Claim Missing Document
Check
Articles

PENDAMPINGAN 25 INDIKATOR PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA (SBD) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Intje Picauly; Theresia M. Sri Sarinah Lendes; Ivon Patrisia Paah; Robertha Kartini
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 1 Edisi April 2021
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/jpkmkelaker.v2i1.149

Abstract

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018-2020) mencatat bahwa kasus stunting pada anak mengalami penurunan dari 30,8 persen pada tahun 2018 menjadi 20,6% di tahun 2020 (menurun sebesar 12,2%). Walaupun mengalami penurunan, angka ini masih sangat mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan cut of point prevalensi stunting di Indonesia dan badan kesehatan dunia (WHO). Tidak mengherankan jika Indonesia menempati peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting terbanyak. Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) merupakan salah satu wilayah yang mempunyai prevalensi Stunting yang cukup tinggi (38,2%) dengan jumlah anak stunting (pendek dan sangat pendek) sebanyak 6.074 jiwa. Berdasarkan riview kinerja oleh Tim Pokja Stunting Propinsi NTT diketahui bahwa kinerja Kabupaten SBD masih sangat rendah. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan konvergensi dilevel pemerintah daerah bersama semua stakeholder (pihak non pemerintah/swasta) masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pendampingan ini dirasakan perlu dilakukan untuk memantau secara dekat kendala-kendala dilapangan. Adapun metode pendampingan yang dilakukan adalah kombinasi antara metode Observasi, penyuluhan dan simulasi. Hasil yang diperoleh adalah masih sangat terbatas tingkat pemahaman Aparatur Sipil Negara (ASN) serta stakeholder terkait lainnya tentang stunting dan pelaksanaan fungsi konvergensi antar lintas stakeholder. Namun, setelah dilakukan pendampingan maka pihak ASN dan semua stakeholder terkait telah memahami tugas dan fungsi masing – masing dalam pelaksanaan konvergensi. Rekomendasi yang di berikan adalah perlu adanya kegiatan rekoleksi dan refresing fungsi dan tanggungjawab masing- masing. Tujuannya untuk lebih meningkatkan pemahaman ASN dan stakeholder terkait tentang stunting dan konvergensi, mensimulasikan mekanisme pelaksanaan konvergensi serta mengevaluasi hasil indepth interview dengan pendampingan data analisis situasi (ANSIT) untuk kelengkapan data konvergensi di tahun-tahun aksi selanjutnya.
PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI UPAYA PERBAIKAN GIZI 1000 HPK DI DESA OENENU KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Intje Picauly
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 1 Edisi April 2021
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periode pertama 1.000 hari kehidupan adalah periode sensitif karena dampaknya bagi bayi selama mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolik serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunting (Allen and Gillespie, 2001). Hal ini berarti bahwa kejadian stunting pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan (1000 HPK). Oleh sebab itu, proses pemulihan derajat kesehatan wajib dimulai dari masa 1000 HPK. Kegiatan pengabdian ini bertemakan : Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat melalui Upaya Perbaikan Gizi 1000 HPK. Kegiatan dilaksanakan di Desa Oenenu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan tujuan untuk memberikan dukungan pengetahuan tentang pentingnya memperhatikan kecukupan gizi bagi keluarga. Target atau Sasaran kegiatan ini adalah : Kelompok Ibu hamil dan ibu-ibu yang mempunyai anak balita. Kegiatan dilaksanakan pada 28-29 Mei 2019 dengan jumlah peserta penyuluhan sebanyak 35 orang ibu (Ibu hamil dan ibu balita). Adapun informasi yang akan diberikan adalah informasi tentang pentingnya menyiapkan makanan beragam, bergizi, seimbang, dan aman dari cemaran mikroba untuk anggota keluarga. Diharapkan agar dari kegiatan ini adalah ibu-ibu mengetahui bagaimana menyiapkan makanan bagi keluarga dengan mempertimbangkan aspek jenis (jenis pangan lokal), frekuensi makan dan jumlah yang harus dimakan dan dapat menyiapkan makanan yang sehat dan bergizi. Metode pelaksanaan kagiatan ini adalah “Penyuluhan Masyarakat” berbentuk penyuluhan yang bertujuan meningkatkan pemahaman dalam bidang kesehatan dan lingkup terkait didalamnya sehingga menyadarkan masyarakat akan pentingnya memelihara kesehatan dan hidup sehat. M yuluhan yang dilakukan dengan pendekatan kelompok seperti : Tempat pelaksanaannya adalah Kelurahan Baumata Utara, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. Hasil yang diperoleh adalah perubahan pengetahuan, presepsi dan tindakan dari ibu rumah tangga tentang pentingnya pemberian periode ini. Dampak akan permanen dan tidak dapat diperbaiki.
PENERAPAN POLA KONSUMSI PANGAN BERAGAM, BERGIZI, SEIMBANG DAN AMAN (B2SA) DALAM RANGKA MENGANTISIPASI DAMPAK COVID- 19 LINGKUP ANAK-ANAK SEKOLAH MINGGU JEMAAT MARTURIA OESAPA SELATAN, KOTA KUPANG Marthen R. Pellokila; Intje Picauly
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2021
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Perpres ini mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan penganekaragaman pangan diperlukan berbagai upaya secara sistematis dan terintegrasi. Perpres ini sudah ditindaklanjuti, dengan Peraturan Menteri Pertanian No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya Lokal sebagai acuan yang lebih operasional dalam implementasinya. Pola makan B2SA merupakan pola makan yang menggunakan susunan makanan untuk sekali makan atau untuk sehari menurut waktu makan (pagi, siang dan sore/malam), yang mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan jumlah yang memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai dengan daya terima (selera, budaya) dan kemampuan daya beli masyarakat serta aman untuk di konsumsi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berthemakan : penerapan pola konsumsi beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dalam rangka mengantisipasi dampak covid-19. Adapun tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman sedini mungkin kepada anak-anak sekolah minggu Jemaat Marturia Oesapa Selatan, Kota Kupang dalam pencegahan dampak covid-19 melalui langkah meningkatkan imun tubuh dengan penerapan pola konsumsi beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA). Adapun jumlah anak-anak dalam kegiatan dimaksud adalah sebanyak 87 orang anak mulai dari jenjang indria sampai remaja. Adapun informasi yang diberikan adalah informasi tentang pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman; dampak kekurangan gizi; dan pengaruh pola konsumsi pangan yang beragam dan bergizi dalam memperkuat imunitas tubuh. Metode pelaksanaan kagiatan ini adalah “Penyuluhan Masyarakat” berbentuk penyuluhan yang bertujuan meningkatkan pemahaman dalam bidang kesehatan dan lingkup terkait didalamnya sehingga menyadarkan anak-anak sekolah minggu akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang bergama dan bergizi demi memelihara kesehatan dan hidup sehat. penyuluhan yang dilakukan dengan pendekatan kelompok seperti : Tempat pelaksanaannya adalah Jemaat Marturia Oesapa Selatan, Kota Kupang. Hasil yang diperoleh adalah perubahan pengetahuan, preferensi dan tindakan dari anak-anak sekolah minggu tentang pentingnya mengkonsumsi makanan beragam, bergizi, sehat, dan aman.
PENDAMPINGAN 25 INDIKATOR PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI KABUPATEN FLORES TIMUR, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Intje Picauly; Deviarbi S. Tira; Bonavantura Taco; Robertha Kartini; Bernadina Tena
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 3 No. 1 (2022): Volume 3 Nomor 1 Edisi April 2022
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/jpkmkelaker.v3i1.178

Abstract

Hasil pencatatan aplikasi elektronik pelaporan gizi berbasisMasyarakat (ePPGBM) periode tahun 2021 melaporkan bahwa kasus stunting pada anak di Kabupaten Flores Timur mengalami penurunan dari 22.7 persen pada tahun 2020 menjadi 20,9% di tahun 2021. Walaupun mengalami penurunan, angka ini masih sangat mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan cut of point prevalensi stunting di Indonesia dan badan kesehatan dunia (WHO) yaitu kurang dari 20%. Hasil riview kinerja oleh Tim Pokja Stunting Propinsi NTT pada bulan April 2020 menunjukkan bahwa kinerja Kabupaten Flores Timur masih belum memuaskan. Hasil ini didukung dengan rekomendasi uji petik proses Indepth Interviuw pada sampel keluarga 1000 HPK yang dilakukan pada bulan Nopember 2021 diketahui bahwa program pemerintah daerah dan non pemerintah daerah masih banyak yang belum menjawab permasalahan dilapangan. Selain itu, alokasi anggaran serta penentuan lokus dan sasaran setiap program belum sesuai atau belum tepat jika dibandingkan berdasarkan data sebaran stunting dan keluarga 1000 HPK. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan konvergensi dilevel pemerintah daerah bersama semua stakeholder (pihak non pemerintah/swasta) belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu, proses pendampingan kepada pihak pemerintah daerah dan sektor swasta (non pemerintah daerah) dirasakan perlu untuk dilakukan dengan tujuan melakukan observasi dan mengidentifikasi secara dekat kendala-kendala dilapangan. Adapun metode pendampingan yang dilakukan adalah kombinasi antara metode Observasi, penyuluhan dan simulasi. Hasil yang diperoleh adalah tingkat pemahaman pemerintah daerah dan semua stakeholder terkait tentang stunting, determinan, dampak dan langkah penanunggulangan serta pencegahannya sudah baik. Namun, kendala yang dihadapi pada tahun 2021 adalah kondisi pandemic yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap alokasi anggaran dan proses pelayanan kepada masyarakat termasuk keluarga 1000 HPK. Setelah dilakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dan semua stakeholder terkait telah memahami tugas dan fungsi masing – masing dalam pelaksanaan konvergensi. Rekomendasi yang di berikan adalah perlu penekanan pada beberapa cakupan intervensi yang masih rendah persentasenya yaitu : balita kurus yang mendapat PMT, balita diare yang mendapatkan suplementasi zinc, program bina keluarga balita (BKB), orang tua yang mengikuti kelas parenting, anak berusia 2-6 tahun yang terdaftar di kelas PAUD, program keluarga yang mendapatkan bantuan PKH, desa yang menerapkan KRPL, dan ibu hamil yang terlibat dalam kelas konseling.
Determinan Status Gizi Balita pada Keluarga Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Halilulik Kabupaten Belu Tahun 2019 Evalina Joana Doutel; Intje Picauly; Johny A. R. Salmun
Lontar : Journal of Community Health Vol 1 No 3 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/ljch.v1i3.2175

Abstract

Toddlers are vulnerable groups that must be considered especially the fulfillment of nutritional intake. Balanced nutrition in infancy plays an important role in increasing human resources in the future, but malnutrition in infancy affects the growth and development of children's brains that are irreversible or unable to recover. The problem of malnutrition is still a major problem in Indonesia despite the many efforts and prevention programs that have been made. This study aims to analyze the determinant of toddler nutrition status in farmer's families in Halilulik Health Center Belu District in 2019. This research used an analytic survey with a cross-sectional design. The sample in this research were 94 toddlers who were in the Halilulik Health Center Community. Data analysis used was univariate analysis, bivariate analysis and multivariate analysis with chi-square and multiple logistic regression tests. The results of this research showed that the variables of mother's knowledge (ρ=0.032), level adequacy of energy (ρ = 0,000), level adequacy of protein (ρ=0,000) and history of infectious disease (ρ=0,002) have correlation with Toddler Nutrition Status, while families food processing habits (ρ=0,739) and families eating restrictions (ρ=0,617) did not have any correlation with Toddler Nutrition Status. The dominant factor that most influences the nutritional status of toddlers is the level adequacy of energy followed by the level adequacy of protein. Nutrition toddlers have less levels of energy and protein intake compared to toddlers with good nutritional status. Consumption of foods that are diverse and varied needs to be considered, especially foods that are sourced with energy, protein, and fat to reduce the problem of malnutrition in infants.
Exclusive Breastfeeding Determinants of Non-working Mothers Katarina Maria Tjung; Intje Picauly; Rut Rosina Riwu
Lontar : Journal of Community Health Vol 2 No 1 (2020): March, 2020
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/ljch.v2i1.2207

Abstract

The nutritional status in the first 1000 days of life is very important. WHO and UNICEF recommend that newborn babies should only be breastfed for at least six months, so that babies can grow and develop optimally. The recommendation has been applied, but the failure of exclusive breastfeeding still occurs. This study aimed to analyze the determinants of exclusive breastfeeding of not working mothers in the work area of Oesapa Public Health Center, Kelapa Lima subdistrict in 2019. This is a quantitative study with cross-sectional study design. This research was conducted in the work area of Oesapa Public Health Center with a sample of 61 babies. Data analysis used the Chi-Square test and multiple logistic regression tests. The results showed that the variables of mother’s knowledge (ρ= 0,001), mother’s trust (ρ= 0,024), family’s support (ρ= 0,000), and health care provider’s support (ρ= 0,028) are related to exclusive breastfeeding, but mothers’ age (ρ= 0.257) and information exposure (ρ= 1,000) are not related to exclusive breastfeeding. The factor of family’s support (ρ= 0,001) and mother’s knowledge (ρ= 0,005) had the highest correlation with exclusive breastfeeding. The mothers' level of knowledge also had a major contribution to the success of exclusive breastfeeding. To achieve exclusive breastfeeding success, mothers need support from the family (especially husband) and complete information from health workers so the mothers’ knowledge can be improved. The health centers need to utilize various health promotion media to increase the coverage of exclusive breastfeeding.
Description of Learning Achievement of School-Age Children in Tapowolo State School, South Solor Sub-District, East Flores District Marselus Sapeama Herin; Intje Picauly; Soni Doke
Lontar : Journal of Community Health Vol 4 No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/ljch.v4i1.4741

Abstract

Learning achievement is an investment to improve the quality of human resources. This study described the learning achievement of school-age children according to the variables of parenting nutritional status, parental education level, parental occupation, family income and the number of family members. The type of research was a descriptive study with an observational method. This research was carried out of the Tapowolo State Elementary School, South Solor District, East Flores Regency, in December 2020- January 2021. A sample of 57 students was taken using a total sampling technique. Data was collected using questionnaires and observations. The results showed that most respondents had poor learning achievement with poor parenting, low parental education, low family income, and small family members (70,2%, 82,5%, 87,7%, 89,5%, respectively). However, most respondents had good nutritional status (84,2%). Children's learning achievement can be improved through parents' supportive roles, even though parents are busy at work. Healthy and balanced food intake need to be considered to support growth and development and good learning achievement.
Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner Winda Sinthya Naomi; Intje Picauly; Sarci Magdalena Toy
Media Kesehatan Masyarakat Vol 3 No 1 (2021): Media Kesehatan Masyarakat (April)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/mkm.v3i1.3622

Abstract

Coronary Heart Disease (CHD) is the leading cause of death in the world for chronic disease. WHO reported 7,4 million people died due to CHD. The highest prevalence of CHD in Indonesia reached 2.650.340 cases of which NTT took the highest number with 137.130 cases. CHD is caused by modified and unmodified factors. Poor dietary patterns such as consuming high amount of carbohydrate, fat, and cholesterol will negatively affect the body and this can be a risk factor for CHD. Education and occupation can also be associated with the health condition. This study aims to analyze the relationship beetween dietary patterns, history of comorbidities, education level and occupation with CHD at Prof W. Z. Yohannes Kupang Hospital in 2020. This research was a case control study. A total sample of 80 was selected that consisted of 40 cases and 40 controls. Data analysis used descriptive and bivariate with chi-square test. Variables associated with CHD were dietary patterns (p=0,029; OR 0,103), history of hypertension (p=0,022; OR 3,316), and history of dyslipidemia (p=0,000; OR 7,909), while history of diabetes mellitus (p=0,094), level of education (p=0,959), and occupation (0,216) were found unrelated with the disease. The efforts to prevent CHD should be improved by controlling the modified factors, managing the dietary patterns and regularly visiting health facilities for health check-up.
Factors Related to Stunting in the Working Area of Palla Community Health Center, Southwest Sumba Regency Bosko Dapa Toda; Intje Picauly; Helga Ndun
Lontar : Journal of Community Health Vol 4 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/ljch.v4i2.4382

Abstract

Stunting is a health problem in Indonesia, with the prevalence of stunting in children under five reaching 30.8%. Stunting is a condition of failure of growth and development of children under five due to a lack of nutritional intake for a long time. Stunting is caused by the provision of food that is not following nutritional needs so that the child grows too short for his age. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of stunting in the working area of ​​the Palla Community Health Center, Southwest Sumba Regency. This type of research was an analytic survey with a case-control study design, carried out from December 2020-January 2021. The sample size in this study was divided into two, namely 48 case respondents and 48 control respondents. Data were analyzed using univariate and bivariate. The results showed that variables, namely parents' income level, mother's education level, mother's level of knowledge, history of infectious disease, and consumption pattern, were associated with stunting incidence (p-value<0.05) in the working area Palla Community Health Center. Therefore, an active role from families of children under five, especially mothers, and the role of health workers in stunting prevention efforts is necessary to curb stunting.
Factors Associated with Stunting in The Work Area of Mangulewa Public Health Center, Golewa Barat Sub-District, Ngada District Maria Clarita Faustina Dhiu; Intje Picauly; Honey Ivone Ndoen
Media Kesehatan Masyarakat Vol 4 No 1 (2022): Media Kesehatan Masyarakat (Special Issue)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/mkm.v4i3.4427

Abstract

The first five years of a child's life are crucial since children's growth and development occur at a rapid pace throughout this time. If there is an imbalance in consumption, the height will be affected. Stunting in children under the age of five is usually caused by long-term malnutrition. The number of stunting of five-year-old children at Mangulewa Public Health Center (PHC) in 2019 amounted to 178 cases. In 2020, there were 171 cases, including 123 short and 48 very short children. This study aims to determine the factors associated with the incidence of stunting in West Golewa District in 2020. This study is quantitative with a case-control design. The population was all under five children in the work area of Mangulewa PHC. The sample consisted of 104 children divided into 52 sampel for both case and control groups. Simple random sampling was used to select the sample. The results showed that the level of maternal education, history of exclusive breastfeeding, history of infectious diseases, and consumption patterns, namely the type, amount, and frequency of eating. were found to be associated with the incidence of stunting. There was no link between birth distance and the occurrence of stunting. Stunting must be immediately handled as it has long and short-term consequences such as psychological development issues, slow body growth, decreased achievement, and learning ability. All of these factors will have an impact on the future of children under the age of five.
Co-Authors Adar, Damianus Ahmad Thohir Hidayat Ali Khomsan Amelya B Sir Amelya B. Sir Anak Agung Ayu Mirah Adi Angela Salome Anna Henny Talahatu Apris L. Isu Aquilina Akoit Ardila M Langata Aspatria, Utma Bernadina Tena Boeky, Daniela L. Adeline Bonavantura Taco Bosko Dapa Toda CH Liufeto, Franchy Christin Nabuasa Daniela Boeky Deviarbi Sakke Tira Diana Aipipidely Diana Apipideli Dorce Bulu Eflita Meiyetriani Eleonora Edeltrudis Nopala Emanuel SB. Lewar Esther Gaspersz Evalina Joana Doutel Firmanu Cahyono Fitriah Yunita Godeliva Dalung Hardinsyah . Hege H. Djita Helga Ndun Honey Ivone Ndoen I Nyoman W. Mahayasa, I Nyoman W. Imelda Getriany Thobias INA DEBORA RATU LUDJI Ivon Patrisia Paah Johny A. R. Salmun Katarina Maria Tjung Lewi Jutomo Lobo, Varry Majematang Mading Maria Clarita Faustina Dhiu Maria G. Barelinda Maria Magdalena Kurnia Deksiana Ratu Marni Marselus Sapeama Herin Marthen R Pellokila Marthen R Pellokila Masrida Sinaga Mega Liufeto Mindo Sinaga, Mindo Muhammad Saleh Muhammad Saleh Nadraeni P. Yakub Nashriyah, Siti Fadhilatun Nindya M Latunussa Noorce Ch. Berek Nur, Marselinus Laga Oematan, Grouse Pacheco, Cipriano do Rosario Paula Tibuludji Peni, Jane A. Pzalmine C. A. Benusu Rafael Paun Renty Alfany Zena Senduk Rimbawan , Rinawati Sirait Robertha Kartini Rolan Sudirman Pakpahan Rut Rosina Riwu Rut Rosina Riwu Sabina Gero Saleh, Asmulyati S. Sarah Lery Mboeik Sarci Magdalena Toy Sherly Hayer Soleman Landi Soni Doke Stefanus P Manongga Stevie B. G. J. Hina Tadeus A.L Regaletha Tamelan, Mervin Theresia M. Sri Sarinah Lendes Theresia Noviayanti Bur Theresia Sri Lendes Tutik Alawiyah Utma Aspatria Welresna Rupiasa Weraman, Pius Winda Sinthya Naomi Yohakim Dawi Yusta Un Nana Zita Apriliani Jeche