Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Para Pemuja Ramuan Ajaib (Kontsruksi Kecantikan Anti Aging dalam Iklan Sk Ii R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret To Look Younger-Looking Skin) Cut Rizka Al Usrah; Muhammad Alhada Fuadilah Habib; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 7, No 1 (2021): Dinamika Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v1i1.3801

Abstract

Artikel ini  bertujuan untuk melihat bagaimana sihir kecantikan awet muda yang ditawarkan oleh produk kecantikan anti penuaan SK II R.N.A Power Airy melalui iklan produk New SK II R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret to Look Younger-Looking Skin dapat menghipnotis perempuan untuk memiliki rasa takut dan kecemasan berlebih terhadap penuan. Penggunaan trik yang digunakan dalam kampanye iklan tersebut untuk  menjadikan perempuan sebagai pemuja ramuan ajaib yang paling setia serta takut terhadap penuaan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Iklan adalah pesan komersial, yakni secara semiotika terdapat tanda dan makna. Melalui pelbagai tanda yang dapat dilihat secara visual tersebut, maka tampilan iklan produk anti penuaan dapat dikaji serta ditafsirkan melalui konteks dan kepentingannya dengan memandang aspek latar budaya dan idiologi yang membentuk tampilan iklan tersebut. Adapun temuan dari artikel ini adanya narasi besar mengenai kecantikan baik secara sadar maupun tidak sadar telah menghegemoni perempuan untuk selalu cantik dan dituntut mempertahankan kecantikannya. Hal ini didukung pula oleh media melaui tayangan iklan kecantikanproduk New SK II R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret to Look Younger-Looking Skin yang ditayangkan melalui media sosial baru seperti instagram, youtube, dan lain sebagainya. Konsep kecantikan yang dicitrakan melalui iklan tersebut yaitu perempuan muda berkulit putih cerah, sebenarnya merupakan sebuah narasi besar yang dianggap sebagai sebuah keharusan yang benar. Konsep kecantikan tersebut dapat menggiring opini khalayak ramai bahwa perempuan yang cantik adalah perempuan berkulit putih, awet muda serta memiliki tampilan tanpa cela sehingga menjadikan perempuan membenci tubuhnya sendiri dan takut terhadap penuaan.
Strategi Keluarga Miskin dalam Mempersiapkan Biaya Persalinan Maisarah Maisarah; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Fajri M. Kasim
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 7, No 2 (2021): Modal Sosial dan Kesejateraan Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v1i2.5133

Abstract

Penelitian ini mengkaji Strategi Keluarga Miskin Dalam Mempersiapkan Biaya Persalinan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur). Fokus penelitian ini pada strategi keluarga miskin dalam mempersiapkan biaya persalinan, dan pandangan keluarga miskin sekitaran rumah sakit Zubir Mahmud terhadap biaya persalinan secara normal yang dit-erapkan BPJS Kesehatan. Penelitian ini menggunakan teori aksi yang dikembangkan oleh Tal-cott Parsons. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) strategi keluarga miskin dalam mem-persiapkan biaya persalinan adalah (a) mengutang biaya persalinan kepada saudara kandung, teman dan saudaranya, dan (b) menabung untuk biaya persalinan semenjak awal kehamilan hingga hendak melahirkan, (2) pandangan keluarga miskin terhadap biaya persalinan secara normal yang diterapkan oleh BPJS Kesehatan ketika melahirkan di rumah sakit Zubir Mahmud adalah (a) mempersulit keluarga miskin memperoleh pelayanan kesehatan, dan (b) kartu BPJS Kesehatan tidak memberi manfaat bagi pasien melahirkan normal.
KETERGANTUNGAN NEW MEDIA PADA MASYARAKAT ACEH (DEPEDENCY THEORY) Muchlis Muchlis; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 8, No 2 (2022): Jaringan Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v8i2.9248

Abstract

In the era of digitalization which makes it easier for people to access information, it has provided a great opportunity for media connoisseurs who are dependent on mass media, meaning that one cannot be separated from the influence and role of the mass media. Starting from the beginning of carrying out activities to ending daily activities, they always want to devour a variety of information that is presented through the media. How the mass media today has a big role and influence in human life. Dependence on mass media is inseparable from the desire to obtain information, especially on certain issues that are liked and are trending issues in a community group. The mass media has become an important factor in changing the culture of the Acehnese people towards various cultural dynamics and so on. This dependence on mass media is what Melvin L. DeFleur and Sandra Ball Rokeach called the dependency theory of media effects. This theory provides an explanation of mass communication and its effects that help to describe what, how, and why mass communication was formed, one of which is about the dependence of the media on the Acehnese people. Descriptive writing method that describes the phenomenon and impact of the influence of the mass media on the people of Aceh. So it can be seen to what extent the role of the mass media in influencing people's lives in Aceh.Dalam era digitalisasi yang memudahkan orang mengakses informasi, telah memberikan kesempatan besar bagi penikmat media yang memiliki ketergantungan terhadap media massa,  artinya bahwa seseorang tidak akan terlepas dari pengaruh dan peran media massa. Mulai dari awal menjalani aktivitas hingga mengakhiri aktivitas sehari-hari, selalu ingin melahap beragam informasi yang disuguhkan melalui media. Betapa media massa saat ini memiliki peran dan pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Ketergantungan terhadap media massa tidak terlepas dari keinginan memperoleh informasi terutama pada isu-isu tertentu yang disukai dan merupakan isu trending didalam sebuah kelompok masyarakat. Media massa begitu menjadi faktor penting terhadap perubahan budaya masyarakat Aceh terhadap berbagai gerak dinamisasi budaya dan lain sebagainya. Ketergantungan terhadap media massa inilah yang disebuat oleh Melvin L. DeFleur dan Sandra Ball Rokeach dengan teori ketergantungan efek media (dependenci theory). Teori ini memberikan penjelasan mengenai komunikasi massa dan pengaruhnya yang membantu menggambarkan apa, bagaimana, dan mengapa komunikasi massa ini terbentuk, salah satunya tentang ketergantungan media  pada masyarakat Aceh. Metode penulisan deskriptif  yang  mengambarkan fenomena dan dampak dari pengaruh media massa terhadap masyarakat Aceh. Sehingga dapat diketahui sejauh mana peran media massa dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat di Aceh.
PENGEMBANGAN DESA DIGITAL DALAM PELAYANAN PUBLIK DAN KEARSIPAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI GAMPONG REULET TIMUR Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Nurhafni Nurhafni; Mutammimul Ula; Ade Luky Setiawan; Asma Mauli Arpika
RAMBIDEUN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2022): Rambideun : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Al Muslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/pkm.v5i3.1468

Abstract

The development of digital-based smart villages in Indonesia can increase economic activity and productivity in rural areas. The implementation of digital village innovations is able to improve public services by utilizing technology, thus creating effectiveness and efficiency in providing services. However, not all villages can keep up with rapid technology developments. To overcome these problems, it is necessary to provide information technology infrastructure for villages. Currently, the government by using the village fund instrument has started to provide technological facilities and infrastructure to the village government. However, the existence of this equipment had not run optimally as a result of lack of knowledge and skills in information and technology, especially in the field of public services and archives. This service aimed to make village apparatus and residents familiar with technology and make filing easier for village officials. Furthermore, for the development of digital villages there will be training in introducing technology to residents. The results of this service facilitated village officials in administration and providing detailed information about village activities, assisting partners in accelerating services and disseminating information related to villages in all fields, especially in the administrative field.
PERAN BADAN REINTEGRASI DAMAI ACEH DALAM PROSES GENCATAN SENJATA, DEMOBILISASI, DAN REINTEGRASI DI ACEH Fakhrurrazi, -
Komunitas Vol 3, No 1 (2011): March 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i1.2288

Abstract

Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRDA) didirikan berdasarkan Nota Kesepahaman Helsinki yang ditandatangani 15 Agustus 2005, khususnya pasal 3.2 yang menyatakan tentang reintegrasi bekas anggota GAM. Beragam upaya reintegrasi telah dilakukan oleh pemerintah melalui pendekatan ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan. Namun beragam hambatan muncul dalam proses reintegrasi mantan anggota GAM serta dalam implementasi proses tersebut yang dikawal oleh BRDA.Menggunakan konsep analisis wacana, dalam penelitian ini, penulis berupaya menggambarkan peran BRDA dalam proses reintegrasi mantan anggota GAM kedalam masyarakat serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses tersebut. Hasil penelitan menunjukkan bahwa muncul berbagai hambatan dalam proses reintegrasi mantan anggota GAM yakni hambatan dalam bidang ekonomi; hambatan dalam bidang politik, hukum dan keamanan; serta hambatan dalam bidang sosial budaya. BRDA juga terlihat belum optimal dalam menangani proses reintegrasi, masih terdapat banyak kekurangan.Aceh Peace Reintegration Institution (APRI) was established based on Helsinki Memorandum of Understanding signed on August 15, 2005, especially article 3.2 states about reintegration of GAM (Freedom Aceh Movement) ex-combatant. Various reintegration efforts have been done by the overnment through economic, social, cultural, political, and security approaches. However, many obstacles appeared in the process of reintegration of ex GAM combatant, and in the management of this process by Aceh Peace Reintegration Institution (BRDA). Using the concept of discourse analysis, in this research, the author attempts to describe the role of BRDA in the reintegration process of GAM ex-combatant to adapt in society and how Aceh Peace Reintegration Institution as the authority board managing the reintegration process play its role. Using the concepts of conflict and integration, the study seeks to describe the process of reintegration of former GAM members into society and the obstacles encountered in the process of reintegration. Research results indicate that there were many obstacles in the process of reintegration of former GAM members, they are barriers in economic field; barriers in politics, law and security, barriers in social and cultural field. BRDA was also seen not optimal in dealing with the reintegration process, there are still many shortcomings.
RESISTENSI MASYARAKAT TERHADAP KAWASAN INDUSTRI MEDAN Sri Wahyuni; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Rakhmadsyah P Rangkuty; Saifuddin Saifuddin
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 9, No 1 (2023): Pengendalian Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v9i1.8687

Abstract

This research examines the resistance to the Medan Industrial Area (Case Study in Martubung, Medan Labuhan District, North Sumatra Province). The purpose of this study is to understand why there is resistance to the Medan industrial area and explain the forms of community resistance in the Medan industrial area. The method used is a qualitative research method with an ethnographic approach. Data analysis techniques by means of observation, interviews with informants who resist the installation of portals that will be released by the authorities or leaders. The foundation of the theory of James C. Scott. With the analysis technique carried out in May 2022 by conducting in-depth interviews, there were informants consisting of the Head of the Marutubung Environment, truck drivers and the surrounding community. The results of the study show that the resistance (resistance) carried out by the community has cons and pros for the release of the portal carried out by the Agency, therefore the portal has now been released but there must be traffic signs along Jalan Martubung. The conclusion of this study is that there is resistance by the community to the community without any physical violence.Penelitian ini mengkaji tentang Resistensi Terhadap Kawasan Industri Medan (Studi Kasus Di Martubung Kecamatan Medan Labuhan Provinsi Sumatera Utara). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami mengapa terjadinya resistensi terhadap kawasan industri medan dan menjelaskan tentang bentuk resistensi masyarakat di daerah kawasan industri medan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik analisis data dengan cara observasi, wawancara dengan informan yang melakukan perlawanan atas pemasangan portal yang akan dilepas oleh pihak penguasa atau pimpinan. Landasan teori James C. Scoot. Dengan teknik Analisis yang dilakukan pada bulan Mei 2022 dengan melakukan wawancara mendalam ada informan yang terdiri dari Kepala Lingkungan Marutubung, Supir truk dan Masyarakat sekitar. Hasil penelitian menunjukan bahwa resistensi (perlawanan) yang dilakukan masyarakat ada yang kontra dan pro atas pelepasan portal yang dilakukan oleh pihak Instansi maka dari itu portal sekarang sudah dilepaskan tetapi harus ada rambu-rambu lalu lintas di sepanjang Jalan Martubung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, adanya perlawanan yang dilakukan masyarakat ke masyarakat tanpa adanya kekerasan fisik.