Rini Nur Hasanah
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 92 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH BOMBARDIR PARTIKEL BERMUATAN PADA PERMUKAAN PLAT MENGGUNAKAN HVDC Dandhi Tri Laksono; Mochammad Dhofir; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada buku skripsi ini menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh bombardir partikel bermuatan pada permuakaan plat menggunakan HVDC. Data yang diambil dalam pengujian ini berupa, tegangan korona (Uc) dan tegangan tembus (Ud), serta berupa gambar plat dengan perbesaran sampai partikel dengan menggunakan alat scanning electron microscope (SEM). Setiap satu kali pengukuran dilakukan pergantian elektroda plat guna untuk melihat mikrostruktur permukaan plat akibat pengaruh bombardir partikel bermuatan. Setiap hasil pengujian dilakukan analisis untuk mengetahui besar energi kinetik partikel bermuatan. Pada penelitian ini dilakukan metode pengujian meliputi pengujian pengaruh bombardir dengan polaritas positif dan jarak sela 3 cm didapatkan tegangan 25kV, 25,20kV, 25,80kV, 26,20kV, 27kV memiliki energi kinetik 0,2260eV, 0,2277eV, 0,2333eV, 0,2369eV, 0,244eV. pengujian pengaruh bombardir dengan polaritas positif dan jarak sela 5 cm didapatkan tegangan 28,54kV, 29,35kV, 30,70kV, 33,10kV, 41kV memiliki energi kinetik 0,1998eV, 0,2055eV, 0,2149eV, 0,2317eV, 0,2870eV. pengujian pengaruh bombardir dengan polaritas negatif dan jarak sela 3 cm didapatkan tegangan 22,30kV, 22,40kV, 23,20kV, 23,80kV, 25,90kV memiliki energi kinetik 0,2016eV, 0,2026eV, 0,2098eV, 0,2152eV, 0,2342V.pengujian pengaruh bombardir dengan polaritas negatif dan jarak sela 5 cm didapatkan tegangan 29,17kV, 29,75kV, 32,75kV, 33,74kV, 40kV memiliki energi kinetik 0,2042eV, 0,2083eV, 0,2293eV, 0,2362eV, 0,28eV . Hasil dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa kenaikan secara linier terjadi pada energi kinetik partikel bermuatan (Ek) dari tegangan korona mulai muncul sampai tegangan tembus. Hal ini dikarenakan semakin besar tegangan maka kecepatan elektron semakin besar dan semakin besar pula energi kinetik partikel bermuatan. Selain itu, untuk hasil pengujian kawat pada polaritas positif hasil gambar pada mikrostruktur permukaan plat memiliki bentuk gambar banjiran muatan yang sedikit dan memiliki ukuran diameter lebih besar. pada polaritas negatif hasil gambar mikrostruktur permukaan menunjukkan banjiran muatan lebih banyak dan memiliki ukuran diameter lebih kecil. Kata kunci: Energi kinetik partikel bermuatan, efek bombardir, Polaritas tegangan, scanning electron microscope(SEM) ABSTRACT                     In this thesis book describes the results of research on the effect of bombardment of charged particles on plate peluakaan using HVDC. The data taken in this test are the corona (Uc) and translucent (Ud) stresses, as well as the plate drawing with magnification to the particles using a scanning electron microscope (SEM) device. Every single measurement is done the replacement of plate electrode in order to see plate surface microstructure due to the effect of bombarded charged particles. Each test result is analyzed to find out the magnitude of kinetic energy of charged particles. In this research, the test method includes testing the effect of bombardment with positive polarity and spacing of 3 cm obtained 25kV, 25,20kV, 25,80kV, 26,20kV, 27kV have kinetic energy 0,2260eV, 0,2277eV, 0,2333eV, 0.2369eV, 0.244eV. testing the effect of bombardment with positive polarity and spacing of 5 cm obtained voltage 28,54kV, 29,35kV, 30,70kV, 33,10kV, 41kV have kinetic energy 0,1998eV, 0,2055eV, 0,2149eV, 0,2317eV, 0 , 2870eV. testing the effect of bombardment with negative polarity and spacing of 3 cm obtained voltage 22.30kV, 22,40kV, 23,20kV, 23,80kV, 25,90kV having kinetic energy 0,2016eV, 0,2026eV, 0,2098eV, 0,2152eV , 0,2342V. The test of bombarding effect with negative polarity and 5 cm spacing is obtained voltage 29,17kV, 29,75kV, 32,75kV, 33,74kV, 40kV have kinetic energy 0,2042eV 0,2083eV 0,2293eV, 0.2362eV, 0.28eV. The result of the research has been found that the linear rise occurs in the kinetic energy of charged particles (Ek) from the corona voltage begins to appear until the voltage breaks. This is because the greater the voltage the greater the electron velocity and the greater the kinetic energy of charged particles. In addition, for the test results of the wire on the positive polarity of the image on the plate surface microstructure has the shape of the image flooded a little and has a larger diameter size. on the negative polarity of the surface microstructural image shows more flood load and has smaller diameter size.Keywords: Kinetic energy of charged particles, bombardment effects, voltage polarity, scanning electron microscope (SEM).
ANALISIS ARUS BOCOR ISOLATOR POS SILICONE RUBBER 20 kV PADA KONDISI KERING DAN BASAH Mukti Friyan Aditama; Moch. Dhofir; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isolator pos berbahan silicone rubber adalah isolator dengan bahan penyusun yang belum banyak digunakan, pada pemasangannya isolator ini lebih banyak dipasang di ruang terbuka sehingga dapat terpengaruh oleh lingkungan. Misalnya pengaruh dari kelembaban, air hujan, sambaran petir, suhu, radiasi ultraviolet dan lainnya. Dalam penelitian ini dibahas analisis pengaruh tegangan dan pembasahan terhadap nilai arus bocor pada isolator pos silicone rubber. Tegangan uji yang digunakan antara 10 kV sampai 30 kV dengan variasi tegangan 5 kV dan digunakan empat variasi intensitas pembasahan. Pada pengujian ini didapatkan data berupa nilai arus bocor pada dua kondisi yaitu, kering dan basah. Yang nanti data hasil pengujian akan dibandingkan  antara kondisi kering dengan intensitas pembasahan rendah sampai tinggi. Pada kondisi basah semakin tinggi tingkat pembasahan dan tegangan, nilai arus bocor yang dihasilkan naik secara tidak linear.  Arus bocor yang melewati permukaan isolator pos silicon rubber dapat menyebabkan rugi-rugi daya. Kata kunci: intensitas pembasahan, arus bocor, silicon rubber.
Rancang Bangun Sistem Pengereman Regeneratif untuk Mengisi Baterai Arizky Erwinsyah H.; n/a Soeprapto; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Untuk meningkatkan efisiensi sepeda listrik, dibutuhkan sistem pengereman regeneratif untuk menggantikan sistem pengereman mekanik karena pengereman regeneratif dapat mengubah energi kinetik yang akan dibuang menjadi panas melalui kampas rem menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk mengisi baterai.Untuk merealisasikan alat ini, dibutuhkan sepeda, mesin arus searah tanpa sikat, penyearah 3 fasa tak terkontrol, boost converter, baterai, dan kontroler. Besar torsi pengereman pada mesin dipengaruhi oleh besar arus keluaran dari mesin tersebut. Sistem pengereman regeneratif ini dikendalikan dengan suatu mikrokontroler yang akan mengubah-ubah nilai dutycycle pada boost converter agar nilai arus masukan boost converter yang selalu berbanding lurus terhadap nilai arus keluaran mesin dapat berubah sesuai keinginan.Berdasarkan hasil pengujian didapatkan energi rata-rata sebesar 0,0048360 Wh untuk kecepatan awal 30 km/jam dan 0,0100300 Wh untuk kecepatan awal 40 km/jam dengan beban inersia mesin saja.Kata kunci: Pengereman regeneratif, mesin arus searah tanpa sikat, penyearah, boost converter, kontroler, baterai, sepeda.
PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA DAN MOTOR DC TANPA SIKAT SEBAGAI PENGGERAK KIPAS ANGIN Ditza Pasca Irwangsa; Unggul Wibawa; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat rumah tangga yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat menunjang kebutuhan hidup baik kebutuhan primer maupun sekunder. Sebagian besar alat rumah tangga menggunakan tenaga listrik. Sehingga diperlukan adanya sebuah ide untuk peningkatan efisiensi daya dari peralatan rumah tangga guna menekan pemborosan energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi daya dari motor penggerak   kipas angin. Metode merancang dan merangkai motor induksi satu fasa dan juga motor dc tanpa sikat menyerupai seperti rangkaian kipas angin dengan tambahan rangkaian pengatur tegangan AC dan juga DC. Pengambilan data primer daya masukan pada motor induksi satu fasa dan juga motor dc tanpa sikat, putaran baling – baling kipas dari setiap daya keluaran. Kemudian hasil pengkuran dari data primer akan digunakan untuk menghitungnilai efisiensi dari setiap motor. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Motor dc tanpa sikat dapat menghasilkan putaran sebesar 4989 RPM dibandingkan dengan motor induksi satu fasa yang hanya menghasilkan putaran sebesar 1670 RPM pada teganan masukan maksimal dari masing-masing motor listrik. Motor dc tanpa sikat memiliki kenaikan nilai torsi yang linier dibandingkan dengan motor induksi satu fasa yang kenaikan nilai torsinya bersifat fluktuatif pada setiap tegangan masukan yang diatur. Hasil dari perhitungan efisiensi daya dari masing-masing motor menunjukan bahwa motor dc tanpa sikat adalah motor yang paling efisien digunakan sebagai penggerak kipas angin dengan nilai efisiensi rata-rata yaitu 94,22% dibandingkan dengan motor induksi satu fasa yang hanya memiliki efisiensi rata-rata yaitu 86,74%. Kata Kunci: daya, efesiensi, motor induksi, motor dc tanpa sikat, kipas angin. ABSTRACT In the current era of modern industry, the needs for proper household appliance is indispensable to be able to support the needs of both primary and secondary needs. Most household appliances use electric power. So, it is necessary to have an idea to increase the quality and number of productions of household appliances with economical production cost and also the price of sale is affordable. The purpose of this research is to know the power efficiency of the fan drive motor. The method of designing and arranging single-phase induction motors as well as DC motors with no brushes resembles that of a fan circuit with additional AC and DC voltage regulator sets. Primary data retrieval of input power on single phase induction motors and also DC brushless motor, round propeller – fan propeller from each output power. Then the result of the ignition from the primary data will be used to calculate the efficiency of each motor. The results of the study showed that the brushless DC Motor could generate a rotation of 4989 RPM compared to a single-phase induction motor that only resulted in a round of 1670 RPM on the maximum input power of each electric motor. The DC brushless motor has a linear torque increase compared to a single-phase induction motor that increases the value of its values is volatile at each set input voltage. The result of the calculation of power efficiency of each motor indicates that the DC motor without a brush is the most efficient motor used as a fan drive with an average efficiency value of 97,89% compared with the induction motor One Phase that only has an average efficiency of 96,28%. Keyword: power, efficiency, induction, motor, brushless dc, fan
RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI KONVERTER DC-DC UNIVERSAL Muhammad Ghilmanuddin S.; n/a Soeprapto; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem kendali konverter DC-DC adalah salah satu alat uji praktikum untuk mahasiswa yang ada laboratorium di Elektronika Daya Univesitas Brawijaya. Alat uji ini berfungsi sebagai konverter yang dapat merubah tegangan searah dengan nilai tertentu menjadi tegangan searah dengan nilai yang lainnya. Agar konverter dapat bekerja dengan baik, dibutuhkan induktor, kapasitor, saklar elektronik, dan sistem kendali saklar elektronik. Pada penelitian ini dirancang dan dibahas sistem kendali konverter DC-DC universal yang dapat mengendalikan beberapa macam konverter DC-DC (buck converter, boost converter, buck boost converter), penyusuaian dan perhitungan komponen yang ada di laboratorium maupun yang ada di pasaran, dan pengujiannya menggunakan metode PWM dan PFM dengan menggunakan saklar elektronik berupa SCR dan MOSFET, dan kemudian hasilnya dibandingkan. Dari hasil pengujian karakteristik efisiensi pada metode PWM lebih tinggi daripada metode PFM.Kata kunci : Chopper, PFM, PWM, SCR, MOSFET, konverter DC-DC.
PENINGKATAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DENGAN RELOKASI SECTIONALIZER PADA PENYULANG PUJON MENGGUNAKAN METODE BAT ALGORITHM DAN CUCKOO SEARCH ALGORITHM Wildan Alfi Syahri; Hadi Suyono; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi Listrik merupakan kebutuhan primer masyarakat saat ini sehingga diperlukan penyediaan energi listrik dengan tingkat keandalan yang baik. Peningkatkan nilai keandalan pada jaringan distribusi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti peletakan sectionalizer dan penambahan pembangkit terdistribusi. Indeks keandalan yang umum digunakan antara lain SAIFI, SAIDI, dan CAIDI. Indeks keandalan tersebut dapat dihitung berdasarkan frekuensi kegagalan dan durasi gangguan yang terjadi dalam satu tahun. Tingkat keandalan dinyatakan lebih baik apabila nilai dari SAIFI, SAIDI, dan CAIDI lebih kecil dari kondisi sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi penempatan terbaik sectionalizer pada Penyulang Pujon yang terhubung dengan pembangkit terdistribusi. Metode yang digunakan adalah bat algorithm dan cuckoo search algorithm menggunakan software Matlab R2016b. Penyulang Pujon disuplai dari Gardu Induk Sengkaling, Penyulang ini memiliki 8 buah sectionalizer yang tersebar disepanjang saluran. Kondisi eksisting Penyulang Pujon menunjukkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) sebesar 7,2355 kali/tahun, 21,4085 jam/tahun, dan 2,9588 jam/tahun. Berdasarkan hasil penelitian kondisi penambahan pembangkit terdistribusi (wind turbine) menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi eksisting, hal ini ditunjukkan dengan turunnya nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) menjadi 6,6209 kali/tahun, 19,5527 jam/tahun, dan 2,9532 jam/tahun. Namun dikarenakan hasilnya belum memenuhi standar PLN maka dilakukan relokasi sectionalizer pada Penyulang Pujon dengan relokasi 13 sectionalizer dan penambahan pembangkit terdistribusi. Menggunakan metode bat algorithm didapatkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) sebesar 6,44 kali/tahun, 19,2473 jam/tahun, dan 2,9887 jam/tahun dengan waktu eksekusi ± 16 detik sedangkan untuk metode cuckoo search algorithm didapatkan nilai indeks keandalan (SAIFI, SAIDI, dan CAIDI) sebesar 6,428 kali/tahun, 19,1662 jam/tahun, dan 2,9817 jam/tahun dengan waktu eksekusi ± 153 detik. Berdasarkan hasil diatas didapatkan metode cuckoo search algorithm memiliki hasil terbaik dibandingkan dengan bat algorithm tetapi untuk waktu eksekusi bat algorithm lebih cepat dibandingkan dengan cuckoo search algorithm. Kata kunci: sectionalizer, keandalan, pembangkit terdistribusi, bat algorithm, cuckoo search algorithm ABSTRACT Electricity energy is a necessity for the people today, so it is necessary to provide electricity that has a good level of reliability. Increasing the value of reliability can be done in several ways such as relocation sectionalizers and adding distributed generations. Both methods can increase the reliability index on the distribution network. Reliability index commonly used include SAIFI, SAIDI, and CAIDI. The reliability index can be calculated based on the failure rate and average outage time that occurs in one year. The level of reliability is stated to be better if the values ​​from SAIFI, SAIDI, and CAIDI are smaller than the previous conditions. This research aimed to determined the placement of sectionalizer in Pujon feeder that connected with distributed generation. The method used are Bat Algorithm and Cuckoo Search Algorithm using matlab R2016b software.Pujon feeder is supplied from Sengkaling Substation, this feeder has 8 sectionalizers spread along the canal. The existing condition of Penyulang Pujon shows the reliability index values ​​(SAIFI, SAIDI, and CAIDI) of 7.2355 times / year, 21.4085 hours / year, and 2.9588 hours / year. Based on the results of the research, the condition of the addition of distributed generation (wind turbine) shows better results compared to the existing conditions, this is indicated by the decrease in the reliability index (SAIFI, SAIDI, and CAIDI) to 6.6209, times / year, 19,5527 hour / year, and 2,9532 hours / year. However, because the results do not meet PLN standards, relocation of sectionalizers is carried out on Pujon Feeders by relocating 13 sectionalizers and adding distributed generation. Using the bat algorithm method, the reliability index values ​​(SAIFI, SAIDI, and CAIDI) were 6.44 times / year, 19.2473 hours / year, and 2.9887 hours / year with ± 16 seconds execution time while the cuckoo search algorithm method the value of the reliability index (SAIFI, SAIDI, and CAIDI) was 6.6428 times / year, 19.1662 hours / year, and 2.9817 hours / year with ± 153 seconds. Based on the above results, the cuckoo search algorithm method has the best results compared to the bat algorithm, but for bat algorithm execution time is faster than the cuckoo search algorithm. Keywords: sectionalizer, reliability, distributed generation, bat algorithm, cuckoo search algorithm
ANALISIS DISTRIBUSI THERMAL PADA STRIP BIMETAL DENGAN FERROFLUID PADA RELAY BEBAN LEBIH MENGGUNAKAN FEMM 4.2 Bimo Ardiansyah; Mochammad Dhofir; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini membahas tentang sebuah model thermal overload relay yang menggunakan bahan tambahan pada konstruksi strip bimetalnya, yaitu menggunakan cairan magnet atau yang biasa disebut ferrofluid. Penggunaan ferrofluid ini bertujuan untuk meningkatkan respon thermal strip bimetal agar lebih akurat dan lebih cepat saat terjadi distribusi thermal. Percobaan distribusi thermal pada strip bimetal dilakukan pada waktu pemanasan tertentu, yaitu dalam waktu 300 detik, 360 detik, 420 detik, 480 detik, 540 detik, dan 600 detik melalui FEMM 4.2 dengan perpindahan thermal secara konveksi. Metode yang digunakan yaitu membuat perbandingan antara strip bimetal yang menggunakan ferrofluid sebagai penghantar thermal dan strip bimetal tanpa ferrofluid atau udara sebagai penghantar thermal dari sumber panas ke strip bimetal. Diketahui bahwa ferrofluid memiliki konduktivitas thermal sebesar 0,6501 W/(M°K) sedangkan konduktivitas thermal udara sebesar 0.026 W/(M°K). Dengan demikian, pada percobaan ini diperoleh hasil bahwa strip bimetal yang menggunakan ferrofluid sebagai penghantar thermal memiliki respon thermal yang lebih baik daripada strip bimetal yang menggunakan udara sebagai pemghantar thermalnya. Kata kunci: Thermal Overload Relay, Strip Bimetal, Ferrofluid, FEMM 4.2.   ABSTRACT This journal discusses a thermal overload relay model that uses additives in the construction of bimetallic strips, namely using magnetic fluids or commonly called ferrofluid. The use of ferrofluid aims to improve thermal response of bimetallic strip to be more accurate and faster when thermal distribution occurs. Thermal distribution experiments on bimetallic strip were carried out at certain heating times, namely within 300 seconds, 360 seconds, 420 seconds, 480 seconds, 540 seconds, and 600 seconds through FEMM 4.2 with convection thermal transfer. The method used is to make a comparison between the bimetallic strip using ferrofluid as a thermal conductor and the bimetallic strip without ferrofluid or air as a thermal conductor from the heat source to the bimetal strip. It is known that ferrofluid has a thermal conductivity of 0.6501 W / (M ° K) while thermal conductivity of air is 0.026 W / (M ° K). Thus, in this experiment the results showed that the bimetallic strip using ferrofluid as thermal conductor had a better thermal response than the bimetallic strip which used air as its thermal conductor. Keywords: Thermal Overload Relay, Strip Bimetal, Ferrofluid, FEMM 4.2.
RANCANG BANGUN PENGASUT MOTOR INDUKSI TIGA FASA HUBUNG STAR-DELTA (Y-Δ) OTOMATIS BERBASIS ARDUINO Hery Aprianto; Hery Purnomo; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 6 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Metode pengasutan Y-Δ digunakan untuk mengurangi arus asut pada saat pengasutan. Berdasarkan pengalaman pada pelaksanaan praktikum, hal yang menjadi permasalahan adalah kurang fleksibelnya penggunaan metode konvensional dalam melakukan pengasutan. Permasalahan lain yang juga penting yaitu gangguan yang tak terduga dapat saja terjadi. Dari masalah tersebut maka pada penelitian ini akan dibuat suatu pengasut motor induksi hubung Y-Δ otomatis untuk memudahkan jalannya praktikum yang dilengkapi dengan pengaman fasa tak seimbang untuk memproteksi motor induksi yang digunakan. Komponen dari alat ini terdiri dari rangkaian catu daya yang berfungsi memberi suplai tegangan pada mikrokontroler dan peralatan elektronik lainnya. Mikrokontroler terhubung pada driver relay dan LCD sebagai output dan keypad serta sensor arus sebagai input. Metode pengasutan dipilih menggunakan keypad dan rele akan mengalirkan tegangan dari sumber satu fasa ke kontak kontaktor sehingga kontaktor aktif dan mehubungkan sumber tiga fasa ke motor sesuai dengan metode yang dipilih. Saat tanpa beban lonjakan arusnya sebesar 13,2A kemudian turun hingga 1,92A, kemudian untuk berpindah sambungan ke Δ sebesar 10,6A dan turun hingga 2,88A. Sedangkan saat berbeban lonjakan arus awal sebesar 13,8A kemudian turun hingga 2,6A, kemudian saat berpindah sambungan ke Δ sebesar 11A dan turun hingga 3,4A. Dengan metode DOL didapatkan lonjakan arus sebesar 20A saat tanpa beban dan 20,4A saat berbeban. Kecepatan perpindahan sambungan dari Y ke Δ tanpa beban 430ms, sedangkan saat berbeban 442ms. Ketika terjadi ketidakseimbangan arus antar fasa maka secara otomatis proteksi akan memutuskan sambungan dari sumber ke motor.Kata kunci: motor induksi, pengasutan Y-Δ, sistem proteksii.ABSTRACT The method of starting Y-Δ is used to reduce the starting current at startup. Based on experience on the implementation of the lab, the problem is the lack of flexibility in using conventional methods to start. Another problem that is also important that unexpected disturbance can happen. From this problem, in this research will be made an initiator of induction motor Y-h automatic link to facilitate the course of a practicum equipped with unbalanced phase protection to protect the induction motor used. Components of this tool consists of a series of power supply that serves to provide voltage supply to the microcontroller and other electronic equipment. Microcontroller connected to the relay driver and LCD as output and keypad and current sensor as input. The starting method chosen using the keypad and the relay will pass the voltage from a single phase source to the contactor contacts so that the contactor is active and connect the three phase source to the motor according to the method chosen. When no load current surge of 13.2A then down to 1.92A, then to move the connection to Δ of 10.6A and down to 2.88A. Meanwhile, when the burden of the initial current surge of 13.8A then down to 2.6A, then when switching the connection to Δ of 11A and down to 3.4A. With the DOL method, the current spikes are 20A at no load and 20.4A when loaded. Connection switching speed from Y to Δ no load 430ms, while loaded 442ms. When an imbalance occurs between phases then automatically protection will disconnect from the source to the motor.Keywords: induction motor, starting Y-Δ, protection system
Studi Pengaruh Non-Induktif Koil Tipe Solenoid Terhadap Efisiensi Energi pada Generator Gas Hydroxy dengan Penerapan Sumber Arus Pulsa Train Ansyaruddin Rahmatdiansyah; n/a Wijono; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Generator Gas Hydroxy merupakan alat yang digunakan sebagai tempat proses elektrolisis air. Alat ini terbuat dari 5 pasang elektroda berbentuk tabung konsentris dengan jarak sela 1 mm. Pada penelitian ini, energi listrik DC yang digunakan untuk kerja alat adalah Arus Pulsa Train berfrekuensi tinggi. Perangkat keras pembangkit pulsa train yang dirancang memiliki perbedaan nilai frekuensi envelope yang diukur dengan nilai frekuensi envelope yang diharapkan. Namun demikian, alat ini telah diberikan batasan penggunaan nilai frekuensi envelope untuk menghindari kesalahan pengujian dengan nilai persentanse yang besar. Pada rangkaian listrik ditambahkan komponen induktor eksternal bernama Non-induktif Koil yang berbentuk solenoid. Koil ini dibuat dengan menggunakan teknik bifilar winding. Pada setiap pengujian digunakan koil dengan jumlah lilitan bervariasi. Variasi lilitan yang digunakan, yaitu 20 lilitan, 40 lilitan, 60 lilitan dan 100 lilitan. Setiap pengujian lilitan koil juga digunakan penerapan variasi nilai frekuensi pulsa train yang berbeda (5 kHz – 40 kHz).Kata Kunci— generator gas hydroxy, elektrolisis, pulsa train, non-induktif koil, bifilar winding
PENGARUH PERBEDAAN JENIS LAMPU TERHADAP EFIKASI CAHAYA, FAKTOR DAYA, DAN BIAYA ENERGI LISTRIK PADA BANGUNAN RUMAH TANGGA Rizqi Wahyu Rahmariadi; Unggul Wibawa; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya penghematan energi listrik adalah dengan meningkatkan kualitas daya listrik, khususnya untuk penerangan rumah tangga. Tiap jenis lampu memiliki efikasi cahaya, faktor daya, daya listrik, dan biaya listrik yang berbeda-beda. Lampu yang paling sering digunakan untuk penerangan rumah tangga adalah lampu pijar dan compact fluorescent lamp (CFL). Kemudian muncul teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) yang memiliki banyak kelebihan. Pada penulisan tugas akhir ini akan membahas perbandingan efikasi cahaya, faktor daya, dan biaya energi listrik dari ketiga jenis lampu. Setelah dilakukan perhitungan dan analisis dapat diketahui untuk efikasi cahaya Kpijar = 23, 816 lm/watt, KCFL = 59,494 lm/watt, KLED = 280,528 lm/watt. Untuk faktor daya cosφpijar = 0,9725; cosφCFL = 0,6809; cosφLED = 0,8694. Untuk biaya energi listrik lampu pijar Rp. 190.077,66 ; CFL Rp. 133.013,82 ; lampu LED Rp. 127.015,00. Dalam jangka waktu 10 tahun pada lampu CFL didapatkan penghematan biaya sebesar 30,03% dan pada lampu LED sebesar 33,18%.Kata Kunci : lampu, faktor daya, biaya energi listrik, efikasi cahaya,
Co-Authors Abdi Pandu Kusuma Ahmad Fajar Robiyanto Alief Aulia Pradika Wijaya Alief Nasruddin Amir Fahmi Andrian Dwiputro Andy Surya Adi Ansyaruddin Rahmatdiansyah Arif Resnu Putra Ariq Kusuma Wardana Arizky Erwinsyah H. Banu Hermawan Yuditya Berry Bustan Bastian Bimo Ardiansyah Bobby Pratama Chandra Wiharya Cita Rahiim Tama Claudio Bryllian Adam Z. Danang Dwi Andaru Dandhi Tri Laksono Derry Putranugraha Devanda Antonius Y. R. Dhofir, Mochammad Didik Rahadi Santoso Dimas Diar Aidi Ditza Pasca Irwangsa Dodit Suprianto Duta Narendratama Eka Maulana Erwan Aryanto Erya Septy Dwi Wardhani Fadhil Ilma Fairuz Milkiy Kuswa Faiz Yusky Ahlian Fitra Rahmat Indyanto Galuh Prawestri Citra Handani Habriansyah Basta Nugraha Harfin Pratama Haris Altamira Harry Soekotjo Dachlan Hery Aprianto Hery Purnomo Indah Permata Sari Safti Irfan Aditya Primanto Ivan Pascal Al Ghafiky Izzul Islam Putra Nusantara Jacob Jonas Rikumahu Jeki Saputra Johanis Tupalessy Khairudin Syah Khoirul Herman Pambudi Koko Sasmito Kristo Radion Purba Lalu Riza Aliyan Liza Putri Dafroni Lunde Ardhenta M. Arie Hendro Tri Hartomo M. Azis Muslim M. Aziz Muslim M. Dhia Ul Falah Markus D. Letik Moch. Dhofir Mochammad Muchlis Triwahyudi Mohamad Najib Priyo Prakoso Mohammad Salman Abdurrohim Mu'ammar Faris L. Muchammad Ali Muhammad Ghilmanuddin S. Muhammad Rahmatullah Al-Qaedi Muhammad Ridho Ansyari Muhammad Sholikhin Muhammad Syarifuddin Anshor Muhammad Syukri Abdul Jalil Mukti Friyan Aditama Muslimin Muslimin n/a Hariyono n/a Soeprapto n/a Wijono Nadhea Primasetya Nico Gautama Ginting Pausta Yugianus Pegy Lestari Pieter S. Tatipikalawan Purnomo Budi S. Rakhmad Ramadhan Ramadhani Kurniawan Subroto Rendy Ardiansyah Ridhwan Athaya P. Rifka Agustina Kusuma Pratiwi Rizki Tirta Nugraha Rizky Adhiputra Wallad Rizqi Taufiqurrahman Rizqi Wahyu Rahmariadi Septian Kevin Aditama Shidiq, Mahfudz Sigi Syah Wibowo Sintha Dwiferma Br Sinurat Suci Imani Putri Surya Adi Purwanto Suyono, Hadi Teguh Utomo Tri Nurwati Ullin Dwi Fajri A. Unggul Wibawa Victor Andrean Wahyu Nur Firdausy Wijono Wijono Wildan Alfi Syahri Wiwied Putra Perdana Yosep Agus Pranoto