Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search
Journal : JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja di Lingkungan Kerja RSU Royal Prima Tahun 2021 Johannes Bastira Ginting; Devita Butar Butar; Elvia Grace Damanik; Nasrianti Syam; Eva Flourentina Kusumawardani; Perry Boy Chandra Siahaan
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2805

Abstract

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering di jumpai di lingkungan kerja, dimana kebisingan tersebut dapat menyebabkan gangguan psikologis serta stres kerja. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional studi untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel independen dan dependen yang diukur, dinilai dan diteliti dalam waktu bersamaan untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan dengan stres kerja di lingkungan kerja RSU Royal Prima. Sebanyak 35 orang pekerja di RSU Royal Prima(7 April - 7 Mei) di bagian (genset, laundry, sanitasi), yang mengalami stres kerja rendah sebanyak 2 orang (5.7%), pekerja yang mengalami stres kerja sedang sebanyak 27 orang (77.1%), dan yang mengalami stres kerja tinggi sebanyak 6 orang (17.1%), dengan rata-rata kebisingan di tiga titik tersebut adalah 98,96 dBA. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, p value (0.004) < 0,05 yang artinya ada hubungan antara kebisingan dengan stres kerja.Kata kunci: Kebisingan, Stres Kerja, Keselamatan KerjaNoise is one of the physical hazards that are often encountered in the work environment, where the noise can cause psychological disorders and work stress. This research is observational analytic with cross sectional study approach to see the causal relationship between independent and dependent variables measured, assessed and researched at the same time to determine the relationship of noise intensity with work stress in the working environment of RSU Royal Prima. A total of 35 workers at RSU Royal Prima (7 April - 7 May )in the section (genset, laundry, Sanitation), who experienced low work stress as many as 2 people (5.7%), workers who experienced moderate work stress as many as 27 people (77.1%), and who experienced high work stress as many as 6 people (17.1%), with an average noise in the three points is 98.96 dBA. Based on the results of statistical tests using chi- square, p value (0.004) < 0.05 which means there is a relationship between noise and work stress.Keywords: Noise, Work stress, Work safety
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi Sistolik Terisolasi : SCOPING REVIEW Ridho Afriansyah P; Rafael Ginting; Herbert Wau; Perry Boy Chandra Siahaan; Onetusfifi Putra; Mardi Fadillah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2782

Abstract

Kejadian hipertensi sistolik terisolasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya masih menjadi kajian riset yang perlu ditangani dengan cepat untuk menekan angka kejadiannya yang saat ini terus meningkat. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi sistolik terisolasi. Penelitian ini menggunakan metode scoping review untuk melihat, mengakumulasi dan mensitesis hasil penelitian terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi sistolik terisolasi. Kriteria inklusi pada studi ini adalah artikel yang terbit pada journal database terindeks PubMed, Google Scholar, Elsevier dalam Bahasa Inggris, dengan desain Cross-sectional, Case control, dan Cohort. Jurnal terbit dalam rentang tahun 2018 – 2022 dan 16 artikel yang memenuhi kriteria inklusi tersebut. Dari hasil pencarian 637 artikel dari 3 database (Google scholar, elsevier dan pubmed ) dimana 108 diantaranya merupakan artikel terduplikat dan dikeluarkan. Sebanyak 529 artikel yang tersisa dikeluarkan artikel yang tidak sesuai dengan inklusi sebanyak 517 artikel sehingga terdapat 12 artikel yang relevan dan dilakukan review serta dianalisis menggunakan aplikasi NVIVO-12 Plus. Analisis menunjukkan bahwa umur, merokok, konsumsi alkohol, diet rendah garam, aktivitas fisik dan indeks massa tubuh merupakan faktor- faktor dominan yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi sistolik terisolasi. Tingginya faktor resiko kejadian hipertensi sistolik terisolasi dikarenakan peningkatan tekanan darah sistolik yang terjadi sejalan dengan proses penuaan, kebiasaan merokok ≥5 bungkus/tahun, konsumsi alkohol ≥100 gram/hari, konsumsi garam yang melebihi 6 gram/hari, kurangnya aktivitas fisik dan indeks massa tubuh yang berlebih. Penderita hipertensi sistolik terisolasi sangat rentan terkena penyakit kardiovaskular. Kejadian hipertensi sistolik dapat dicegah dengan melakukan aktivitas fisik seperti melakukan pekerjaan rumah, berolahraga seperti lari pagi atau sore, senam aerobik dan berenang dengan intensitas 21 menit/hari dapat menurunkan tekanan darah hingga 4-9 mmHg. Unutk pencegahan selanjutnya ialah dengan menghindari konsumsi alkohol serta merokok, menjaga asupan konsumsi garam tidak melebihi 6 gram dalam sehari dan menjaga indeks massa tubuh.Kata Kunci: faktor risiko, hipertensi sistolik terisolasi, tekanan darah sistolik The incidence of isolated systolic hypertension and the factors influence still a research study that needs to be addressed quickly to reduce the incidence rate which is currenly increasing. The purpose of this study was to examine the factors that influence incidence of isolated systolic hypertension. This study uses the scoping review method to view, accumulate and synthesize the results of previous studies on the factors incidence of isolated systolic hypertension. Inclusion criteria in this study were articles published in indexed journal databases PubMed, Google Scholar, Elsevier in English, with a cross-sectional design, case control and cohort. Journal published in the range of 2018 – 2022 and 16 articles that meet the inclusion criteria. The search results 637 articles from 3 databases (Google Scholar, Elsevier and Pubmed) of which 108 are duplicate articles and were removed. The remaining 529 articles were excluded from the inclusion of 517 articles, so there were 12 relevant articles which were reviewed and analyzed using the NVIVO-12 Plus application. The analysis shows that age, smoking, alcohol consumption, low salt diet, physical activity and body mass index are the dominant factors that influence the incidence of isolated systolic hypertension. The high risk factors for isolated systolic hypertension are due to an increase in systolic blood pressure that occurs in line with the aging process, smoking habits 5 packs/year, alcohol consumption ≥100 grams/day, salt consumption that exceeds 6 grams/day, lack of physical activity and mass index excess body. Patients with isolated systolic hypertension are very susceptible to cardiovascular disease. The incidence of systolic hypertension can be prevented by doing physical activities such as doing homework, exercising such as running in the morning or evening, aerobic exercise and swimming with an intensity of 21 minutes/day can reduce blood pressure by 4-9 mmHg. For further prevention is to avoid alcohol consumption and smoking, maintain salt intake not to exceed 6 grams a day and maintain body mass index.Keywords: risk factor, isolated systolic hypertension, systolic blood pleasur
Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Pemberian Vaksin Rabies dalam Upaya Pengendalian Penyakit Rabies di Kabupaten Limapuluh Kota Mardi Fadillah; Meutia Paradhiba; Onetusfifsi Putra; Eva Flourentina Kusumawardani; Firman Firdauz Saputra; Perry Boy Chandra Siahaan; Rubi Rimonda
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2796

Abstract

Rabies merupakan salah satu permasalahan kesehatan secara global yang bersifat zoonosis dengan Case Fatality Rate (CFR) 100%. Pada umumnya rabies ditemukan di negara-negara berkembang terutama di Asia dan Afrika. Upaya pengendalian rabies dapat dilaksanakan jika cakupan vaksinasi tercukupi khususnya di daerah endemik rabies. Pemberian vaksin rabies terhadap Hewan Penular Rabies (HPR) merupakan salah satu upaya yang sangat penting dilakukan masyarakat khususnya pemilik HPR. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian vaksin rabies terhadap HPR. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner terstruktur serta wawancara langsung dengan total responden sebanyak 90 orang. Variabel dependent pada penelitian ini yaitu praktik pemberian vaksin pada HPR. Variabel independent yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lokasi tempat tinggal, kegunaan HPR, jumlah dan jenis HPR, pengetahuan, status pemeriksaan kesehatan HPR, himbauan dinas kesehatan/kepala desa, dan mengikuti penyuluhan. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik sederhana dan regresi logistik berganda. Faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian vaksin rabies yaitu lokasi tempat tinggal (α=0.013; OR=4.05; 95%CI=1.34-12.30) dan status pemeriksaan kesehatan HPR (α=0.000; OR=10.29; 95%CI=3.09-34.65). Dalam penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang bermakna terhadap variabel usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, jenis HPR, dan himbauan petugas kesehatan/kepala desa dan mengikuti penyuluhan.Kata Kunci: Rabies, Vaksinasi, Praktik, Kab. Limapuluh KotaRabies is a global health problem and zoonotic with case fatality rate (CFR) of 100%. Rabies is commonly found in developing countries, especially in Asia and Africa. Rabies control efforts can be implemented if vaccination coverage is sufficient, especially in rabies endemic areas. Rabies vaccination for rabies-transmitting animals is one of the most important measures taken by the public, especially rabies-transmitting animals owners. The aim of this study was to determine the factors associated with the practice of rabies vaccination for rabies-transmitting animals. This study used a cross sectional approach. Data were collected using structured questionnaires and direct interviews with a total of 90 respondents. The dependent variable in this study was the practice of vaccination for rabies-transmitting animals. The independent variables were age, gender, education, occupation, location of residence, use of rabies-transmitting animals, number and type of rabies-transmitting animals, knowledge, rabies-transmitting animals health checks status, appeals from the health office/village head, and attending counseling. Data were analyzed using simple logistic regression and multiple logistic regression tests. Factors associated with rabies vaccination were location of residence (α=0.013; OR=4.05; 95%CI=1.34-12.30) and rabies-transmitting animals health check status (α=0.000; OR=10.29; 95%CI=3.09-34.65). In this study, there was no significant association between the variables of age, gender, education, occupation, knowledge, type of rabies-transmitting animals, appeal of health workers/village head, and attending counseling.Keywords: Rabies, Vaccination, Practice, Limapuluh Kota District
Evaluasi Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Dinas Kesehatan Kota Surabaya Berdasarkan Pendekatan Sistem Eva Flourentina Kusumawardani; Mardi Fadillah; Laila Apriani Hasanah Harahap; Firman Firdauz Saputra; Meutia Paradhiba; Onetusfifsi Putra; Nasrianti Syam; Perry Boy Chandra Siahaan; Rubi Rimonda
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2978

Abstract

Pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan tujuan untuk melindungi terhadap penyakit Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) sampai usia anak sekolah. Latar belakangnya adalah ketika anak memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan BIAS di Sekolah Dasar (SD/MI sederajat) di Kota Surabaya, menunjukkan masih ada sekolah yang belum mengikuti pelaksanaan BIAS. Tujuan penelitian yaitu deskripsi program BIAS di Dinas Kesehatan Kota Surbaya. Rancang bangun penelitian ini adalah penelitian evaluasi berdasarkan pendekatan sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara kepada responden menggunakan kuisioner dan observasi. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh melalui studi dokumen atau arsip data surveilans imunisasi yang ada di Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Laporan kegiatan BIAS dilaporkan secara berjenjang sesuai sumber data (dari Puskesmas) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan analisis dan interpretasi data untuk kebutuhan program imunisasi. Dinas Kesehatan Kota Surabaya melalui unit Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan pintu pertama dalam alur pengolahan dan analisa data. Adapun prioritas masalah yang dianggap harus segera selesaikan adalah ketersediaan Buku Rapor Kesehatan Anak Sekolah, sebagai media pencatatan hasil skrining kesehatan pada anak sekolah yang didalamnya terdapat variabel imunisasi. serta edukasi tentang status kesehatan anak sekolah. Adanya perubahan jadwal serta penambahan jenis imunisasi dalam program BIAS, maka diperlukan pencatatan dan pelaporan status imunisasi anak sekolah yang tertata.  Komitmen kuat lintas program dan lintas sektor dalam semua lini masyarakat agar angka kematian akibat penyakit PD31 menurun.Kata kunci: bulan imunisasi anak sekolah, buku rapor kesehatan anak sekolah, pencatatan, pelaporan, imunisasiThe government organizes School  Immunization Month (BIAS) to protect against immunization-preventable diseases  (PD3I) up to school age. The background is that when children reach primary school age,  the level of immunity acquired in childhood decreases. Based on the results of the evaluation of the implementation of BIAS in primary schools (SD/MI equivalent) in the city of Surabaya, it showed that there are still schools that have not observed the implementation of BIAS. The purpose of the study was to describe the BIAS program in Surabaya City Health Office. The design of this study was an evaluation study based on a systems approach, consisting of input, process and output. Primary data  was collected by interviewing the respondents through questionnaires and observation. At the same time, secondary data collection was obtained from Surabaya City Health Office document surveys or blood surveillance data archive. BIAS activity reports were submitted according to the data source (from  Puskesmas) to the district/municipal health committee, after which the district/municipal health committee analyzes and interprets the data for the needs of the expenditure program. Surabaya City Health Office  Health Information System and#40;SIKand#41; the unit was the first door to the flow of data processing and analysis. The main problem, which was considered  immediately solvable, was the availability of the health report book of schoolchildren as a means of recording the results of the health examinations of schoolchildren, which contained certain variables. and education about the health status of school children. There were changes in the schedule and the addition of sports to the BIAS program,  the status of  caregivers in the school had to be fixed and reflected appropriately. Strong commitment to programs and  sectors in all sectors of society to reduce PD31 mortality.Key Word: school child immunization month, school children health report card book, recording, reporting, immunizations
Gambaran Pelaksanaan Surveilans HIV di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 Eva Flourentina Kusumawardani; Meutia Paradhiba; Mardi Fadillah; Onetusfifsi Putra; Firman Firdauz Saputra; Perry Boy Chandra Siahaan; Rubi Rimonda; Laila Apriani Hasanah Harahap; Nasrianti Syam
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2977

Abstract

Kasus HIV/AIDS terdapat hampir di semua negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini telah menulari seluruh lapisan masyarakat termasuk bayi dan anak-anak. Perlu adanya kegiatan surveilans rutin untuk melakukan pencatatan dan pelaporan sehingga dapat memonitoring jumlah kasus pada periode waktu tertentu. Kegiatan surveilans  HIV merupakan salah satu cara efektif untuk mengontrol penyebaran kasus HIV/AIDS. Tujuan penelitian: untuk memberikan gambaran evaluasi sistem surveilans HIV berdasarkan komponen sistem dan atribut surveilans di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian: jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepada petugas surveilans HIV di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sejumlah 3 orang menggunakan kuesioner. Hasil penelitian: berdasarkan komponen sistem surveilans 66,7% petugas surveilans HIV memiliki tingkat Pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat peminatan epidemiologi dan 33,3% adalah S2 Kesehatan Masyarakat. Pengumpulan, pengisian formulir hingga alur pelaporan dianggap mudah, dan tidak mengalami keterlambatan dalam proses input data ke aplikasi SIHA. Proses analisis hanya dilakukan ditingkat Dinas Kesehatan, sedangkan ditingkat Puskesmas tidak. Sistem surveilans HIV di Kabupaten/Kota di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur masih memerlukan perbaikan dalam analisis, ketersediaan pedoman surveilans HIV, dan perlunya peningkatan pengetahuan petugas terkait surveilans HIV.Kata Kunci: Surveilans, HIV/AIDS, Komponen, SistemHIV/AIDS cases exist in almost every country worldwide, including Indonesia. This disease has affected all segments of society, including infants and children. Regular surveillance activities are needed to record and report cases, enabling the monitoring of the number of cases over specific periods of time. HIV surveillance is an effective method to control the spread of HIV/AIDS cases. The aim of this study was to provide an evaluation of the HIV surveillance system based on its components and surveillance attributes in the East Java Provincial Health Office. This qualitative study employed an evaluation study design. Data collection involved interviews with three HIV surveillance officers in the East Java Provincial Health Office, using a questionnaire. The results of the study revealed that 66.7% of the HIV surveillance officers possessed a bachelor's degree in Public Health with a specialization in epidemiology, while 33.3% held a master's degree in Public Health. The data collection, form completion, and reporting processes were considered easy, with no delays in inputting data into the SIHA application. The analysis process was only conducted at the Provincial Health Office level and not at the Primary Health Center level. The HIV surveillance system in the districts and cities within the jurisdiction of the East Java Provincial Health Office still requires improvement in terms of analysis, availability of HIV surveillance guidelines, and the need for increased knowledge among surveillance officers regarding HIV surveillance..Keywords: Surveillance, HIV/AIDS, Components, Systems
Analisis Masalah Kesehatan Program Pencegahan Penyakit HIV/AIDS Di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2018 Febriyanti Febriyanti; Eva Flourentina Kusumawardani; Agung Nugroho; Meutia Paradhiba; Mardi Fadillah; Onetusfifsi Putra; Laila Apriani Hasanah Harahap; Firman Firdauz Saputra; Perry Boy Chandra Siahaan; Rubi Rimonda; Nasrianti Syam
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3334

Abstract

HIV/AIDS adalah masalah serius di Kabupaten Blitar dengan lonjakan kasus AIDS pada tahun 2017 (120 kasus) dibandingkan 2016 (160 kasus). Meski HIV mengalami penurunan, cakupan pengobatan ARV rendah (33,75% pada 2016 dan 50% pada 2017) karena kejenuhan dan persepsi kesembuhan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan data dari Dinas Kesehatan Blitar (2014-2017) dan wawancara pemegang program HIV. Temuan menunjukkan prioritas kesehatan lain seperti hipertensi, diabetes, gangguan mental, kanker serviks, tuberkulosis dan demam berdarah. Demam berdarah dan HIV/AIDS adalah masalah utama menurut kriteria Urgency, Seriousness, Growth (USG). Diperlukan komitmen dalam memberikan konseling sebelum ARV, melibatkan Pengawas Minum Obat dan tenaga kesehatan untuk memperbaiki pengendalian ARV.Kata kunci: HIV/AIDS, Blitar, ARV, StigmaHIV/AIDS was a significant concern in Blitar District, with a surge in AIDS cases in 2017 (120 cases) compared to 2016 (160 cases). Although HIV experienced a decline, the ARV treatment coverage remained low (33.75% in 2016 and 50% in 2017) due to both treatment fatigue and the perception of recovery. This research utilized a descriptive method with data obtained from Blitar District Health Office (2014-2017) documents and interviews with HIV program managers. Findings revealed other health priorities such as hypertension, diabetes, mental disorders, cervical cancer, tuberculosis, and dengue fever. Dengue fever and HIV/AIDS were identified as the primary concerns based on Urgency, Seriousness, Growth (USG) criteria. Commitment to counseling before ARV treatment is necessary, involving Drug Adherence Supervisors and healthcare professionals to enhance ARV treatment control.Keywords: HIV/AIDS, Blitar, ARV, Stigma
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Layanan Jaminan Kesehatan Nasional Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Bagan Batu Tahun 2022 Junaita Lambuena Br Sitorus; Perry Boy Chandra; Pahala Maringan J Simangunsong
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3316

Abstract

Kepuasan pasien adalah harapan pasien yang dihasilkan dari kegiatan tenaga kesehatan sebagai akibat pemberian pelayanan kesehatan selama berinteraksi dengan pasien dalam upaya memberikan pelayanan. Pemenuhan kepuasan pasien terhadap layanan Jaminan Kesehatan Nasional di Ruang Rawat Inap Puskesmas bagan batu merupakah hal yang penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional yang diberikan di ruang rawat inap Puskesmas Bagan Batu. Penelitian ini menggunakan metodologi analitik cross-sectional dan dengan strategi pengambilan sampel stratified random sampling dengan jumlah responden 92 orang. Peneliti menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square untuk analisis data. Temuan penelitian ini menunjukkan (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan pasien berdasarkan kehandalan dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan di Puskesmas Bagan Batu dengan P-Value (0,0366) < 0,05. (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan pasien berdasarkan daya tanggap dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan di Puskesmas Bagan Batu dengan P-Value (0,0058) < 0,05. (3) Tidak terdsapat hubungan yang signifikan antara kepuasan pasien berdasarkan bukti fisik dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan di Puskesmas Bagan Batu dengan P-Value (0,92) > 0,05. (4) Terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan pasien berdasarkan empaty dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan di Puskesmas Bagan Batu dengan PValue (0,0059) < 0,05. Berdasarkan hal tersebut diatas maka Puskesmas Bagan Batu diharapkan lebih memperhatikan pelayanan yang ditawarkan untuk mencapai tingkat kepuasan pasien yang lebih maksimal.Kata kunci: Kepuasan Pasien, JKN, PuskesmasPatient satisfaction is the patient's expectations resulting from the activities of health workers as a result of providing health services while interacting with patients in an effort to provide services. Fulfillment of patient satisfaction with the National Health Insurance service in the Inpatient Room of the Bagan Batu Health Center is an important thing. The purpose of this study was to determine the variables that affect patient satisfaction with the National Health Insurance services provided in the inpatient ward of the Bagan Batu Health Center. This study used a cross-sectional analytic methodology and a stratified random sampling strategy with 92 respondents. The researcher used univariate and bivariate analysis with chi square test for data analysis. The findings of this study indicate (1) There is a significant relationship between patient satisfaction based on reliability with the level of importance and satisfaction level at the Bagan Batu Health Center with P-Value (0.0366) <0.05. (2) There is a significant relationship between patient satisfaction based on responsiveness with the level of importance and satisfaction level at the Bagan Batu Health Center with P-Value (0.0058) <0.05. (3) There is no significant relationship between patient satisfaction based on physical evidence and the level of importance and satisfaction level at the Bagan Batu Health Center with P-Value (0.92) > 0.05. (4) There is a significant relationship between patient satisfaction based on empathy with the level of importance and satisfaction level at the Bagan Batu Health Center with P-Value (0.0059) <0.05. Based on the above, the Bagan Batu Health Center is expected to pay more attention to the services offered to achieve a maximum level of patient satisfaction.Keywords: Patient Satisfaction, JKN, Puskesmas
Co-Authors Abdul Wahab Agung Nugroho Andry Simanullang Andry Simanullang Ayu Sibagariang Bara Mega Nawawi Buenita Buenita Buenita Sinurat Devita Butar Butar Dewi Novina Sukapiring Dheanissa Syalwa Khabija Irawan Diah Ayu Souchi Eka Lolita Eliyanti Pakpahan Eka Lolita Eliyanti Pakpahan Elisa Christy Simanjuntak Elvia Grace Damanik Eva Ellya Sibagariang Eva Flourentina Kusumawardani Eva Flourentina Kusumawardani Eva Flourentina Kusumawardani Febriyanti Febriyanti Firman Firdauz Saputra Grace Silvany Purba Gunarto Sinaga Hamidah Rizki Hartono Hartono Hartono Hartono Herbert Wau Herlina Natalina Hutasoit Hiswani Hiswani Imanuel Sibero Johannes Bastira Ginting Junaita Lambuena Br Sitorus Junita Sitorus Laila Apriani Hasanah Harahap Laila Apriani Hasanah Harahap Lisa Kristin Karolina Zendrato Zendrato Lukman Nurhakim Mafe Robbi Simanjuntak Mafe Robbi Simanjuntak Mardi Fadilah Mardi Fadillah Margaretha Febrina Br Ginting Margaretha Febrina Ginting Mariana Natalie Bangun Masryna Siagian Meutia Paradhiba Meutia Paradhiba NASRIANTI SYAM Nasrianti Syam Nurbaity Situmorang Nurul Wahyuni Onetusfifi Putra Onetusfifsi Putra Pahala J Simangunsong Pahala Maringan J Simangunsong Putranto Manalu Putri Yunita Pane Rafael Ginting Rahayu Lubis Rapael Ginting Ridho Afriansyah P Rihan Wirda Asdani Risya Yoela Sinaga Rubi Rimonda Rubi Rimonda Rubi Rimonda Santy Deasy Siregar Suharsih Sylvira Rianda Tariana Ginting Tarianna Ginting Victor Trismanjaya Hulu Vince Prima Waruwu Yosephin Putri C Manalu Yuna Asima Ria Lumban Gaol