Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

ANALISIS BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA PERTUNJUKAN TEATER TANAH IBU SUTRADARA SYUHENDRI Saaduddin Saaduddin
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 18, No 1 (2016): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1482.125 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v18i1.83

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memahami dan menjelaskan secara deskriptif struktur dari lakon teater Tanah Ibu, sutradara Syuhendri dari Sumatera Barat yang berguna untuk menemukan fungsi dan makna pertunjukan. Penjelasan deskriptif meliputi: pertama, yang berkaitan dengan struktur yang meliputi aspek ruang, waktu, suasana, dan alur. Kedua, fungsi dan makna dari pertunjukan teater Tanah Ibu. Berdasarkan hasil analisis terhadap data ditarik kesimpulan, bahwa fungsi dan makna teater Tanah Ibu memiliki suatu relasi terhadap kebudayaan Minangkabau yang merupakan bentuk dialektika terhadap budaya merantau.
Fungsi Sandiwara Amal Di Masyarakat Desa Pulau Belimbing, Kec Bangkinang Barat, Kab Kampar Provinsi Riau Hasan Hasan; Saaduddin Saaduddin
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 17, No 1 (2015): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.867 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v17i1.25

Abstract

Sandiwara Amal merupakan bentuk pertunjukan teater yang hidup di tengah masyarakat Desa Pulau Belimbing, Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Sebagai teater Rakyat yang hadir pasca kemerdekaan Republik   Indonesia,   kesenian   ini  terus  dipertunjukkan   sebagai   bagian  dari kehidupan  masyarakat   Desa  tersebut.  Sebagai  media  pertemuan   masyarakat pasca  perayaan  Idul  Fitri  maupun  dalam  kegiatan  sosial,  kesenian  ini  diteliti untuk menemukan fungsi dari pertunjukan tersebut. Penelitian ini penulis telaah dalam kontek fungsi sosial, merujuk pada pemikiran Talcot Parsons yang dilihat dari proses sosial dikehidupan  masayarakat  sebagai  bentuk makna,  simbol  dan informasi. Menggunakan data kualitatif, penelitian ini dianalisis secara deskriptif.
RECOMBINATION OF MINANGKABAU TRADITIONAL ARTS IN ALAM TAKAMBANG JADI BATU BY KOMUNITAS SENI NAN TUMPAH IKHSAN SATRIA IRIANTO; SAADUDDIN SAADUDDIN; SUSANDRO SUSANDRO; NOLLY MEDYA PUTRA
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 1 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.566 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v22i1.1039

Abstract

This study aims to find out how the exploration of Minangkabau traditional art carried out by the Nan Tumpah Art Community (KSNT) in the Alam Takambang Jadi Batu by Mahatma Muhammad. KSNT is an art group from Padangpariaman which has a tendency to utilize Minangkabau traditional art as its artistic material. In efforts to explore the Minangkabau traditional art in the work of Alam Takambang Jadi Batu, the research method used is a qualitative method with an interpretive descriptive approach. Based on the results of the study it can be concluded, KSNT utilizes and processes Minangkabau traditional arts, such as Randai, Indang and Tupai Janjang. The conclusion obtained from this research is that KSNT utilizes traditional art as an effort to revitalize traditional arts for modern aesthetic needs. KSNT calls this traditional art exploration process a "recombination of traditional art"  
FROM POETRY TO PERFORMANCE; A TEXT ANALYSIS OF NOSTALGIA SEBUAH KOTA BY ISWADI PRATAMA, A REVIEW OF POST-DRAMATIC DRAMATURGY (DARI PUISI KE PEMENTASAN; TEKS TEATER NOSTALGIA SEBUAH KOTA KARYA ISWADI PRATAMA DALAM TINJAUAN DRAMATURGI POSTDRAMATIK) Gusrizal Gusrizal; Dede Pramayoza; Afrizal H; Saaduddin Saaduddin; Rusdeen Suboh
Jurnal Gramatika Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.13 KB) | DOI: 10.22202/jg.2021.v7i2.5008

Abstract

Nostalgia Sebuah Kota adalah sebuah pertunjukan teatrikal yang dibangun dari unsur-unsur ekspresi tubuh simbolik dan berbagai dialog puitis. Hal ini membedakan pertunjukan dengan pertunjukan teater, yang umumnya secara konvensional menghadirkan tubuh sehari-hari dan dialog prosaik, dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari. Artikel ini dimaksudkan untuk menyelidiki pertunjukan untuk menemukan konsep di balik pilihan idiom dan ekspresi khusus ini. Pertunjukan didekati dengan teori teater pasca-dramatis Hans-Thies Lehmann, di mana deskripsi teater tidak lagi ditujukan untuk menjelaskan karakter, tema, dan plot, tetapi konstruksi lima komponen baru, yaitu: teks; ruang; waktu; tubuh; dan media. Menerapkan metode analisis deskriptif, dengan data yang diperoleh dari studi teks, wawancara naratif, dan studi dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Nostalgia Sebuah Kota adalah sebuah pertunjukan yang dipicu dari penggalan-penggalan puisi. Iswadi Pratama memilih daya puitis sebagai sutradara yang juga penyair, untuk memperluas ekspresi puisi yang ditulisnya. Berdasarkan proses eksplorasi puisi tersebut, Nostalgia Sebuah Kota kemudian menghasilkan tiga produk sekaligus, yaitu teks pertunjukan, teks drama, dan teks puisi baru.
FROM POETRY TO PERFORMANCE; A TEXT ANALYSIS OF NOSTALGIA SEBUAH KOTA BY ISWADI PRATAMA, A REVIEW OF POST-DRAMATIC DRAMATURGY (DARI PUISI KE PEMENTASAN; TEKS TEATER NOSTALGIA SEBUAH KOTA KARYA ISWADI PRATAMA DALAM TINJAUAN DRAMATURGI POSTDRAMATIK) Gusrizal Gusrizal; Dede Pramayoza; Afrizal H; Saaduddin Saaduddin; Rusdeen Suboh
Jurnal Gramatika Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2021.v7i2.5008

Abstract

Nostalgia Sebuah Kota adalah sebuah pertunjukan teatrikal yang dibangun dari unsur-unsur ekspresi tubuh simbolik dan berbagai dialog puitis. Hal ini membedakan pertunjukan dengan pertunjukan teater, yang umumnya secara konvensional menghadirkan tubuh sehari-hari dan dialog prosaik, dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari. Artikel ini dimaksudkan untuk menyelidiki pertunjukan untuk menemukan konsep di balik pilihan idiom dan ekspresi khusus ini. Pertunjukan didekati dengan teori teater pasca-dramatis Hans-Thies Lehmann, di mana deskripsi teater tidak lagi ditujukan untuk menjelaskan karakter, tema, dan plot, tetapi konstruksi lima komponen baru, yaitu: teks; ruang; waktu; tubuh; dan media. Menerapkan metode analisis deskriptif, dengan data yang diperoleh dari studi teks, wawancara naratif, dan studi dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Nostalgia Sebuah Kota adalah sebuah pertunjukan yang dipicu dari penggalan-penggalan puisi. Iswadi Pratama memilih daya puitis sebagai sutradara yang juga penyair, untuk memperluas ekspresi puisi yang ditulisnya. Berdasarkan proses eksplorasi puisi tersebut, Nostalgia Sebuah Kota kemudian menghasilkan tiga produk sekaligus, yaitu teks pertunjukan, teks drama, dan teks puisi baru.
IMPLEMENTASI RAGAM HIAS SONGKET PALEMBANG PADA RUANG PUBLIK SEBAGAI REPRESENTASI ESTETIK BUDAYA LOKAL PALEMBANG Husni Mubarat; Saaduddin Saaduddin; Muhsin Ihaq
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.39818

Abstract

The Goverment of Palembang has shown their efforts on introducing "songket"  to public this movement can be seen from several buildings (public area) decorated with "songket" traditional pattern adding up the beauty and the image of Palembang local culture. However, as can be seen in some of its application are not stipulate the aesthetic rules, such as shape, color combination from "songket" pattern  and the building are not consistent and looks forced. This research has been done to analyze the form, meanings, and the presentation of "songket" Palembang traditional pattern in public area with aesthetic approach. Analysis method that used in this research are (1) intraaesthetic  method, is study of art which is related with physics manifestation such as, shapes and pattern. (2) extraaesthetic factor, is the study of an aspect come from to support the art itself itself such as, physiologist, society, culture, and nature. The results of this explanation are (1) form, the pattern of Palembang "songket" Which are implemented at few public area have the shape of bungo tanjong decoration, also pattern of berante star and pucuk rebong with maroon, green, yellow and gold color combination. (2) meanings, bungo tanjung pattern on "songket" Palembang represent hospitality, pucuk rebung pattern means luck, like the philosophy of bamboo tree which growth and bloom together, berante star pattern has the meaning of family relationship. (3) the presentation of tradisional "songket" Pattern implemented on public area building in Palembang like, gates and wall structure. The implementation of "songket" Pattern at some public area are an honor of Palembang cultural heritage from the past which is can fulfill the aesthetic desire of every citizen as visual cultural identity ( visual identity) although as educational media which is observed from messenge, meanings, and other important points which are implement on those pattern.Keyword : pattern, songket, Palembang, implementation, public. AbstrakUpaya pemerintah Kota Palembang memperkenalkan songket pada masyarakat luas terlihat dari beberapa bangunan (ruang publik) yang dihiasi dengan motif songket agar dapat menambah keindahan dan membangun citra kearifan lokal. Namun terlihat di beberapa penerapannya masih kurang memperhatikan kaidah-kaidah estetika, seperti bentuk dan kombinasi warna antara motif songket dan bangunan yang tampak tidak selaras dan terkesan dipaksakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalaisis wujud, bobot, dan penyajian motif songket Palembang pada ruang publik dengan pendekatan estetika. Adapun metode analisis yang digunakan, (1) analisis intraestetik, yaitu kajian karya seni yang berkaitan dengan manifestasi fisik, seperti bentuk dan corak, (2) faktor ekstraestetik, yaitu kajian terhadap aspek menjadi pendukung hadirnya karya seni, seperti psikologis, sosial, budaya, dan lingkungan alam. Hasil dan pembahasan, (1) wujud, motif songket Palembang yang diimplementasikan pada ruang publik berupa ragam hias bungo tanjong, motif bintang berante dan pucuk rebong dengan kombinasi warna merah maroon, warna hijau, kuning, dan warna keemasan, (2) bobot, motif songket Palembang bungo tanjung menunjukkan keramahtamahan, motif pucuk rebung bermakna keberuntungan layaknya filosofis pohon bambu yang tumbuh dan berkembang serta selalu hidup bersama, motif bintang berante memiliki makna hubungan kekeluargaan, (3) penyajian, motif songket diimplementasikan pada bangunan ruang publik di Kota Palembang, seperti gerbang, pagar dan dinding bangunan. Penerapan motif songket pada ruang publik merupakan penghargaan terhaddap tinggalan budaya masa lampau yang dapat memenuhi hasrat estetik masyarakat, sebagai identitas budaya visual (visual identity) maupun sebagai media edukatif yang dikaji melalui pesan, makna dan nilai-nilai yang terkandung pada motif tersebut.Kata Kunci: motif, songket, Palembang, implemenasi, publik.  Authors:Husni Mubarat : Universitas Indo Global MandiriSaaduddin : Institut Seni Indonesia PadangpanjangMuhsin Ilhaq : Universitas PGRI Palembang References:Djelantik, A. A. M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar (T. Razen (ed.); 1st ed.). Bandung: MSPI.Guntur. (2004). Ornamen Sebuah Pengantar (I). P2AI Surakarta.Hendra, H., & Agustin, D. (2022). Eksistensi Tenun Songket Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 11(1), 202. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.28908.Izzara, W. A., & Nelmira, W. (2021). Desain Motif Tenun Songket Minangkabau Di Usaha Rino Risal Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 423. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.25928.Lestari, A., & Hera, D. W. (2021). Makna Motif Nago Besaung pada Kain Songket Pengantin di Rumah Songket Adis Palembang. Ars: Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 24(2), 135–142. https://doi.org/10.24821/ars.v24i2.4253.Mata Jendela Seni Budaya Yogyakarta. (2016). Mengartikulasikan Ruang Publik dan Karya Seni Akal Tidak Sehat. XI (1).p. 1-42.M, S. T. (2000). Mengenal Ragam Hias Indonesia (3rd ed.). Penerbit Angkasa.Mubarat, H., & Iswandi, H. (2018). Aspek-Aspek Estetika Ukiran Kayu Khas Palembang. Jurnal Ekspresi Seni, 20, 139–152. https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/view/403/295.Rohidi, T. R. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Penerbit Cipta Prima Nusantara Semarang CV.Rosita, H., Putri, D., & Destiarmand, A. H. (2020). Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Jurnal Ekspresi Seni Songket Motif Development of Ogan Ilir.Sila, I. N., & Made, B. I. D. A. (2013). Kajian Estetika Ragam Hias Tenun Songket Jinengdalem. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2(1), 158–178.Syarofie, Y. (2009). Songket Palembang: Nilai Filosofis, Jejak Sejarah, dan Tradisi (2nd ed.). Palembang: Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Dinas Pendidikan.Viatra, A. W., & Triyanto, S. (2014). Seni Kerajinan Songket Kampoeng Tenundi Indralaya, Palembang. Ekspresi Seni, 16(2), 168. https://doi.org/10.26887/ekse.v16i2.73.
STRUKTUR DRAMATIK PLOT SIRKULAR PELUKIS DAN WANITA KARYA ADHYRA IRIANTO Lusi Handayani; Saaduddin Saaduddin; Gustyawan Tofan
Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol. 1 No. 02 (2022): Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.586 KB) | DOI: 10.22437/cs.v1i02.21887

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kerumitan plot yang dilihat melalui struktur dramatik pada teks dramatik Pelukis dan Wanita karya Adhyra Irianto bersama kelompok Teater Senyawa Curup yang merupakan kelompok teater paling produktif di Bengkulu. Struktur dramatik pembentukan plot dikaji menggunakan teori Edwin Wilson dan Alvin Goldvarb dengan empat komponen inti dalam struktur dramatik yang terdiri dari: plot, konflik, kekuatan-kekuatan yang bertentangan (pertentangan antar tokoh) dan keseimbangan kekuatan-kekuatan (dari apa yang bertentangan). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tahapan: mengumpulkan data, analisis data dan deskripsi hasil analisis. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah Pelukis dan Wanita memiliki struktur drama absurd dengan plot yang sirkular.
Tradisi Arak-Arakan Si Muntu dan Strategi Pengembangannya dalam Perspektif Kepariwisataan di Sumatera Barat Saaduddin Saaduddin; Sherli Novalinda; Dede Pramayoza; Fresti Yuliza
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 9, No 1 (2023): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v9i1.424

Abstract

Penelitian ini mengambil objek tradisi arak-arakan Si Muntu yang terdapat di Sumatera Barat. Tradisi Arak-arakan Si Muntu umumnya merupakan sebagai sarana kolektif masyarakat yang merupakan bagian dari alek Nagari atau upacara adat.Tradisi Arak-arakan Si Muntu memiliki potensi yang begitu besar dalam pengembangannya. Penelitian ini bertujuan menemukan dan memetakan potensi tradisi arak-arakan Si Muntu dalam perspektif kepariwisataan berkelanjutan. Menggunakan analisis secara deskriptif dari data-data kepustakaan yang didapatkan, maka dapat digambarkan potensi pemetaan tersebut yang memiliki relasi terhadap ekosistem industri kreatif. Antaralain, tradisi arak-arakan Si Muntu memiliki potensi sebagai pengembangan pariwisata, penghasil sumber ekonomi, dan memiliki peluang dalam pengembangan industry kreatif.
Pembuatan Kaligrafi Kolase Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Juara (SDIT Juara) Padangpanjang, Sumatera Barat Ramadhani Kurniawan; Saaduddin Saaduddin
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8, No 1 (2023): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v8i2.3733

Abstract

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan potensi peserta didik dalam hal ini tingkat sekolah dasar (SD) perlu menjadi perhatian khusus guna pembangunan ekosistem yang berkemajuan dalam dunia Pendidikan. SD IT Juara, Lembaga Pendidikan yang memilih menerapkan kegiatan ekstrakurikuler berupa Kaligrafi Kolase. Pada SD IT Juara, terdapat potensi peserta didik yang mendapatkan pengembangan potensi tersebut bersama Abdimas yang berasal dari Dosen Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Abdimas berupa pengembangan dan penguatan materi terkait sketsa kaligrafi , teknik kolase, dan produksi  kaligrafi kolase menggunakan bahan organik.  Menggunakan metode diskusi, ceramah dan eksperimen praktik, pelaksanaan kegiatan dilaksanakan berupa wujud tridharma perguruan tinggi dalam hal ini pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Abdimas pada tahun 2022.Kata Kunci: Ekstrakurikuler; Kaligrafi Kolase
ANALISIS PENCIPTAAN FILM FIKSI “IBU” KARYA RICI VIONDRA DALAM TEORI CENTRAL CHARACTER POINT OF VIEW Jerry Prayuda; Enrico Alamo; Windi Dwi Saputri; Saaduddin Saaduddin; Andri Maijar
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 4, No 1 (2023): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v4i1.3652

Abstract

ABSTRAK Film “Ibu” merupakan film fiksi berdurasi 18 menit, menceritakan seorang anak berumur 10 tahun dalam melihat dan mengamati lingkungan sekitarnya. Pengalaman dari apa yang dilihat dan diamati mempengaruhi prilaku dan sikap anak itu. Bahkan si anak mencontohkan apa yang dilakukan oleh orang di sekitarnya. Plot dalam film fiksi “Ibu” linier, dimana peristiwa pada cerita ini dirangkai secara berurutan. Metode yang digunakan untuk mewujudkan penempatan satu sudut pandang Central Character pada tokoh Anggit, berupa pendekatan unsur naratif dan unsur sinematik. Pendekatan unsur naratif yang dilakukan terdiri penggunaan plot linier yang dimana penceritaan lurus secara berurutan. Pendekatan unsur sinematik yang dilakukan terdiri dari aspek sinematografi dan mise en scene. Sebagian dari film ini menggunakan teknik Kamera Angel dengan menggunakan subjective shot dan point of view. Pada aspek mise en scene, dilakukan pendekatan pada bloking pemain. Seluruh aspek pada unsur naratif dan sinematik sangat membantu terwujudnya penempatan satu sudut pandang central character pada tokoh Anggit. Kata Kunci: Film Ibu, naratif sinematik, central character. ABSTRACTThe film "Ibu" is an 18-minute fictional film which tells of a 10-year-old child seeing and observing the environment around him. The experience of what is seen and observed influences the child's behavior and attitude. Even the child exemplifies what the people around him do. The plot in the fictional film "Ibu" is linear, where the events in this story occur sequentially. The method used to realize the placement of a central character point of view in the character Anggit is in the form of an approach to narrative elements and cinematic elements. The narrative element approach that is carried out consists of using a linear plot in which the storytelling occurs sequentially. The cinematic element approach that is carried out consists of cinematographic aspects and mise en scene. As part of this film using an angel camera technique using subjective shots and point of view. In the mise en scene aspect, the approach is taken to blocking players and costumes. All aspects of the narrative and cinematic elements are very helpful in realizing the placement of a central character point of view in the character Anggit.