inflammations, bacterial infection, pain and cancer. The objective of this research is to determine the cytotoxic and antiproliferative effect under Hyptis pectinata ethanolic extract (HPE) treatment on breast cancer cells. The effect HPE of on cytotoxicity was examined by MTT assay on MCF-7 breast cancer cells. This assay also used to determine cell proliferation over 3 days of treatment with 1.5 – 100 µg/mL HPE. HPE showed that exhibited cytotoxic effects with IC50 value of 30 µg/mL for 24 hours and changes the physiological morphology on MCF-7 cells. Interestingly, the treatment of HPE for 48 and 72 hours highly decreases cell viability on MCF-7 with dose and time-dependent manner compared to untreated cells. These results indicate that HPE has antiproliferative activities and maybe the potential to be developed as a natural chemotherapeutic agent.Keywords: Hyptis pectinata (L.) poit extract, cytotoxicity, antiproliferative, MCF-7 cells
ENKAPSULASI EKSTRAK ANTOSIANIN DARI BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN VARIASI PENYALUT Raisi Aga Oktavi; Bambang Cahyono; Meiny Suzery
Akta Kimia Indonesia Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25493736.v5i2.7841

Abstract

Abstrak. Enkapsulasi ekstrak antosianin dari kelopak bunga rosela menggunakan metode ekstrusi dengan variasi penyalut yaitu Ca-alginat, kitosan-TPP dan Ca-alginat/kitosan telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penyalut yang tepat dari ketiga variasi penyalut untuk produk enkapsulasi ekstrak antosianin dalam hal nilai efisiensi enkapsulasi dan aktivitas antioksidan, serta menentukan stabilitas dari produk yang menunjukkan aktivitas antioksidan terbesar terhadap temperatur (4°C, 25°C dan 40°C) dan waktu penyimpanan (hari ke-0, 6 dan 16). Pengukuran total antosianin terenkapsulasi sebagai sianidin-3-glukosida menggunakan metode pH-diferensial. Hasil penelitian menunjukan produk enkapsulasi terbaik ditunjukkan oleh produk enkapsulasi atc-alg/cts yang memberikan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar 98,28%. Aktivitas antioksidan terbesar ditunjukkan oleh produk atc-alg/cts dengan nilai IC50 sebesar 4079,88 ppm. Analisis stabilitas menunjukkan produk masih dapat disimpan pada temperatur 25°C. Total antosianin terenkapsulasi terendah ditunjukkan pada produk dengan temperatur penyimpanan 40°C selama 16 hari sebesar 9,02 mg/L.
POTENSI EKSTRAK DAN FRAKSI BUAH KEMLOKO (Phyllanthus emblica L.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN Meiny Suzery; Citra Agustina Isnaning; Bambang Cahyono
Molekul Vol 8, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.504 KB) | DOI: 10.20884/1.jm.2013.8.2.138

Abstract

Tanaman KemLoko (Phyllanthus emblica L.) merupakan tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai bahan obat tradisional. Aktivitas biologis tanaman tersebut diduga disebabkan oleh keberadaan senyawa-senyawa kelompok fenolat, terutama golongan flavonoid. Riset mengenai analisis kandungan senyawa fenolat, flavonoid dan aktivitas antioksidan dari ekstrak beserta fraksi-fraksi dari buah kemLoko dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Indonesia, untuk pertama kalinya dilaporkan pada publikasi ini. Buah kemLoko kering dimaserasi dalam  metanol, diikuti partisi dengan gradien pelarut sehingga diperoleh fraksi n-heksana, fraksi diklorometana, fraksi etil asetat dan fraksi air. Analisis fenolat total, flavonoid total dan aktivitas peredaman radikal DPPH dilakukan terhadap ekstrak atau fraksi yang menunjukan test positif fenolat dan flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksin-heksana dan fraksi diklorometana negatif pada uji fenolat dan flavonoid. Kandungan fenolat total ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan  fraksi air berturut turut adalah 351, 436 dan 111 mg ekuaivalen asam galat/g ekstrak atau fraksi, sedangkan flavonoid total berturut-turut 200, 216  dan 70 mg ekuivalen quercetin/g ekstrak atau fraksi. Aktivitas antioksidan ketiga sampel uji tersebut memiliki IC50 berkisar 58,4 sampai 120,9. Fraksi etil asetat merupakan sampel uji yang paling aktif sebagai antioksidan, selain memiliki kadar  fenolat total dan flavonoid total tertinggi.
PROSES PERBAIKAN PRODUKSI DALAM PENDAMPINGAN SERTIFIKASI HALAL BAGI PAGUYUBAN USAHA KULINER Meiny Suzery; W Widayat; Bambang Cahyono; Ahmad Ni’matullah Al-Baarri
Indonesia Journal of Halal Vol.2 (2) 2019
Publisher : Pusat Kajian Halal Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.294 KB) | DOI: 10.14710/halal.v2i2.7892

Abstract

Proses Produk Halal (PPH) merupakan kegiatan untuk menjamin kehalalan produk yang mencakup penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk. Dalam perkembangannya, kehalalaan suatu produk, baik itu barang maupun jasa, merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Selain umat muslim pada umumnya, kehalalan juga berkembang secara global karena masyarakat menyadari bahwa kehalalan suatu produk juga berpengaruh pada kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses perbaikan produksi dalam pendampingan sertifikasi halal pada UKM. Subjek dalam penelitian ini adalah UKM Nugget Nalla yang berlokasi di Kota Semarang. Metode yang dilakukan adalah analisis terhadap proses perbaikan pengolahan dan produksi untuk mendapatkan sertifikasi halal pada UKM. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan perbaikan produksi sangat diperlukan pada tahap awal pengajuan sertifikasi halal, tidak hanya pada pengawasan utama yaitu bahan-bahan yang digunakan untuk produksi. Selain itu, alat yang digunakan perlu terhindar dari kontaminasi bahan yang haram, sehingga alat tidak boleh dipakai bersama dengan produk yang tidak halal. Maka, perbaikan alat produksi untuk memproses produk halal perlu diadakan. Bahan utama yang digunakan oleh subjek penelitian adalah daging ayam, dimana diperlukan adanya proses penggilingan daging ayam untuk mendapatkan hasil produk berupa nugget. Fasilitas produksi dalam dapur dikhususkan untuk produksi halal, dan fasilitas serta peralatan penyajian juga dikhususkan untuk menyajikan produk- produk yang halal.