Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN ECENG GONDOK TERFERMENTASI DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN ITIK PEDAGING JENIS HIBRIDA UMUR 30 – 45 HARI Luqman Sumarsono; M. Farid Wadjdi; Badat Muwakhid
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 2, No 1 (2020): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.99 KB) | DOI: 10.33474/rekasatwa.v2i1.6370

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan eceng gondok terfermentasi dalam pakan terhadap performan itik pedaging jenis hibrida umur 30 – 45 hari.  Penelitian di laksanakan di desa Bangelan Kecamatan wonosari Kabupaten Malang.  Menggunakan metode Percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 4 ulangan.  Perlakuan terdiri atas 5 ransum yang berbeda tingkat penggunaan eceng gondok terfermentasi (EGTF) yaitu 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata - rata jumlah konsumsi pakan P0 = 1881,25a g/ekor. ; P1 = 1900,00 ab g/ekor. ; P2 = 1918,75 abc g/ekor. ; P3 = 1937,50bc g/ekor. dan P4 = 1943,75c g/ekor.   pertambahan bobot badan tidak memberikan pengaruh  nyata (P> 0,05).  Nilai rata - rata  P0 = 621,00 g/ekor. ; P1 = 611,25 g/ekor. ; P2 = 595,00 g/ekor. ; P3 = 590,00 g/ekor. ; P4 = 565,00 g/ekor.  Perlakuan pakan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05).  Terhadap konversi pakan dari hasil diperoleh nilai rata - rata dan uji BNT (5%).  Pada konversi pakan selama penelitian yaitu P0 = 3,03a. ; P1 = 3,12ab. ; P2 = 3,23abc. ; P3 = 3,29bc dan P4 = 3,45c. Dengan Penggunaan Sampai (10%) menunjukkan pengaruh yang sama terhadap  konversi pakan dan pertambahan bobot badan. Kata kunci : Eceng Gondok, Itik Pedaging, Aspergillus niger, Pemberian
PENGARUH PENGGUNAAN DAUN KALIANDRA MERAH (Calliandra calothyrsus) DALAM COMPLETE FEED UNTUK PENGGEMUKAN DOMBA EKOR GEMUK Eka Maria Ulfa; Usman Ali; Badat Muwakhid
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 1, No 1 (2019): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.886 KB) | DOI: 10.33474/rekasatwa.v1i1.2155

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaanhay daun kaliandra merah dalam pakan lengkap untuk penggemukandomba ekor gemuk terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan,konversi pakan dan income over feed come (IOFC). Metode dalampenelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitianmenunjukkan penggunaan hay daun kaliandra merah dalam completefeed berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap konsumsi pakan,pertambahan bobot badan, konversi pakan dan IOFC. Kesimpulanpenelitian ini adalah penggunaan hay daun kaliandra merah tidakberpengaruh pada peningkatan konsumsi pakan, pertambahan bobotbadan dan konversi pakan tetapi berpengaruh pada peningkatan IOFC.Disarankan untuk meningkatkan pendapatan peternak, sebaiknyamenggunakan 45% hay daun kaliandra merah dalam complete feed untukpenggemukan domba.Kata kunci : Kaliandra merah, complete feed, penggemukan, domba ekorgemuk.
PENGARUH ALKALINASI AIR KAPUR DAN FERMENTASI JERAMI JAGUNG MENGGUNAKAN Aspergilus niger TERHADAP KANDUNGAN BAHAN KERING (BK), BAHAN ORGANIK (BO) DAN SERAT KASAR (SK) Ahmad Hofit; Badat Muwakhid; Inggit Kentjonowaty
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 1, No 1 (2019): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.183 KB) | DOI: 10.33474/rekasatwa.v1i1.2178

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kandungan Bahan kering (BK), Bahan Organik (BO) dan SeratKasar (SK). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jerami jagung umur 90 hari sebanyak 15 kg.Metode penelitian ini adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial ortogonal 3 x 3,masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Penambahan kapur Ca(OH)2 4%, 5% dan 6% dari berat sampel,kemudian masing-masing difermentasi Aspergillus niger 1,02 x 108 dengan dosis 3ml, 4ml dan 5ml dari beratsampel ditambah kontrol tanpa alkalinasi dan fermentasi. Data hasil yang diperoleh dianalisis ragam (anova) duaarah jika ada pengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Dari Hasil analisa ragammenunjukkn pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kandungan Bahan Kering (BK) dan Serat Kasar(SK), sedangkan pada kandungan Bahan Organik (BO) berpengaruh nyata (P<0,05). Nilai rataan BK, BO danSK masing-masing berkisar (86,99%-89,67%), (85,25%-95,86%) dan (29,26%-37,21%). Nilai rataan kontrolBK, BO dan SK (89,79%, 98,97%, 39,19%). disimpulkan bahwa perlakuan alkalinasi dan fermentasi padajerami jagung sangat berpengaruh terhadap kandungan BK, BO dan SK .Kata kunci : jerami jagung, alkalinasi, fermentasi, BK, BO, SK
Trichoderma viride PADA FERMENTASI LIMBAH GARUT TERHADAP KADAR PROTEIN KASAR (PK) DAN SERAT KASAR (SK) Badat Muwakhid; Djoko Subagyo; Rifa’i Rifa’i
Jurnal Agriovet Vol. 4 No. 1 (2021): JURNAL AGRIOVET
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KAHURIPAN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51158/agriovet.v4i1.596

Abstract

Konsentrasi penggunaan Trichoderma viride yang terkandung dalamprotein kasar (PK) dan serat kasar (SK) pada proses fermentasi limbahgarut memiliki pengaruh sehingga perlu dilakukan penelitian untukmengetahui tingkat konsentrasi yang digunakan. Dalam hal ini metodepenelitian yang sesuai yaitu metode percobaan Rancangan AcakLengkap dengan Pola Faktoral : 3 x 3 dengan 4 ulangan. Variabel yangdiamati dan dilakukan pengukuran merupakan zat yang terkandungyakni protein kasar dan serat kasar dengan menggunakan analisaproksimat. Data hasil pada penelitian ini dapat dilihat bahwa rataankandungan serat kasar (SK) dan protein kasar (PK) limbah garutpada masing masing perlakuan konsentrasi K1 protein kasar 3,50 %dan serat kasar 8,68 %, K2 protein kasar 3,75 % dan serat kasar 8,52%, K3 protein kasar 3,82 % dan serat kasar 8,34 %. Kesimpulanfermentasi limbah garut menggunakan inoculum Trichoderma viridekandungan protein kasar meningkat dan kandungan serat kasarmengalami penurunan.Kata Kunci : Fermentasi, Limbah garut, Trichoderma viride
Pengaruh penggunaan pupuk daun “Organik” terhadap produktivitas dan kualitas rumput gajah (Pennisetum purpureum CV. Hawai) sebagai hijauan pakan Badat Muwakhid; Usman Ali
Livestock and Animal Research Vol 19, No 1 (2021): Livestock and Animal Research
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.54 KB) | DOI: 10.20961/lar.v19i1.41092

Abstract

Objective: Elephant grass is a forage that is commonly used as feed. The growth of elephant grass can be supported by applying appropriate fertilizers. The purpose of this study was to determine the appropriate level of "organic" leaf fertilizer to obtain maximum production and quality.Methods: Field experiment using a completely randomized design (CRD) with 5 replication was used in this study. The treatments were P0 (control), P1 (5% "organic" leaf fertilizer), P2 (10% "organic" leaf fertilizer), and P3 (15% "organic" leaf fertilizer).Results: The results of this study indicate that the treatment of different doses of "organic" leaf fertilizer had significant effect (P <0.01) on forage quality (dry matter, organic matter, crude fat, crude fiber and nitrogen free extract content) and also fresh, dry matter, and organic matter production of elephant grass. The treatment also had a significant effect (P <0.05) on crude protein levels and production of elephant grass.Conclusions: Based on this study, the dosage of 15% “organic” foliar fertilizer showed the best results on increasing the quantity and quality of Pennisetum purpureum.
PERANAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN UNTUK PENGEMBANGAN PERUSAHAAN PETERNAKAN DI PT LUMBUNG PANGAN DI KECAMATAN KARANGPLOSO Edy Ustomo; Inggit Kentjonowaty; Badat Muwakhid
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.996 KB)

Abstract

Program bina lingkungan untuk memberikan manfaat  dan rasa  tanggung jawab dengan membantu roda perekonomian, pendidikan, sosial dan budaya. Dengan demikian dapat mengurangi tensi kebencian masyarakat kepada perusahaan. Peranan program bina lingkungan  merupakan salah satu komponen yang menentukan keberhasilan, dengan  partisipasi dan peran serta masyarakat   saling membantu dan meringankan beban yang berbeda kepentingan. Perselisihan  perusahaan dan masyarakat suatu saat akan terjadi ini berawal dari munculnya kesenjangan  sosial yang tumbuh dan  dirasakan masyarakat.  Tokoh agama dan masyarakat  mempunyai peranan untuk mengurangi,meredam dan  menyelesaikan perselisihan yang ada dan mampu mempengaruhi, mencegah dan mengajak untuk menciptakan ketentraman perusahaan dan masyarakat. Kata kunci : Perusahaan peternakan, masyarakat, Bina Lingkungan, Organisasi
TINGKAT GANGGUAN REPRODUKSI YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN KEBUNTINGAN DI KOPERASI AGRO NIAGA (KAN) JABUNG Mohamad Nurul; Sumartono Sumartono; Badat Muwakhid
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 1, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.981 KB)

Abstract

Usaha peternakan rakyat sapi perah di Indonesia sampai saat ini masih menemui banyak kendala, yang mengakibatkan produktivitas ternak tersebut masih rendah.Salah satu kendala tersebut adalah masih banyaknya gangguan reproduksi dan penyakit reproduksi yang menuju kemajiran pada ternak betina.Akibatnya, efisiensi reproduksi menjadi rendah dan kelambatan perkembangan populasi ternak. Dengan demikian diharapkan perlu adanya pengolahan managemen pemeliharaan ternak sapi yang lebih baik agar reproduksi meningkat sehingga menghasilkan efisiensi reproduksi tinggi yang diikuti dengan produktivitas ternak yang tinggi pula.perkembangan ternak baik ternak sapi pedaging maupun ternak sapi perah di Indonesia kedepan dapat lebih baik, termasuk didalamnya perkembangan ternak di Jawa Tmur sebagai salah satu sentra pengembangan ternak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian gangguan reproduksi pada ternak sapi perah di wilayah kerja koperasi Agroindustri (KAN) Jabung Kabupaten Malang.               Penelitian ini dilaksanakan di MIN Malang 1 yang beralamatkan di Jalan Bandung 7C, Kecamatan Klojen, Malang 65133, Propinsi Jawa Timur.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MIN Malang 1 adalah madrasah yang dikelola secara efektif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desmber 2018 pada usaha peternakan sapi perah rakyat di wilayah kerja KAN Jabung Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di koperasi agro niaga jabung ditemukan dari jumlah populsi ditemukan  prosentase 5,0 endometritis, 3,3 hypofungsi dan 1,7 anestrus.               Endometritis merupakan peradangan pada endometrium dan membran mukosa uterus yang sering disebabkan oleh adanya infeksi bakteri. Menurut Noakes et al. (2001), endometritis dan metritis merupakan salah satu penyebab kemajiran pada ternak. Hipofungsi ovaria adalah kurang atau tidak berfungsinya ovaria dalam menghasilkan ovum secara rutin, karena tidak terbentuk folikel dan tidak ada ovulasi, sehingga juga tidak timbul gejala birahi.Anestrus merupakan suatu keadaan pada hewan betina yang tidak menunjukkan gejala estrus dalam jangka waktu yang lama.Tidak adanya gejala estrus tersebut dapat disebabkan tidak munculnya hormin FSH sehingga ternak tersebut tidak bunting bahkan menjadi kemajiran.               Berdasarkan hasil penelitian ini kepada petugas IB di harapkan lebih memperhatikan sterelisasi alat IB yang di gunakan dan peran aktif kepada peternak untuk dapat mengenali berbagai macam perubahan abnormal pada siklus reproduksi ternaknya sehingga tidak menimbulkan kemajiran serta kepada pihak managemen untuk dapat memperhatikan tentang kebutuhan alat-alat IB yang digunakan setiap hari. Kata kunci : managemen Reproduksi, Penyakit Reproduksi, KebuntinganEnterprises farm people cow dairy in Indonesia until the time is still encountered many obstacles, which resuted in the produtivity of livestock are still low, One of the obstcles that are still many disturbances of reproduction and diseases of reprudution that towards infertility in catlle females, As a result, efficienncy, efficiency reproducsi be low and kelambat early developmen of a populationof livesstokck.Premisesn thus expected to need the procesing management of the maintenence of livestock catlle are much batter so that reproduction increases thus generating efficiencyof reproduction high which is followed by the productivitivity of livestock that heigh anyway. The development of livestock both livestock cattle meat and dairy in Indonesia in the future can be batter, including therein the development of livestock in Jawa Timur as one of the centers of development of livestock in Indonesia. The study is intended to determine the level of incidence of disorders of reproduction in cattle cow dairy in the area of work cooperatives Agro- indutry (KAN) Jabung regency of Makang.Research is carried out in the month October – Desember 2018 on a business breeding cow dairy people in the area work KAN Jabung regency of Malang.  The  results of the study have demontrated that in a cooperative agro- commerce Jabung found from the number of populasi found the percentage of 5.0 endometritis, 3,3 hypofungsi and 1,7 anestrus.Endometritis is an inflammation of the endometrium and the membrance mucosa of the unterus which is often coused by the pressense of infectious bacteria . According to Noaks et al. (2001), endrometritis and metritis are one of the couses of poverty in livertock. Hypofunction ovarian is lacking or not functioning of ovarian to produce ova are routine , because not formed follicles and not no ovulation, so it also does not arise symptoms of lust.Anesstrus is a state of the animals females who do not show symptoms of estrus in the period of time that old room. No their symptoms of estrus that can be coused by not appearing hormin FSH so that animals are not pregnant even be infertility. Besed on the results of the research have the clerk IB in expected more attention to sterilization appartarus IB in use and the role of the active to the farmers to be able to recognize the various kinds of changes abnormal in the cycle of reproduction of the cattle, so that does not cause infertility as well as to the management to be able to pay attention abaout the need for tools IB which is used every day.Keywords : Reproductive management, Reproctive diseace, pregnancy
PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS MULTI ENZIM PADA PROSES ENKAPSULASI PROBIOTIK Lactobacillus salivarius TERHADAP JUMLAH MIKROBA, KADAR ASAM LAKTAT DAN NILAI pH Bambang Setio Aji; Usman Ali; Badat Muwakhid
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 3, No 02 (2020): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.26 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari adanya pengaruh penambahan multi enzim dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius terhadap jumlah mikroba, kadar asam laktat dan nilai pH, sehingga diperoleh hasil penggunaan multi enzim yang optimal dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius. Materi penelitian ini adalah isolat bakteri Lactobacillus salivarius, tepung maizena, maltodekstrin dan multi enzim. Metode penelitian prcobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan penelitian penambahan multi enzim pada enkapsulasi probiotik Lactobacillu salivarius meliputi P0= kontrol/ tanpa multi enzim, P1= multi enzim 0,1%,  P2= multi enzim 0,2%, P3= multi enzim 0,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan dosis multi enzim dalam enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah mikroba dan kadar asam laktat, sedangkan pada nilai pH berpengaruh nyata (P<0,05). Adapun rataan jumlah mikroba pada P0 = 7,7.108, P1 = 1,58.109, P2 = 1,79.109, P3 = 2,22.109, rataan kadar asam laktat (%) pada P0 = 0,96a, P1 = 1,14b, P2 = 1,20b dan P3 = 1,23b. Rataan nilai pH pada P0 = 3,97b, P1 = 3,93b, P2 = 3,87ab, P3 = 3,77a. Kesimpulan penelitian adalah penambahan dosis multi enzim dalam proses enkapsulasi probiotik Lactobacillus salivarius menunjukkan daya guna terhadap produk probiotik. Daya guna probiotik yang terbaik pada perlakuan penambahan multi enzim dosis 0,1% dalam enkapsulasi. Disarankan perlu diadakan penelitian lanjut aplikasi dengan penambahan multi enzim dosis 0,1% pada enkapsulasi  probiotik Lactobacillus salivarius sebagai suplemen dalam pakan ternak unggas.
PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN Aspergillus Niger PADA HAYLASE COMPLETE FEED BERBASIS BAGAS TEBU DAN KOTORAN AYAM KERING TERHADAP KANDUNGAN Neutral Detergent Fiber (NDF) DAN SELULOSA Abdul Jamjani Nurdin; Badat Muwakhid; M. Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 1, No 1 (2019): Edisi Khusus Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.037 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Pengaruh Tingkat Penambahan Aspergillus niger Pada Haylase Complete Feed Berbasis Bagas Tebu dan Kotoran Ayam Kering terhadap Kandungan NDF dan Selulosa. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagas tebu dan kotoran ayam kering dan Aspergillus niger. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakukan dan masing-masing diulang 3 kali dengan fermentasi P1= 6 ml, P2= 8 ml dan P3= 10 ml dalam 1 kg bahan. Data hasil pengujian dianalisis ragam (anova) jika ada pengaruh nyata dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing perlakuan berpengaruh sangat nyata(P<0.01) menurunkan kandungan NDF dan Selulosa. Adapun nilai rata-rata kandungan (%) NDF yaitu P0= 64,80%d, P1= 61,84%c, P2= 59,45%b P3= 55,34%a. Sedangkan nilai rata-rata kandungan (%) Selulosa yaitu P0= 27,73%c, P1= 25,34%b, P2= 24,26%a, P3= 24,16%a. Disimpulkan bahwatingkat penambahan kapang Aspergillus niger dalam haylase complete feed berbasis bagas tebu dan kotoran ayam kering dengan lama fermentasi 7 hari dapat menurunkan kandungan (%) NDF dan (%) Selulosa. Tingkat penambahan Aspergillus niger menghasilkan kandungan NDF dan Selulosa terendah pada dosis 10 ml dalam 1 kg bahan, dengan kandungan NDF P3=55,34% danSelulosa P3=24,16%. Untuk mendapatkan hasil complete feed yang lebih baik disarankan menggunakan Aspergillus niger dengan dosis 10ml/ 1 kg bahanKata Kunci : Aspergilus niger, Haylase Complete Feed, NDF, Selulo
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN Nitrobacter Sp. ENKAPSULASI TERHADAP JUMLAH MIKROBA DAN KADAR BAHAN KERING Sayiid Muhammad Ali; Badat Muwakhid; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 01 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.908 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama penyimpanan Nitrobacter Sp. Terenkapsulasi pada suhu ruang yang dikemas terhadap kadar bahan kering dan jumlah mikroba. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Nitrobacter Sp, media pertumbuhan bakteri (Nutrien agar), maltodextrin, tepung meizena dan ZA. Metode penelitian percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan P0 = 0 minggu, P1 = 1 minggu, P2 = 2 minggu, P3 = 3 minggu, disimpan disuhu ruang dan dibungkus menggunakan plastik klip. Variabel yang diamati Jumlah mikroba yang ada pada probiotik Nitrobacter sp. Enkapsulasi dan persentase Bahan kering (BK). Data yang diperoleh menggunakan anlisis ragam (anova), hasil analisis ragam anova menunjukkan bahwa lama simpan Nitrobacter sp. Enkapsulasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap Jumlah mikroba dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase kadar bahan kering. Rataan nilai jumlah mikroba P0= 6,5 x 108b CFU /g, P1= 6,3 x 107b CFU /g, P2= 8,7 x 107b CFU /g dan P3 5,0 x 105a CFU/g. Rataan persentase bahan kering P0 = 90,14b , P1 = 85,38ab , P2 = 86,25a, P3 = 87,71a. Kesimpulan penelitian bahwa lama simpan probiotik Nitrobacter terenkapsulasi terhadap jumlah mikroba dan kandungan persentase bahan kering yang baik sampai 2 minggu karena selama perlakuan penyimpanan 0 hingga 3 minggu nutrisi yang ada tidak mencukupi untuk pertumbuhan mikroba Nitrobacter Sp. Dan terjadinya perombakan nutrisi yang ada pada bahan enkapsulasi untuk kelangsungan hidup mikroba yang tersisa.Kata Kunci : Lama penyimpanan, Nitrobacter sp, bahan kering, enkapsulasi, maltodextrin.