Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search
Journal : JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE

Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Minat Wanita Usia Subur dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Puskesmas Kuala Bhee Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat Tahun 2022 Meutia Paradhiba; Eva Flourentina Kusumawardani; Perry Boy Chandra Siahaan; Firman Firdauz Saputra; Mardi Fadillah; Rubi Rimonda
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2515

Abstract

Menurut BKKBN, KB aktif di antara PUS tahun 2019 sebesar 62,5%, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 63,27%. Sementara target RPJMN yang ingin dicapai tahun 2019 sebesar 66%. Berdasarkan wawancara, data yang peneliti peroleh dari 10 ibu di puskesmas Kuala Bhee, 3 diantaranya mengatakan  tidak mengetahui dengan baik apa itu IUD keuntungan dan kerugiannya, 3 orang kurangnya dukungan suami dengan alasan karna mengganggu hubungan suami istri, dan 2 orang mengatakan karna baru sekali melahirkan atau baru memiliki satu anak, 2 orang lagi mengatakan agama tidak memperbolehkan menggunakan kontrasepsi, dikarenakan keluarga berencana dianggap menolak rezeki yang diberikan ( anak ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan minat wanita usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja Puskesmas Kuala Bhee Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat Tahun 2022. Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik atau survei analitik dengan pendekatan cross sectional, bersifat kuantitatif, sampel dalam penelitian ini adalah 96 wanita usia subur, tehnik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan rumus slovin dan cara pengumpulan data dengan membagikan kuisioner, Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 s/d 22 September 2022. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan wanita usia subur berada pada kategori cukup sebanyak 16 (21,6%) dengan hasil P value 0,502 >0,05,  paritas berada pada kategori tidak beresiko sebanyak 30 (81,1%) dengan hasil P value 0,341 >0,05, sikap berada pada kategori negatif sebanyak 20 (54,0%) dengan hasil P value 0,200 >0,05, dukungan suami pada kategori positif sebanyak 23 (62,2%) dengan hasil P value 0,000 <0,05, peran petugas kesehatan berada pada kategori negatif sebanyak 19 (51,3%) dengan hasil P value 0,390 >0,05. Dari hasil penelitian menunjukkan yang berhubungan adalah dukungan suami, sedangkan yang tidak berhungan adalah pengetahuan, paritas, sikap, peran petugas kesehatan. Diharapkan sebagai bahan masukan pada petugas kesehatan agar dilibatkan suami dalam memberikan konseling tentang alat kontrasepsi dalam rahim.Kata Kunci : Minat, Pengetahuan, Paritas, Sikap, Dukungan suami, Peran petugas kesehatan.According to the BKKBN, active family planning among PUS in 2019 amounted to 62.5%, a decrease from the previous year of 63.27%. Meanwhile, the RPJMN target to be achieved in 2019 is 66%. Based on the interviews, the data that the researcher obtained from 10 mothers at the Kuala Bhee health center, 3 of them could not speak properly about the advantages and disadvantages of an IUD, 3 people who supported the relationship on the grounds that it disturbed the relationship of the spouse, and 2 people who spoke because it was a new time. gave birth or just had one child, 2 more people said religion does not allow using contraception, because family planning rejects the provision given (children). This study aims to determine the factors related to the interest of women of childbearing age in using intrauterine contraceptives in the working area of the Kuala Bhee Public Health Center, Woyla District, West Aceh Regency, 2022. This type of research is observational analytic or analytic survey with cross sectional approach, quantitative in nature, the sample in this study was 96 women of childbearing age, the sampling technique was using the Slovin formula and the way of collecting data was by distributing questionnaires. This research was conducted on the 16th / d 22 September 2022. Results showed that the knowledge of women of childbearing age was in the sufficient category as much as 16 (21.6%) with a P value of 0.502> 0.05, parity was in the category of not at risk as much as 30 (81.1%) with a P value of 0.341. > 0.05, the attitude was in the negative category as much as 20 (54.0%) with a P value of 0.200> 0.05, husband's support in the positive category was 23 (62.2%) with a P value of 0.000 <0.05 , the role of health workers was in the negative category as many as 19 (51.3%) with a P value of 0.390> 0.05.  The results showed that what was related was husband's support, while what was not related was knowledge, parity, attitudes, and the role of health workers. It is hoped that as input for health workers, husbands will involve them in providing counseling about intrauterine contraceptives.Keywords: interests, knowledge, parity, attitudes, support from husbands, roles of health workers.
Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Tingkat Konsumsi Suplement Multivitamin Pada Mahasiswa di Kabupaten Sumenep Firman Firdaus Saputra; Eva Flourentina Kusumawardani; Mardi Fadillah; Meutia Paradhiba; Onetusfifsi Putra; Rubi Rimonda; Perry Boy Chandra Siahaan; Lukman Nurhakim; Nasrianti Syam
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2562

Abstract

Pandemi Covid-terjadi diseluruh dunia. Salah satu populasi yang memiliki risiko tinggi adalah remaja. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah paparan Covid-19 adalah dengan mengkonsumsi supplement multivitamin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor sosio demografi dan konsumsi supplement multivitamin pada mahasiswa di Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan google form dengan total responden yang mengisi kuesioner sebanyak 300 orang. Variable dependent yaitu konsumsi supplement multivitamin. Variable independent yaitu faktor sosio demografi (usia, jenis kelamin, Pendidikan terakhir orang tua, penghasilan bulanan keluarga, pekerjaan orang tua, lokasi tempat tinggal, sumber informasi). Data dianalisis menggunakan regresi logistic sederhana dan regresi logistic berganda. Faktor yang berhubungan dengan konsumsi supplement multivitamin yaitu usia (α 0.000; aOR 1.341), pekerjaan orang tua (α 0.100; aOR 0.729), Pendapatan bulanan keluarga (α 0.001; aOR 3.103) dan sumber informasi yang digunakan remaja untuk mencari informasi mengenai supplement multivitamin (α 0.009; aOR 2.585). Selama pandemic Covid-19 pemerintah perlu menjaga stabilitas harga dan menjaga stock multivitamin agar selalu tersedia dan dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat, hal ini karena selama pandemic Covid-19 berlangsung ekonomi masyarakat mengalami dampak yang cukup buruk sehingga menurunkan daya beli masyarakat termasuk remaja.Kata Kunci : Remaja, Sosiodemografi, Konsumsi, Suplement, Covid-19The pandemic of COVID-19 is happening all over the world. One population that has a high risk is teenagers. One of the efforts that can prevent exposure to Covid-19 is taking multivitamin supplements. This study determined the relationship between sociodemographic factors and consumption of multivitamin supplements in students in the Sumenep Regency. This study used a quantitative method with a cross-sectional approach. Data was collected using a google form with 300 respondents who filled out the questionnaire. The dependent variable was the consumption of multivitamin supplements. The independent variables were sociodemographic factors (age, gender, parents' last education, family monthly income, parents' occupations, location of residence, and sources of information). Data were analyzed using simple logistic regression and multiple logistic regression. Factors related to the consumption of multivitamin supplements were age (α 0.000; aOR 1.341), parents' occupation (α 0.100; aOR 0.729), and family monthly income (α 0.001; aOR 3.103), and sources of information used by adolescents to seek information about multivitamin supplements. (α 0.009; aOR 2.585). During the Covid-19 pandemic, the government needs to maintain price stability and maintain a stock of multivitamins so that they are always available and accessible to all people; this is because, during the Covid-19 pandemic, the community's economy has had a bad enough impact, reducing people's purchasing power, including teenagers.Keywords: teenagers, sociodemographic, consumption, supplement, Covid-19
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Karyawan Pada PT. Inti Mitra Sawit Lestari Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Risya Yoela Sinaga; Santy Deasy Siregar; Andry Simanullang; Perry Boy Chandra Siahaan; Meutia Paradhiba; Rubi Rimonda
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2387

Abstract

Sektor manufaktur adalah sebuah sektor yang jumlah kecelakaan kerjanya terbilang tinggi. Dimana yang diteliti ini memiliki tujuan agar bisa melakukan analisis terhadap faktor perilaku dan faktor lingkungan kerja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor perilaku dan faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi kecelakaan kerja karyawan dan menghindari kecelakaan kerja pada PT. Inti Mitra Sawit Lestari Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat. Penelitian ini menggunakan penelitian yang memiliki sifat secara analitik observasional, dimana pendekatannya adalah desain cross sectional study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden menunjukan bahwa dari 39 orang pekerja yang mempunyai perilaku pekerja beresiko. Menurut hasil uji Exact Fisher, nilai p value adalah 0,000 bisa diberikan simpulan jika ada kaitan antara perilaku pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja.Kata kunci: Kecelakaan kerja, perilaku, lingkungan kerja The manufacturing sector is one of the sectors with a high number of work accidents. This study aims to analyze behavioral factors and work environment factors that affect employee work accidents and avoid work accidents at PT. Inti Mitra Sawit Lestari Besitang District Langkat Regency. This research uses an observational analytical research with a cross-sectional study design approach. The results showed that out of 66 respondents showed that out of 39 workers who had worker behavior were at risk. According to the exact fisher test results, the p value is 0.000, it can be concluded that there is a relationship between the behavior of workers and the incidence of work accidents.Keywords: work accident, behavior, work environment
Evaluasi Sistem Surveilans HIV di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2018 Febriyanti Febriyanti; Eva Flourentina Kusumawardani; Meutia Paradhiba; Mardi Fadillah; Onetusfifsi Putra; Firman Firdauz Saputra; Perry Boy Chandra Siahaan; Rubi Rimonda; Nasrianti Syam
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2516

Abstract

Kasus HIV/AIDS terdapat hampir di semua negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini telah menulari seluruh lapisan masyarakat termasuk bayi dan anak-anak. Perlu adanya kegiatan surveilans rutin untuk melakukan pencatatan dan pelaporan sehingga dapat memonitoring jumlah kasus pada periode waktu tertentu. Kegiatan surveilans  HIV merupakan salah satu cara efektif untuk mengontrol penyebaran kasus HIV/AIDS. Tujuan penelitian: untuk memberikan gambaran evaluasi sistem surveilans HIV berdasarkan komponen sistem dan atribut surveilans di Puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Metode penelitian: jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepada petugas surveilans HIV di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dan Puskesmas sejumlah 24 Puskesmas menggunakan kuesioner. Hasil penelitian: berdasarkan komponen sistem surveilans 53,4% petugas surveilans HIV memiliki tingkat Pendidikan D-III Keperawatan dan 6,7% adalah D-I Keperawatan. Pengumpulan, pengisian formulir hingga alur pelaporan dianggap mudah, namun masih terdapat 66,7% terlambat dalam proses input data ke aplikasi SIHA. Proses analisis hanya dilakukan ditingkat Dinas Kesehatan, sedangkan ditingkat Puskesmas tidak. Sistem surveilans HIV di Kabupaten Blitar masih memerlukan perbaikan dalam pengumpulan data, analisis, ketersediaan pedoman surveilans HIV, dan perlunya peningkatan pengetahuan petugas terkait surveilans HIV.Kata Kunci: Surveilans, HIV/AIDS, Komponen, Sistem, PuskesmasCases of HIV/AIDS are found in almost all countries in the world, including Indonesia. This disease has infected all levels of society, including infants and children. There is a need for routine surveillance activities to record and report so that it can monitor the number of cases in a certain period of time. HIV surveillance is an effective way to control the spread of HIV/AIDS cases. The purpose of the study: to provide an overview of the evaluation of the HIV surveillance system based on the components of the surveillance system and attributes at the Puskesmas in the working area of the Blitar District Health Office. Research method: this type of research was a qualitative research with an evaluation study design. Data was collected by interviewing HIV surveillance officers at the Blitar District Health Office and 24 Puskesmas using a questionnaire. The results of the study: based on the components of the surveillance system, 53.4% of HIV surveillance officers had a D-III Nursing education level and 6.7% were D-I Nursing. Collection, filling out forms and reporting flow are considered easy, but there are still 66.7% late in the process of inputting data to the SIHA application. The analysis process is only carried out at the Health Office level, while at the Puskesmas level it is not. The HIV surveillance system in Blitar Regency still needs improvements in data collection, analysis, availability of HIV surveillance guidelines, and the need to increase staff knowledge regarding HIV surveillance. Keywords: Surveillance, HIV/AIDS, Components, Systems, Puskesmas
Evaluasi Sistem Surveilans HIV di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2018 Febriyanti Febriyanti; Eva Flourentina Kusumawardani; Meutia Paradhiba; Mardi Fadillah; Onetusfifsi Putra; Firman Firdauz Saputra; Perry Boy Chandra Siahaan; Rubi Rimonda; Nasrianti Syam
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2563

Abstract

Kasus HIV/AIDS terdapat hampir di semua negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini telah menulari seluruh lapisan masyarakat termasuk bayi dan anak-anak. Perlu adanya kegiatan surveilans rutin untuk melakukan pencatatan dan pelaporan sehingga dapat memonitoring jumlah kasus pada periode waktu tertentu. Kegiatan surveilans  HIV merupakan salah satu cara efektif untuk mengontrol penyebaran kasus HIV/AIDS. Tujuan penelitian: untuk memberikan gambaran evaluasi sistem surveilans HIV berdasarkan komponen sistem dan atribut surveilans di Puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Metode penelitian: jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepada petugas surveilans HIV di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dan Puskesmas sejumlah 24 Puskesmas menggunakan kuesioner. Hasil penelitian: berdasarkan komponen sistem surveilans 53,4% petugas surveilans HIV memiliki tingkat Pendidikan D-III Keperawatan dan 6,7% adalah D-I Keperawatan. Pengumpulan, pengisian formulir hingga alur pelaporan dianggap mudah, namun masih terdapat 66,7% terlambat dalam proses input data ke aplikasi SIHA. Proses analisis hanya dilakukan ditingkat Dinas Kesehatan, sedangkan ditingkat Puskesmas tidak. Sistem surveilans HIV di Kabupaten Blitar masih memerlukan perbaikan dalam pengumpulan data, analisis, ketersediaan pedoman surveilans HIV, dan perlunya peningkatan pengetahuan petugas terkait surveilans HIV.Kata Kunci: Surveilans, HIV/AIDS, Komponen, Sistem, PuskesmasCases of HIV/AIDS are found in almost all countries in the world, including Indonesia. This disease has infected all levels of society, including infants and children. There is a need for routine surveillance activities to record and report so that it can monitor the number of cases in a certain period of time. HIV surveillance is an effective way to control the spread of HIV/AIDS cases. The purpose of the study: to provide an overview of the evaluation of the HIV surveillance system based on the components of the surveillance system and attributes at the Puskesmas in the working area of the Blitar District Health Office. Research method: this type of research was a qualitative research with an evaluation study design. Data was collected by interviewing HIV surveillance officers at the Blitar District Health Office and 24 Puskesmas using a questionnaire. The results of the study: based on the components of the surveillance system, 53.4% of HIV surveillance officers had a D-III Nursing education level and 6.7% were D-I Nursing. Collection, filling out forms and reporting flow are considered easy, but there are still 66.7% late in the process of inputting data to the SIHA application. The analysis process is only carried out at the Health Office level, while at the Puskesmas level it is not. The HIV surveillance system in Blitar Regency still needs improvements in data collection, analysis, availability of HIV surveillance guidelines, and the need to increase staff knowledge regarding HIV surveillance.Keywords: Surveillance, HIV/AIDS, Components, Systems, Puskesmas
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pada Penjahit Ramin Taylor di Jalan Bengkel, Medan Vince Prima Waruwu; Perry Boy Chandra Siahaan; Hartono Hartono
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2318

Abstract

Kelelahan merupakan melemahnya kondisi fisik seorang pekerja penjahit yang dikarenakan oleh lama kerja, adanya beban kerja, usia, serta masa kerja. Gejala kelelahan kerja pada umumnya terjadi mulai dari tidak nyaman secara fisik hingga terasa sangat melelahkan secara fisik. Penelitian ini bertujuan supaya melihat apa aja faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan bekerja pada pekerja penjahit RaminTaylor di Jl. Bengkel No MM1 Pulo Brayan Bengkel Baru Medan. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti di penelitian tersebut yaitu dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional dan penelitian observasional analitik. Sampel di tempat penelitian ini yaitu seluruh pekerja sebanyak 35 responden dengan teknik total sampling semua pekerja sebanyak 35 orang menjadi sampel. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil bivariat adalah usia <35 tahun yang merasakan kelelahan sebesar 7 pekerja (58,3%) sementara usia ≥35 tahun sebesar 21 orang (100%) mengalami kelelahan. Jenis kelamin Laki-laki yang mengalami kelelahan sebesar 21 pekerja (87,5%), tidak merasakan kelelahan sebesar 3 pekerja (12,5%) sementara jenis kelamin perempuan yang merasakan kelelahan sebesar 9 pekerja (81,8%), sementara yang tidak mengeluhkan kelelahan sebesar 2 pekerja (18,2%). Status gizi lebih (IMT > 25) yang mengalami kelelahan sebanyak 9 orang (100%) sedangkan status gizi normal (IMT 18,5-25) yang mengeluhkan rasa lelah sebesar 21 pekerja (80,8%) serta yang tidak mengeluhkan rasa lelah sebesar 5 (19,2%).  Masa kerja Tidak Beresiko (<8 Tahun) yang merasakan kelelahan 6 pekerja (54,6%) serta yang tidak merasakan kelelahan sejumlah 5 pekerja (45,3%) sedangkan masa kerja Beresiko (>= 8 Tahun) yang mengalami kelelahan sebanyak 24 orang (100%).  Beban kerja ringan yang mengeluhkan rasa lelah sebesar 4 pekerja (50,0%) serta yang tidak mengeluhkan rasa lelah sebesar 4 orang (50,0%), sementara responde yang mengalami beban kerja berat merasakan kelelahan sebesar 26 (96.3%) juga yang tidak merasakan kelelahan sebesar 1 pekerja (3,7%). Lama kerja pekerja yang tidak lama yang mengeluhkan kelelahan sebesar 2 responden (66.7%) sedangkan yang tidak mengeluhkan kelelahan sebanyak 1 orang (33.3%), sementara lama kerja responden yang lama dan merasakan kelelahan sebesar 28 (87.5%) serta yang tidak mengeluhkan kelelahan sebesar 4 orang (12,5%). Dari hasil analis tersebut tidak memiliki hubungan antara jenis kelamin, status gizi dengan kelelahan  kerja pada penjahit Ramin taylor, sedangkan adanya persamaan antara beban kerja, usia, masa kerja, serta lama kerja dengan kelelahan kerja pada penjahit Ramin taylor.Kata Kunci: Kelelahan kerja, Usia, Masa kerja, Beban Kerja, dan Lama KerjaFatigue is the weakening of the physical condition of a tailor caused by the length of work, the workload, age, and years of service. Symptoms of work fatigue generally range from being physically uncomfortable to feeling very physically exhausting. This study aims to see what factors are associated with work fatigue on the RaminTaylor tailor workers on Jl. Workshop No. MM1 Pulo Brayan New Workshop Medan. The approach taken by the researchers in this study was to use a cross-sectional research design and analytical observational research. The sample in this research is all workers as many as 35 respondents with a total sampling technique of all workers as many as 35 people as samples. Data was collected through questionnaires and in-depth interviews. The results of the bivariate are age <35 years old who feel fatigue by 7 workers (58.3%) while age 35 years by 21 people (100%) experience fatigue. Gender Males who experience fatigue are 21 workers (87.5%), 3 workers do not feel fatigued (12.5%) while the female gender who feels fatigue is 9 workers (81.8%), while those who do not complained of fatigue by 2 workers (18.2%). Over nutritional status (BMI > 25) who experienced fatigue were 9 people (100%) while normal nutritional status (BMI 18.5-25) who complained of fatigue was 21 workers (80.8%) and those who did not complain of fatigue were 5 (19.2%). Work period Not at Risk (<8 Years) who feel fatigued 6 workers (54.6%) and who do not feel fatigue are 5 workers (45.3%) while working period at Risk (>= 8 Years) who experience fatigue are 24 people (100%). Light workloads that complain of fatigue are 4 workers (50.0%) and those who do not complain of fatigue are 4 people (50.0%), while respondents who experience heavy workloads feel tired of 26 (96.3%) also those who do not. feel fatigue by 1 worker (3.7%). There were 2 respondents (66.7%) who did not complain of fatigue for a long time, while the length of work of respondents who had long working hours and felt fatigue was 28 (87.5%) and those who did not complain of fatigue were as much as 28.5%. 4 people (12.5%). From the results of the analysis, there is no relationship between gender, nutritional status and work fatigue on tailor Ramin Taylor, while there are similarities between workload, age, length of work, and work fatigue on tailor Ramin Taylor.Keywords: Work Fatigue, Age, Years of Work, Workload, and Length of Work
Analisis Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam Upaya Pencegahan Penularan Virus Covid-19 di Tempat Kerja (Studi PT. Midas Multi Industri) Asina Br Sinaga; Rapael Ginting; Johannes Bastira Ginting; Perry Boy Chandra Siahaan; Onetusfifsi Putra; Mardi Fadilah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2826

Abstract

Penyakit Covid-19 menjadi bahaya kerja baru bagi pekerja, dalam penanggulangan bahaya penyebaran Covid-19 ditempat kerja pemerintah melalui Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/3/HK.04/III/2020, dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 mengarahkan agar adanya integrasi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ditempat kerja dengan K3 perusahaan. Dalam penerapan protokol kesehatan ditempat kerja masih ditemukan berbagai pelanggaran. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan dan mengidentifikasi SMK3 dan pelaksanaan protokol kesehatan ditempat kerja PT. Midas Multi Industri. SMK3 dan program K3 PT. Midas Multi Industri sudah dirancang sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 ditempat kerja, pekerja yang melanggar beberapa aturan yang diberikan disebabkan tidak terbiasa dengan penetapan budaya baru dilingkungan kerja. PT. Midas Multi Industri perlu melakukan sosialisasi lebih mendalam kepada pekerja dan menetapkan sanksi terhadap pelanggaran aturan protokol kesehatan ditempat kerja.Kata kunci: SMK3, K3,Covid-19, Protokol KesehatanThe Covid-19 disease has become a new work hazard for workers, in overcoming the danger of spreading Covid-19 in the government's workplace through Circular Letter of the Minister of Manpower Number M/3/HK.04/III/2020, and Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number HK.01.07 /MENKES/328/2020 directs the integration of the Covid-19 prevention health protocol in the workplace with the company's K3. In the application of health protocols in the workplace, various violations are still found. The study was conducted using qualitative-descriptive research methods, the purpose of this study was to describe and identify SMK3 and the implementation of health protocols in the workplace of PT. Midas Multi Industries. SMK3 and PT. Midas Multi Industries has been designed in accordance with health protocols to prevent the spread of Covid-19 in the workplace, workers who violate some of the given rules are not accustomed to establishing a new culture in the work environment. PT. Midas Multi Industries need to conduct more in-depth socialization to workers and set sanctions for violations of health protocol rules in the workplace. Keywords: SMK3, K3, Covid-19, Health Protocol.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Pada Pengrajin Kayu Di Jalan Pahlawan Kecamatan Medan Perjuangan Yosephin Putri C Manalu; Junita Sitorus; Santy Deasy Siregar; Firman Firdauz Saputra; Eva Flourentina Kusumawardani; Perry Boy Chandra Siahaan
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2780

Abstract

Industri kayu merupakan industri untuk memenuhi kebutuhan manusia diantaranya industri daur ulang kayu bekas(kusen, pintu, dan jendela) yang memiliki resiko kecelakaan kerja. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Pada Pengrajin Kayu Jalan Pahawan, Penelitian ini menggunakan desain studi crosssectional dengan jumlah responden 50 dan menggunakan metode kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat hubungan terhadap kecelakaan kerja  variabel usia   dengan nilai p=0,064 > (α = 0,05),  masa kerja  nilai  p=.722,  pendidikan dengan nilai p=.336. Hasil penelitian menyatakan adanya hubungan antara lingkungan kerja dengan kecelakaan kerja dengan nilai-p 0.018 <0.05 dan prilaku tidak aman memiliki hubungan atau pengaruh terhadap kecelakaan kerja dengan nilai-p 0.018 <0.05. Kondisi tidak aman memiliki hubungan dengan kecelakaan kerja. Tempat kerja yg tidak penuhi standard dan prasyarat kesehatan dan keselamatan kerja bisa menyebabkan penurunan daya produksi dan produktifitas.Kata Kunci :Prilaku, Kondisi, Kecelakaan Kerja The wood industry is an industry to meet human needs, including the furniture industry, as well as the used wood recycling industry (frames, doors, and windows) which have the risk of work accidents. The purpose of this study was to determine the factors that influence work accidents on wood craftsmen at Jalan Pahawan. This study used a cross sectional study design with 50 respondents and used a cross sectional study design. Results Based on the research, there is no relationship with work accidents with the age variable p value = 0.064 > (α = 0.05), working period p = .722, education with p = .336. The results of the study stated that there was a relationship between the work environment and work accidents with a p-value of 0.018 <0.05 and behavior had no relationship or influence on work accidents with a p-value of 0.018 <0.05. Unsafe conditions have a relationship with work accidents. Workplaces that do not meet occupational health and safety standards and prerequisites can lead to a decrease in production power and productivity.Keywords: Behavior, Condition and Work Accident
Faktor Keluarga Ibu Terhadap Rerata Berat Bayi Lahir Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga di Indonesia (Analisis Data Ifls 5) Onetusfifsi Putra; Rubi Rimonda; Mardi Fadillah; Eva Flourentina Kusumawardani; Perry Boy Chandra Siahaan; Firman Firdauz Saputra; Meutia Paradhiba
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2800

Abstract

Salah satu indeks yang dapat menggambarkan maternal (ibu), kematian bayi dan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat adalah Berat Bayi Lahir. Pada tahun 2013 UNICEF angka BBLR di Indonesia mencapai angka 10,2 persen. Penelitian ini bertujuan untuk efek interaksi antara karakteristik rumah tangga dengan lingkungan terhadap rata-rata berat bayi lahir di Indonesia. Sebuah study srossectional dilakukan dengan melakukan analisis data survei dari IFLS 5 di Indoensia. Variabel yang diukur adalah berat bayi lahir, kemiskinan, sanitasi, pekerjaan, dan pendidikan. Data di analisis secara univariat dan multivariat dengan regresi linear ganda. Hasil analsiis dalam penelitian ini didapatkan bahwa Pendidikan dan pekerjaan merupakan factor risiko terhadap rerata berat bayi lahir. Sedangkan pendidikan merupakan faktor dominan terhadap rata-rata berat bayi lahir pada keluarga. Oleh karena itu, perbaikan pendidikan merupakan salah satu upaya dalam memperbaiki dan mengoptimalkan bert bayi lahir di Indonesia.Kata Kunci: Berat badan lahir, pendidikan, status bekerja, faktor ibuOne of the indices that described of maternal mortality, infant mortality, and the welfare of a community was birth weight. In 2013, according to UNICEF that rate of low birth weight LBW in Indonesia was 10.2 percent. This study aimed to examine the effect of maternal factors like  household and neighborhood characteristics on average birth weight in Indonesia. A cross-sectional study was conducted by analyzing survey data from IFLS 5 in Indonesia. Variables measured were birth weight, poverty, sanitation, anemia, working status, and education. Data was analyzed univariately and multivariately with multiple linear regression. The results of the analysis in this study found that education and occupation are risk factors for average birth weight, while education was the dominant factor for average birth weight in families. Therefore, improving education is one of the efforts in improving and optimizing the birth weight of babies in IndonesiaKeywords: Birth weight, education, working status, maternal
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita Di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Eva Ellya Sibagariang; Johannes Bastira Ginting; Andry Simanullang; Dheanissa Syalwa Khabija Irawan; Herlina Natalina Hutasoit; Ayu Sibagariang; Meutia Paradhiba; Rubi Rimonda; Perry Boy Chandra Siahaan
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2781

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) salah satu penyakit yang menyebabkan kematian pada kelompok balita. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita. Jenis penelitian ini adalah anilitik deskritif dengan desain cross sectional. Pengolahan data menggunakan teknik purposive sampling dan uji chi-square. Hasil analisis 77 sampel dengan mayoritas 45 balita (58,4%) dengan status gizi baik, 50 balita (64,9%) dengan imunisasi lengkap, 63 balita (81,8%) terpapar asap rokok, 52 balita (67,5%) ) keluarga berpenghasilan rendah, dan 58 anak balita (75,3%) jumlah anggota keluarga yang tidak memenuhi syarat. Analisis bivariat menunjukkan bahwa pendapatan berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita, dengan nilai p 0,015, dan jumlah anggota keluarga berkorelasi signifikan dengan kejadian ISPA pada balita, dengan nilai p 0,019. Ada 2 faktor yang berhubungan, yaitu faktor pendapatan dan jumlah anggota keluarga.Kata Kunci: Faktor Kejadian ISPA, BalitaAcute Respiratory Infection (ARI) is one of the disease that causes death in the under-five group. This study aims to analyze the factors associated with the incidence of ARI in children under five. The type of this research is descriptive analytic with cross sectional design. Data processing used purposive sampling technique and chi-square test. The results of the analysis of 77 samples with the majority of 45 toddlers (58.4%) with good nutritional status, 50 toddlers (64.9%) with complete techniques, 63 toddlers (81.8%) exposed to cigarette smoke, 52 toddlers (67.5%) ) ) ) the number of family members is low, and 58 children under five (75.3%) the number of family members who do not meet the requirements. Bivariate analysis showed that it was associated with the incidence of ARI in children under five, with a p-value of 0.015, and the number of family members significantly correlated with the incidence of ARI in under-fives, with a p-value of 0.019. There are 2 related factors, namely the income factor and the number of family members.Keywords: Factors for the incidence of ARI, Toddlers
Co-Authors Abdul Wahab Agung Nugroho Andry Simanullang Andry Simanullang Ayu Sibagariang Bara Mega Nawawi Buenita Buenita Buenita Sinurat Devita Butar Butar Dewi Novina Sukapiring Dheanissa Syalwa Khabija Irawan Diah Ayu Souchi Eka Lolita Eliyanti Pakpahan Eka Lolita Eliyanti Pakpahan Elisa Christy Simanjuntak Elvia Grace Damanik Eva Ellya Sibagariang Eva Flourentina Kusumawardani Eva Flourentina Kusumawardani Eva Flourentina Kusumawardani Febriyanti Febriyanti Firman Firdauz Saputra Grace Silvany Purba Gunarto Sinaga Hamidah Rizki Hartono Hartono Hartono Hartono Herbert Wau Herlina Natalina Hutasoit Hiswani Hiswani Imanuel Sibero Johannes Bastira Ginting Junaita Lambuena Br Sitorus Junita Sitorus Laila Apriani Hasanah Harahap Laila Apriani Hasanah Harahap Lisa Kristin Karolina Zendrato Zendrato Lukman Nurhakim Mafe Robbi Simanjuntak Mafe Robbi Simanjuntak Mardi Fadilah Mardi Fadillah Margaretha Febrina Br Ginting Margaretha Febrina Ginting Mariana Natalie Bangun Masryna Siagian Meutia Paradhiba Meutia Paradhiba NASRIANTI SYAM Nasrianti Syam Nurbaity Situmorang Nurul Wahyuni Onetusfifi Putra Onetusfifsi Putra Pahala J Simangunsong Pahala Maringan J Simangunsong Putranto Manalu Putri Yunita Pane Rafael Ginting Rahayu Lubis Rapael Ginting Ridho Afriansyah P Rihan Wirda Asdani Risya Yoela Sinaga Rubi Rimonda Rubi Rimonda Rubi Rimonda Santy Deasy Siregar Suharsih Sylvira Rianda Tariana Ginting Tarianna Ginting Victor Trismanjaya Hulu Vince Prima Waruwu Yosephin Putri C Manalu Yuna Asima Ria Lumban Gaol