Dewi Nurdiana
Department Of Oral Biology, University Of Lambung Mangkurat Banjarmasin, Indonesia

Published : 43 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

OVERVIEW OF GLOMERULAR HYPERTROPHY AND HYDROPIC DEGENERATION OF DIABETIC RAT KIDNEY MODELS IN GIVING TOMAN FISH Carabelly, Amy Nindia; Sinaga, Udur; Dewi, Nurdiana
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2021.005.01.1

Abstract

Background: Traditional medicine is increasingly favored by the community as an effort to maintain and treat health because it has low side effects and is easy to obtain. Low side effects in administering traditional medicines if the dosage is right, so it is necessary to do an acute toxicity test. One of the consumers of traditional medicine is diabetes mellitus (DM) sufferer. DM can cause delay wound healing. Toman fish is proven to accelerate wound healing. DM sufferers need special attention to their kidneys because in addition to the toxic effects caused by improper doses of traditional medicine, the kidneys can also experience diabetic nephropathy. Objectives: To analyze changes in glomerular hypertrophy and hydropic degeneration in the administration of 16 mL / KgBW Toman fish extract orally for 14 days in diabetic wistar rat kidneys. Methods: This study was a true experimental design with a post test only with control group design. The study was divided into a treatment group of toman fish extract at a dose of 16 mL / Kg BW orally for 14 days in diabetic rat kidney models and a control group in the form of feeding only. Results: The administration of toman fish extract in DM rat showed changes in the glomerular hypertrophy picture of 25-50% and decreased glomerular hypertrophy score which was significantly different from the control group. There was no feature of hydropic degeneration in either group. Conclusions: Giving toman fish extract to DM rat can reduce glomerular hypertrophy and does not cause hydropic degeneration
Kadar kelarutan fluor Glass Ionomer Cement setelah perendaman air sungai dan akuades Phradina Fili Septishelya; Muhammad Yanuar Ichrom Nahzi; Nurdiana Dewi
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 2, No 2 (2016): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.022 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.11257

Abstract

The Level of Fluor Solubility of Glass Ionomer Cement after submergence in the river water and aquadest GIC (GIC) is a restoration material that has a number of adhesive characteristics, tooth-coloured, and can release fluoride ion influenced by pH. The river water of Anjir Pasar village has acidic nature with pH as low 3. Acid pH can increase Fluor ion solubility in GIC. The aim of the study was to find difference of fluor ion solubility of GIC after submergence in the river water and aquadest. This study used GIC samples with the diameter of 5 mm and thickness of 2 mm. One group was soaked in river water and another group was soaked in aquadest for 7 days before conducting the measurement of the fluor ion solubility. The data were analysed by parametric Independent T-Test 95% (α=0.05) and it was found p value = 0.002 (p<0.05). The result indicated a significant difference of fluor ion solubility between GIC after submergence in river water and aquadest. It can be concluded that there is a significant difference of fluor ion solubility of GIC in which submergence in the river water was found higher than that of aquadest.ABSTRAKGlass Ionomer Cement (GIC) merupakan bahan restorasi yang memiliki sifat adhesif, sewarna dengan gigi dan memiliki kemampuan pelepasan ion fluor yang dipengaruhi derajat keasaman (pH). Air sungai Desa Anjir Pasar memiliki sifat yang asam dengan pH 3. Derajat keasaman (pH) asam dapat meningkatkan kadar kelarutan ion fluor pada GIC. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar kelarutan ion fluor pada GIC setelah perendaman dalam air sungai Desa Anjir Pasar dan akuades. Penelitian ini menggunakan sampel GIC dengan diameter 5 mm dan ketebalan 2 mm. Masing-masing kelompok direndam dalam air sungai dan akuades selama 7 hari kemudian dihitung kadar kelarutan ion fluornya. Data diuji menggunakan analisis parametrik Independent T-Test 95% (α=0,05) dan didapatkan p=0,002 (p<0,05). Dari hasil tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar kelarutan ion fluor setelah perendaman air sungai dengan kadar kelarutan ion fluor setelah perendaman akuades. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar kelarutan ion fluor pada GIC setelah perendaman dalam air sungai Desa Anjir Pasar Barito Kuala yang lebih tinggi daripada setelah perendaman dalam akuades.
Efek perendaman rebusan Daun Sirih Merah (Piper crocatum) terhadap kekerasan permukaan resin komposit Devi Puspita Handayani; Dewi Puspitasari; Nurdiana Dewi
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 2, No 2 (2016): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.199 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.11265

Abstract

The effect of immersion of decoction water of Red Betel Leaf (Piper crocatum) on the surface hardness of composite resin. The purpose of this study was to determine the effect of immersion of decoction water of red betel leaf on the surface hardness of composite resin compared to alcoholic mouth rinse. It was a pure experimental study with post-test only with control group design. The total samples were 27 samples divided into 2 treatment groups and 1 control group, each of which consisted of 9 samples. The treatment groups were immersed in the decoction water of red betel leaf and alcoholic mouth rinse. The control group was immersed in aquadest. After the immersion, the samples were measured using Vickers Micro hardness Tester. Analysis with one way anova and post hoc Bonferroni showed a significant difference (p<0.05) on the surface hardness of composite resin after being immersed in decoction water of red betel leaf(79,81±3,76) kg/mm2 and alcoholic mouth rinse (67,11±2,51) kg/mm2. Based on this research, it can be concluded that there was an effect of immersion of decoction water of red betel leaf if compared with alcoholic mouth rinse. The value of surface hardness of composite resin immersed in alcoholic mouth rinse was lower than the decoction water of red betel leaf.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek perendaman dalam rebusan daun sirih merah terhadap kekerasan permukaan resin komposit bila dibandingkan dengan obat kumur beralkohol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post-test only with control group design. Jumlah sampel sebanyak 27 yang dibagi dalam 2 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol dengan masing-masing kelompok sebanyak 9 sampel. Kelompok perlakuan direndam dengan air rebusan daun sirih merah dan obat kumur beralkohol. Kelompok kontrol direndam dengan akuades steril. Setelah itu dilakukan pengukuran menggunakan Vickers Microhardness Tester. Hasil uji One Way Anova dan Post Hoc Bonferroni menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai kekerasan permukaan resin komposit yang direndam dengan air rebusan daun sirih merah (79,81±3,76) kg/mm2 dan obat kumur beralkohol (67,11±2,51) kg/mm2 dengan nilai kemaknaan (p<0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat efek lebih rendah pada perendaman dalam rebusan daun sirih merah terhadap kekerasan permukaan resin komposit bila dibandingkan dengan obat kumur beralkohol. Nilai kekerasan permukaan resin komposit yang direndam obat kumur beralkohol lebih rendah dibandingkan air rebusan daun sirih merah.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI DESA DUKUH TENGAH KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES Haryanto Adi Nugroho; Dewi Nurdiana
FIKkeS Vol 2, No 1 (2008): Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.159 KB)

Abstract

Latar Belakang : Keaktifan kader mutlak di butuhkan dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) Adanya kejadian luar biasa pada akhir tahun 2000 yang melanda hampir seluruh wilayah di lndonesia banyak disebabkan karena kurangnya pemberdayaan masyarakat memanfaatkan Posyandu. Dari study pendahuluan yang telah dilakukan di Posyandu desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten Brebes di dapatkan adanya penurunan jumlah kader posyandu yang aktif pada bulan Maret 2007. Dari data statistik sebagian besar masyarakat berpendidikan tamatan SMP Eanyak faktor yang menyebabkan kader posyandu tidak aktif dalam kegiatan posyandu,salah satunya adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan motivasi. Tuiuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasiyaitu penelitian yang bertuiuan menganalisis hubungan antar variabel dengan metode pendekatan Cross Sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan motivasi kader posyandu, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan kader posyandu. Adapun pengambilan sample menggunakan teknik non probability dengan sample jenuh dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel sebanyak 30 kader posyandu, Analisis bivariat menggunakan Korelasi Person Product Moment. Hasil Penetitian: Dari hasil penelitian didapat sebagian besar 22 responden (73,3%) tergolong dalam tingkat pengetahuan yang kurang baik dan 21 responden (70%) yang tergolong memiliki motivasi yang kurang baik serta sebanyak 22 responden (73,3%) yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu dengannilai p value: 0,000 dan nilai r: 0,784, serta ada hubungan antara motivasi dengan keaktifan kader posyandu dengan nilai p value: 0,001 dan nilai r: 0,585. Kesimpulan: hasil uii statistik didapatkan hasil ada hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu, ada hubungan antara motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu,Kata Kunci: Pengetahuan, motivasi, posyandu.
PENGARUH PAPARAN BATUBARA TERHADAP JUMLAH MIKRONUKLEUS MUKOSA BUKAL PADA PEKERJA TAMBANG BATUBARA DI KECAMATAN MURUNG PUDAK KABUPATEN TABALONG Renita Renita Rahmad; Nurdiana Dewi; Lena Rosida
Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentino.v1i2.557

Abstract

ABSTRACTBackground: Continuous exposure of genotoxic substance such as coal dust can cause DNA damage. Micronucleus is DNA damage caused by genotoxic substance that manifest on buccal mucosa cell. Micronucleus is cytoplasmic chromatic mass with round shaped located close to nucleus and microscopically visible. Purpose: The purpose of this study was to identify effect of coal exposure on the number of micronucleus buccal mucosa on coal miner. Methods: The method of this study was analytic observational with cross-sectional approach. The total sample of this study was 60 respondents divided into 2 groups, each group contained 30 respondents. The data was primary data which was the result of swabbed of buccal mucosa epithelial cells. Results: The result showed the average number of buccal mucosa micronucleus on coal miners was 25,83  13,28 and non-coal miner is 11,10  3,45. Data analyzed with T test Independent and obtained significant different on the number of micronucleus between coal miners and non-coal miner (p=0,000). Conclusion: Based on this study can be concluded that coal dust exposure affected on the number of micronucleus buccal  mucosa on coal miners in Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong. ABSTRAKLatar belakang: Paparan terus menerus dari suatu substansi genotoksik, seperti debu batubara akan menyebabkan suatu kerusakan DNA. Kerusakan  DNA akibat zat genotoksik yang dapat dilihat pada sel mukosa bukal adalah mikronukleus. Mikronukleus merupakan massa kromatik sitoplasmik berbentuk bulat/oval terletak dekat dengan nukleus dan tampak secara mikroskopik. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh paparan batubara terhadap jumlah mikronukleus mukosa bukal pada pekerja tambang batubara di Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 60 orang dengan tiap-tiap kelompok masing-masing 30 orang. Data yang diperoleh adalah data primer, yaitu hasil apusan sel epitel mukosa bukal.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal pada pekerja tambang batubara adalah 25,83  13,28 dan pada bukan pekerja tambang batubara adalah 11,10 3,45. Data dianalisis menggunakan T test Independent dan didapatkan perbedaan bermakna pada rata-rata jumlah mikronukleus antara kelompok pekerja tambang batubara dan bukan pekerja tambang batubara (p=0,000). Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paparan batubara berpengaruh terhadap jumlah mikronukleus mukosa bukal pada pekerja tambang batubara di Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF BINJAI LEAVES(Mangifera caesia) ETHANOL EXTRACTS (Research report) Anita Diana Putri; Irham Taufiqurrahman; Nurdiana Dewi
Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentino.v4i1.6176

Abstract

Background: Binjai is one of Mangifera species which commonly found in South Kalimantan. Binjai leaves are known to contain flavonoids compounds, that have an effect as antioxidant that can accelerate wound healing process after tooth extraction. This study was conducted to examine the variation of  solvent concentration towards antioxidant activity of Binjai’s leaves extract using maceration method. Antioxidant activity is tested with DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) and examined using Spectrophotometer UV-Vis. Purpose: This study aims to determine solvent concentration which exxpres optimal antioxidant activity of Binjai leaves extract. Methods: This study is a true experimental with post-test only control group design. The sampling technique of Binjai leaves was determined by simple random sampling and 7 samples was opted for each treatment. Results: The study revealed that 96% ethanol extract of Binjai leaves obtained IC50 (Inhibitory Concentration) as much of 16.14 ppm (very active), 70% ethanol extract of the Binjai leaves obtained 37.94 ppm (very active), and 50% ethanol extract of Binjai leaves obtained 58.07 ppm (active). Data analysis was conducted using One Way ANOVA parametric test and LSD post hoc test which demonstrated a significant difference among 96%, 70% and 50% of ethanol  extracts of Binjai leaves with p = 0.000 (p <0.05). Conclusion: Binjai leaves extracted using 96% ethanol solvent possesses higher level of antioxidant activiy compared to 70% and 50% ethanol concentration.
ANALISIS SITOGENIK MIKRONUKLEUS MUKOSA BUKAL PADA PEROKOK AKTIF DAN PASIF Noryunita Rahmah; Nurdiana Dewi; Suka Dwi Raharja
Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentino.v1i1.410

Abstract

ABSTRACT Background: Smoking is well known as a habit that negatively impact both smokers and non-smokers but inhaling cigarette smoke or passive smokers. Nicotin compounds of cigarette and cigarette smoke are one of genotoxic compounds that will be nitrosated and form nitrosamines compound that may cause the damage of DNA. DNA damage which is caused by genotoxic compound will be manifested as micronucleus, a second nucleus smaller than the original nucleus. Purpose: This study aims to identify whether the number of micronucleus in active smokers was higher than passive smokers. Method: This study was observational research with cross-sectional approach with primary data, which was oral buccal mucosa swab of active and passive smokers. The total sample is 30 for each group. Results: The results of this study showed average 1,61. Mann Whitney± 1,81 and 14,47±number of active and passive smokers’ buccal micronucleus were 19,60  test results showed there was significant difference of number micronucleus between active and passive smokers (p=0,000).Conclusion: Based on this study it can be concluded the number of buccal micronucleus on active smokers was higher than passive smokers ABSTRAK Latar belakang: Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang dapat memberikan dampak negatif baik bagi penghisapnya maupun orang yang tidak merokok, tetapi menghirup asap rokok, atau biasa dikenal dengan perokok pasif. Kandungan nikotin pada rokok dan asap rokok merupakan salah satu senyawa genotoksik yang akan mengalami nitrosasi menjadi senyawa nitrosamin yang dapat menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan DNA akibat paparan genotoksik dapat bermanifestasi sebagai mikronukleus, yaitu inti sel kedua yang berukuran lebih kecil dari inti sel sejati. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata jumlah mikronukleus pada perokok aktif lebih tinggi dibanding perokok pasif. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional yang menggunakan data primer yaitu preparat swab mukosa bukal dari kelompok perokok aktif dan pasif. Jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 30 orang. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal pada perokok aktif 1,61. Uji statistik Mann Whitney menunjukkan perbedaan yang± 1,81 dan 14,47 ±dan pasif adalah 19,60 signifikan antara perokok aktif dan pasif (p=0,000) .Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal pada perokok aktif lebih tinggi dibanding perokok pasif
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN TUNGGAL DIBANDINGKAN KOMBINASI SEDUHAN DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis) DAN MADU (Studi in Vitro terhadap Jumlah Koloni Bakteri Rongga Mulut) Tinjauan pada Mahasiswa PSKG FK Unlam Banjarmasin Angkatan 2011-2013 Wahyuni A; Nurdiana Dewi; Lia Yulia Budiarti
Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentino.v1i2.552

Abstract

ABSTRACTGreen tea has various active substances; one of them is polyphenol, mostly cathechin, an active compound which can protect teeth from caries because of its anti-streptococcal activity. A high content of minerals in honey has alkali characteristic thus the disinfectant trait in oral cavity. The aim of this study was to assess whether single and combined preparations of brewed green tea and honey can decrease bacterial colony count in oral cavity. This study was quasi experimental with pretest and posttest controlled group design. Samples of 38 Students of Dentistry Study Program Universitas lambung Mangkurat were divided into 19 groups: 3 groups were given 25%, 50%, 100% green tea in single preparations, 4 groups were given 6,25%, 12,5%, 25%, 50% honey in single preparations, and 12 groups were given combined preparations of green tea and honey. Bacterial colony before and after gargling grown on isolated medium was counted using colony counter. Repeated anova test showed p value of 0,037 (p < 0,05), stating that there was a significant difference among treatment groups. In conclusion, combined preparations of 50% green tea + 12,5% honey and 100% green tea + 25% honey were more effective in decreasing bacterial colony count.   ABSTRAKTeh hijau mempunyai beberapa komponen aktif yang salah satunya adalah polifenol berupa katekin, suatu senyawa aktif dalam melindungi gigi dari karies karena memiliki aktivitas anti-streptococcal. Kandungan mineral yang tinggi pada madu mempunyai sifat basa (mengandung unsur alkali) sehingga dapat berfungsi sebagai desinfektan terhadap rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan tunggal dan kombinasi seduhan daun teh hijau dan madu dapat menurunkan jumlah koloni bakteri rongga mulut. Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan rancangan pretest and posttest controlled group design. Sampel sebanyak 38 orang mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran yang dibagi dalam 19 kelompok yaitu sebanyak 3 kelompok perlakuan sediaan tunggal teh hijau menggunakan konsentrasi 25%, 50%, dan 100%, sebanyak 4 kelompok perlakuan sediaan tunggal madu menggunakan konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%, sebanyak 12 dengan kelompok perlakuan sediaan kombinasi teh hijau dan madu. Jumlah koloni yang tumbuh pada media isolasi sebelum dan sesudah berkumur dihitung menggunakan alat colony counter. Hasil uji Repeated anova menunjukan nilai p = 0,037 (p < 0,05), terdapat perbedaan yang bermakna diantara perlakuan. Dapat disimpulkan bahwasediaan kombinasi teh hijau 50% dengan madu 12,5% dan teh hijau 100% dan madu 25% lebih efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri.
EFEKTIVITAS SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis) DALAM PENURUNAN INDEKS PLAK GIGI (Tinjauan pada Siswa SMP 2 Banjarbaru) Feryra Putri Ayu Suma; Nurdiana Dewi; Rosihan Adhani
Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentino.v1i2.571

Abstract

ABSTRACT  Background :Black tea is a type of tea most commonly drunk in Indonesian. Black tea contains compounds that can prevent gum disease by inhibiting the formation of dental plaque. Polyphenols in black tea are the main components that can inhibit glucan from sucrose having adhesion and important in inhibiting plaque. In addition, polyphenols also kill the bacteria that causes dental plaque).Purpose : This studied aims to determine the effectiveness of black tea (Camellia sinensis) in dental plaque index decline instudents junior high school 2 Banjarbaru. Methods : The method used an a quasi experiment with design pre- and post-test with control group design. The subjects of this study consisted of a group that rinsing the mouth with black tea and groups that rinsing the mouth with mineral water. These samples included 30 people in the group of black tea rinse your mouth and 30 people in the group of mineral water rinse your mouth. Result :The results showed obtained p value (probability value) of the test p = 0.000, smaller than 0.05 or α (p = 0.000 <α 0.05), so that is the difference in plaque index between the group of black tea and mineral waters. Conclusion : The conclusion is there are conducted can be concluded that the steeping black tea (Camellia sinensis) was good to reduce decreased dental plaque index decline in students junior high school 2 Banjarbaru.  Key words: black tea, mineral water, plaque index  ABSTRAK Latar Belakang: Teh hitam  adalah jenis teh paling sering diminum di Indonesia. Teh hitam mengandung senyawa yang dapat mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut dengan menghambat pembentukan plak gigi.Polifenol dalam teh hitam merupakan komponen utama yang dapat menghambat glukan dari sukrosa yang mempunyai daya lekat dan penting dalam menghambat plak. Selain itu  polifenol  juga membunuh bakteri penyebab plak gigi). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teh hitam (Camellia sinensis) dalam penurunan indeks plak gigi pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Banjarbaru. Metode : Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan pre and post-test with control group design. Subyek penelitian ini terdiri dari satu kelompok yang berkumur-kumur dengan teh hitam dan kelompok yang berkumur-kumur dengan air mineral.Sampel penelitian berjumlah 30 orang pada kelompok kumur-kumur teh hitam dan 30 orang pada kelompok kumur-kumur air mineral. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value (nilai probabilitas) dari uji tersebut p = 0,000, lebih kecil dari α 0,05 atau   (p = 0,000 < α 0,05), sehingga ada perbedaan indeks plak pada kelompok teh hitam dan air mineral. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa seduhan teh hitam (Camellia sinensis) efektif dalam penurunan indeks plak gigi pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Banjarbaru.  Kata-kata kunci: teh hitam, air mineral,plak indeks
ANALISIS SITOGENIK MIKRONUKLEUS MUKOSA BUKAL PADA ORANG MENGINANG DAN TIDAK MENGINANG (Tinjauan di Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin) Hilda Ayu Setyawati; Nurdiana Dewi; Ika Kustiyah Oktaviyanti
Dentino : Jurnal Kedokteran Gigi Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentino.v1i1.419

Abstract

ABSTRACT Backgeound: Betel-Chewing is a habit of chewing betel leafs along with gambier, areca nuts, lime, and tobacco. Areca-nut and tobacco are carcinogenic compounds that can cause DNA damage. DNA damage caused by betel-chewing can manifest as micronucleus. Micronucleus is a second nucleus small sized amount 1/3 until 2/3 from the original nucleus, oval or round shaped, that can be found on the cells with DNA damage. Purpose: This study aims to identify an increase on the mean number of micronucleus on betel-chewer compared with non betel-chewer. Method:This study was observational research with cross-sectional approach. The total sample were 15 person for betel-chewer group and 15 person for non betel-chewer group based on total sampling technique. Results: The results of this study presented the mean number of micronucleus on betel-chewer was 12,33 and non betel-chewer was 6,6. Statistic test of T-test independent presented there was significant difference between betel-chewer group and non betel-chewer group. Based on this study it can be concluded that there was an increase on the mean number of micronucleus on betel-chewer compared with non betel-chewer. ABSTRAK Latar belakang: Menginang merupakan suatu kebiasaan mengunyah daun sirih beserta gambir, biji buah pinang, kapur, maupun tembakau. Biji buah pinang dan tembakau merupakan bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan DNA akibat menginang dapat bermanifestasi sebagai mikroniklues. Mikronukleus merupakan nukleus kedua berukuran kecil yaitu sekitar 1/3 sampai 2/3 dari inti sel utama, berbentuk oval atau bulat yang ditemukan pada sel dengan kerusakan DNA. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal pada orang menginang dibandingkan orang tidak menginang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Total sampel sebanyak 15 orang untuk kelompok menginang dan 15 orang untuk kelompok bukan penginang dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah mikronukleus orang menginang adalah 12,33 + 4,38 dan bukan penginang adalah 6,6 + 2,38. Uji statistik T-tidak berpasangan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara orang menginang dan tidak menginang (p=0,000). Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat peningkatan rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal orang menginang dibandingkan orang tidak menginang.